Living In Your Eyes Part 2

 

 10346642_712770845451848_6121237324225626438_n

 

Tittle : Living in Your Eyes – Sequel of Silent Love

Author : Frey

Main Cast : Park Yoochun JYJ, Shin Raena OC, Yoo Ah In Actor

Cameo : Shim Miyoung OC, Shin Jaehee OC, Kim Heeni OC, Park Eunsoo OC, Shim Changmin DBSK,.

Genre : Romance, Hurt ====è Mungkin

Rated : K+

Word : 1552

Warning : Typo(s), Alur Ga jelas, bahasa acak adul n tidak sesuai eyd. Judul ga nyambung.

Disclaimer : FF ini asli punyaku. Hanya pinjem nama. Semoga yang punya nama ga keberatan namanya aku caplok n aku gunakan untuk ini FF.

Summary : Ketika cinta lamamu hadir kembali di saat kau sudah bersama orang lain. apa yang akan kau lakukan?

Author’s Note : ini adalah FF Sequel dari drable Silent Love. Sesuai permintaan my cousin @Yolanda. Ini sequelnya. Sesuai yang kamu harepin yak.. tapi maaf ga sama Heechul. Heechulnya kan lagi seneng2 sama istri Virtualnya. Oh ya, kalimat pembuka itu (yg bahasa inggris) aku ambil dari lirik lagunya L’Arc En Ciel yang Hitomi No Jyuunin yang artinya aku gunakan sebagai judul ini FF

 

Tinggalkan Review jika bersedia. Terima kasih.

 

 

 

I want to be by your side forever, gazing at your smile

 

 

Raena POV

 

“Kau ingin makan apa?” tanya Ah In Oppa padaku setelah kami berada di sebuah restauran. Hari ini kami tengah berkencan. Setelah sekian lama kami jarang bertemu. Memang akhir – akhir ini kami tidak banyak menghabiskan waktu bersama. Kami sama – sama sibuk.

“Aku seperti biasa saja Oppa.” kataku sambil meletakkan buku menu. Ah In Oppa menyebutkan pesanan kami kepada waitress yang kemudian mencatatnya dan kemudian berlalu meninggalkan meja kami.

“Kau terlihat lelah Oppa. apa pekerjaanmu sangat berat?” tanyaku padanya.

“Tidak begitu. Oh ya, Jagi ada yang ingin aku katakan padamu.”

“Apa itu?” tanyaku sambil menatap wajah tampan tunanganku ini.

“Apa tidak sebaiknya kita tinggal bersama saja? kita sudah bertunangan Jagiya.” Katanya langsung yang membuatku terdiam.

Benar. kami sudah bertunangan. Sudah seharusnya kami tinggal bersama. Hanya saja aku… entah kenapa masih merasa tidak siap untuk tinggal bersamanya.

“Oppa. mianhae. Aku masih belum siap untuk tinggal bersamamu.” Kataku jujur. Ah In Oppa menatapku dalam. Membuatku merasa bersalah. Tapi rasa bersalahku itu tidak cukup kuat untuk merubah inginku. Ah In Oppa menghela nafas panjang,

“Aku mengerti.”

Aku tersenyum. Tanpa mengucapkan apapun lagi.

 

Raena POV End

….

 

Jaehee menatap lekat pada sosok yang tengah berjalan menuju ke toilet. Akhirnya Changmin memutuskan untuk mampir di sebuah restauran karena merasa lapar.

“Jagiya, kenapa kau menatap Yoochun hyung seperti itu? kau tidak menyukainya bukan?” changmin bertanya curiga yang membuat Jaehee menoleh dan melotot sadis padanya.

“Aniyo. aku bukan menyukai dia seperti yang ada dipikiranmu.”

“Aku tidak menyangka kalian dulunya adalah senior junior di sekolah. Dan lebih tidak menyangka lagi kalian bertemu kembali. Itu luar biasa.”

“Aku juga tidak menyangka.” Lirih Jaehee.

“Kau bilang apa?” Changmin yang tidak begitu mendengar apa yang diucapkan Jaehee segera bertanya.

“Aniyo.” jaehee mengulas senyum dan kemudian menyuapkan sepotong daging ke mulutnya.

Pikirannya berkecamuk.

Ini sudah lewat bertahun – tahun. Dan Jaehee sangat tahu bahwa sahabatnya itu masih belum bisa melupakan sosok itu. tetapi ketika akhirnya dirinya bisa beranjak, kenapa dia harus hadir?

Apa sebenarnya rencana-Mu Tuhan?

 

 

Yoochun menatap tampilan dirinya di kaca wastafel di toilet tersebut. setelah terdiam cukup lama, senyum miris terukir di bibirnya.

“Tidak apa – apa.” gumamnya entah apa maksudnya.

 

 

Tidak pernah ada yang tahu seperti apa permainan takdir itu. manusia hanya bisa menjalaninya saja. Tetapi meski begitu seorang manusia wajib untuk berusaha agar takdir yang diterimanya tidaklah terlalu buruk untuk ia rasakan.

Manusia bisa berencana. Tuhanlah Sang Penentu Akhir. itu bukanlah sekedar kalimat, karena pada kenyataannya hal itulah yang terbukti.

Entah mudah. Entah sulit. Pada kenyataannya cinta akan bermuara pada satu hal. Bahagia. Karena memang takdir itu mengatakan sang pencinta akan selalu menemukan kebahagiaannya dengan berbagai jalan.

 

 

Raena tengah menghadiri acara keluarga Yoo. Di mana dia hadir untuk mendampingi Ah In. Sedari tadi dia sedikit tidak nyaman. Bukan karena penolakan keluarga Yoo. Keluarga Yoo sangat menerima baik dirinya. Hanya saja dirinya tidak terbiasa untuk berada di keramaian.

“Kau nampak gelisah Jagi.” Tanya Ah In sambil mengulurkan segelas minuman ke arah Raena yang langsung disambut wanita tersebut.

“Tidak apa – apa. hanya sedikit tidak nyaman. Oppa tahu sendiri aku tidak menyukai suasana ramai.” Ah In menepuk lembut pucuk kepala Raena.

“Kau harus mulai membiasakan diri. Kau tahu sendiri bagaimana Eomma menyukai keramaian seperti ini. dia sering mengundang keluarga besar untuk sekedar makan bersama.” Raena menghela nafas panjang. Sebelum dia tersenyum.

“Aku akan mencoba.”

“Bagus.”

Setelah itu mereka kembali terlarut pada pembicaraan tanpa alur. Yang membuat Raena bersyukur. Karena Ah In seorang pria dewasa yang pengertian. Dia menemani Raena. Agar dirinya merasa sedikit nyaman.

 

 

Raena menatap pada undangan berwarna merah bata. Undangan reuni sekolahnya. Yang akan diadakan di Pulau Jeju dan mengharuskan mereka menginap selama dua malam di Jeju. Ketika Raena bertanya kepada salah seorang panitia yang merupakan temannya, dia menjawab karena akan banyak alumni yang datang dan karena sudah lama tidak bertemu. Waktu satu hari akan sangat kurang. Maka diputuskan untuk berada di sana selama dua hari dua malam. Pagi sekali di hari ketiga mereka akan kembali dari Jeju.

Raena tidak ingin datang ke acara reuni itu. tapi, Jaehee memaksanya untuk ikut. Mau tidak mau akhirnya dia ikut juga.

“Aku minta maaf Jagi. Acara itu bersamaan dengan tugasku ke Busan. Aku tidak bisa pergi bersamamu. Tidak apa jika kau berangkat sendiri bukan?”

“Tidak apa Oppa. semoga tugasmu berjalan dengan baik.”

“Terima kasih. Kau juga bersenang – senanglah. Kau pergi bersama Jaehee dan kekasihnya bukan?”

“Ne.”

“Aku akan sering – sering menghubungimu.”

“Ne Oppa.”

Menghela nafas panjang, Raena meletakkan undangan tersebut di atas meja riasnya dan kemudian dirinya membuka laci teratas di meja rias tersebut. Mengambil sebuah kotak kecil dan membukanya. Kancing atas seragam. Ku raba kancing tersebut dengan pikiran berkecamuk.

Gerakan Raena terhenti saat matanya menemukan cincin yang terpasang di jemari tangan kirinya. Menatap cincin dan kancing tersebut bergantian, sebelum kembali menghela nafas dan menutup kotak kecil tersebut. memasukkan ke dalam laci kembali.

“Masa lalu, tidak akan pernah kembali. Menyesal-pun akan percuma. Lebih baik aku melupakan semua tentangnya. Dan mulai mencintai Ah In Oppa.” gumam Raena dengan penuh tekad.

 

 

Hari ini adalah hari keberangkatan menuju pulau Jeju di mana reuni tersebut diadakan. Raena dan Jaehee berangkat lebih dulu. karena entah kenapa mendadak Changmin akan datang menyusul. Dan entah karena apa juga, Raena merasa Jaehee bersikap aneh. Tidak banyak bicara seperti biasanya. Ketika Raena menanyakannya, Jaehee hanya mengatakan dia sedikit kelelahan. Raena hanya tersenyum maklum, meski tidak sepenuhnya percaya.

Mereka akan berangkat bersama beberapa teman lama mereka yang kebetulan membuat janji untuk berangkat bersama. Bersama – sama naik bis dari Seoul.

“Bukankah reuni kali ini dihadiri dari berbagai tingkat alumni?” suara cempreng teman yang bernama Han Minri yang duduk di belakang Raena dan Jaehee terdengar.

“Benar. memangnya kenapa?” tanya teman Minri yang Raena lupa namanya.

“Itu berarti Yoochun sunbae akan hadir bukan?” raena merasa jantungnya berhenti berdetak selama beberapa saat. Jemarinya saling meremas di balik tas tangan yang ia letakkan di atas pangkuannya.

“Itu benar sekali. apa kabarnya dia?” tanya heboh.

“Molla. Setelah kelulusan dia seperti menghilang saja. tidak ada kabar beritanya.”

“Mungkin dia sudah menikah dengan kekasihnya itu, siapa namanya? Song Minji?”

“Bukannya mereka sudah putus sebelum kelulusan?”

“Jeongmal?”

“Kau tidak tahu?”

“Aniyo.”

“Ku dengar Minji Sunbae yang memutuskan Yoochun Sunbae. Lagipula Minji Sunbae itu juga senior di kampusku dulu. dan dia berpacaran dengan orang lain. dari kabar yang kudengar dia kekasih Minji Sunbae sebelum dia berpacaran dengan Yoochun sunbae.”

“Kasihan sekali Yoochun Sunbae.”

“….”

“….”

Raena memejamkan matanya. Kilasan wajah pria cinta pertamanya kini muncul memenuhi otaknya. Sesak rindu ini kembali menghampiri hatinya. Meski Raena tekan kuat – kuat. rindu ini tetap saja muncul hanya karena mendengar namanya di sebut.

“Rae-ya, kau belum bercerita padaku tentang rencana pernikahanmu. Terakhir kau bilang, kau dan Ah In Oppa tengah merencanakan pernikahan.” suara Jaehee menyentakkan lamunan Raena.

“Eh? Oh, ya begitulah.” Jawab Raena enggan. Jaehee menyipitkan matanya. membuat Raena menghela nafas panjang.

“Kami tengah membicarakan konsep pernikahan yang kami inginkan. Juga tengah mencari beberapa informasi. Tapi karena baik aku maupun Ah In Oppa masih sibuk jadi kami belum membicarakan lebih lanjut.”

“Kau dan Ah In Oppa sudah cukup lama. kenapa harus menundanya?”

“Aku tidak menunda Hee-ya. hanya saja belum ada waktu untuk membicarakannya.”

“Seharusnya kau bisa lebih mempriotaskan masalah ini. jangan terlalu lama menunda pernikahan kalian.” raena menatap Jaehee tidak mengerti.

“Kenapa kau bicara seperti itu.”

“Tidak apa – apa. hanya saja….” jaehee terlihat terdiam cukup lama. sebelum bergumam yang hanya mampu di dengar oleh Raena.

“Jika kau menunda dan orang di masa lalumu hadir, kau pasti akan goyah. Jika kau goyah, bagaimana dengan Ah In Oppa dan dirimu sendiri yang telah susah payah memulai hubungan dengan Ah In Oppa.”

Raena terdiam mendengar gumaman Jaehee. Hal itu membuat Jaehee merasa bersalah. Karena dia tahu Raena memang masih memiliki perasaan untuk Yoochun. Tapi, akan tidak adil jika hanya karena kehadiran pria itu akan membuat goyah perasaan Raena. Sementara pria itu tidak memiliki satu kepastian. Membalas perasaan Raena atau tidak. Pria itu terlalu banyak memiliki rahasia yang tidak dapat di tebak.

“Yoochun sunbae, mungkin sudah bahagia dengan istrinya.”

“Jika dia belum menikah.”

“Apa Yoochun sunbae memiliki perasaan yang sama denganku? Kau sendiri tahu, Yoochun Sunbae tidak pernah menatapku Hee-ya.” kata Raena lembut.

“Dia memberimu kancing atas seragamnya.”

“Aku bahkan tidak mengerti arti dari hal itu Hee-ya. dia tidak mengatakan apapun. Lalu, aku harus bagaimana? Kau takut aku tidak akan bersikap adil pada Ah In Oppa jika Yoochun sunbae kembali? Kau tidak perlu khawatir. Aku yakin sekali Yoochun sunbae tidak pernah memiliki sedikit perasaan lebih kepadaku selain senior dan junior dan aku juga sudah menerima lamaran Ah In Oppa. jadi kemungkinan untuk aku bersama Yoochun sunbae sangatlah kecil.”

Jaehee ingin berbicara. Tetapi Raena memberikan isyarat dia tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini. Jaehee kini mengalihkan pandangannya ke depan.

Bagaimana jika ternyata dirinya memiliki perasaan yang sama padamu???

 

 

 

Hati, siapa yang akan tahu isi hati seseorang selain dirinya sendiri? Sepintar apapun dirimu menebak seseorang, kau tidak akan pernah bisa mengetahui isi hati dari orang tersebut.

 

 

Raena terdiam kaku mendapati sosok yang berdiri di depannya. Tersenyum hangat. Dalam balutan pakaian kasual yang membungkus tubuh indahnya. Mereka hanya berjarak beberapa langkah, sehingga Raena bisa melihat bagaimana mata cokelat indah itu memantulkan sosoknya di bola mata tersebut. hal yang Raena yakini juga sama. dia tahu bahwa di bola matanya akan terpantul sosok tersebut.

“Sun…bae…”

 

 

 

 

Errr… atau TBC? Pilih aja dech.. kkkkk