Dracula Part 12

Tittle : Dracula _YeHyun Couple_

Author : Frey (dibantu NTa, Nana, Hyochan, Aulia n Nova)

Lenght : Chaptered (12 of ?)

Cast : Kim Joongwon aka Yesung

Lee Hyunra

Lee Junghwan (Sandeul)

Genre : Fantasy, Romance, horor (?)

Rated : General – NC17 (?)

Warning : Gaje, aneh, typo.

Summary : Mereka makhluk kegelapan yang mengincarmu, para manusia *summary macam apa ini coba?*

Diclaimer : Cast Punya Tuhan, tetapi Fic ini asli punyaku. terinspirasi dari FFnya Nta…

Mohon maaf updatenya telat. ada beberapa kendala, termasuk mood saya kemarin jelek banget. Mungkin sama seperti part sebelumnya, part ini gaga total dan hancur. tetapi tetap butuh RCL, kritik atau saran ya..

Yang baca n ga ninggalin jejak ya gpp makasih aja dah mau baca ff gaje saya. yang bca n ninggalin jejak saya doakan semoga ketemu bias masing2.. kekekekek

oh ya Part ini juga sebagai kado buat @Nova (Lee Hyunra) yang kemarin Ultah, mianhae ga bisa kasih kado atau apapun. semoga part ini ga mengecewakan ya. sekali lagi Saengil Chukkahamnida Nova…..

Oke Happy Reading ^^V

“Mmmhph…..” suara desahan dan decakan itu terdengar dari ruangan kecil bernuansa biru laut itu. Suara itu mengikuti sebuah aktifitas yang terjadi di ruangan yang ‘agak’ berantakan.

Nampak seorang yeoja cantik tengah berciuman panas dengan seorang namja bermata sipit.

Kedua tangan mereka bertaut. Kedua pasang mata terpejam. Hanya bibir bertemu bibir dan lidah saling membelit di dalam mulut mereka. wajah keduanya memerah. Namun, tak ada yang berniat mengakhiri ciuman tersebut.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu terdengar. Namun, kedua anak manusia yang tengah asyik bercumbu itu mengabaikannya.

Tok tok tok

Sekali lagi suara pintu yang diketuk dengan kasar mereka abaikan. Tetapi tidak di ketukan berikutnya yang berubah menjadi gedoran.

“Aish.” Maki si yeoja cantik. membuat namja tampan bermata sipit itu menyeringai senang.

“Aku pergi dulu chagi, besok malam kita lanjutkan.”

Namja itu mencium kening sang yeoja sambil meraih seekor kura – kura besar dan dia menuju ke jendala di dalam kamar itu. Yeoja itu menatap sang namja yang membuka jendela dan dalam sekejab saja namja itu menghilang dan jendela tertutup dengan sendirinya.

Yeoja itu menghela nafas panjang lalu membuka pintunya. Nampak seorang namja tampan berdiri dengan ekspressi marah.

“Hyunra-ya, siapa di dalam kamarmu?”

“Tidak ada siapa – siapa.” Jawab yeoja itu datar.

Namja itu tidak percaya begitu saja. dia mendorong sedikit tubuh Hyunra dan mulai melihat sekeliling ruangan kecil ini.

Kosong.

Tentu saja.

“Puas?” hyunra bersedekap di belakang namja itu.

Namja yang bernama asli Lee Junghwan hanya mengangguk singkat. Terlihat jelas dia tidak puas.

Sudah lama dia selalu mendengar suara – suara aneh di kamar Hyunra, kala gadis itu pulang kuliah. Namun, setiap dicari selalu tidak pernah ada.

“Kalau begitu keluarlah. Aku ingin istirahat.”

Datar.

Begitulah hubungan Hyunra dan Junghwan. Mereka kakak adik kandung, tetapi mereka tidak dekat. malah sangat asing.

Apalagi semenjak kematian eomma mereka. satu – satunya orang tua yang mereka miliki. Tidak juga membuat keduanya dekat. malah semakin menjauh.

Junghwan sibuk dengan pekerjaannya. Mengabaikan adik satu – satunya yang sangat membutuhkan kasih sayangnya.

Pintu tertutup rapat.

Dan hyunra segera membanting tubuhnya ke atas kasurnya yang nyaman. Jemarinya mengelus cincin yang tersemat di jari manis kirinya. Cincin yang aneh namun sangat berharga bagi Hyunra.

Cincin pemberian sahabatnya, Yesung. Namja yang beberapa saat lalu keluar dari jendela kamarnya.

Sahabat?

Benar. Mereka mengikrarkan diri sebagai sahabat. Namun, perlakuan mereka seperti terhadap kekasihnya sendiri.

Hyunra cukup senang. Dia toh tidak punya kekasih. Meski ada yang dia sukai. Dan yesung selalu membawa ddangkoma kesayangannya. Cukup membuat Hyunra betah.

Tak lama Hyunra mulai terlarut dalam alam mimpinya.

@@@@@

Yesung melangkah santai di koridor gereja ini. ddangkoma ada dalam pelukannya. Mata sipitnya memandang tajam koridor yang gelap tersebut.

“Baru pulang Yesungie?”

Suara ini.

Yesung berbalik dan menemukan sesosok namja pucat berdiri menyender pada tembok.

“Ne hyung.” Jawab singkat Yesung.

“Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan yeoja itu?”

Yesung menghela nafas.

“Biasa saja hyung.”

“Yesungie, sebaiknya kau segera bawa gadis itu menjauh dari oppanya. Kau tidak mau melihat dia terluka khan saat mengetahui apa yang oppanya selama ini lakukan?”

Yesung menghela nafas panjang.

“Heechul hyung, meski dia dingin terhadap kakaknya. Tetapi dia sangat menyayangi kakaknya hyung. Aku tidak yakin dia mau berpisah dari oppanya.”

“justru karena dia menyayangi kakaknya. Sebaiknya dia tidak perlu tahu apa yang dilakukan oleh kakaknya. Jiwanya akan semakin terluka. Dan itu berbahaya bagimu. Dia bisa saja meninggalkanmu begitu saja. jika dia mengetahui kau pun seorang drakula. Tetapi dengan kau membawanya menjauh dari oppanya, kau bisa menandainya. Dan dia tidak akan bisa kabur lagi bukan?”

Yesung terdiam sejenak.

“akan aku pikirkan hyung. Lalu hyung sendiri bagaimana? Yeoja itu….”

Wajah heechul berubah datar.

“Tidak akan sama lagi.” ucapnya dingin.

Yesung hanya mengangguk saja. tidak mau membangkitkan amarah Heechul yang tengah tertidur. Tetapi dia tahu, amarah itu siap menggeliat bangun kapan saja, saat ada yang mengusiknya.

Dan itu akan sangat berbahaya.

“Baiklah hyung, aku masuk ke kamarku dulu ne.”

“hm.”

Yesung melanjutkan langkahnya. Namun, lewat sudut mata sipitnya yang tajam itu dia bisa melihat tubuh Heechul menjadi samar – samar. Tanda dia akan menghilang.

@@@@@

Secret place

Seorang namja manis berjalan menuju sebuah ruangan seperti istana itu. Langkahnya terhenti saat dia sudah sampai disebuah ruangan luas. Wajahnya yang dari tadi menunduk kini terangkat menatap seseorang yang duduk di sebuah kursi tinggi itu.

“Yang Mulia.” Ucapnya pelan.

Sesosok namja jangkung dengan raut tegas dan angkuh. Mata yang menyorot tajam dan bengis menatapnya tanpa senyum.

“Kabar apa yang kau bawa?” tanya namja itu dingin.

Namja manis itu menjawabnya perlahan.

“Jwoesonghamnida Yang Mulia. Tetapi saya tidak menemukan sesuatu atau seseorang yang mencurigakakan disekitar adik hamba.”

Namja yang dipanggil Yang Mulia itu memukul pegangan kursi dengan marah.

“Aku tidak peduli. Kau harus menemukan apa yang aku cari. Jika tidak kau mengerti khan apa akibatnya? Lee Hyunra, adikmu akan aku jadikan selir untuk adikku.”

“Yang Mulia, jebal jangan sakiti Hyunra.” Mohon namja yang tidak lain adalah Lee Junghwan.

“Kalau begitu cepat kau temukan orang itu. Arraseo?”

“Ne, algesumnida Yang Mulia.”

@@@@@

“Pacar? Ani. Dia bukan pacarku eonnie.” geleng Hyunra cepat.

“Mwo? Jincha?”

“Ne.”

Yeoja cantik yang sedang bicara dengan Hyunra adalah Shin Minyoung. Dia adik kandung dari dosen Hyunra, Shin Raena.

“Ehm, kalian nampak mesra?”

“Kau juga mesra dengan Siwon-ssi.”

“Ah, aku dan Siwon..”

“Kalian pacaran?” tebak Hyunra. Wajah Minyoung memerah.

Hyunra terkekeh.

Meski Minyoung bukan mahasiswa atau dosen di Seoul University, tetapi mereka akrab karena Hyunra terkadang ke apartemen Shin bersaudara. Berlatih dance bersama Raena tentunya.

“Hyunra-ya, itu kau sudah dijemput ‘sahabat’mu.” Minyoung menekankan pada kata sahabat. Membuat wajah Hyunra memerah malu.

“Aku pergi dulu eonnie.”

“ne.”

Hyunra menuju ke arah Yesung yang tengah menunggunya disamping audi hitam mulus itu.

Hyunra sedikit heran sebenarnya, kenapa Yesung identik dengan warna hitam. Dari pakaiannya hingga kendaraannya.

“Sudah lama?” tanya Hyunra.

“Ani.”

“Kita langsung ke apartemenmu ne?”

“Keure.”

@@@@@

“Ophmmmmph….” desah Hyunra saat lidah Yesung mulai menelisik masuk ke dalam mulutnya. Menyentuh rongga mulutnya. Mengabsen giginya satu persatu kemudian menggoda lidah Hyunra.

Hyunra tak tinggal diam tentu saja. dengan semangat dia membalasnya. Lidah mereka berbelit di dalam mulut mereka. bertukar saliva hingga menetes di ujung bibir keduanya. Deru nafas mereka terdengar bersahutan di ruangan kecil ini.

Tangan Hyunra yang melingkari leher Yesung merambat naik. Masuk ke dalam rambut tebal Yesung. Meremas sambil menekannya. Membuat ciuman mereka semakin dalam. Tidak peduli dengan persediaan okssigen yang makin menipis.

Jemari Yesung pun tak tinggal diam. Dengan lincahnya mulai membuka kancing kemeja Hyunra. Lalu melempar ke sembarang tempat. Kini terpampang jelas kulit putih Hyunra yang agak topless. Hanya tertutup sebuah bra hitam di bagian atasnya. Dan celana panjang yang utuh di tubuh bawahnya.

Pundak Hyunra begitu menggoda Yesung hingga membuat namja itu rela meninggalkan bibir Hyunra yang sudah memerah.

Dikecupnya pundak itu sambil sesekali meninggalkan kissmark di sana. Yesung juga harus menahan diri mati – matian agar tidak menyesap darah Hyunra yang wanginya sangat menggoda.

Ini memang malam bulan purnama.

Dan ini pertama kali Yesung dan Hyunra berlaku seperti ini. sebelumnya hanya sekedar ciuman panas saja.

“Akh….” desis Hyunra membuat Yesung semakin ingin ‘memangsa’ Hyunra saat ini juga.

Mata Hyunra terpejam meresapi kenikmatan yang baru pertama kali ini dia rasakan. Sensasi yang begitu memabukkan membuat Hyunra bergerak sesuai instingnya.

Tidak ada yang mendominasi.

Semuanya berjalan secara alami dan sesuai insting keduanya sebagai maklhuk yang memiliki nafsu.

“Hyunra-ya…” bisik Yesung membuat Hyunra semakin terlena.

Dia membiarkan bagaimana Yesung melolosi baju – baju yang dia kenakan. Membuatnya naked.

Mata Hyunra terbuka dan menatap sayu kearah Yesung.

“Kau menginginkannya chagi?” tanya Yesung setengah menggoda.

Hyunra mengangguk pelan. Membuat Yesung menyeringai senang.

Dibawanya tubuh Hyunra yang naked itu untuk berbaring di ranjang milik gadis itu. Dan ditindihnya tubuh gadis itu. Mata mereka kembali bertemu. Dan perlahan Yesung mendekatkan wajah mereka.

French kiss yang mereka lakukan benar – benar memabukkan satu sama lainnya.

Tanpa mereka sadari, keadaan mereka sama – sama naked.

“Chagiya, may i…”

Hyunra mengangguk.

“Akh…” rintih Hyunra. Saat dia merasakan ada yang mencoba merasuki bagian tubuhnya yang paling pribadi. Hyunra melihat kebawah dan melihat jemari Yesung memasuki miss V.nya.

“Ugh..” desahnya saat jemari Yesung bergerak in out. Hyunra merasakan geli perih dan nikmat menjadi satu di pusat tubuhnya itu.

“Argh.” Sekali lagi Hyunra merintih saat Yesung menambah 2jemarinya. Tentunya untuk memudahkan junior kebanggannya itu nanti.

Hyunra merasa kecewa saat jemari Yesung berhenti bergerak dan meninggalkan pusat tubuhnya.

“APPO… ANIYA.. APPO.. STOP IT, YESUNG-AH, STOP IT,,, ARGHHHH” jerit Hyunra saat big junior Yesung memasuki pusat tubuhnya. rasa pedihnya sungguh terasa. Kepalanya menggeleng kesana kemari. Sedangkan tangannya mencengkeram sprei kamarnya.

“Hmmph…” suara jeritan Hyunra tertahan oleh lumatan bibir Yesung. Dan Yesung terus mendorong agar junior itu masuk ke pusat tubuh Hyunra yang sangat sempit itu.

Slebb.

Akhirnya masuk juga. Air mata Hyunra menetes saat dia akhirnya kehilangan kevirginannya.

Tanpa menunggu tubuh Hyunra bisa beradaptasi dengan miliknya, Yesung menggerakkan pinggulnya. Melakukan in-out secara kasar dan brutal. Mengabaikan rintihan Hyunra yang merasa sangat sakit itu.

Tidak ada kenikmatan.

Rasanya sangat tersiksa.

Yesung pun tak lagi mencium bibir Hyunra. Sementara tubuh Hyunra mulai melemah karena rasa sakit yang mendera pusat tubuhnya.

Yesung melihat wajah Hyunra yang terpejam. Nampak sangat tersiksa.

Namun, Yesung hanya menyeringai senang. Dia senang melihat ekspressi Hyunra. Entahlah.

Ekspressi Hyunra dan rintihannya seperti nyanyian yang membuat Yesung semakin bergairah.

“Akhirnya aku memilikimu chagi. Tinggal menandaimu.”

Hyunra membuka matanya. Menatap Yesung bingung. Namun, sorot matanya berubah horror saat dia melihat wajah tampan Yesung berubah mengerikan. Mata yang bersinar merah dan kedua taring yang tajam.

Ketakutan melanda hati Hyunra.

Sahabatnya.

Orang yang disayangi dan dipercayainya.

Orang yang mengambil harta berharganya.

Adalah seorang drakula.

Bibir Hyunra terasa kelu. Tubuhnya pun tidak mampu bergerak.. dia hanya bisa menatap dengan panik dan takut saat wajah Yesung mendekat. Menuju ke lehernya.

Keringat dingin mengaliri kening Hyunra saat rasa perih yang lebih perih dari yang dirasakan tubuhnya beberapa saat lalu itu dia rasakan di lehernya.

Lalu merasakan aliran darahnya bergerak cepat.

Tetapi hanya sebentar.

Setelah beberapa detik, dia merasakan rasa lembut dan hangat di leher yang ditusuk taring tersebut,

Yesung menjila sisa darah yang dia hisap.

“Dengan begini, kau menjadi milikku seutuhnya. Kau tidak bisa pergi lagi.”

“Argh…” hanya itu jawaban Hyunra saat Yesung kembali bergerak. Dengan lebih lembut dan Hyunra akhirnya bisa merasakan kenikmatan bercinta.

Suara desahan dan erangan terdengar memenuhi kamar itu. Hingga akhirnya terdengar pekikan kecil saat mereka berdua mencapai klimaksnya.

@@@@@@

Lee Junghwan memasuki apartemen yang dia huni bersama adiknya.

Sepi.

Seperti biasa.

Tapi ada yang aneh.

Dia bisa merasakan aura yang sama dengan seseorang yang ditakutinya.

Tanpa berpikir panjang dia menuju ke arah pintu kamar Hyunra. Membuka pintunya yang kebetulan tidak terkunci.

“Hyunra-ya.” Pekiknya tak percaya.

Hyunra yang masih lemas nampak kaget dan segera menutupi tubuhnya dengan selimut ke sekeliling tubuh telanjangnya.

Sementara Yesung tersenyum kecil ke arah Junghwan yang menatapnya marah.

“Apa yang kau lakukan monster?” ucapnya penuh amarah. Dia menuju ke arah Yesung dan hendak memukulnya.

Sayangnya, Yesung telah siap menangkisnya. Membuat tubuh Junghwan sedikit terdorong. Membuatnya semakin emosi.

Hyunra menatap kaget saat melihat kakaknya mengambil sebuah benda kecil yang dalam sekejap berubah menjadi pedang perak tipis. Bagaimana oppanya bisa memiliki benda seperti itu?

Tanpa membuang waktu Junghwan segera menyerang Yesung yang menatapnya tenang. Sebelum pedang itu menyentuhnya, Yesung telah menghilang. Menghindar dari serangan Junghwan. Selalu seperti itu. Junghwan sangat bernafsu menyerang, sedangkan Yesung menghindar hanya sesekali menangkisnya.

Hyunra meraih bajunya dengan cepat. Dan segera memakainya. Mengabaikan segala rasa sakit ditubuhnya, Hyunra mencoba menghalangi perkelahian ini.

“Oppa, berhenti.” Ucap Hyunra. Namun, Junghwan menepisnya. Hyunra tidak menyerah dia memegang lengan Junghwan erat. Dan menatap Junghwan dengan tatapan memelasnya. Membuat Junghwan menghentikan aksinya.

“Dia itu monster Hyunra,” bentak Junghwan.

“Aku tahu oppa.”

“Kau…. Aish!”

“Aku mencintainya. Berhentilah.” Mohon Hyunra.

Junghwan menatap nanar Hyunra.

“Kenapa?” bisik Junghwan. “Kenapa harus dia yang kau cintai?”

“Memangnya kenapa jika Hyunra mencintaiku?” suara dalam itu membuat Junghwan mendongak.

“Kau tidak pantas mendapatkan cinta Hyunra. Karena kau, sekarang nyawa adikku terancam.”

“Aku akan melindunginya.”

Junghwan mendengus. “kenapa kau memilih adikku?” tanyanya.

“Bukan aku yang memilihnya. Takdir yang memilihkan Hyunra untukku.”

“Tetapi karenamu nyawa adikku benar – benar terancam.”

“Aku akan melindunginya. Aku janji.”

Junghwan jatuh terduduk di kursi dibelakang tubuhnya. Nampak termenung. Kemudian dia mengangkat wajahnya menatap adik wajah adik satu –satunya itu.

“Hyunra-ya, kau simpanlah kalung ini baik – baik.”

Junghwan menyerahkan sebuah kalung berbandul kotak kepada Hyunra. Hyunra mengambilnya. Ada foto kedua orangtuanya. Dan foto Junghwan serta Hyunra di dalamnya.

“Hyunra-ya, kau mencintai dia khan? Kau ikutlah dengannya.”

“”Oppa.”

“Kau, jagalah adikku. Meski kau tak mencintainya jangan sampai kau biarkan dia terbunuh.”

“Tentu saja.”

“Oppa.”

“Hyunra-ya, maafkan oppa. Tidak bisa melindungimu. Tetapi kau harus tahu. Oppa sangat menyayangimu. Saranghae Hyunra-ya.”

‘Nado saranghae oppa.”

“Cepatlah pergi dari sini.”

Junghwan mendorong tubuh Hyunra kea rah Yesung yang langsung menangkap tubuh Hyunra.

Junghwan tersenyum manis, membuat Hyunra entah kenapa jadi menangis. Dia merasa seolah – olah tidak akan pernah bertemu oppanya lagi.

Yesung membawa tubuh Hyunra menghilang dari apartemen itu. Sesaat kemudian, pintu apartemen terbuka menampilkan sosok jangkung yang menakutkan.

“Yang Mulia.” Bisik Junghwan ketakutan.

“Aku tidak butuh seorang pengkhianat.” Ucap namja jangkung itu dingin sebelum mengangkat pedangnya. Bersiap menebas tubuh malang Lee Junghwan.

@@@@@

“Apa yang akan terjadi pada Junghwan Oppa?” Tanya Hyunra saat dia berada di gereja tua itu.

“Molla.” Jawab jujur Yesung.

Hyunra menggenggam erat kalung pemberian Junghwan.

“Oppamu bisa jadi dibunuh atau, dicuci otaknya. Menjadikan dirinya sepenuhnya milik para Vampire itu.”

Hyunra menatap pada namja yang tengah berdiri memunggungi mereka. namja berambut emas yang tengah mengatur lilin – lilin yang semakin banyak saja yang menyala.

“Apa maksudmu Jungsoo-ssi.”

“Aku sudah bicara cukup jelas Hyunra-ssi. Kakakmu bisa jadi dibunuh. Atau dijadikan budak para vampire itu.”

Hyunra menggeleng.

“Andwe. Oppa tidak boleh menjadi bagian dari mereka.”

Jungsoo berbalik. Mendapati Yesung yang hanya diam menatap ddangko datar. Sementara di sisinya Hyunra Nampak histeris.

“Lalu, apa yang harus aku lakukan?” bisik Hyunra putus asa.

Jungsoo tersenyum senang. Sementara Yesung mengangkat wajahnya. Jelas Nampak kepuasan tatapan Yesung.

“Bekerja samalah dengan kami.”

Hyunra tertegun.

Haruskah?

“Baiklah. Aku bersedia.”

Senyum licik terkembang di bibir kedua namja ini.

@@@@@

“Kau tak marah waktu tahu aku drakula?”

“Ani.” Geleng Hyunra.

“Kenapa?”

“Molla. Mungkin karena aku mencintaimu.” Ucap Hyunra ragu.

Yesung tersenyum. Lalu meraih Hyunra dalam pelukannya.

“Gomawo atas perasaanmu. Meski aku tidak mencintaimu, aku pasti akan menjaga dan melindungimu.”

hyunra memang merasa sedikit sedih. Tapi ucapan Yesung yang akan menjaga dan melindunginya membuatnya yakin. Meski tidak ada cinta dari Yesung, dia akan baik – baik saja.

Tetapi benarkah?

Bisakah dia bertahan mencintai seseorang tanpa balasan????

===è next ç===

*elap peluh*

terima kasih yang kemarin dah koment di part sebelumnya. mianhae jika benar2 tidak memuaskan. dan kembali kita lanjut ke Vote Couple selanjutnya.

Please, Help ME!

Couple yang kurang masih banyak ne, minta tolong buat next yg mana? yang paling banyak yg akan saya post.. buat Part Spesial… karena special, waktu postnya juga special.. hehehehhe so, jgn lupa kasih Vote nya ya mana yang mau kalian baca buat next.a

ChulNa = Heechul – Raena
HanHee = Hangeng – Yunhee
WonYoung = Siwon – Minyoung
RyeoSang = Ryeowook – Sangin
MiMi = Zhoumi – Miyoung
JeChan= Sungje – Hyochan

7. Part Special _Enemy_

8. Part Special_Dark Of The Legend_(bahasa inggris saya pas2an *malu2in*)

9.Part Special_Hunter_

oh ya sekalian pemberitahuan jika minggu depan sebelum aku melanjutkan couple berikutnya aku publish satu part special maka aku akan melanjutkan couple yang berhubungan dengan part spesial tersebut. entah mana yang tersisa. tetapi jika ternyata sampai jeda waktu aku post Couple selanjutnya tidak ada part spesial aku akan melanjutkan couple sesuai suara terbanyak.

karena itu mohon koment yang banyak ya.. hehehehheheheh

Love That Delayed

Tittle : Love That Delayed *judulnya gaje + ganyambung ma isi cerita*

Author : Frey

Cast :

1. Kim Heechul

2. Shin Raena

Other Cast :

1. Shim Miyoung – Youngi

2. Shin Minyoung – Min-ah

Genre : Romance, fluff (?)

Rating : General

Lenght : Oneshoot

Summary : – *gabisa bikin summary.a*

Warning : gaje, typo, ganyambung, aneh…

haloha,,, saya datang dg FF Oneshoot… sekedar pelepas stress (?) mian jika ceritanya aneh banget. saia buatnya cuma 15menitan aja. ide dadakan. jadi lo berantakan ya mohon maaf. perhatikan tahunnya ya. buat yang saia tag n ga berkenan, bisa diremove kok. yg baca saia minta RCL. bagus ganya saia minta komennya ya…

@2011

Kota Seoul tengah diselimuti udara musim semi yang hangat. Sepanjang jalan pun terlihat ceria dengan warna warni dedaunan yang nampak segar. Angin yang bertiup sepoi – sepoi membuat seorang yeoja cantik yang tengah berjalan di sepanjang taman itu menikmati acara jalan – jalannya.

Yeoja itu menghirup udara hangat tersebut sambil tersenyum kecil.

Dia begitu merindukan udara hangat ini.

Entah sudah berapa lama dia meninggalkan kota ini. kota tempat dia dilahirkan dan dibesarkan.

Sesekali dia melihat ke arah pasangan – pasangan yang asyik bercengkerama ataupun berjalan – jalan di taman itu.

Senyum kecilnya tak juga hilang dari bibir tipisnya.

Sementara itu dari arah berlawanan nampak seorang namja yang membawa kamera. Sesekali dia memotret pemandangan yang ada. Bunga. Burung – burung. Manusia – manusia ataupun sekedar rerumputan.

Entah kenapa hari ini moodnya bagus. Dia memilih berjalan di taman yang lumayan jauh dari apartemennya ini. sesuai saran temannya.

Sekali lagi dia mengambil sebuah gambar dari objek yang cukup bagus. Dan melanjutkan langkahnya.

Disaat kedua manusia berlainan jenis kelamin itu saling berhadapan dengan jarak tak lebih dari 5 meter, keduanya saling berhenti. Dan saling menatap.

Seakan dunia berhenti berputar saat mata bening yeoja itu bertemu pandang dengan namja tampan yang memiliki sinar mata tajam itu.

======

@2005,

“Mau jadi modelku?” namja tampan yang memiliki sinar tajam itu berucap dengan datarnya.

Membuat yeoja berseragam yang memiliki mata bening itu hanya menelan ludah gugup.

Sementara kedua temannya, sesekali menyenggol lengannya.

“Mo-model?”

Namja itu mengangguk.

Sungguh aneh, dia yang meminta tetapi kenapa sikapnya begitu acuh dan datar.

“Aniya.”

Mata tajamnya berubah gusar. Dia menatap yeoja cantik itu dengan lekat. Sementara kedua teman sang yeoja kini nampak mengaduk – aduk minumannya. Namun, meraka memasang indera pendengaran dengan seksama. Tentu saja.

“Wae?”

“Aku tidak mengenalmu, la…”

“Naneun Kim Heechul imnida.” Potong namja bermata tajam itu. Membuat sang yeoja hanya mendesah kesal. Ucapannya dipotong dengan tidak sopannya.

“Kau sudah mengenalku khan? Lalu namamu siapa?” lanjut namja itu. Mengabaikan pandangan kesal yeoja di hadapannya.

Dia melirik yeoja itu yang tengah memanyunkan bibirnya.

Yeoppo. Desis namja itu dalam hati.

“Namanya Shin Raena, Heechul-ssi.” jawab seorang teman yeoja itu setelah lama tidak juga ada jawaban dari yeoja cantik tersebut.

Heechul melihat yeoja itu melotot pada temannya yang langsung menunduk dengan menahan tawa kecil.

Heechul menyukai ekpresi yeoja itu.

“Jadi? Kita sudah saling mengenal. Kau mau menjadi modelku khan?”

Yeoja bernama Raena itu kembali menatap ke arah Heechul.

“Mianhamnida Heechul-ssi. tetapi saya tidak tertarik menjadi model. Carilah yeoja lain. permisi.”

Yeoja itu menunduk singkat ke arah Heechul. Lalu berjalan keluar diikuti kedua temannya yang juga membungkuk pelan ke arah Heechul.

Baiklah, Heechul merasa sedikit tak terima telah ditolak. Tetapi dia juga tertarik kepada yeoja itu.

@@@@@

Still at 2005

“Bagaimana? Masih mau menolak?”

Raena mendengus kesal. Ini entah yang keberapa kalinya namja itu muncul di depan gerbang sekolahnya saat dia pulang sekolah. Bagaimana namja itu tahu dia bersekolah dimana. Seingatnya Raena memakai jaket saat mereka bertemu sehingga seharusnya namja itu tidak tahu dimana dia bersekolah khan?

“Annyeong Oppa.” Suara kompak ini…

Raena menoleh dan mendapati kedua sahabatnya berdiri di belakangnya dan melempar senyum manis. Kepada namja itu.

Well, sepertinya Raena tahu darimana namja bernama Heechul itu mengetahui dimana dia bersekolah. Ditambah lagi akhir – akhir ini, Shin Minyoung dan Shim Miyoung terus membujuknya untuk menerima tawaran menjadi model dari namja tampan ini.

“Youngi, Min-ah, apa kalian yang memberitahu dimana kita bersekolah?” raena memastikan pemikirannya tersebut.

Kedua sahabat yang memiliki nama hampir mirip itu hanya tersenyum kecil. Dan agak salah tingkah.

“Raena-ssi,” suara namja ini membuat Raena kembali mengalihkan pandangannya. Ditatapnya namja yang selalu memasang wajah acuh dan datar.

Jika dia selalu menolak dan tak mengatakan ya, Raena yakin namja ini tidak akan menyerah. Buktinya… ini sudah sangat lama sejak mereka bertemu pertama kali. Dan namja ini selalu saja muncul dimanapun Raena berada.

“Arraseo. Aku mau menjadi modelmu. Tetapi bukan model untuk hal yang aneh khan?”

Heechul mengembangkan senyum manisnya.

Deg.

Raena merasa jantungnya berdegup kencang. lebih kencang dari biasanya saat dia selesai berlari cepat. Saat melihat senyum itu.

“Tentu saja tidak.”

@@@@@

Raena tengah duduk di studio foto Heechul. dia baru saja melakukan pengambilan gambar. Cukup lelah juga. Dia memperhatikan beberapa orang yang bekerja untuk Heechul.

Sudah hampir 3 bulan ini Raena menjadi model untuk Heechul. Sebenarnya bukan hanya dia saja yang menjadi model untuk Heechul. Tetapi entah kenapa mereka sering menghabiskan banyak waktu berdua.

Mereka selalu bercakap banyak hal. Mulai dari pekerjaan Heechul hingga statusnya yang masih menjadi seorang mahasiswa tersebut. Sesekali mereka pergi ke taman bermain.

Nyaman.

Itu yang keduanya rasakan. Terkadang tidak hanya mereka sendiri. Kedua sahabat Raena juga terkadang ikut.

“Kau melamun?” tanya Heechul.

“Ani.” Jawab Raena singkat.

Heechul tak berbicara lagi. masih mengutak – atik kamera kesayangannya. Membiarkan raena menikmati suasana Sungai Han yang cukup sejuk di sore musim panas ini.

“Seminggu lagi kau ujian?” tanya Heechul. Setelah keduanya dalam keheningan.

“Ne.”

“Baiklah mulai besok kau bisa konsentrasi ke sekolahmu.” Ucap Heechul.

“Mwo? Maksudmu aku sudah selesai menjadi modelmu?” raena tidak mengerti kenapa dia merasa tidak rela berhenti menjadi model Heechul. Padahal awalnya dia menolak mati – matian.

Heechul mengalihkan perhatiannya sejenak, lalu kembali berkutat dengan kameranya.

“Hanya sementara. Setelah ujian tentu saja kau harus kembali menjadi modelku. Arra?”

Raena tersenyum.

“Keure.”

@@@@@

Ujian baru saja berakhir. Tinggal menunggu hasilnya saja. Dan Raena juga harap – harap cemas menanti hasil pengumuman dari sebuah universitas yang diincarnya.

Dia mengikuti ujian masuk ke universitas itu sebelum dia mengikuti ujian kelulusan.

Raena berharap dia bisa masuk ke universitas tersebut. Karena ini adalah mimpinya.

@@@@@

Setelah hampir 2minggu, Raena dan Heechul tak bertemu, akhirnya siang ini mereka bertemu. Tidak berdua saja. karena ada Minyoung dan Miyoung.

Raena merasa sangat senang sekali. entah kenapa. Dia sendiri takut mengartikan apa perasaan senang ini sebenarnya.

“Jadi bagaimana? Lancar?”

“tentu saja lancar Oppa. kami mengerjakannya dengan tenang. Dan percaya diri. Lagipula soalnya lumayan mudahlah.” Kata Minyoung.

Heechul tersenyum.

Dia memang dekat dengan ketiga gadis yang lebih muda darinya ini. baiklah. dengan si Minyoung dan Miyoung dia hanya menganggap mereka adiknya. Tetapi berbeda dengan Raena.

Heechul merasakan perasaan yang berbeda saat bersama Raena. Dan dia menyadarinya. Heechul menyukai yeoja bermata bening itu.

Namun, dia masih menunggu waktu yang tepat untuk menyatakannya.

Entah kapan? Tetapi dia berharap bisa secepatnya.

Drrt.. drrt.. drrt…

Ponsel Raena bergetar. Dengan segera dia mengangkatnya.

“Yobuseyo… ne?… jincha?.. ne, arraseo.. gomawo..”

Heechul melihat senyum sumringah tersungging di bibir tipisnya. Entah ada apa? Heechul ingin bertanya, tapi dia menahan dirinya.

“Lalu sekarang kalian mau kemana?” tanya Heechul akhirnya.

Minyoung dan Miyoung saling berpandangan.

“Ke Taman Bermain.” Kompak mereka.

Raena tersenyum kecil.

Baiklah. dia juga ingin bersenang – senang.

@@@@@

Heechul tersenyum sendirian dalam studio fotonya. Dia selalu mengingat kejadian seharian tadi. Entah kenapa dia merasa seperti tengah berkencan.

Berkencan?

Benar. Saat di Taman Bermain tadi kedua sahabat Raena yang nyaris kembar itu malah meninggalkan mereka berdua. Membuatnya mau tak mau harus selalu bersama Raena. Sebuah keberuntungan baginya.

Selain itu, entah Raena sadar atau tidak, tangan mereka saling bertautan.

Itu membuat hati Heechul melambung.

Baiklah.

Setelah pengumuman kelulusan itu, Heechul akan mengatakannya kepada Raena.

@@@@@

Hari ini pemotretan terakhir. Heechul sudah mendapatkan semua foto yang dia butuhkan untuk buku kumpulan foto yang bertemakan Musim Semi.

Padahal pemotretan dilakukan di Musim Panas. Benar – benar.

“Raena, kau ada acara malam ini?”

Raena nampak berpikir sejenak.

“Ani.”

“Mau makan malam denganku? Kebetulan khan ini pemotretan terakhir kita. Anggaplah sebagai ucapan terima kasihku karena kau mau menjadi modelku.”

“Dengan yang lain?”

“Ani.”

Lagi – lagi Raena berpikir. Membuat Heechul was was. Bagaimana jika ditolak.

“Ara.” Ucap Raena. Heechul nyaris melompat saking senangnya.

@@@@@

“Oppa, kenapa kita makan malam di sini?” bisik Raena sambil mencondongkan tubuhnya. mata indahnya menatap sekeliling.

“Memangnya kenapa?”

“Restauran ini khan mahal dan terkesan.. romantis.” Lirih Raena.

Heechul terkekeh kecil.

“Sudahlah. Nikmati saja.”

Raena mengangguk – angguk. Dan kembali menikmati makan malamnya. Tak menyadari Heechul yang menatapnya dengan senang.

@@@@@

“Wah…. kyeopta.” Ucap Raena senang.

Mereka sekarang berada di atas sebuah jembatan yang indah. Dengan sungai luas dan indah, tak kalah indahnya dengan sungai Han.

Lampu – lampu terlihat indah dan memberi kesan romantis.

“Joha?”

“Ne. Neomu Joha.” Jawab Raena antusias.

“Raena, ada yang mau aku katakan.” Ucap Heechul. Tiba – tiba gugup.

“Mwo?”

“Saranghaeyo.”

Raena tertegun mendengar ucapan Heechul itu.

Mata beningnya mengerjap, mencoba menahan sesuatu yang mendesak keluar dari matanya.

“Nan jeongmal saranghaeyo.” Lanjut Heechul. “Maukah kau menjadi yeojachinguku?”

“Nado Saranghae Oppa.” jawab Raena pelan. Senyum mengembang di bibir Heechul. “Keundae…” dahi Heechul mengernyit.

“Keundae?”

“Aku tidak bisa menjadi yeojachingumu.”

“Wae?”

“Hari ini, hari terakhirku di Seoul.”

“Mwo? Apa maksudmu?”

“Aku diterima di Universitas Gadjah Mada di Indonesia. Ini impianku. Ingin ke Indonesia.”

“Tetapi kita bisa berpacaran meski kau di Indonesia.”

“aku tidak percaya hubungan jarak jauh. Mianhae.”

Heechul menghela nafas panjang.

“Arraseo. Aku tidak akan memaksamu. Tetapi bolehkah aku meminta satu hal padamu?”

“Mwo?”

“Jika suatu saat nanti kau kembali ke Seoul dan kita bertemu lagi, jika kau masih mencintaiku ucapkanlah ‘aku pulang.’ Dan jika saat itu aku masih mencintaimu juga aku akan menjawabmu ‘selamat datang.’ Dan mari kita mulai dari awal lagi. Tetapi jika ternyata baik aku maupun kau sudah tidak memiliki rasa ini kita ucapkan ‘apa kabar’. Otthe?”

Raena berpikir sejenak.

“Baiklah.”

=======

Back at 2011

Yeoja bermata jernih itu tersadar dari lamunan masa lalunya. Lalu tersenyum kecil.

“aku pulang.”

Namja bermata tajam itu menatap datar pada yeoja tersebut. Tak lama kemudian dia berucap.

“Selamat datang.”

END

Dracula Part 11

Tittle : Dracula _HyukRim Couple_

Author : Frey (dibantu NTa, Nana, Hyochan, Aulia n Nova)

Lenght : Chaptered (11 of ?)

Cast : Lee Hyukjae

Kang Yongrim

Kang Daesung

Amber Josephine Liu

Other Cast

Genre : Fantasy, Romance, horor (?)

Rated : General – PG15 (?)

Warning : Gaje, aneh, typo.

Summary : Mereka makhluk kegelapan yang mengincarmu, para manusia *summary macam apa ini coba?*

Diclaimer : Cast Punya Tuhan, tetapi Fic ini asli punyaku. terinspirasi dari FFnya Nta…

Mohon maaf updatenya telat. ada beberapa kendala, termasuk mood saya kemarin jelek banget. Mungkin sama seperti part sebelumnya, part ini gaga total dan hancur. tetapi tetap butuh RCL, kritik atau saran ya.. dan yang mungkin ga suka ma Amber atau GB. aku minta maaf, soalnya aku masukin ini nanti ada hubungan ceritanya… kenpa aku milih Amber? kenapa karakter AMber seperti ini, yah ini khan FF saja ya…

Yang baca n ga ninggalin jejak ya gpp makasih aja dah mau baca ff gaje saya. yang bca n ninggalin jejak saya doakan semoga ketemu bias masing2.. kekekekek

Oke Happy Reading ^^V

Kang Yongrim tengah mengutak atik kameranya saat dia merasakan jendela kelas terbuka dan sepoi angin malam membelai punggungnya. Memberikan sensasi dingin yang mematikan.

Tanpa menoleh pun Yongrim tahu siapa yang datang. Karena ini bukan yang pertama kalinya hal ini terjadi.

“Cih, sudah datang rupanya.” Desis Yongrim tak acuh.

Tak ada jawaban. Tapi Yongrim tahu pasti ada orang lain di belakangnya. Tak lama sebuah pelukan hangat dirakasan Yongrim dari belakang.

“Bogoshippo.” Bisik seseorang. Dari suaranya seorang namja.

“Huh, rindu padaku atau pada darahku?” dengus Yongrim. Suara kekehan terdengar dari belakahng tubuhnya, dan namja itu tidak melepas pelukannya bahkan semakin erat memeluknya.

“Darahmu memang membuatku kecanduan chagiya. Tetapi, tidak untuk malam ini. ini malam purnama. Darahmu memang terasa sangat harum dan membuatku tidak tahan untuk mencicipinya tapi, aku tetap tidak akan menghisap setetespun darahmu malam ini.”

Yongrim membalikkan tubuhnya. mendapati namja kurus bewajah pucat dan berambut blonde menatapnya dengan mata kecilnya.

“Hyukjae-ah, menghisap darahku ataupun tidak kau sama saja menyiksaku.” Namja yang dipanggil Hyukjae hanya menyeringai saja mendengar ucapan Yongrim yang sedikit menggodanya.

“Benarkah kau tersiksa chagiya?”

Yongrim mendorong dada Hyukjae pelan, membuat namja itu mau tak mau melepas pelukannya.

“Sangat. Tega sekali kau mengancamku akan menghancurkan kameraku jika aku tidak mengikutimu ‘memangsa’ mereka. kau tahu kamera itu nyawa keduaku.” Gerutu Yongrim.

Hyukjae memberikan senyum yang mampu membuat banyak yeoja jatuh cinta dalam sekejap padanya. Tapi tidak Yongrim. Yah, meski dia juga merasa sedikit tertarik, tapi karena dia tahu siapa sesungguhnya namja ini, dia tidak mau membuat rasa tertariknya berkembang. Tapi siapa yang tahu dengan yang namanya takdir bukan?

Yongrim memang ingat bahwa namja yang mencuri ciuman pertamanya ini adalah seorang drakula. Dia ingat setelah menciumnya ganas, Hyukjae juga menghisap darahnya. Tidak sampai habis. Tapi rasa sakitnya membuat Yongrim demam selama hampir 1minggu.

Lebih menggelikan lagi, Yongrim bisa sembuh setelah berciuman dengan Hyukjae. Selalu seperti itu. Hyukjae memang berbeda dengan saudaranya yang mana bila malam bulan purnama sempurnapun akan menghisap darah manusia yang ditandainya.

Hyukjae hanya akan menghisap darah Yongrim saat – saat dia merasa tidak bisa menahan hausnya. Jadi tidak pasti kapan dia menghisap darah Yongrim. Jika dia puas dengan darah hewan buruannya, dia tidak akan menghisap darah Yongrim.

Mereka cukup dekat, meski bukan dekat sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai. Sahabat? Entahlah. Karena hubungan mereka lebih dari sekedar sahabat. Ciuman ataupun hal lainnya yang patut dilakukan oleh mereka yang saling mencintai telah mereka lakukan. Tetapi tidak ada cinta diantara mereka.

Yongrim sendiri tidak tahu kenapa, dia tidak marah mengetahui kenyataan satu – satunya namja yang dekat dengannya saat ini adalah siluman. Pemburu manusia juga. Sungguh, entah apa yang ada di pikiran Yongrim.

Yongrim memang tidak bisa dimengerti. Satu – satunya orang yang bisa mengerti dirinya itu adalah Hwang Yunhee. Yunhee orang yang berharga selain kamera tentunya.

Sejak dulu Yongrim memang hanya diam saja saat mendengar banyak orang yang berbisik – bisik membicarakannya. Tetapi sesungguhnya dia menyimpan dendam pada mereka. dia sangat benci kepada mereka yang membicarakan dan memfitnahnya.

“Siap chagiya?” suara Hyukjae mengagetkan Yongrim.

“Siapa kali ini?” tanyanya sambil mengambil tas selempangnya dan kamera kesayangannya.

“Jung Minah.”

Yongrim tersenyum mendengarnya.

Baiklah. pasti heran bukan kenapa Yongrim nampak senang mendengar nama calon korban Hyukjae.

Hyukjae memburu manusia – manusia yang membuat Yongrim sakit hati. Dan tentu saja Yongrim masih menyimpan dendam padanya.

Sesaat setelah Hyukjae menghisap darah Yongrim di awal pertemuan mereka, Yongrim mengajukan permintaan aneh ini kepada Hyukjae. Agar Hyukjae mau membantunya menyingkirkan mereka yang telah menyakiti hati Yongrim.

Hyukjae jelas saja setuju, dan tentu saja dengan beberapa syarat. Salah satunya Yongrim harus menemaninya saat – saat Hyukjae menghisap darah korbannya. Dan Yongrim harus mengabadikannya.

Mengerikan.

Awalnya kata itu yang terlintas di benak Yongrim saat melihat bagaimana Hyukjae menghabisi nyawa korbannya.

Tetapi lambat laun, Yongrim menikmatinya. Menikmati momen – momen saat korban meregang nyawa. Suara teriakan kesakitan membuat Yongrim tegang sekaligus senang.

Apakah sekarang Yongrim menjadi manusia berhati iblis?

Entahlah.

Lagipula dia memang senang karena korban – korbannya memang orang yang dia benci.

@@@@@

Angin berhembus sedikit kencang. Mengantarkan udara dingin musim gugur. Seorang berambut blonde pendek berjalan dengan merapatkan jaket panjangnya. Sekilas dilihat dia seperti seorang namja. Tetapi begitu diperhatikan tampaklah dia seorang yeoja.

Kedua tangannya dengan santai masuk kedalam saku jaketnya. Sementara headset terlihat menyumpal telinganya.

Langkah santainya terhenti saat dia merasakan aura yang cukup dia kenal. Karena dia terlatih dan terbiasa dengan aura ini.

“Ani. Dia pasti tengah memburu manusia lagi. sial, aku harus mencegahnya.” Ucapnya lirih.

Yeoja itu segera berlari meninggalkan tempat dia berhenti tadi. Dengan instingnya dia mulai berlari menuju ke sebuah gang kecil dan gelap.

@@@@@

“Ma-mau apa kalian ha?” teriak yeoja langsing berambut ikal pendek.

Di hadapannya berdiri seorang namja berwajah pucat. Dan seorang yeoja yang berwajah cantik dan sangat dia kenal.

“Sst,, tenanglah Jung Minah-ssi. aku hanya ingin melihatmu untuk yang terakhir kalinya.” Ucap Yongrim sambil memperlihatkan smirk yang entah sejak kapan ia miliki.

“Apa maksudmu?” desis Jung Minah agak keras. Merasa marah.

Yongrim tidak menjawab, dia mundur selangkah dan mulai mengutak atik kameranya kembali. Sedangkan namja yang tidak lain adalah Hyukjae menyeringai ke arah yeoja itu yang mundur dengan perasaan takut.

“It’s show time baby,” lirih Hyukjae.

Yeoja itu membelalak saat melihat bagaimana mata namja itu memerah dan dari mulutnya keluar taring yang pasti tajam itu.

Mendengar lirihan Hyukjae, Yongrim mendongak dan tersenyum.

“Katakan selamat tinggal Minah-ssi.” desisnya dan memposisikan kamera di depan wajahnya.

Cepret.

Kilatan lampu menyambar cepat berbarengan dengan teriakan kematian dari bibir Jung Minah.

Yongrim tersenyum puas melihat raut ketakutan Minah. Tak berselang lama tubuh Minah telah tergeletak di gang kecil itu. Yongrim tak melakukan apa – apa hanya menatap Hyukjae yang tengah menikmati rasa darah itu.

Begitu merasa puas, Hyukjae menoleh.

“Puas?” tanya Hyukjae.

“Sangat.”

“Malam ini puaskan aku chagiya.”

“Dengan senang hati.” Bisik Yongrim sambil mendekat. Dia melingkarkan lengannya ke leher Hyukjae dan mendekatkan bibirnya. Tak lama kedua bibir mereka bertemu dan saling melumat.

“Ini permulaannya Hyukjae-ah.”

“Bisakah kau memberikanku satu ciuman lagi sebelum aku membawamu ke surga chagiya?”

Yongrim tertawa kecil. “Dasar mesum.” Tetapi dia tetap menberi ciuman kepada Hyukjae. Kali ini lebih panas dari sebelumnya.

Ah, iya, mereka selalu berciuman panas dan berakhir di ranjang setelah berhasil ‘memangsa’ satu manusia.

Suara pekikan kecil menghentikan aktifitas dua makhluk ini.

“Amber Liu, kau selalu mengganggu.” Gerutu Hyukjae. Sementara Yongrim terkikik malu.

Yeoja berambut blonde pendek dan sekilas terlihat seperti namja itu melotot ke arah keduanya. Lalu beralih ke arah mayat yeoja yang tergeletak terabaikan.

“Kau melakukannya lagi? dan aku terlambat. Kau ini. bisakah kau menghentikan semua ini? kau tahu, aku tidak bisa seperti ini terus – terusan. Bagaimana jika oppadeul tahu?” omelnya.

Hyukjae tersenyum.

“Tinggal 2 lagi Amber. Setelah ini aku berjanji tidak akan menghisap darah manusia lagi.”

“Apakah bisa dipercaya?” amber memicingkan matanya.

“Keure.” Jawab Hyukjae.

“Baiklah. cepat kau pergi. Sebelum oppadeul datang.”

“gomawo chagiya. Aku tunggu di tempat biasa ne?”

Amber mengangguk.

Tak lama kemudian Yongrim dan Hyukjae menghilang dari tempat itu. Menyisakan Amber yang menghela nafas panjang. Dia menatap prihatin ke arah mayat yeoja cantik itu.

“Entah apa dosamu hingga membuat Yongrim membencimu? Tetapi aku yakin kau pasti membuat dia sakit hati hingga mendendam padamu. Semoga kau tenang bersama yang lainnya.” Amber berucap pelan. Lalu menggendong mayat yeoja itu.

Ah, jangan sepelekan kekuatan Amber. Meski yeoja dia sangat kuat seperti namja. Tentunya berkat pelatihan yang diajalani semenjak kecil. Sebagai seorang hunter. Satu – satunya hunter wanita dalam kelompoknya tidak membuat dia menjadi yang terlemah.

Sementara itu di atas pagar tembok tak jauh dari tempat itu, berdiri seorang namja tegap. Meski tidak tinggi, tapi mata tajamnya memperhatikan setiap detail yang terjadi di tempat itu beberapa saat yang lalu.

“Menarik. Hubungan yang langka. Drakula darah murni. Manusia. Dan hunter. Yang Mulia harus mengetahuinya.”

Sekali menghentakkan tubuhnya namja itu menghilang.

@@@@@

“Jadi apa masalahnya?” tanya Amber.

Dia sudah selesai mengurus mayat yeoja itu. Dan segera bergegas ke apartemen Yongrim. Tempat mereka bertiga selalu berkumpul.

“Dia, anak dari wanita yang membuat orang tuaku bercerai.” Datar Yongrim.

Ah, Yongrim berasal dari keluarga broken home. Appanya selalu berselingkuh. Tetapi eommanya mencoba bertahan. Tapi pada akhirnya dia menyerah juga. Dan mereka bercerai.

“Pantas saja.” desis Amber.

“Baby, bagaimana oppamu?” tanya Hyukjae.

“Oppa tentu saja marah. Cepatlah selesaikan. Aku tidak bisa menutupinya lebih lama lagi.” ucap Amber.

“Mianhae Amber-ah, aku harus membuatmu dalam posisi tidak enak seperti ini.”

“Gwenchana. Aku percaya pada kalian.”

“Kau tentu harus percaya pada kami. Aku khan sahabatmu dan Hyukjae kekasihmu.”

Amber tersenyum. Benar. Dia memang kekasih Hyukjae. Lucu bukan? Dia seorang Hunter. Dan Hyukjae drakula. Tentu saja hal itu tidak boleh. Seharusnya dia membunuh Hyukjae bukan mencintainya.

Tetapi itulah cinta.

Tidak bisa ditebak kemana cinta itu berlabuh.

Meski penampilan luar Amber seorang yeoja tomboy yang keras. Sesungguhnya dia tetaplah yeoja berhati lembut dan bisa jatuh cinta.

Amber juga tahu hubungan khusus Yongrim. Tetapi apa mau dikata. Dia memang tidak boleh bersentuhan dengan Hyukjae. Aura Hyukjae pasti akan terasa disekitarnya. Dan membuat Oppadeulnya bertanya – tanya.

Tidak.

Amber masih ingin melihat Hyukjae. Hanya menatapnya membuatnya senang.

Suatu hubungan yang rumit bukan?

Tetapi takdir memang selalu berjalan membingungkan bukan?

@@@@@

“Sementara ini, jauhilah Amber, Hyukkie. Dan bawa Yongrim tinggal bersama kita.” Ucap Jungsoo tegas.

“Waeyo hyung?”

“Sepertinya, ‘mereka’ sudah tahu hubunganmu dengan Amber maupun Yongrim. Kita harus menyelamatkan keduanya. Meski kau tidak mencintai Amber, tetapi yeoja itu mencintaimu. Dia selalu menyelamatkanmu bukan? Meski kita tidak mengenal cinta. Meski kita tak punya belas kasihan, tetapi kita masih memiliki rasa terima kasih pada mereka yang membantu kita bukan?” Heechul berucap panjang lebar.

Hyukjae menunduk.

“Baiklah.”

“Ini semua juga demi kebaikan Amber. Kasihan dia bukan? Kelompoknya tidak tahu kalau selama ini dia selalu menyelamatkanmu.” Kali ini Yesung yang berucap.

Hyukjae tersenyum tipis.

“Amber terlalu mencintaiku. Sedangkan aku…. hanya memanfaatkannya.”

“Lalu bagaimana dengan Yongrim?”

“Yongrim waeyo?”

“Apakah kau tidak berniat menjadikannya bagian dari kita?”

“Aniyo. Maksudku, tidak sekarang. entah nanti. Hatinya masih diliputi luka hati. Dan dendam.”

“Bukankah itu bagus?” Kyuhyun menyambar ucapan Hyukjae. Membuat namja yang lebih tua itu melotot ke arah Kyuhyun yang asyik memainkan pspnya.

“Aku tidak percaya cinta. Tetapi, kau lupa hal sebenarnya Kyunnie? Kekuatan yang kita butuhkan itu apa? Selain darah mereka yang terpilih?”

Kyuhyun mendengus.

“Cinta mereka.”

Hyukjae tersenyum. “Benar. Cinta mereka. kita tidak perlu mencintai mereka, cukuplah mereka yang mencintai kita, mereka akan mau melakukan apapun demi cinta mereka ke kita. Dan kita akan bisa menghancurkan vampire – vampire sialan itu.” Desis Hyukjae. Senyumnya berubah menjadi seringaian kejam.

“Jadi kau akan membuat Yongrim mencintaimu?”

“Keure.” Jawab singkat Hyukjae.

Semua yang hadir tersenyum mendengar ucapan Hyukjae.

@@@@@

Amber berdiri berhadapan dengan seorang namja. Imut. Pucat. Dan kejam. Auranya sama dengan milik Hyukjae. Tidak diragukan lagi dia adalah seorang drakula atau sejenisnya.

Namja di depannya ini mengaku bernama Kang Daesung. Tetapi, Hyukjae tidak pernah bercerita dengannya tentang namja di depan ini. lalu dia siapa?

“Amber Josephine Liu. Itu namamu khan?”

“Darimana kau tahu namaku?” bentak Amber.

Hanya orang tertentu yang mengetahu nama lengkapnya. Bahkan Hyukjae pun tidak.

“Aku tahu semua hal tentangmu. Kau seorang Hunter. Tetapi jatuh cinta pada drakula.”

Ucapan namja yang bisa dibilang mungil itu membuat wajah Amber memucat.

“Siapa kau sebenarnya?”

“Sudah kukatakan bukan. Namaku Kang Daesung?”

“Kau seorang drakula?”

Tawa terdengar dari namja mungil itu.

“Aku vampire. Drakula darah campuran dengan kekuatan hebat. Lebih hebat dari darah murni.”

Amber tahu, dia dalam masalah besar sekarang.

Vampire atau drakula darah campuran lebih ganas dan agresif. Mereka tidak akan menyerah sampai lawannya habis.

“Apa maumu?”

“Bekerja samalah denganku. Maka aku akan membuatmu bahagia.”

@@@@@

Yongrim tengah bersama Yunhee, saat seorang namja memanggil nama Yunhee. Hangeng, hyung Hyukjae.

“Aku pergi dulu ne?” pamit Yunhee.

“Ne.”

Akhirnya, Yongrim sendirian. Akhir – akhir ini dia merasa sedikit aneh. Ng, perasaan tak rela saat melihat Hyukjae dan Amber. Meski tidak duduk bersama tetapi dari tatapan keduanya bisa terpancar perasaan cinta itu.

Hyukjae memang mengatakan dia tidak akan jatuh cinta. Tetapi siapa yang tahu?

Dia ingat awal pertemuan mereka. hyukjae mengatakan dirinya adalah milik Hyukjae. Sepertinya itu hal yang benar. Semua yang ada di dirinya dia serahkan kepada Hyukjae. Tetapi, dia tidak bisa memiliki Hyukjae.

Apakah dia mulai mencintai Hyukjae?

Entahlah.

@@@@@

Denting suara logam bergema di tempat yang sunyi ini. amber memegang pedangnya dengan nafas terengah – engah. Dan beberapa luka terlihat di tubuh jangkungnya. Di seberangnya namja imut itu masih nampak tenang. Tangannya memegang pedang perak juga. Namun, di bagian gagangnya terbuat dari kayu.

“Menyerah Amber-ssi?”

“Ani.” Jawab pendek Amber. Dan yeoja itu langsung menyerang Daesung. Dengan gesit Daesung menghindar. Dia memang ingin membuat lawannya banyak kehilangan tenaga. Dengan begitu dia akan mudah ditaklukkan.

Pada satu kesempatan, Daesung berhasil menusukkan pedangnya pada perut Amber, membuat yeoja itu ambruk. Namun, dia masih bisa bertahan. Dan mencoba terus bertahan.

“Kenapa kau menolak tawaranku? Kalau kau menerimanya kau tidak akan merasa kesakitan seperti ini.” ucap Daesung pelan.

“Aku tidak sudi.”

“Kenapa? Baik aku maupun Hyukjae sama – sama drakula.”

“Setidaknya dia lebih baik darimu.” Desis Amber.

Hal itu membuat Daesung marah.

“Kalau begitu ucapkan selamat tinggal Amber-ssi.”

Amber memejamkan matanya saat dia melihat Daesung mengangkat pedangnya untuk menusuknya.

Hyukjae-ah, saranghamnida.batin Amber sebelum dia jatuh daalam kegelapan.

@@@@@

“Melamun?”

Yongrim mengangkat wajahnya. Segurat senyum muncul di wajah ceria namja pucat itu.

“Ani.”

“Dasar pembohong. Apa yang kau pikirkan?”

“Aku hanya tidak ingin kehilangan kalian. Aku hanya punya kau, Yunhee, dan Amber.” Ucap Yongrim.

“Kau tidak akan kehilangan kami.” Ucap Hyukjae.

Yongrim menggeleng. “Aku bersalah Hyukjae-ya. Pada Amber.”

Hyukjae menatap Yongrim lekat. “Maksudmu?”

“Sepertinya… aku menyukaimu.” Gumam Yongrim. Tapi masih bisa di dengar oleh Hyukjae. Seulas senyum tersungging di bibir tipis Hyukjae.

“Kalau begitu tidak masalah. Sukai aku. Cintai aku.”

Yongrim menatap Hyukjae bingung.

“Tetapi kau dan Amber berpacaran.”

“Pacaran atau tidak, pada kenyataannya kitalah yang seperti berpacaran bukan? Tanpa mengatakan pada Amber pun tak akan apa – apa.” Yongrim mengangguk – angguk.

Egoiskah bila dia menyetujui hal ini?

Cinta memang egois.

Entah siapa yang memulai, tiba – tiba saja bibir mereka bertemu dan ciuman panas diantara mereka pun terjadi. Tak peduli pada tempat. Hanya berusaha untuk memuaskan nafsu mereka yang mulai memuncak.

Namun, tiba – tiba ciuman itu datang, tiba – tiba pula ciuman diantara mereka terhenti. Lebih tepatnya Hyukjae yang menghentikannya.

“Wae?” Tanya Yongrim heran.

“Ada sesuatu dengan Amber.”

Hyukjae berlalu pergi meninggalkan Yongrim yang untuk sesaat menatapnya nanar.

@@@@@

Hyukjae datang tepat waktu saat dia melihat seorang namja berpakaian hitam dan bertopi fedora itu mengangkat pedangnya. Dengan cepat dia melempar jubahnya dan membuat pedang itu agak terpental.

Namja bernama Daesung itu berbalik arah. Mata merahnya berkilat. Dan senyum sinis tersungging di bibir pucatnya. Begitu juga Hyukjae.

Musuh bebuyutan itu mulai bertarung dengan serunya. Sedangkan Yongrim mendekati tubuh Amber.

“Ottokhae?” bisik Yongrim panic.

Saking paniknya, tanpa piker panjang Yongrim mendial nomor salah satu Oppa Amber.

@@@@@

Dor…

Suara tembakan itu mmenghentikan pertengaran dua makhluk berspesies sama. Sama – sama penghisap darah manusia.

Hyukjae dan Daesung menoleh ke asal suara. Nampak 3 namja berdiri disana sambil mengacungkan pistol yang tentu saja pelurunya dari perak murni.

“Huh, Hunter. Kita akhiri di sini saja. Kita lanjutkan setelah kau mengurus para Hunter itu. Hahahahah…” daesung menghilang setelah menghentakkan kakinya.

Meninggalkan Hyukjae yang kini berhadapan dengan salah satu Hunter ini.

“Apa yang kau lakukan pada adikku?” Tanya namja itu.

“Bukan aku yang melakukannya. Cih, seharusnya aku bisa mengalahkan vampire sialan itu. Semua gara – gara kau.” Cibir Hyukjae.

Membuat namja gagah itu merasa geram.

“Hyung, Amber terluka parah. Kita harus menolongnya.” Ucap seorang namja jangkung.

“Bawa dia pergi.” Ucap namja gagah ini. Sedangkan namja imut yang berada di sebelah kiri namja gagah itu melirik sekilas ke Yongrim yang hanya berdiri terpaku.

“Junsu, kau ikut bawa Amber ke rumah sakit.” Namja imut itu memandang ragu. “Ppali, aku harus membereskan makhluk ini.” Lanjut si namja gagah.

Yongrim yang mendengarnya segera berada di tengah – tengah Hyukjae dan namja itu.

“Jangan lukai dia. Bukan Hyukjae yang melukai Amber. Kalau dia tidak datang Amber sudah mati.” Ucap Yongrim cepat.

Kedua namja Hunter itu hanya saling pandang. Sejujurnya mereka ragu. Tetapi dia juga mengenal Yongrim berteman dengan Amber.

“Baiklah. Aku percaya padamu.”

Kedua namja itu meninggalkan Hyukjae dan Yongrim.

Mungkin saat ini Hunter – hunter itu melepasnya sebagai bentuk terima kasih nya. Tetapi selanjutnya?

“Hyukjae-ah, ayo kau pulang cepat.”

“Yongrim-ah, ikutlah denganku. Tinggallah bersamaku.”

Yongrim merasa jantungnya berdegup kencang. tidak salah dengarkah dia?

“Hyukjae-ah?”

“Daesung sudah melihatmu. Aku tidak akan membiarkannya merebutmu. Bagaimanapun juga, kau orang pilihanku.”

Yongrim menunduk. Dia lupa alas an Hyukjae di sisinya. Dia membutuhkan darahnya.

Salahkah dia terlalu berharap?

Padahal dia tahu, ada Amber di sisi lain hati Hyukjae.

Tetapi bukanlah cinta jika tidak egois bukan?

“Baiklah.”

@@@@@

Yongrim mengedarkan pandangannya di dalam gereja tua ini. Kesan pertamanya adalah menakutkan dan dingin.

“Hyung, dialah Kang Yongrim. Dia akan tinggal di sini hyung.”

Yongrim melihat seorang namja berambut emas dan berjubah hitam muncul sambil membawa sebatang lilin menyala.

“Selamat datang di kelompok kami. Kau sudah memutuskan untuk disini menemani Hyukjae, tak ada jalan kembali untukmu.”

“Aku tahu.” Jawab tegas Yongrim.

Jungsoo tersenyum puas.

Setidaknya yeoja ini bisa dijadikan drakula seperti mereka. meski tidak murni, tetapi dibawah kendalinya pasti tidak akan bermasalah.

Tinggal membujuk Hyukjae untuk mengubah yeoja ini menjadi sama seperti mereka.

Akankah semua itu terwujud?

======= NEXT ============

*elap peluh*

terima kasih yang kemarin dah koment di part sebelumnya. dan ini adalah hasil vote terbanyak. mianhae jika benar2 tidak memuaskan. dan kembali kita lanjut ke Vote Couple selanjutnya.

Please, Help ME!

Couple yang kurang masih banyak ne, minta tolong buat next yg mana? yang paling banyak yg akan saya post.. buat Part Spesial… karena special, waktu postnya juga special.. hehehehhe so, jgn lupa kasih Vote nya ya mana yang mau kalian baca buat next.a

ChulNa = Heechul – Raena
HanHee = Hangeng – Yunhee
YeHyun = Yesung – Hyunra
WonYoung = Siwon – Minyoung
RyeoSang = Ryeowook – Sangin
MiMi = Zhoumi – Miyoung
JeChan= Sungje – Hyochan

8. Part Special _Enemy_

9. Part Special_Dark Of The Legend_(bahasa inggris saya pas2an *malu2in*)

10.Part Special_Hunter_

oh ya sekalian pemberitahuan jika minggu depan sebelum aku melanjutkan couple berikutnya aku publish satu part special maka aku akan melanjutkan couple yang berhubungan dengan part spesial tersebut. entah mana yang tersisa. tetapi jika ternyata sampai jeda waktu aku post Couple selanjutnya tidak ada part spesial aku akan melanjutkan couple sesuai suara terbanyak.

karena itu mohon koment yang banyak ya.. hehehehheheheh

Dracula Part 10

Tittle : Dracula _KyuHwa Couple_

Author : Frey (dibantu NTa, Nana, Hyochan, Aulia n Nova)

Lenght : Chaptered (10 of ?)

Cast : Cho Kyuhyun

Kim Eunhwa

Kim Junsu

Other Cast

Genre : Fantasy, Romance, horor (?)

Rated : General

Warning : Gaje, aneh, typo.

Summary : Mereka makhluk kegelapan yang mengincarmu, para manusia *summary macam apa ini coba?*

Diclaimer : Cast Punya Tuhan, tetapi Fic ini asli punyaku. terinspirasi dari FFnya Nta…

Okeh sepertinya Part yang ini Sukses Hancur n Gagal Total . habis ga ada bayangannya. inginnya dibikin serem eh malah ga ada serem2nya..dan Kyu ga ada evil2nya huhuhuhu… meski Gagal Total tetap butuh RCL yak

Ga suka ga usah dibaca..

Yang baca n ga ninggalin jejak ya gpp makasih aja dah mau baca ff gaje saya. yang bca n ninggalin jejak saya doakan semoga ketemu bias masing2.. kekekekek

Oh ya Mianhae juga karena lama Postnya. harusnya Jumat kemarin, tapi karena banyak masalah akhirnya saya post malam ini. jika kurang memuaskan saya minta maaf.

Oke Happy Reading ^^V

Cho Kyuhyun. Dracula no 13 yang tingkahnya sangat menyebalkan itu tengah senyum – senyum seorang diri di dalam kamarnya. Mendengar peringatan Hyung tertuanya, Jungsoo tentang ‘Mereka’ yang semakin dekat membuat diri Kyuhyun yang sangat ingin membalas dendam pada ‘mereka’ begitu menggebu – gebu.

Tetapi senyuman itu bukan karena dia ingin segera balas dendam. Tapi lebih kepada hal yang bisa membuat kekuatan mereka bertambah. Apa lagi jika bukan menandai manusia terpilih.

Senyumnya semakin lebar saat dia mengingat yeoja berambut pendek yang sangat suka bermain games dan juga errr polos itu.

Kim Eunhwa.

Yeoja yang akhir – akhir ini dekat dengannya.

Tidak seperti saudara – saudara lainnya, Kyuhyun memilih untuk menyamar menjadi mahasiswa baru di Seoul University. Mengambil jurusan Seni Musik. Suaranya cukup bagus.

Sebenarnya Kyuhyun sudah menandai Eunhwa. hanya saja belum sepenuhnya. tandanya pun masih samar – samar. Dia terlalu sayang melihat leher mulus Eunhwa akan ternoda dengan sebuah tanda.

Tapi mau tidak mau dia harus segera menandai dan memiliki manusia terpilih itu. Jika dia ingin selamat tentu saja. dia tahu bagaimana ‘mereka’ itu sangat kuat. Terlebih lagi dengan para Hunter yang mulai muncul.

Kyuhyun dan Eunhwa berteman. Teman bertengkar lebih tepatnya. Eunhwa melupakan pertemuan awal mereka. tentu saja. karena Kyuhyun membuat Eunhwa melupakannya. Bagi Eunhwa pertemuan awal mereka adalah saat Kyuhyun dan dirinya bertabrakan kala Kyuhyun baru menjadi mahasiswa baru di Seoul University tersebut.

Kyuhyun memang sangat jahil kepada Eunhwa yang polos itu. Meski dia jago taekwondo tetap saja tak akan ada pengaruhnya jika Eunhwa mudah percaya pada orang.

“Ya! Senyum – senyum saja kau. Mengerikan.” Pekik suara tenor seseorang. Siapa lagi jika bukan hyungnya yang imut. Kim Ryeowook.

“Aish. Kau menganggu saja Wookie-ah.”

Satu lagi dari sifat menyebalkan drakula satu ini. dia tidak akan memanggil hyungnya dengan sebutan hyung jika sang hyung lebih imut darinya. Contohnya saja Ryeowook dan Sungmin.

“Apa yang kau lamunkan hm?” tanya Wookie mengabaikan gerutuan si Kyuhyun.

“Eunhwa.”

“Mwo? Apa yang kau lamunkan? Jangan bilang kau jatuh cinta padanya. Ingat Kyu, kita tidak boleh jatuh cinta pada manusia. Cukup Shindong hyung saja.”

“Wookie-ah kau cerewet sekali. mana mungkin aku jatuh cinta. Aku Cho Kyuhyun tidak akan pernah jatuh cinta. Apalagi pada manusia. Aku hanya ingin tahu bagaimana reaksi Eunhwa jika dia tahu selama ini aku mengincar darahnya.”

Wookie tersenyum melihat seringaian Kyuhyun.

@@@@@

Eunhwa menggeliat dari tidurnya. Dan mengambil jam kecil yang ada di meja nakas disebelah ranjangnya. Pukul 10.00. cukup siang untuk seorang yeoja bangun pada jam tersebut.

Tetapi bagi Eunhwa jam tersebut masih pagi. Karena dia baru pulang kuliah jam 2.30 dan dia baru bisa tertidur jam 3.30. jadi jangan salahkan dirinya yang harus bangun siang.

Dengan malas, Eunhwa bangun dan menuju kamar mandi. dia ingat. Hari ini dia harus kerumah kedua orang tuanya.

Saat mengusap rambut pendeknya yang basah degan handuk sehabis mandi, mata Eunhwa menangkap sebuah PSP berwarna hitam. Hal itu membuat senyum terukir di bibir tipis Eunhwa.

“Cho Kyuhyun.” Gumamnya tanpa sadar.

Eunhwa dekat dengan Kyuhyun semenjak namja itu menjadi mahasiswa di kampusnya. Dan sepertinya Kyuhyun tidak memiliki teman selain Eunhwa. Meski mereka saling bertengkar, Eunhwa menikmati waktunya dengan Kyuhyun.

Diam – diam, Eunhwa menyukai namja dingin itu. Tapi, karena Eunhwa takut Kyuhyun akan menjauhinya begitu tahu Eunhwa menyukainya. Diputuskan Eunhwa akan menyembunyikan perasaan ini.

Namun, apakah perasaan suka itu akan tetap ada seandainya dia tahu seperti apa orang yang dia suka?

@@@@@

“Mwo? Dijodohkan? Eomma, appa.. aku tidak mau.” rengek Eunhwa.

“Kau harus mau Eunhwa-ya.” Ucap appa Eunhwa tegas.

Eunhwa hanya menunduk. Dia tidak mau dijodohkan. Lalu, dia harus bagaimana?

“Appa, eomma sebenarnya aku sudah punya pacar.” Eunhwa gemetar, karena dia baru saja berbohong.

“Mwo? Nuguya? Kau jangan berbohong Eunhwa-ya.” Ucap Appa Eunhwa tak percaya.

“Namanya Cho Kyuhyun Appa.”

Kebohongan keluar dari bibir mungil Eunhwa. Dan membuat kedua orangtuanya menampakkan wajah tak senangnya.

“Cepat bawa dia ke sini Eunhwa. Ingat. Kau jangan berbohong. Jika kau tak datang bersama namja itu, kau akan segera aku nikahkah. Tak peduli kau mau atau tidak.” Putus Appa Eunhwa.

@@@@@

Kyuhyun menyusuri koridor kampus yang sepi. Hm. Sudah larut. Dan dia bisa merasakan kehadiran saudara – saudaranya yang tengah asyik mengintai mangsa.

Jangan berpikir mereka akan menghisap darah korban malam ini. tidak. Bulan belum sepenuhnya purnama. Masih ada waktu 3hari. Sekarang hanya mengintai. Untuk selanjutnya mereka akan berpesta menghisap darah para mangsa.

Tetapi, ada beberapa saudaranya yang lebih memilih menghisap darah manusia pilihan yang sudah mereka penuhi. Meski tidak bisa menghisap sepuasnya. Tetapi cukuplah untuk membayar rasa haus mereka selama satu bulan itu.

Tetapi Henry, namdongsaeng satu – satunya itu benar – benar enak. Dia bisa meminum darah sesuka hatinya. Karena Yoora, yeoja yang dipilih Henry memberinya darah yang dibelinya dari tempat Donor Darah.

Tetapi apa enaknya meminum darah tanpa mendengar jerit ketakutan korbannya. Bagi Kyuhyun semua itu terdengar bagai jeritan merdu.

Langkah Kyuhyun terhenti saat dia mendapati sosok ‘sahabat’ baginya. Yeoja itu Nampak menundukkan wajahnya. Kyuhyun berjalan tanpa suara mendekat kea rah yeoja tersebut.

Pluk.

Yeoja itu mendongak saat merasa ada yang menepuk bahunya.

Tapi sepi.

Yeoja itu menunduk lagi.

Dan.. pluk.

Lagi – lagi ada yang menepuk bahunya. Yeoja itu menoleh kepala ke kanan kiri depan belakang. Sepi. Tidak ada satupun manusia yang tampak ditempatnya ini.

Yeoja itu yang tak lain adalah Eunhwa hanya mendesah panjang. Dia ingat ucapan appanya itu. Tetapi bagaimana caranya membawa Kyuhyun dan memperkenalkannya sebagai kekasih? Tidak mungkin dia menyatakan cinta sekarang. Tidak. Tetapi jika dia tidak membawa Kyuhyun ke rumahnya bisa – bisa dia dijodohkan oleh appanya.

Otthokae?

Pluk

“Ya! Berhentilah menggangguku.” Bentak Eunhwa kesal.

“Cih, kau itu kasar sekali Eunhwa-ssi.” Eunhwa tersentak mendengar suara berat itu. Dengan segera dia menoleh dan mendapati Kyuhyun duduk di sampingnya.

“Sejak kapan kau duduk di sini Kyuhyun-ssi?” Tanya Eunhwa tajam.

Kyuhyun hanya menyeringai. Tak berniat menjawab. Eunhwa pun tak ingin bertanya lebih lanjut. Tiba – tiba dia ingat sesuatu dan mendapatkan sebuah ide.

“Kyunnie..” kyuhyun menyadari ada sesuatu yang diharapkan oleh yeoja ini. Menilik dari cara yeoja itu berucap.

“Mwo? Apa yang kau mau?”

Eunhwa mengerucutkan bibirnya tanda kesal. Kesal karena Kyuhyun menyadari dia menginginkan sesuatu.

“Ayo kita bertaruh.”

Mata kyuhyun membelalak kaget. Tumben yeoja ini mengajaknya taruhan. Biasanya dia yang mengajak yeoja ini taruhan untuk mendapatkan sedikit darah. Dan kemudian, Kyuhyun harus membuat Eunhwa melupakan saat – saat Kyuhyun menghisap darahnya.

“Mwo?”

“Ayolah. Kita taruhan. Jika kau menang kau boleh meminta apa saja. Tetapi jika aku menang, kau harus menuruti satu permintaanku saja. Otthe?”

Kyuhyun Nampak berpikir sebentar. Dan seringaian yang selalu membuat Eunhwa bergidik terukir dibibirnya.

“Ne. ayo kita ‘bermain’ Eunhwa-ssi.”

@@@@@

“Argh. Sial.” Eunhwa terkikik senang saat akhirnya dia memenangkan games ini. Dan tentu saja dia memenangkan taruhan. Dia melihat namja jangkung yang pucat itu bergumam kesal.

“Kau harus memenuhi janjimu Tuan Cho.”

“Ne. apa yang kau mau Eunhwa-ssi?”

Eunhwa menatap lekat Kyuhyun. Menarik nafas panjang. Menyiapkan hatinya.

“Jadilah pacarku.”

“Mwo?”

“Jangan berpikiran yang tidak – tidak. Ng.. sebenarnya bumonimku akan menjodohkanku. Dan aku… ng tanpa sadar aku menyebutkan namamu. Kyuhyun-ah, mianhae. Saat itu aku kalut. Aku bingung. Dan aku begitu saja mengucapkan kebohonganku. Dan… dan sekarang appa ingin bertemu denganmu” jelas eunhwa.

Kyuhyun menatap lekat gadis itu. Entah kenapa ada perasaan asing menyergap hatinya saat dia mendengar Eunhwa akan dijodohkan.

“Baiklah. Kita temui appamu.” Ucap Kyuhyun. Eunhwa menatap lekat Kyuhyun. Kaget. Tapi dia kemudian tersenyum. Setidaknya Kyuhyun tak marah. Dan dia bisa lepas dari perjodohan mengerikan itu.

@@@@@

Kyuhyun bisa merasakan ada yang berbeda dengan namja itu. Auranya berbeda dengan eunhwa dan kedua orangtuanya. Aura yang dimilikinya tidaklah sepekat dirinya. Tetapi, auranya tetap terasa.

Apakah namja ini seperti dirinya? Drakula?

Kyuhyun memiringkan kepalanya sedikit. Mata tajamnya meneliti namja yang tengah duduk santai itu. Tidak. Dia bukan drakula. Tetapi apa? Kenapa dia memiliki aura ini. Meski masih samar.

“Appa, dia Cho Kyuhyun. Namjachinguku. Oppa, ini appa dan eommaku.” Suara Eunhwa menyadarkan Kyuhyun.

“Annyeong haseyo.” Sapa Kyuhyun datar.

Kedua orangtua Eunhwa hanya mengangguk.

“Dan Oppa, dia namanya Kim Junsu. Junsu oppa, dia namjachinguku.”

Kedua mata Kyuhyun bertemu dengan kedua mata Junsu. Namja imut itu menatapnya dengan pandangan yang sulit di pahami.

“Junsu oppa ini pekerjaannya adalah Hunter. Pemburu Drakula lho.” Tambah Eunhwa. “Aku heran kepada Junsu oppa, bagaimana mungkin dia memilih pekerjaan seperti itu. Didunia ini tidak ada yang dinamakan Drakula.” Kekeh Eunhwa.

Tak menyadari Kyuhyun yang rahangnya mengeras.

“Kau tak akan pernah tahu apa yang ada di dekatmu Eunhwa-ya. Apa yang terlihat di depan matamu belum tentu dia yang sebenarnya.” Ucap namja imut itu sambil menatap tajam Kyuhyun.

Kyuhyun menyadari satu hal.

Namja ini mengetahui jati dirinya.

@@@@@

“Apa yang harus aku lakukan hyung?” Tanya Kyuhyun pada Jungsoo.

“Tidak ada cara lain Kyu. Kau harus segera menandai Eunhwa sepenuhnya. Dan segera bawa Eunhwa menjauh dari namja bernama Junsu itu. Ini akan membahayakan keberadaan kita. Kau tahu khan? Kita jangan sampai ketahuan Hunter. Dan ‘mereka’ pun sepertinya semakin dekat.” Ucap Jungsoo.

Kyuhyun memandang kosong ke depan.

Bagaimana caranya? Menandai eunhwa tanpa menyakitinya?

@@@@@

Mata sipit Eunhwa membelalak kaget mendengar ucapan Junsu. Namja yang sudah dianggapnya kakak sekaligus orang yang dijodohkan kedua orangtuanya.

“Mwo? Drakula? Jangan bercanda. Aku tau kau sangat terobsesi dengan drakula oppa. Tetapi jangan menyebut namjachinguku Drakula.”

Junsu menggeleng.

“Kau ini babo. Tidak bisakah kau membedakan namja biasa dengan monster itu? Cepat jauhi dia. Agar kau bisa selamat ne.”

Eunhwa tidak berkata apapun lagi. entahlah. Dia hanya merasa bingung dan tak percaya.

@@@@@

Malam gelap menggelayut. Entah kenapa mala mini tidak ada bulan purnama. Gelap. Mungkin karena sebentar lagi adalah musim gugur. Meski tidak ada bulan purnama bersinar, insting pemburu dari drakula pasti akan selalu ada.

Dan begitulah adanya.

Disebuah rumah besar, yang dihuni sepasang suami istri nampaklah pemandangan yang mengerikan. Dimana kedua manusia itu harus rela menjadi santapan makan malam para makhluk pemangsa manusia. Sungguh tragis.

@@@@@

“Kau kenapa Eunhwa?’ Tanya Kyuhyun saat melihat eunhwa yang tadi masih asyik berkutat denganPSP tiba – tiba menghentikan kegiatannya.

“Molla. Aku merasa ada sesuatu. Kyuhyun-ah, bisakah kau mengantarku pulang? Aku.. aku khawatir sekali.” Ajak Eunhwa. Kyuhyun hanya mengangguk.

Dia sendiri merasakan hawa yang aneh mala mini. Apakah ‘mereka’ telah mulai beraksi lagi?

@@@@@

Eunhwa ternganga. Shock. Tak percaya. Dan ketakutan. Mendapati kedua orangtuanya yang telah menjadi mayat. Wajah keduanya memucat tanpa darah. Bekas gigitan dan cekikan di leher keduanya. Rumah yang berantakan.

“Eomma, appa…” bisik lirih Eunhwa. Entah. Dia terlalu shock hingga dia tidak bisa meneteskan air matanya.

Sedangkan Kyuhyun, dia menatap lekat kea rah dua mayat itu. Ketegangan menyergapnya.

Apakah ‘mereka’ sudah tahu bahwa Eunhwa sudah dia tandai sedikit? Hingga ‘mereka’ membantai kedua orangtua Eunhwa?

Pintu menjeblak terbuka. Menampilkan sosok Kim Junsu. Tanpa senyum. Matanya menatap tajam pada Kyuhyun.

Dan melihat kedatangan Junsu, Eunhwa tiba – tiba menangis.

“Oppa… Junsu Oppa, apa yang terjadi dengan eomma dan appa?”

“Tanyakan pada namjachingumu.” Ucap Junsu dingin.

Eunhwa menatap bingung. Dan Kyuhyun langsung merengkuh erat tubuh Eunhwa.

“Kita pergi dari sini, secepatnya.” Bisik Kyuhyun.

“Keunde…”

“Kau harus percaya padaku ne?” kyuhyun menatap lekat mata Eunhwa. Membuat eunhwa tanpa sadar mengangguk. Membuat Junsu murka.

Dia tidak ingin Eunhwa gadis yang sangat disayanginya itu menjadi korban dari Drakula. Yang dia tahu pasti Kyuhyun itu adalah seorang Drakula.

“Junsu-ssi, sebaiknya kau segera pergi dari sini. ‘mereka’ semakin dekat. Tanpa teman – temanmu kau tidak akan bisa mengalahkan mereka. aku akan membawa eunhwa dan melindunginya.”

“Chakkaman… biar Eunhwa bersamaku. Aku tidak percaya padamu Kyuhyun-ssi.”

“tidak untuk saat ini. Aku yang akan membawa eunhwa. Jika kau ingin mengalahkanku. Bukan sekarang waktunya. Kita akan bertemu nanti.” Begitu selesai berucap, kyuhyun mengibaskan jubah hitamnya dan seketika Kyuhyun dan Eunhwa menghilang dari tempat itu. Menyisakan Junsu.

Junsu menatap kedua mayat orangtua Eunhwa yang sudah seperti orangtua kandungnya itu.

“Ajhumma ajhussi, maaf, aku harus pergi. Namja itu benar. Tanpa teman – temanku, aku tidak bisa berbuat apa – apa. Tapi aku berjanji akan membunuh drakula yang telah membunuhmu dan akan membawa Eunhwa selamat. Aku mana bisa percaya pada namja itu.”

Junsu meninggalkan tempat itu secepatnya. Dia harus ke Markas.

Tak lama setelah kepergiannya, Nampaklah beberapa orang masuk ke dalam rumahku. Beberapa diantara mereka berwujud mengerikan. Taring – taring berwarna putih pucat keluar. Dan mata mereka berkilat tajam.

‘Kita terlambat.” Bisik seorang namja bertubuh tegap. Rahangnya yang tegas mengatup rapat bertanda kesal.

“Yang Mulia, saya rasa mereka tidak terlalu jauh.” Ucap seseorang yang sepertinya adalah anak buahnya. Namja yang dipanggil Yang Mulia itu Nampak menggeleng.

“Tidak apa. Sebentar lagi mereka akan menunjukkan diri. Kita cari saja yang lain. Aku yakin masih banyak yang belum berhasil mendapatkan manusia pilihan mereka.” titahnya.

@@@@@

Eunhwa mengengerjapkan matanya. Dia mencoba membiasakan matanya dengan cahaya temaram. Dimana dia sekarang?

Diedarkannya pandangannya. Mendapati kamar ini didominasi warna gelap. Hanya sebuah lilin kecil yang menjadi pencahayaannya.

“Kau sudah bangun?” Tanya seseorang. Suara bass yang sangat dikenali Eunhwa. Kyuhyun.

“Aku dimana?”

“ditempat tinggalku. Tepatnya dikamarku.”

Eunhwa mengangguk. Sepertinya otaknya masih belum bereaksi untuk mengingat. Karena dia masih tenang saja. Tetapi kemudian,

“Mwo? Kamarmu? Bagaimana bisa?” bisik Eunhwa.

“Kau lupa? Semalam….” Eunhwa berdesis pelan. Otaknya cepat sekali bereaksi saat ini rupanya. Dia ingat telah menemukan kedua orangtuanya meninggal. Ucapan Junsu yang membingungkan. Dan tiba – tiba saja dia tertidur. Sekarang dia terbangun di kamar Kyuhyun? Bagaimana bisa?

“Kau mandilah dulu. Akan kukenalkan kau pada keluargaku.”

“Eng.” Gumam Eunhwa sambil mengangguk.

@@@@@

Eunhwa menatap orang – orang dihadapannya sekarang. Hey, kenapa mereka berpakaian serba hitam? Kenapa mereka begitu pucat? Kenapa ruangan ini begitu gelap tanpa sinar matahari?

Sungguh, dia sangat penasaran. Tetapi dia segan untuk bertanya.

Keheningan yang terjadi dipecahkan oleh suara kepakan sayap yang tidak terlalu keras terdengar. Eunhwa menoleh dan mendapati seekor kelelawar terbang rendah dan dia berubah menjadi manusia kala kaki mungilnya menyentuh lantai.

Eunhwa terbelalak kaget.

“Kibum, kau sudah bangun rupanya.” Kata seorang namja yang diingat Eunhwa bernama Yesung.

“Hm.” Jawab namja itu.

Eunhwa menoleh kea rah Kyuhyun meminta penjelasan. Tetapi namja itu malah asyik berkutat dengan PSPnya.

“Kim Eunhwa-ssi,” suara itu membuat Eunhwa menoleh. Menatap namja berambut emas yang diketahuinya bernama Park Jungsoo, hyung tertua Kyuhyun.

“Ne.” jawabnya lemah.

“Kau tidak perlu khawatir. Kami pasti akan melindungimu.” Ucap Jungsoo.

Eunhwa menatap lekat Jungsoo. Tanpa sadar bibirnya mengeluarkan sebuah pertanyaan yang sedari tadi ada di benaknya.

“Sebenarnya siapa kalian?”

Senyum tersungging di bibir Jungsoo.

“Kami… adalah drakula darah murni.”

@@@@@

Kyuhyun menyeringai menatap Eunhwa yang menatapnya marah. Hm, reaksi yang memang ingin dia lihat.

“Kau drakula. Kau pembohong… kau… kau…” eunhwa tak mampu berucap lagi.

“Benar. Aku drakula. Aku pembohong. Dan aku juga mendekatimu karena mengincarmu.” Ucap Kyuhyun dingin.

Sesuatu dalam hati Eunhwa terasa sesak.

“Mwo?”

“Kau itu manusia pilihan Eunhwa. Dan aku menandaimu, yah meski belum sepenuhnya. Dan kejadian hari ini membuatku harus berpikir ulang untuk segera menandaimu. Waktunya semakin sempit.”

Eunhwa terdiam. Kilasan – kilasan ingatan mulai terbayang. Dia ingat bagaimana Kyuhyun selalu mengajaknya taruhan. Dan dia selalu kalah. Kyuhyun akan mencium bibirnya sebelum akhirnya menghisap darahnya.

Tanpa sadar Eunhwa menyentuh lehernya.

Kyuhyun yang melihat tindakan Eunhwa tersenyum datar. Dia tahu gadis itu telah mengingatnya.

“Kau.. apakah kau yang telah membunuh appa dan eommaku?”

“Aniya.”

“Kotjimal.”

“Aku tidak berbohong. Aku memang mengincarmu. Tetapi aku tidak pernah mengincar keluargamu.”

“Cepat. Kembalikan aku kepada Junsu Oppa.”

“Tidak akan. Kau harus selalu disini. Kau tidak boleh keluar. Dengar Eunhwa-ssi. Aku tidak akan pernah mengijinkanmu keluar. Aku harus melindungimu.”

“Kenapa kau harus melindungiku. Kenapa tidak kau biarkan aku pulang. Kenapa tidak kau biarkan mereka membunuhku?”

Kyuhyun mendekat kea rah Eunhwa.

“Karena aku tidak akan membiarkan siapapun mendekatimu. Hanya aku yang boleh mendekatimu, menandaimu, memilikumu, menghisap darahmu dan juga membunuhmu. Hanya aku yang boleh.”

Brugh.

Eunhwa jatuh terduduk mendengar ucapan Kyuhyun. Namja itu meninggalkannya begitu saja setelah mengucapkan hal tersebut.

Eunhwa merasakan air matanya terjatuh.

Dia baru menangisi kematian orangtuanya sekarang. Dan juga menyesal tidak mendengarkan omongan Junsu.

Lalu apa yang harus dia lakukan?

Bertahan?

Atau keluar?

Karena pilihannya sama saja.

Dia akan mati.

======= NEXT ============

*elap peluh*

terima kasih yang kemarin dah koment di part sebelumnya. dan ini adalah hasil vote terbanyak. mianhae jika benar2 tidak memuaskan. dan kembali kita lanjut ke Vote Couple selanjutnya.

Please, Help ME!

Couple yang kurang masih banyak ne, minta tolong buat next yg mana? yang paling banyak yg akan saya post.. buat Part Spesial… karena special, waktu postnya juga special.. hehehehhe so, jgn lupa kasih Vote nya ya mana yang mau kalian baca buat next.a

ChulNa = Heechul – Raena
HanHee = Hangeng – Yunhee
YeHyun = Yesung – Hyunra
HyukRim = Hyukjae – Yongrim
WonYoung = Siwon – Minyoung
RyeoSang = Ryeowook – Sangin
MiMi = Zhoumi – Miyoung
JeChan= Sungje – Hyochan

9. Part Special _Enemy_

10. Part Special_Dark Of The Legend_(bahasa inggris saya pas2an *malu2in*)

Story In The Rain

Tittle : Story In The Rain

Author : Frey

Cast :

Shim Miyoung

Zhoumi

Other Cast :

Kim Haneul

Cho Kyuhyun (Cuma nama)

Genre : Romance, Family (mungkin)

Rated : General

Warning : Typo bertebaran, gaje, fluff (datar sedater – datarnya tanpa emosi)

 

ini FF sebenarnya aku kirim waktu Anniversary-nya Blog Nta. aku post ini setelah aku minta izin dia.. kekekeeke…

 

 

 

=====000=====

Hujan turun dengan derasnya di sore itu.  Banyak orang – orang memilih berteduh di tempat – tempat sekitar mereka. Tidak terkecuali seorang yeoja manis berambut lurus panjang. Mata hitamnya menatap rintik  air hujan itu dengan berbinar.

Yeoja itu menangkupkan kedua telapak tangan di depan wajah cantiknya.  Dan kedua sikunya bertumpu diatas meja. Senandung lirih muncul dari sela – sela bibirnya.

Hujan adalah saat – saat yang dia sukai. Karena selama 3ahun terakhir dalam hidupnya hujan memberikan banyak kenangan. Terlebih kenangan tentang seorang namja tampan itu. 3tahun yang penuh dengan cerita.

Hujan 3tahun yang lalu adalah menjadi awal pertemuannya dengan namja tampan itu. awal dari kisah mereka.

 

Hujan turun deras siang itu. Tepat saat jam pelajaran berakhir. Membuat beberapa haksaeng yang tidak membawa payung memilih untuk berteduh di sekolah terlebih dulu. Menunggu hujan reda.

Seorang yeoja berdiri di sebelah pilar bangunan di depan kelasnya. Tangannya terjulur ke depan merasakan air hujan menerpa telapak tangannya.

“Tidak berubah. Apa sich yang kau sukai dari hujan Miyoung~a?” Yeoja itu menoleh dan mendapati sosok sahabatnya berdiri di sebelahnya. Memberikan senyum manis ke sahabat baiknya itu lalu kembali menatap aliran air hujan itu.

“Hujan itu indah Haneul~a.”

“Apanya yang indah? Hujan itu membuat kita jadi tidak bisa pulang cepat waktu.” Ketus Haneul. Yeoja yang dipanggil Miyoung itu tidak menjawab apapun. Dia hanya tetap tersenyum.

“Aish menyebalkan. Aku ingin segera pulang agar bisa bertanding games dengan Kyu. Kapan hujan berhenti sich?” gerutu Haneul.

“Eung.. bagaimana jika kita berlari Haneul~a? Hujannya toh sudah tidak sederas tadi.” Usul Miyoung.

Haneul menatap hujan itu dengan pandangan horor. Baiklah. Hujan memang tidak sederas tadi tapi tetap saja ini masih deras. Dia tahu sahabatnya yang bermarga Shim ini begitu menggilai hujan. Tapi dia tidak akan mau jika harus pulang sambil berhujan – hujan. Yang benar saja. Dia bisa kena flu.

“Shirreo. Aku tidak mau sakit.”

Miyoung berdecak sebal. Membuka tas selempangnya lalu mengambil sebuah payung berwarna ungu muda. Mengangsurkannya ke arah Haneul.

“Ya~ Kenapa kau tidak menyerahkannya dari tadi sich?”

“Diamlah. Kajja kita pulang.”

Haneul membuka payung tersebut. Sedikit menggerutu karena sahabatnya itu membawa payung tetapi tidak juga diambil. Dan mereka harus menunggu selama beberapa saat untuk hal yang menurutnya tidak berguna.

“Ya~ kenapa kau hujan – hujan seperti itu Miyoung~a, kau bisa sakit?” teriak Haneul saat sang pemilik payung malah memilih berjalan di bawah kucuran air hujan tersebut.

“Aku ingin hujan – hujan. Mumpung Appa tidak ada di rumah.” Ucapnya dengan riang.

Haneul menggelengkan kepalanya. Benar – benar Shim Miyoung itu.

Miyoung begitu riang berjalan dibawah air hujan yang membuat tubuhnya basah kuyup. Tak mempedulikan tatapan heran orang – orang yang berpapasan dengan mereka.

Langkah Miyoung terhenti saat melihat satu sosok namja tengah berjongkok. Payung putih transparan yang dikenakannya sedikit menghalangi wajah namja itu. Tangan namja yang memakai mantel berwarna cokelat gelap itu terulur untuk mengelus kepala anak kucing yang berada di dalam kardus.

Seperti terhipnotis Miyoung meninggalkan Haneul yang tak menyadari sikap aneh Miyoung itu. Dan terus berjalan sambil sesekali berbicara seolah Miyoung masih di sampingnya.

Miyoung menghampiri namja dan anak kucing berwarna belang hitam putih itu.

“Annyeong.” Sapa Miyoung.

Namja itu mendongak. Dan mata mereka saling bertemu. Mata hitam bening bertemu mata kelam tajam. Sedikit terkejut menyadari keadaan Miyoung yang basah kuyub. Namja itu berdiri lalu membagi payung yang ternyata cukup besar itu.

“Kau basah kuyup.” Ucapnya pelan. Miyoung merasa aneh dengan perasaannya. Suara lembut namun dalam dari namja itu menggetarkan sesuatu dalam hatinya.

“Aku memang sengaja berhujan – hujanan.” Miyoung tersenyum kecil. “Apa ini kucingmu?” tunjuk Miyoung ke arah kardus tersebut.

Namja itu menoleh ke arah kucing tersebut. Miyoung bisa melihat tatapan lembut dan sayang dari namja tampan itu.

“Aniyo. Aku melihatnya ditaruh di sini. Aku ingin sekali membawanya. Sayang sekali aku tinggal di apartemen yang tidak memperbolehkan aku memiliki binatang peliharaan. Padahal aku ingin sekali merawatnya.” Ucap namja itu panjang lebar.

“Oh. Aku juga suka dengan kucing. Biar aku rawat saja. Othe?” Miyoung tersenyum manis ke arah namja itu.

“Jinja?” Mata namja itu berbinar. Namun, sesaat kemudian wajahnya berubah murung. “Tapi aku tetap tidak akan bisa melihatnya.” Mata namja itu sendu menatap ke arah sang anak kucing malang tersebut.

“Tenang saja. Kau boleh sering bertemu dengan anak kucing lucu ini.” Miyoung menggendong anak kucing itu dalam pelukannya. Membelai bulu lembutnya yang basah itu. “Oh ya namaku Miyoung. Shim Miyoung. Kau?”

“Aku Zhoumi.” Jawab namja itu.

“Zhoumi~ssi rumahku tidak jauh dari sini. Hanya 3 blok saja dari sini. Jika kau ingin melihat anak kucing ini kau bisa ke rumahku.”

Zhoumi tersenyum lembut.”Baiklah. Tetapi karena aku masih baru di sini bolehkah aku mengantarmu sampai rumah? Sehingga aku bisa mengetahui rumahmu.”

“Ne. Kajja.”

Dan mereka berdua berjalan menuju rumah Miyoung dengan anak kucing di pelukan Miyoung. Sementara tubuh mereka terlindung dari derasnya hujan karena payung transparan milik Zhoumi melindungi mereka.

 

“Ini pesanan anda Nona.” Ucap seorang pelayan membuyarkan lamunan yeoja itu tentang masa 3tahun lalu.

“Gomawoyo.” Ucap yeoja itu sambil tersenyum ke arah pelayan tersebut.

Memainkan jemari lentiknya di bibir cangkir yang masih terasa hangat oleh uap yang menguar dari coffe latte kegemarannya. Mata hitam beningnya melirik pergelangan tangan kirinya.

09.15

45 menit lebih awal dari waktu perjanjian mereka. Entah kenapa yeoja itu ingin datang lebih awal dari waktu perjanjian mereka. Ingin mengenang masa lalu disaat hujan turun mungkin.

Kembali memandang keluar jendela. Pandangannya menangkap sepasang sejoli yang bergandengan tangan di halte seberang tempat dia berada. Mereka nampak senang sekali. Sang yeoja nampak sesekali menengadahkan telapak tangannya menyambut aliran air hujan itu.

 

Miyoung menengadahkan telapak tangannya. Hujan sudah tidak sederas tadi. Namun dia masih enggan untuk beranjak dari tempatnya. Padahal biasanya yeoja itu akan langsung menerjang air hujan. Tidak peduli basah kuyub tubuhnya.

“Kau sakit?” Miyoung tidak menoleh untuk mengetahui siapa yang berucap kepadanya itu.

“Aniyo.” Jawab singkat Miyoung.

“Tetapi kau aneh.”

“Aneh mwoya?”

“Kau mengabaikan sesuatu yang kau cintai hari ini.”

Miyoung menatap Haneul bingung. Tidak mengerti apa yang diucapkan sahabatnya ini. “Mengabaikan yang kucintai? Nugu?”

Haneul mengerling ke arah depan Miyoung. Tetapi yeoja itu masih juga memasang wajah bingung karena tak mendapati siapapun. Itu membuat Haneul gemas.

“Kau mengabaikan Hujan. Padahal kau tidak akan pernah melewatkan tubuhmu basah oleh air hujan bukan?”

Miyoung tersenyum kecil. Dan kembali menatap guyuran hujan yang semakin lama semakin melambat.

“Aku merasa gugup.”

“Eh?” Haneul spontan menatap Miyoung.

“Ini bukan pertama kalinya aku akan bertemu dengannya. Tetapi kenapa hari ini aku merasa begitu gugup?”

Haneul mengangguk. “Maksudmu si Tuan tampan itu?”Miyoung mengangguk.

“Kenapa kau gugup?”

“Molla.”

Haneul tersenyum tipis. “Kau menyukainya.” Itu pernyataan bukan pertanyaan.

“Mwo?”

“Apa kau tak sadar? Beberapa waktu terakhir ini kau nampak semangat sekali bercerita tentang dirinya. Kau juga selalu senang saat dia mengajakmu bertemu. Apa itu namanya jika kau tidak menyukainya?”

Miyoung menunduk. Hingga rambut lurusnya jatuh menutupi wajahnya.

“Tetapi aku baru beberapa waktu lalu mengenalnya.” Gumamnya.

“Memang kenapa? Rasa suka itu tidak bisa diukur berapa lama kau bersamanya.” Ucap Haneul. Sedikit sendu. “Kau gugup karena kau menyukainya. Sudahlah. Jangan gugup. Cepat kau pergi menemuinya. Jika kau terlambat kesempatanmu untuk mendapatkannya akan pupus lho.”

“Aish.” Gerutu Miyoung. Namun tak urung dia tersenyum juga. Berlari di bawah guyuran hujan yang kini mulai deras kembali.

Entah dia suka atau tidak kepada namja itu. Dia tidak ingin pusing memikirkannya. Dia ingin bertemu dengan namja itu sekarang. Saat ini rasa gugupnya berubah menjadi rasa ingin segera bertemu.

OoOoO

“Mianhae aku terlambat.” Ucap Miyoung.

“Gwenchana.” Zhoumi tersenyum tipis. Mengangsurkan handuk yang selalu tersedia di tas punggungnya. Miyoung menerimanya dan mengusap rambut dan tubuhnya.

Zhoumi sudah hafal kebiasaan Miyoung yang selalu suka berhujan – hujanan meski dia membawa payung. Sungguh unik sekali yeoja itu. Dia bahkan tidak takut sakit.

Saat ditanya seperti itu dia akan menjawab kalau dia adalah yeoja yang kuat. Dan hujan mencintainya hingga tidak akan membiarkan dirinya sakit. Jawaban yang sungguh aneh.

“Ini minumlah biar hangat.”

Sekaleng kopi hangat di sodorkan Zhoumi.

“Gomawoyo.”

Zhoumi mengangguk.

“Oppa, aku sudah menemukan nama yang cocok untuk anak kucing itu. Ah kasihan sekali dia selama dua bulan ini hanya dipanggil push.” Ucap Miyoung setelah meneguk kopi hangatnya.

“Oh ya? Siapa namanya?”

“MiMi.”

“Eoh?”

Miyoung melebarkan senyumnya memperlihatkan deretan gigi rapinya. “Dari nama kita ZhouMi dan Miyoung. Othe?”

“Bagus juga.” Jawab Zhoumi.

“Kajja. Kau pasti ingin melihatnya khan?”

“Chakkaman.”

Miyoung menatap bingung Zhoumi. Apalagi saat namja itu meraih jemarinya. Menggenggamnya erat. Mata kelamnya menatap lekat Miyoung membuat detak jantung yeoja itu berdetak dengan cepat.

“Saranghaeyo.”Zhoumi berkata lembut namun tegas.

Mata Miyoung membelalak dan mulutnya membulat. Kaget dan tak percaya.

“Shim Miyoung, aku mencintaimu. Apa kau mau menjadi kekasihku?”

Beberapa saat Miyoung masih merasa ruhnya tak berada di tubuhnya. Melayang entah kemana. Dan namja itu masih tetap dalam posisisnya. Bahkan mengeratkan genggamannya.

“Miyoung~a….” suara itu menyadarkan Miyoung dari rasa shocknya.

“A…” gagap Miyoung. Dia mengedipkan matanya dengan cepat. Jantungnya pun berdegup kencang.

“Jadi? Apa kau mau menjadi kekasihku?”

“Aku… Aku…” miyoung mengalihkan tatapannya agar tidak menatap Zhoumi. Bingung harus menjawab apa. “Aku…. mau menjadi kekasihmu.” Jawabnya akhirnya.

Zhoumi menghembuskan nafas lega. “Gomawo.” Ucapnya sambil mengecup punggung tangan Miyoung. Membuat Miyoung malu. Namun juga senang.

 

Miyoung mengalihkan tatapannya kembali ke arah coffe lattenya yang mulai mendingin. Dia segera meraih pegangan cangkir dan membawanya mendekat ke mulutnya. Menyesap rasa pahit dan manis coffe latte tersebut.

Miyoung meletakkan cangkir coffe latte ke tempat semula. Kemudian kembali menatap air hujan yang ternyata semakin deras itu.

Meletakkan telunjuknya ke arah kaca yang berada di sebelahnya. Mengukir satu nama yang sampai sekarang masih lekat di dalam benak dan hatinya.

Zhoumi

Tetapi kisah cintanya itu tidak selalu berjalan manis. Seperti coffe latte yang dia sukai. Kisah cintanya pun pernah mengalami rasa pahit.

Oh jangan lupakan hujan yang entah kenapa bisa selalu menyertai setiap kisah antara dirinya dengan namja itu.

 

Sudah lebih dari 2tahun kisah cinta mereka. meski tidak selalu berjalan mulus namun hubungan mereka bisa terus bertahan hingga saat ini. Kisah – kisah manis mereka torehkan selama 2tahun itu.

Meski baik Miyoung maupun Zhoumi belum mengenalkan pasangannya kepada keluarganya karena mereka merasa masih muda untuk hal itu. Namun hubungan mereka benar – benar semakin dekat. Mereka hanya ingin menikmati hubungan yang membuat cinta di dalam hati semakin tumbuh subur.

Mereka tidak setiap hari bertemu. Tidak setiap hari saling menelephone. Tetapi mereka menjaga hubungan dengan baik. Sesekali Zhoumi akan datang ke rumah Miyoung untuk melihat MiMi, anak kucing yang mempertemukan Zhoumi dan Miyoung.

Atau terkadang mereka berjalan – jalan di taman atau sekedar di cafe langganan mereka.

Kesibukan Zhoumi yang seorang fotografer dan Miyoung yang sudah memasuki tahun akhir masa sekolahnya tentu membuat mereka jarang sekali menghabiskan waktu bersama. Tetapi mereka saling menjaga kepercayaan.

Hingga kemudian saat itu tiba. Saat dimana rasa cinta itu terasa pahit. Tidak lagi manis.

Hujan turun deras sejak sore. Miyoung tengah memandangi hujan dengan wajah cemas. Namun tak membuat wajah cantiknya berkurang. Riasan simple di wajahnya. Gaun ungu muda selutut dengan tali spagethi tersampir di pundak putihnya. Rambut lurusnya yang di kuncir kuda. Sepatu bertali hak tinggi berwarna hitam melingkari kaki jenjangnya menampakkan pesona dari seorang Shim Miyoung.

“Appa, hujannya deras sekali. Apa kau yakin kita harus berangkat?” Tanya Miyoung sambil mengalihkan wajahnya ke arah namja separuh baya yang memakai setelan jas resmi dan duduk santai di sofa itu.

Namja itu mendongak. “Tentu saja. Appa sudah susah payah membuat janji itu.”

Miyoung menghela nafas panjang. Ditatapnya orangtua satu – satunya yang ia miliki itu. namja yang bertahun – tahun hidup sendiri hanya bersamanya itu terlihat lelah.

Miyoung mendekat ke arah appanya. Memeluknya dari samping. “Appa, saranghae. Akan kulakukan apapun agar kau senang Appa.” Janji Miyoung. Mr. Shim terkekeh melihat tingkah putri tunggalnya.

“Appa juga mencintaimu Nak.” Ucap Mr. Shim membuat Miyoung makin mengeratkan pelukannya.

“Tuan besar, mobil sudah siap.” Ucap Yoon Ajhussi, sopir pribadi mr. Shim.

“Baiklah. Kajja kita berangkat.” Ucap Mr. Shim lalu bangkit diikuti oleh Miyoung yang langsung mengalengkan tangannya ke lengan sang Appa.

OoOoO

Miyoung dan mr. Shim memasuki sebuah restaurant yang cukup mewah. Wajah Miyoung terlihat tegang. Tangannya mencengkeram erat lengan Appanya.

“Appa, kau yakin mereka baik?”

“Tentu saja, Youngi. Mereka baik. Kurasa nanti kalian akan bisa langsung akrab.” Mr. Shim menepuk lengan Miyoung lembut.

Mereka berjalan menuju ruangan VIP yang sudah di booking oleh Mr. Shim untuk pertemuan hari ini. Seorang pelayan mengantarkan mereka. Membukakan pintu untuk mereka.

Jantung Miyoung berdegup kencang saat melihat seorang wanita yang usianya tidak jauh dari appanya dan seorang namja yang duduk membelakangi mereka.

“Kau sudah datang rupanya.” Sapa wanita tersebut.

“Ne. Maaf membuat kalian menunggu lama. Karena hujan yang begitu deras ini membuat kami terlambat.”

“Gwenchana.”

“Youngi, kenalkan ini Mrs. Lee. Calon eomma barumu dan ini putra tunggalnya. Calon kakakmu. Chae Yong ini putri tunggalku, Shim Miyoung.”

“Annyeong ajhumma, Shim Miyoung imnida.” Miyoung membungkuk hormat.

“Aigo, kau cantik sekali. Ah, Zhoumi~a kenapa kau tidak berbalik dan memperkenalkan dirimu eoh?”

Tubuh Miyoung menegang mendengar nama yang sangat akrab di telinganya disebut. Dia menatap penuh ingin tahu saat namja itu berbalik menampilkan sosok yang sangat dia kenali.

Baik Miyoung maupun namja itu saling menatap dengan raut ketegangan.

“Zhoumi~a sapa calon adikmu ne?”

“A.. Zhoumi imnida.” Sapa Zhoumi canggung.

“Shim Miyoung imnida.” Balas Miyoung.

Kecanggungan diantara mereka sepertinya tidak dirasakan dua orang lainnya. Mereka nampak akrab berbicara banyak hal. Sementara Miyoung yang duduk berhadapan dengan Zhoumi tengah mencoba menetralkan detak jantungnya.

Bagaimana ini?

Bagaimana bisa terjadi?

Zhoumi, namja yang 2tahun belakangan ini menemaninya. Namja yang dicintainya. Kekasih hatinya akan menjadi kakaknya? Apa yang harus dia lakukan?

Miyoung melirik ke arah Zhoumi. Namja itu nampak tenang. Dan tidak terlihat ekspresi apapun.

Mereka makan malam bersama dengan celotehan kedua orang tua mereka yang nampaknya memang saling mencintai itu.

OoOoO

“Biar Miyoung saya antar ajhussi. Sekalian lebih mengakrabkan diri dengan calon adik.” Ucap Zhoumi saat mereka akan pulang.

“Itu ide bagus sayang.” Ucap Mrs. Lee senang.

Mr. Shim juga tersenyum dan mengangguk. Mr. Shim dan Mrs. Lee meninggalkan mereka berdua di depan pintu restauran. Mereka masih menyunggingkan senyum manis kepada kedua orang tua mereka.

“Kita harus bicara Miyoung~a.” ucap Zhoumi.

“Ne.”

Mereka berdua menuju mobil Zhoumi. Rupanya hujan sudah mereda menyisakan rinai gerimis.

Mereka berdua berdiam diri di dalam mobil. Saat ini mereka berada di sungai Han. Tidak ada yang berbicara. Mereka masih asyik dalam kebisuan.

“Aku tidak menyangka bahwa Eomma akan menikah dengan appamu Miyoung~a.” Zhoumi memulai pembicaraan.

“Aku juga tidak menyangkanya.” Miyoung memejamkan matanya. Mencoba berharap ini hanya sekedar mimpi. “Lalu apa yang harus kita lakukan Oppa?”

“Molla.” Miyoung membuka matanya dan menatap Zhoumi yang tengah memijit keningnya. “Aku tidak tahu harus melakukan apa Miyoung~a. Aku mencintaimu. Sangat. Tetapi aku juga menyayangi eomma. Dia satu – satunya keluarga yang aku miliki. Sejak kecil dia merawatku sendirian. Membesarkanku tanpa seorang pendamping. Aku tentu sangat bahagia saat eomma bahagia. Dan kebahagiaannya kali ini karena kehadiran appamu. Aku tidak tahu harus bagaimana?”

Miyoung memegang lengan Zhoumi membuat namja itu menoleh.

“Aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Aku juga sangat mencintaimu. Oppa, kita akan terus bersama khan?”

Zhoumi tidak menjawab. Dia mengelus rambut Miyoung lembut. Lalu mendekatkan wajahnya. Mengecup bibir Miyoung untuk sejenak. Sebelum akhirnya melumatnya. Menyalurkan rasa bingungnya dan rasa cintanya juga.

Miyoung mendorong dada Zhoumi pelan saat merasakan sesak karena membutuhkan oksigen. Miyoung menatap mata Zhoumi.

Cinta itu.

Dia tidak akan bisa memungkirinya. Zhoumi merasakan cinta yang dalam. Sama seperti yang dia rasakan.

“Kita akan terus bersama.” Ucap Zhoumi tegas.

Sebelum kembali mengecup bibir Miyoung.

Hujan kembali mengguyur dengan derasnya. Menjadi pengiring sepasang sejoli yang tengah merasa bimbang dengan nasib cinta mereka.

 

“Aku terlambat ania?” yeoja itu mengalihkan pandangannya ke asal suara. Melihat seorang namja duduk di depannya. Mata kelamnya menatap ke arah yeoja itu sambil tersenyum.

Yeoja tersebut melirik jam tangannya. 10.00. tepat waktu.

“Ani. Kau tepat waktu.”

“Kalau begitu kau datang terlalu cepat hm?” Namja itu melirik cangkir coffe latte yang sudah tinggal separo. Yeoja itu tersenyum.

“Ne. Aku memang sengaja datang duluan.”

Namja itu kembali tersenyum. “Aku sudah datang. Kau ingin kemana?”

Yeoja itu nampak berpikir sejenak.

“Aku sudah memesan makanan untuk makan siang kita nanti. Tetapi menunggu saat itu tentu sangat lama. Bagaimana jika kita jalan – jalan dulu di sekitar taman itu?” Tunjuk yeoja itu ke sebuah taman yang tidak jauh dari tempat mereka berada sekarang.

“Tapi sekarang hujan. Dan aku tidak membawa payung. Oh jangan bilang kau ingin berhujan – hujanan hm?”

Yeoja itu tersenyum jahil. “Ne. Aku ingin hujan – hujan. Aku bawa baju ganti kok.”

“Ania. Bagaimana denganku? Aku tidak membawa baju ganti.”

“Aku sudah menyiapkannya. Kajja.” Yeoja itu menarik tangan namja tersebut yang nampak pasrah.

Dan akhirnya mereka berdua berhujan – hujanan seperti anak kecil. Mengabaikan tatapan heran dan geli dari orang – orang yang melihatnya. Mereka tertawa riang sambil bergandengan tangan. Sesekali sang yeoja mencipratkan air hujan kea rah sang namja. Kemudian berlari meninggalkan namja yang Nampak kesal karenanya.

Namja tampan itu jelas tidak akan menerima hal tersebut begitu saja. Mengejar yeoja cantik itu yang telah lari sambil memekik.

Sungguh bahagia bukan? meski itu hanya hal kecil saja.

 

Hidup adalah sebuah pilihan

Jika kau sudah memilihnya maka kau harus menjalaninya

Menyesal itu tidak ada artinya

Lebih baik menghadapinya dengan ikhlas

Maka kau akan mendapatkan makna bahagia itu

 

 

Miyoung merapikan dirinya di depan cermin. Gaun putih gading yang membalut tubuhnya membuat dia Nampak begitu cantik.

Leher jenjangnya dihiasi sebuah kalung cantik pemberian Zhoumi sewaktu mereka merayakan hari jadi ke 2.

Anting – anting pemberian eomma mempercantik telinganya. Rambut lurus panjangnya disanggul longgar dengan beberapa untaian rambut lolos dari sanggulan tersebut.  Sekuntum bunga besar berwarna putih menghiasi sanggulnya. Sungguh cantik.

Apalagi makeup yang dipakainya tidak menor. Tipis namun hasilnya sungguh membuat semua orang akan mengaguminya. Cantik. Sempurna.

High heels yang dikenakan berwarna kuning gold. Serasi dengan gaunnya.

Penampilan yang sempurna eoh.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan sesosok yeoja cantik seumuran dengannya yang mengenakan gaun biru safir.

“Haneul~a, kau baru datang?” Miyoung berbalik dan mendapatkan senyuman jahil dari sahabatnya itu.

“Mianhae, aku terlambat.” Ucap Haneul.

“Gwenchana.” Ucap Miyoung, lalu kembali berbalik menatap ke cermin besar tersebut. “Apa aku sudah cantik Haneul~a?”

“Perfect.” Haneul memberikan dua jempolnya yang ditanggapi kekehan kecil dari Miyoung. “Tidak menyangka akhirnya hari ini datang juga. Kau bahagia Youngi? Dengan pilihanmu ini?”

“Sangat. Aku sangat bahagia Haneul~a.” Miyoung menatap wajah sahabatnya yang juga tengah menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. “Ah, sudah saatnya keluar. Aku benar – benar cantik khan? Tidak ada yang salah dengan penampilanku khan?” Miyoung berputar dihadapan Haneul.

“Sudah aku bilang. Kau Nampak perfect. Sangat perfect. Kau berniat menyaingi calon pengantinnya ya?” goda Haneul membuat Miyoung kembali terkekeh lalu menarik tangan Haneul agar mengikutinya.

Mereka memasuki hall gereja yang akan digunakan sebagai tempat pemberkatan pernikahan. Miyoung melangkah mantap menuju seorang namja yang berdiri gelisah di altar di hadapan sang pendeta.

“Appa.” Sapa Miyoung.

Namja itu menoleh. Lalu menatap putrinya sambil tersenyum.

“Appa jangan gugup ne. Aku mencintaimu Appa.”

Namja itu tersenyum lebar. Lalu membuka lengannya mengisyaratkan pada Miyoung agar memeluknya. Menurut sang Ayah, Miyoung menghambur ke pelukan hangat orangtua satu – satunya itu. Sambil menggumamkan kata ‘aku mencintaimu’ berulang kali.

“Appa juga mencintaimu Youngi. Gomawo kau mengizinkan Appa untuk menikah lagi.”

Miyoung mengangguk. Lalu melepas pelukan ayahnya. Merapikan jasnya yang sedikit kusut.

“Pengantin wanitanya akan segera memasuki ruangan.” Suara itu terdengar menggema di dalam hall gereja.

“Appa, aku duduk ne. Jangan gugup.”

Miyoung segera duduk di bangku paling depan yang terletak di sebelah kiri. Bersama Haneul di sisinya. Yeoja itu duduk di sebelah namja tampan berjas hitam yang menyambutnya dengan senyum.

Begitu Miyoung duduk, tangan namja itu menyambut tangan Miyoung. Menggenggamnya erat yang dibalas oleh Miyoung.

“Ini yang terbaik untuk kita semua.” Ucap namja itu pelan.

Miyoung mengangguk. “Benar Oppa.” Jawabnya sambil memberikan senyum manisnya untuk namja disampingnya.

Miyoung dan namja itu, Zhoumi mengikuti prosesi pemberkatan pernikahan dengan tangan saling menggenggam.

“Dengan ini kunyatakan kalian sah sebagai suami istri.”

Ucapan sang pendeta itu menyatakan bahwa dua orang yang tengah berdiri di altar sah menjadi suami istri. Dan juga mengubah hubungan antara Miyoung dan Zhoumi dari kekasih menjadi adik.

Inilah keputusan mereka.

Karena mereka menyadari cinta tidak harus saling memiliki. Tetapi bukan berarti mereka tidak bisa bersama. Mereka masih bisa saling mencintai dengan cara yang berbeda. Cinta seorang kakak kepada adiknya. Cinta saudara. Cinta keluarga.

Mereka masih tetap bersama. Dan mereka juga melihat kebahagiaan dalam diri orang – orang yang mereka sayangi.

Inilah keputusan yang mereka ambil.

 

 

Dua orang tengah duduk berhadapan. Saling tersenyum bahagia. Baju yang mereka kenakan pun sudah berganti. Tentu saja. Sekarang waktunya makan siang. Dan mereka sudah menikmati makan siang mereka bersama 15 menit yang lalu.

Sekarang mereka tengah menikmati hidangan penutup sambil bercakap – cakap santai.

“Chukkae, kau akhirnya berhasil masuk Seoul University juga Miyoung~a.” ucap sang namja sambil tersenyum kecil.

Yeoja itu, Miyoung membalas senyuman tersebut.

“Itu berkat Oppa juga.” ucap Miyoung. “Oh ya Oppa, bagaimana pameran fotografinya? Mianhaeyo aku tidak datang.”

“Cukup berhasil. Gwenchanayo. Kau khan tengah ujian saat itu.”

Miyoung mengangguk. “Setelah dari sini kita ke toko hewan ya Oppa. Makanan MiMi habis.”

“Baiklah. Ah iya, ini.” namja itu mengangsurkan sebuah kotak kecil.

Miyoung mengambilnya dengan raut wajah bingung. “Apa ini?”

“Kado peringatan 3tahun pertemuan kita.” Miyoung tersenyum kecil.

Dia membukanya dan menemukan strap ponsel berbentuk kucing belang hitam putih.

“Oppa ini lucu sekali. Gomawoyo Zhoumi Oppa.”

Namja itu, Zhoumi tersenyum manis. “Kau suka?”

“Ne.” Angguk Miyoung, membuat Zhoumi puas.

“Kajja kita pulang. Aboeji dan Eomma hari ini pulang khan?”

Miyoung mengangguk. “Oppa. Saranghae.”

Zhoumi menatap wajah Miyoung lekat. “Na Do saranghae, Nae dongsaeng.”

Miyoung memeluk lengan kakaknya erat.

Benar.

Seperti inilah hubungan mereka. Cinta mereka tidak bisa terhapus begitu saja. Namun, mereka berniat untuk menjalani takdir mereka seperti ini.

Karena menurut mereka, jika mereka berjodoh apapun bisa terjadi bukan? Jadi biarkan saja untuk sekarang hubungan mereka adalah sebagai kakak dan adik.

Karena pada kenyataannya mereka cukup bahagia dengan pilihan mereka sekarang. Mereka tidak perlu merasa sedih karena mereka bisa terus bersama dan menyalurkan rasa cinta.

Dan hujan kembali turun deras mengiringi kisah mereka kali ini.

 

The End

 

Maaf endingnya gaje bangeeeet.