Tittle : Love Is Hurts
Author : Frey
Cast :
Kim Heechul
Shin Raena
Other Cast :
Choi Siwon
Shin Minyoung
Zhoumi
Shim Miyoung
Park Jungsoo
Lee Donghae
Park Geonil
Song Hyeri
Genre : Romance, Angst, Hurt (?)
Lenght : Oneshoot
Rated : General.
Warning : typo, gaje, aneh, hancur. dll
Summary : CInta itu menyakitkan (summary yang bagus bukan? #plakk)
Disclaimer : Cast milik saia semua *ditabok* maksudnya cast milik dirinya sendir, Tuhan n ortu. tapi Fic ini punya saia. ide saia sendiri. jadi tolong dikasih koment. RCL, kasih kritik n saran yang membangun oke?
FF ini terbuat (?) dari ketidak sengajaan waktu dengerin My Destiny-nya DBSK *kok bisa ya? kyknya ga nyambung dech* entah knapa saia ingin skali bikin ini FF. meski hasilnya hancur…. ini oneshoot saya yang paling panjang. 37 page MW. skali lagi ya 37 page MW *lebey*… inginnya bikin angst. tapi klo ga bisa nangis ya mohon maaf… hehehehehee
oke dech g usah banyak bicara..
llangsung baca aja
Aku hanya ingin menghilang
Agar rasa sakit ini tak lagi kurasakan
Aku hanya ingin menghilang
Agar aku tak lagi melihat kebencian dimatanya
Aku hanya ingin menghilang
Agar dia tak lagi menyiksaku
Aku hanya ingin menghilang
Agar dia bisa kembali tersenyum
Aku hanya ingin menghilang
Karena aku sangat mencintainya
@@@@@
Malam itu sangat sepi, hujan yang mengguyur sejak sore membuat sebagian besar orang malas berada diluar rumah. Karena udara yang dingin menggigit tulang itu.
Jalanan sangat lengang. Meski jarum jam baru menunjukkan pukul 20.00 KST. Benar – benar berbeda dari biasanya.
Namun, suasana lengang itu sepertinya yang dicari oleh seorang yeoja, yang kini berada di pinggir sungai Han.
Tak mempedulikan hujan yang mengguyur tubuhnya. Membuatnya menggigil.
Dia telah mati rasa.
Matanya menatap kosong kea rah air sungai. Seperti ada yang memanggilnya.
Air hujan bercampur air mata.
Rasa asin terasa di bibir pucatnya yang telah berwarna keunguan. Gaun putih gadingnya telah melekat ditubuh kurusnya. Sementara kaki telanjangnya menapak di tanah berumput itu.
Sungai Han yang biasanya ramai dan indah itu, terasa sangat mencekam mala mini.
“Menghilanglah. aku tidak membutuhkanmu. Kau membuat hidupku hancur.”
Yeoja itu memejamkan matanya saat suara berat itu berkelebat di kepalanya. Rasa sakit itu menikam hatinya.
“Seharusnya kau mati saja. Dengan begitu kau tidak menyusahkan keluargaku. Terlebih diriku. Aku sangat muak padamu.”
Sekali lagi rasa sakit itu membuat hatinya terasa semakin berdarah.
“Kebahagiaanku? Kebahagiaanku adalah aku tidak perlu lagi melihatmu. Seumur hidupku. Bisakah?”
Mata yeoja itu terbuka. Merah. Karena terlalu lama menangis. Dan juga karena air hujan ini.
Dengan perlahan yeoja kurus itu melangkah menuju tepi sungai. Langkah demi langkah dia menuruni undakan yang menuju ke sungai Han. Pergelangan kakinya telah merasakan belaian air sungai yang seperti menyambutnya. Namun, dia tak juga mengurungkan niatnya. Semakin mantap hingga dia merasakan sesak di dadanya. Air sungai telah sampai di lehernya.
“Aku akan menghilang sesuai keinginanmu. Selamat tinggal. Saranghae Kim Heechul.” bisik yeoja itu. Sedetik sebelum tubuhnya menghilang ditelan air Sungai Han yang seperti bersorak dan air hujan yang semakin deras seakan menangisi kepergian yeoja yang telah putus asa akan hidupnya itu.
======================è Love is Hurts ç======================
Prank.
Semua yang ada di dalam rumah itu Nampak kaget. Karena tiba – tiba saja sebuah frame foto jatuh. Seorang yeoja cantik segera beranjak dari duduknya. Dan menuju ke asal suara itu. Mata indahnya terbelalak kaget.
“Eonnie?” bisiknya lirih.
Yeoja paruh baya segera menghampiri yeoja cantik itu yang tak lain anaknya.
“Ada apa Minyoung-ah?” Tanya yeoja itu.
“Ani eomma. Hanya foto Rae eonnie jatuh dan pecah. Sepertinya terkena angin.” Ucap yeoja bernama Minyoung itu menenangkan hati eommanya.
Sayang sekali, eommanya malah terlihat cemas.
“Ada apa dengan eonniemu Min-ah, perasaanku sungguh tak enak.” Ucapnya.
‘’Eomma tenang saja. Aku akan menghubungi Heechul Oppa.” Ucap Minyoung pelan.
Eommanya mengangguk. Dia harus segera mendapatkan kabar dari putrid sulungnya itu.
======================è Love is Hurts ç======================
Drrrt… drrrt…
Getar dari sebuah ponsel yang tergeletak di atas meja itu tak jua terjawab. Meski sudah berulang kali ponsel itu bergetar. Pemiliknya mengabaikan begitu saja. Karena dia lebih asyik bercumbu dengan seorang yeoja.
Yeoja yang sangat dicintainya.
Yeoja yang membuatnya tega menyakiti hati yeoja lain yang berstatus sebagai istrinya semenjak satu tahun lalu.
Yeoja yang sekarang keberadaannya begitu dicemaskan oleh keluarganya.
Tapi apa pedulinya?
Dia sangat membenci yeoja itu.
Yeoja yang dianggapnya sebagai perusak kebahagiaannya. Penghancur hidupnya. Tapi tidak tahukah dia bagaimana perasaan yeoja itu?
Dia, mana mau peduli.
Karena tidak ada cinta dalam pernikahan mereka.
“Sssh… chagi, ponselmu…akh..” desah yeoja cantik itu.
“Biarkan saja.” Ucap namja itu masih asyik bermain dengan leher kekasih hatinya.
“Angkat dulu.” Yeoja itu agak mendorong tubuh namja tersebut. Membuatnya kesal.
“Arra. Aku akan angkat.” Ucapnya kesal. Membuat yeoja yang setengah telanjang itu terkikik melihat wajah kesal kekasihnya.
“Yobuseyo.” Panggilnya kesal. Tanpa melihat siapa yang tengah menelphonenya.
“…………”
“Bukannya dia pulang ke Gwangju? Dia pamit padaku 2hari yang lalu.”
“…………….”
“Ne, akan aku kabari. Ne.”
Namja itu melempar ponsel tersebut kasar. Rasa marah terlihat di wajah tampannya.
“Chagi, waeyo?”
“Perempuan sial itu, entah dimana sekarang ini. Merepotkan sekali.” Gerutunya.
“Istrimu?”
“Ne.”
“memangnya ada apa dengannya?”
“Molla. Dia pamit kepadaku akan ke Gwangju. Tapi ternyata dia tidak sampai disana. Aku harus mencarinya.”
“Chagi, ini sudah malam. Besok saja kau mencarinya.”
“Hajiman..”
“Sedang hujan. Ayolah. Sudah malam begini kau akan mencarinya kemana?” yeoja itu memainkan jemari lentiknya di dada telanjang namja itu.
“Baiklah. Lagipula dia pasti baik – baik saja.”
Yeoja itu tersenyum senang. Dan mengecup bibir namja tersebut sekilas.
“Hyeri Chagi, kita lanjutkan yang tadi ne.”
Yeoja itu mengangguk. Dan namja itu segera membopongnya menuju ke apartemen. Melanjutkan hal yang tertunda tadi. Dan mengabaikan permintaan orang yang tengah menelphonenya.
======================è Love is Hurts ç======================
“Kim Heechul, darimana saja kau? Sudah 3 hari ini kau tak pulang kerumah hm?” suara yeoja yang rendah itu mengagetkan namja tampan yang baru memasuki apartemennya tersebut.
“Eomma.” Ucapnya kaget.
“Kau tahu dimana istrimu?” Tanya yeoja yang tak lain adalah eommanya. Namja bernama Kim Heechul itu mengangkat bahunya. Tak peduli.
“Molla.”
“Ya! Aku baru saja mendapat telephone dari orangtua Raena, menanyakan keadaan anaknya itu.”
“3 hari yang lalu dia pamit kepadaku ke Gwangju.” Jawab Heechul santai sambil mengambil segelas air putih.
“Kau tidak mengantarnya?” Mrs. Kim Nampak kaget.
“Ani.”
“Ya! Kenapa kau setega itu hah?”
“Eomma, dia sudah dewasa.”
“Tapi kau suaminya.”
“Aku tidak pernah menginginkan dia dalam hidupku. Eomma yang memaksaku untuk menikahinya.”
Yeoja itu menunduk.
“Setidaknya kau bertanggung jawablah. Kau membuat calon suaminya meninggal disaat hari pernikahannya. Kenapa kau tidak mencoba mencintainya? Dia seorang yeoja yang baik.”
“Aku tidak bisa mencintainya. Ada yeoja yang sangat aku cintai. Dan itu bukan dia.”
“Song Hyeri maksudmu? Eomma sudah bilang, eomma tidak menyukainya.”
“Tapi aku mencintainya.”
Mrs. Kim menghela nafas panjang. Selalu saja mereka akan berdebat seperti ini.
“Lalu dimana sekarang Raena?” bisik yeoja itu lemah.
Melihat eommanya yang lesu seperti itu membuat Heechul sedikit melunak. Bagaimanapun dia sangat menyayangi eommanya. Orangtua satu – satunya.
“Dia pasti akan kembali eomma.”
“Jika tidak bagaimana? Dia juga punya perasaan Chul-ah. Selama satu tahun ini ka uterus mengabaikannya. Apa yang harus aku katakana kepada orangtuanya?” Mrs. Kim terisak.
Ucapan eommanya mau tak mau membuat Heechul berpikir. Itu memang benar.
“Aku akan mencarinya.”
“Dimana kau akan mencarinya?”
“Aku akan bertanya ke teman – temannya. Aku akan mencari kemana dia selalu pergi.”
“Apa kau tahu? Apakah kau tahu dimana istrimu selalu pergi? Apakah kau tahu siapa saja teman – temannya?”
Heechul kembali terdiam.
Mencoba mengingat.
Tidak.
Dia tidak tahu dimana istrinya selalu pergi.
Siapa saja teman – temannya?
Apa yang selalu dia kerjakan.
Dia tidak pernah mengetahuinya.
Bahkan dia tidak tahu apa – apa tentang istrinya itu.
Yang dia ingat adalah bagaimana tatapan yeoja itu terhadapnya. Senyum perih yang selalu dia berikan saat dia dengan kasar menyakitinya.
Benar – benar dia merasa dirinya bersalah. Sudah satu tahun mereka hidup bersama. Tetapi dia tidak tahu apa – apa.
“Chul-ah, kita ke kantor polisi saja.” Ucap Mrs. Kim memutuskan.
Tanpa berpikir panjang, Heechul menyetujui ucapan eommanya.
======================è Love is Hurts ç======================
Heechul menatap datar wajah polisi yang usianya mungkin sebaya dirinya. Polisi yang tengah serius mendengar penuturan eommanya. Karena bosan dia melihat sekeliling kantor polisi tersebut.
“Jadi sudah 3 hari menantu anda tidak ada kabarnya?”
“Benar.”
“Kenapa anda baru melaporkannya?”
“Kami baru mengetahui bahwa menantuku itu tidak sampai di Gwangju.”
“Apakah selama ini ada masalah dalam keluarga anda?”
Mrs. Kim melirik sekilas kea rah putranya. Lalu mengangguk perlahan. “Sedikit masalah dengan suaminya.”
Polisi muda itu mengangguk paham. Dia menatap sekilas kea rah Heechul yang terus berdiam diri sambil menatap ke samping. Entah apa yang dia perhatikan. Dan kembali mencorat – coret sebuah kertas.
“Jungsoo-ssi, tadi pagi ada seseorang menemukan ini di pinggir sungai Han.”
Seorang namja lain masuk dan menghampiri meja dimana Mrs. Kim dan Heechul berada. Dia meletakkan sepasang sepatu, sebuah tas.
“Oh?”
“Tapi tubuhnya belum diketemukan.”
“Kapan kejadiannya?”
“Perkiraannya sekitar tadi malam.”
“Donghae-ssi, terima kasih. Lanjutkan pencariannya. Kasus ini kuserahkan padamu.”
“Ne. algesumnida, Jungsoo-ssi.”
“Baiklah nyonya, tuan. Akan kami coba untuk mencari menantu anda.”
Mrs. Kim yang sedari tadi menunduk segera mendongak menatap wajah polisi muda tersebut.
“Kami akan tu..” ucapannya terhenti saat dia melihat sebuah tas yang dia hafal.
“Pak, ini…” suaranya bergetar saat dia menunjuk tas berwarna biru laut itu.
“Oh, tadi anak buah saya membawanya. Ada orang menemukannya di pinggir sungai Han.”
“Ini milik menantu saya.”
Ucapan Mrs. Kim mengalihkan perhatian pada Heechul dan kembali focus kepada hal yang ada di depannya.
“benarkah?”
Polisi muda bernama Jungsoo itu segera membuka isi tas. Mengeluarkan berbagai isinya.
Ponsel. Dompet. Kartu pengenal. Dan sebuah cincin.
Mata Heechul membulat. Cincin sederhana itu milik istrinya. Dia tahu itu. Karena dia yang menyematkan cincin itu ke jemari istrinya.
Dan Mrs. Kim semakin bergetar tubuhnya.
“Ini benar – benar milik menantuku.”
“Kalau begitu kemungkinan besar dia jatuh terpeleset ke dalam sungai. Atau mungkin….” Jungsoo menghentikan ucapannya sejenak. Melirik kea rah Heechul yang Nampak sedikit panic. “Dia bunuh diri.”
======================è Love is Hurts ç======================
Heechul hanya bisa berdiam diri. Ucapan polisi it uterus terngiang di benaknya.
Bunuh diri?
Apa mungkin istrinya senekat itu?
Tidak. Itu tidak mungkin.
“Apa yang harus kita katakana kepada orangtua Raena sekarang?” isakan Mrs. Kim tak berjawab.
Dia sungguh sedih. Karena dia menyayangi Raena. Sangat menyayanginya. Sejak awal mereka bertemu.
“Aku sudah berjanji akan menjaganya. Tetapi aku tidak bisa menjaganya.”
“Eomma, tenanglah. Tubuhnya masih belum ditemukan bukan? Dia pasti baik – baik saja.”
“Kalau saja kau mau bersikap baik kepadanya. Tentu ini tidak akan terjadi.”
Heechul menghela nafas panjang.
Dia merasa bersalah. Dan juga khawatir.
Namun, dia hanya diam saja. Menerima amarah eommanya.
======================è Love is Hurts ç======================
“Kau Nampak kusut chagi.” Suara seksi itu menyadarkan Heechul dari lamunannya. Senyum tersungging dibibirnya saat melihat kekasihnya datang ke kantornya.
“Raena belum ditemukan.” Ujarnya lirih.
“Hey, bukankah itu baik?”
Heechul menatap kekasihnya bingung.
“Kau sangat ingin dia pergi bukan?”
“Tetapi tidak dengan cara seperti ini. Dia membuat eommaku tak berhentinya cemas dan menangis.”
“Itu yang dia mau pastinya. Kau merasa bersalah dan tidak akan ada niat untuk menceraikannya.”
“Tetapi, aku tidak pernah memberitahunya aku akan menceraikannya.”
“Ssst.. sudahlah. Jangan bingung seperti ini. Sebaiknya kau lupakan dia hm?”
Heechul mengangguk lemah.
Sudah 1minggu dan tidak ada kabar apapun sama sekali. Tidak ada berita apapun. Entah kemana si Raena perginya.
======================è Love is Hurts ç======================
Plakkk
Heechul merasakan pipinya panas. Dia baru saja mendapatkan tamparan di pipinya oleh tangan kurus milik ibu mertuanya.
“Kembalikan putriku. Kembalikan dia. Kenapa kau tega seperti itu kepada anakku. Apa salah putriku kepadamu? Kenapa kau membuatnya nekat seperti itu?” histeris Mrs. Shin. Sementara Mr. Shin hanya bisa mencoba menenangkan istrinya yang tengah kalap itu.
Sedangkan Mrs. Kimpun hanya bisa menangis tersedu. Sambil terus menerus meminta maaf kepada besannya tersebut.
“Kau bilang akan menjaga putriku. Kau akan memberikannya kebahagiaan. Kenapa kau melakukan ini? Kau merampas kebahagiaannya. Jika kau tidak mau mengembalikan kebahagiannya, jangan meminta hidupnya. Seharusnya aku tidak menyerahkan anakku kepada pembunuh sepertimu.” Sekali lagi Mrs. Shin memaki Heechul.
Memuntahkan segala amarahnya.
Siang itu keluarga Shin sampai di Seoul dan tepat saat Jungsoo memberitahukan bahwa Shin Raena melakukan bunuh diri. Terbukti dari sebuah kertas yang ditemukan tersangkut di sebuah semak tak jauh dari barang – barangnya ditemukan sebelumnya. Bersama sebuah kalung yang ada foto dirinya dan Heechul.
Heechul hanya bisa berdiam diri.
Dia tahu dia salah.
Dia memang pantas disalahkan.
“Eomma, kita pergi saja. Aku tidak ingin melihat wajah orang yang telah merampas kebahagiaan eonnieku.” Suara dingin Minyoung menyela ucapan eommanya.
Dengan lembut dia memapah tubuh eommanya meninggalkan apartemen Heechul. Mr. Shin membungkuk sekilas kepada Mrs. Kim yang terus saja meminta maaf.
Hanya seorang namja tinggi yang mengucapkan salam sebelum berlalu meninggalkan kediaman keluarga Kim itu.
“Eomma,”
“Sudah puas khan sekarang? Aku tidak pernah menyangka akan memiliki seorang putra yang begitu jahat sepertimu.” Bentak Mrs. Kim.
“Eomma.” Lirih Heechul.
Mrs. Kim melempar sebuah map kea rah Heechul dan membuat isinya berhamburan saat membentur tubuh Heechul.
“Kau ingin menceraikannya? Tega sekali kau.”
“Eomma, mianhae. Aku hanya…”
“Hanya apa? Kau hanya bersikap egois. Menyakiti perasaan raena. Kau tahu dia sangat rapuh. Kenapa? Kenapa kau setega itu kepadanya?”
Heechul menunduk.
Perasaan bersalah ini menikam hatinya. Tetapi semua sudah terjadi bukan?
“Sekarang semua terserah padamu. Eomma tidak peduli lagi. kau mau menikahi wanita jalang itu silahkan saja. Semua terserah padamu. Tapi jangan harap eomma akan datang ke acara pernikahanmu itu.”
“Eomma,”
“Satu hal lagi. mulai hari ini, Eomma akan tinggal di Jepang. Eomma, masih tidak bisa menanggung rasa bersalah ini.”
“Eomma mianhae.”
Mrs. Kim memeluk tubuh putra semata wayangnya singkat. Lalu dia bergegas meninggalkan apartemen itu. Meninggalkan putranya dalam ketidakberdayaan akan rasa bersalah dan penyesalan itu.
Namun, apalah artinya menyesal jika semua sudah terjadi?
Semua tak akan pernah kembali bukan? Penyesalan memang selalu datang terlambat.
Suamiku, Kim Heechul
Mianhamnida aku telah hadir dalam hidupmu. Menyusahkan dirimu. Menghancurkan kebahagiaanmu. Sekarang akan aku kembalikan apa yang memang bukan milikku. Aku akan mengembalikan kebahagiaanmu.
Aku akan menghilang. Tak akan muncul lagi dihidupmu. Sampaikan ucapan maafku dan rasa sayangku kepada eommonim dan keluargaku.
Annyeonghigaseyo Kim Heechul-ssi.
Saranghaeyo.
Istrimu, Shin Raena.
======================è Love is Hurts ç======================
Hujan mengguyur Seoul mala mini. Terlihat seorang namja tengah berdiri di tepi sungai Han. Sebuket bunga lily putih berada dalam pelukannya. Dia membiarkan tubuh kurusnya basah kuyup oleh air hujan. Dia menatap nanar ke kejauhan.
“Rae-ya, mianhae. Aku tahu, meski aku berucap kata maaf sebanyak apapun, aku tidak akan pernah bisa menghapus dosaku padamu.”
Diam sejenak.
“Rae-ya, bolehkah aku berharap kau masih hidup? Kau baik – baik saja di suatu tempat?”
Selangkah.
Namja itu melangkah semakin dekat.
“Tahun kelima kepergianmu. Apa benar kau sudah meninggal? Kenapa tak ada yang bisa menemukan tubuhmu? Rae-ya, kau masih hidup khan?”
Selangkah lagi.
“Apa hatimu sesakit ini? Ah, pasti lebih sakit lagi bukan? Mianhae.” Namja itu meremas dada kirinya.
“Aku ini benar – benar jahat.” Isaknya lirih.
Namja itu memejamkan matanya. Kelebatan masa lalu kembali terbayang dibenaknya.
Flashback
Brakkk
Suara tabrakan itu terdengar sangat nyaring. Membuat jalanan di Gwangju yang tidak terlalu ramai itu berubah menjadi hiruk pikuk.
Sebuah kecelakaan terjadi tak jauh dari sebuah gereja yang penuh orang.
“Chul-ah,” bisik yeoja paruh baya itu.
“Eomma, gwenchana?”
“Ne, gwenchana. Kau baru saja menabrak seseorang. Cepat keluar. Kita harus tolong dia ne?”
“Ne.”
Bergegas, Heechul dan Mrs. Kim keluar dari mobil dan berlari menuju kerumunan. Nampak seorang namja tampan yang memakai tuxedo hitam tergeletak bersimbah darah. Heechul segera menghampiri namja itu. Memeriksa denyut nadinya.
Masih ada meski lemah.
“Eomma, kita bawa ke rumah sakit. Dia masih hidup. Tolong, bantu aku bawa dia kemobilku. Aku harus membawanya ke rumah sakit.” Pinta Heechul.
Beberapa orang segera membawanya ke mobil Heechul.
Secepat yang dia bisa, Heechul membawanya ke rumah sakit.
Mrs. Kim duduk di ruang tunggu dengan cemas. Sementara Heechul berdiri disampingnya. Menunduk juga.
Suara langkah kaki yang tergesa membuat ibu dan anak itu mendongak. Melihat seorang yeoja bergaun putih yang Nampak cantik tapi terlihat sekali wajahnya pucat dan cemas. Yeoja itu mengabaikan keberadaan Heechul dan eommanya. Dia berdiri di balik pintu ruang ICU. Heechul bisa melihat tetesan air mata dipipinya.
Tak lama beberapa orang Nampak berlari juga kea rah dimana yeoja itu berada. Dua pasang namja yeoja berusia paruh baya. Seorang yeoja yang sepertinya lebih muda dari yeoja pertama. Dan dua orang namja muda. Yang satu tinggi, yang satu sedikit gendut.
“Eonnie,”
“Nil-ah, otthe?” bisik yeoja pertama itu. Terlihat sekali kecemasan di mata basahnya.
Mrs. Kim segera berdiri. Dan menghampiri kumpulan orang – orang itu.
“Annyeong.” Sapanya pelan.
“Annyeong. Nuguya?” seorang namja paruh baya menyahut.
“Choneun Kim Hyeosin imnida. Mianhamnida apakah yang didalam ini keluarga kalian?”
“Benar. Lalu anda sendiri?”
“Mianhamnida, saya yang membawa dia ke sini. Dan ini semua salah saya dan anak saya. Kami yang menyebabkan kecelakaan itu.”
Terdengar seruan dari orang – orang itu.
“Gwenchana. Setidaknya anda mau bertanggung jawab.” Jawab namja tua lainnya.
Mrs. Kim Nampak menghela nafas lega.
Tak lama dokter keluar. Dan langsung diberondong berbagai pertanyaan. Wajah dokter itu menyiratkan kesedihan.
“Mianhamnida, kami sudah berusaha. Tetapi lukanya cukup serius. Saya tidak yakin. Sekarang Park Geonil-ssi sedang kritis.”ucap dokter tersebut.
“Bolehkah kami menemuiya?”
“Silahkan.”
“Nyonya Kim, mari ikut masuk.” Ajak Mrs. Park.
Mrs. Kim mengikutinya. Begitu juga dengan Heechul yang mengikuti eommanya.
Rupanya, namja bernama Park Geonil itu rupanya sudah sadar.
“Nil-ah.” Yeoja bergaun putih itu segera menghampiri namja itu. Namja itu tersenyum.
“Mianhae. Kita tidak bisa menikah hari ini. Tetapi kau bisa menikah hari ini Rae-ya.”
“Apa maksudmu? Kita bisa menikah kapan – kapan saja. Yang penting kau sehat.”
“Aku tidak yakin. Rae-ya, kau harus menikah hari ini juga ne?”
Yeoja itu menggeleng. Dia merasa tidak senang dengan ucapan calon suaminya itu. Mata namja itu melihat kea rah Heechul.
“Tuan, bisakah aku memohon padamu. Bisakah kau nikahi Raena hari ini juga? Sebelum matahari terbenam?”
“Nil-ah.” Semua yang ada berseru. Namun, namja itu tetap menatap lekat kea rah Heechul.
Memohon.
“Tentu saja, kami akan melakukan apapun yang kau minta nak.” Jawaban itu membuat namja bernama Geonil tersenyum lega.
Sementara Heechul menatap eommanya yang mengabaikannya.
“Appa, eomma, aboeji, eommonie, mohon nikahkan Raena dengan…”
“Kim Heechul.” sekali lagi Mrs. Kim yang menyahut.
“Dengan Kim Heechul-ssi. Ajhumma. Khamsahamnida.” Ucapnya pelan. Sebelum nafasnya berhembus satu persatu. “Aku mohon.” Lirihnya. Sebelum akhirnya, dia menghembuskan nafas panjangnya.
“Nil-ah, andwe.. andwe.. jebal.. ireona. Ireona chagi. Kajima… chagi..”
Heechul menunduk melihat namja itu akhirnya meninggal juga.
======================è Love is Hurts ç======================
“Ne, saya bersedia.”
Ucapan itu terdengar parau. Karena pemilik suara yang tak berhenti menangis.
“Kusahkan kalian sebagai suami istri. Sekarang cium pasangan anda.” Suara pendeta itu membuat Heechul agak terlonjak kaget.
Tak menyangka, mereka akan melakukan apa yang diminta oleh namja yang sekarang terbujur kaku di peti yang ada di samping mereka sekarang.
Heechul tidak mengira dia akan menikah dengan yeoja yang dia tidak kenal. Apalagi dia cintai. Tidak mungkin.
Tetapi itu kenyataan.
Dengan berat hati, Heechul memutar tubuh yeoja itu. Mengecup singkat bibirnya. Singkat. Namun, membuat semua yang ada sedikit puas.
“Kumohon bahagiakan Raena, ne? dia sudah aku anggap sebagai anakku sendiri. Dan geonil sangat mencintai Raena. Jadi tolong bahagikan dia.”
Entah ini yang keberapa kalinya orang – orang itu memohon kepada Heechul. yang hanya di jawab ‘ne’. sedangkan eommanya Nampak sangat semangat.
Heechul melirik jemari Raena.
Miris sekali.
Cincin itu sebenarnya untuk melamar Hyeri. Tetapi sekarang dipakai oleh yeoja tak dikenalnya ini.
Dan entah kenapa Heechul merasa sangat membenci Raena.
Menyebutnya sebagai penghancur kebahagiaannya. Melukainya dengan kata – kata bahkan dia juga memukul Raena. Namun, yeoja itu hanya menerima saja.
Selama satu tahun Raena diabaikan. Tidak cukup menderitakah dia?
Bukan salahnya khan memilih menghampiri kematian itu daripada menunggu kematian yang entah kapan datangnya?
Flashback end
======================è Love is Hurts ç======================
Heechul membuka matanya. Lalu kembali melangkah semakin dekat ke pinggiran sungai. Di undakan teratas dari sungai Han itu. Dia melempar buket bunga itu.
Hal yang dia lakukan selama 5tahun semenjak Raena menghilang. Atau yang dianggap orang telah meninggal itu.
“Rae-ya, kumohon kali ini, biarkan aku mendampingimu disana.”
Heechul seperti orang gila. Terkadang dia yakin Raena masih hidup. Tapi dilain waktu dia selalu melakukan hal yang berbahaya bagi dirinya.
Seperti sekarang.
Dia kembali seperti tahun – tahun sebelumnya. Setelah melemparkan buket bunga ke sungai Han dia akan segera turun. Untuk menenggelamkan dirinya sendiri.
Dan seperti yang sudah – sudah akan selalu ada yang menarik tubuhnya keluar. Tapi sepertinya kali ini tidak. Sampai air sungai sampai di dada Heechul, tidak ada orang yang menarik tubuhnya.
Hal itu membuat Heechul tersenyum.
“Rae-ya, aku datang. Tunggu aku chagi.” Bisiknya sambil memejamkan mata.
Rasa dingin dan air yang bergelombang cukup deras membuat tubuh Heechul terasa kaku. Kesadarannya makin lama makin hilang. Dan sebelum kegelapan merengkuhnya dia bisa merasakan tubuhnya tertarik. Tapi dia hanya terus tersenyum dan menyambut kegelapan itu.
======================è Love is Hurts ç======================
“Oppa, apa yang terjadi?”
“Tidak apa – apa. Untunglah belum terlambat. Min-ah, sepertinya Heechul mengalami depresi. Dia tertekan oleh rasa bersalah dan juga rasa penyesalannya.”
Yeoja itu, Minyoung menatap namjachingunya, Choi Siwon.
“Untuk apa dia menyesalinya? Rae eonnie sudah meninggal. Dan itu semua karena dia.”
“Chagi, Raena memilih mengakhiri hidupnya itu karena dia menyayangi namja itu. Kenapa kau tidak mencoba berdamai dengannya? Kasihan dia. Bahkan eommanya sendiri pun sekarang lebih memilih tinggal di Jepang.”
“Aku tidak peduli.”
“Kalau begitu demi Raena. Ingat. Dia suami Raena. Dia orang yang dicintai Raena. Apa kau akan membuat Heechul-ssi menderita? Kau tahu jika itu akan menyakiti Raena hm?”
Minyoung menghela nafas panjang.
“Demi eonnie ne?”
Siwon mengangguk sambil tersenyum lembut.
Perlahan Minyoung membuka pintu ruang rawat itu. Dan mendapati seorang namja menatap kosong keluar jendela.
“Annyeong Heechul-ssi.” Sapa Minyoung.
Heechul menoleh sekilas kea rah Minyoung.
“Waeyo?” tanyanya parau.
“Eh?”
“Kenapa aku harus diselamatkan? Kenapa tidak membiarkanku mati saja?”
“Heechul-ssi, berhentilah membuat eonnieku menderita.”
“Mworago? Seharusnya kau biarkan aku mati. Dengan begitu aku bisa meminta maaf kepada Raena.”
“Tidak sadarkah kau? Rae eonnie memilih mengakhiri hidupnya agar kau bisa melanjutkan hidup yang bisa membuat dirimu bahagia. Tidak kah kau ingin membalas apa yang diberikan eonnie kepadamu? Hiduplah bahagia. Agar pengorbanan eonnie tidak sia – sia.”
Heechul terdiam.
“Heechul-ssi. Mulailah dari awal. Hiduplah dengan baik. Biarkan rasa bersalah dan penyesalanmu menghilang. Kau boleh menikahi yeoja yang kau cintai itu, Song Hyeri. Jebal. Jangan biarkan apa yang dilakukan eonni menjadi sia – sia.”
Lagi – lagi Heechul terdiam.
“Takdirmu.. kau harus menjalani takdirmu. Percayalah, kau akan bahagia dengan takdir yang telah tertulis itu. Kau hanya perlu menjalaninya saja.”
“kau percaya takdir? Aku percaya. Buktinya adalah hubungan kita. Aku kehilangan kekasihku, calon suamiku. Tetapi aku mendapatkanmu. Meski kau tak mencintaiku, aku mencintaimu. Mudah sekali untuk jatuh cinta kepadamu Heechul-ah. Dan aku yakin, takdirku adalah mencintaimu sampai akhir hayatku. Heechul-ah, kau harus percaya takdir. Takdir yang akan menuntunmu menuju kebahagiaan meski harus ada rasa sakit. Aku memang sakit, tapi aku mencintaimu. Itu yang aku rasakan. Aku bahagia mencintaimu dalam kesakitanku.”
heechul teringat ucapan Raena yang tidak sengaja dia dengar saat Raena berucap lembut menyangkanya tengah tertidur.
“Minyoung-ah, bisakah aku bahagia tanpa Raena?”
“Rae eonnie, ada dalam hatimu. Dia akan selalu mencintaimu. Meski dia tidak ada lagi di sini.”
“Minyoung-ah, aku ingin bertemu eomma.”
Minyoung mengangguk. Dia segera keluar. Dan menuju ke taman. Menumpahkan apa yang sedari tadi ditahannya.
“Eonnie-ya, lihatlah suamimu. Tidakkah kau bahagia sekarang mendapatkan cintanya. Kenapa kau harus pergi secepat itu eonnie?”
Isakan Minyoung terhenti sejenak. Kala dia merasakan rengkuhan hangat dari kekasihnya.
======================è Love is Hurts ç======================
“Kau yakin Chul-ah?”
“Eomma, aku hanya ingin menenangkan diri sejenak. Setelah itu aku akan memulai kehidupanku dari awal.”
“Katakan pada eomma, kenapa kau tidak menikah dengan Song Hyeri.”
“Eomma. Aku memang mencintainya. Awalnya aku merasa ingin segera menikahinya. Tetapi, wajah Raena selalu membayang. Aku.. aku entah sejak kapan tidak lagi bisa nyaman bersama Hyeri. Di otakku selalu saja hanya Raena. Dia membuatku gila. Hingga sekarang.”
“Mianhae Chul-ah, eomma meninggalkanmu. Eomma tidak bisa berhenti menyalahkan diri eomma. Seandainya dari awal eomma menyetujui hubunganmu dengan Hyeri. Kita tidak akan bertengkar. Kau tidak akan menabrak calon suami Raena. Kita tidak akan bertemu Raena. Tidak akan membuat hidup gadis itu berakhir dengan tragis seperti ini.”
“Aniya eomma. Ini sudah takdir. Raena tidak menyesalinya. Aku baru menyadari saat dia tidak ada. Betapa berharganya dia. Eomma benar. Hyeri bukanlah wanita baik – baik. Mianhae eomma.”
“Gwenchana. Eomma akan menunggu kau kembali di rumahmu ne?”
“Ne eomma.”
Heechul memeluk eommanya lembut. Lalu melangkah ke sebuah terminal bis.
Dia akan menuju ke Mokpo.
Mencoba menenangkan diri sejenak.
Begitu Heechul menaiki bis, dia langsung memilih tempat duduk dekat jendela. Dia mengeluarkan sebuah kotak kecil. Berisi cincin dan kalung yang dia berikan untuk Raena. Yang telah Raena kembalikan 5tahun yang lalu.
“Rae, kau suka pantai ne? aku akan memberikannya kepadamu lagi. di pantai. Aku harap kau mau menerima ini jika kau tak membiarkanku mendampingimu disana.” Bisik Heechul.
Dikecupnya cincin itu lembut.
======================è Love is Hurts ç======================
Kebahagiaan akan terasa saat kau baru saja terluka
Hal yang berharga akan terasa berharga jika kau baru saja kehilangannya
======================è Love is Hurts ç======================
Semilir angin menyambut Heechul sore itu. Laut yang tenang. Dan sunyi.
Seandainya ada Raena..
Entah bagaimana Heechul bisa membayangkan sosok Raena yang tersenyum ceria sambil bermain air.
“Rae-ya.” Ucapnya pelan.
Dia melihat sosok Raena memanggilnya di antara ombak – ombak itu. Heechul kehilangan akal. Tanpa berpikir panjang lagi dia menuju ke tengah laut.
Saat tersadar dia sudah berada ditengah – tengah laut. Dan entah kenapa tubuhnya terasa mati rasa. Kaku. Dan dia bisa melihat wajah Raena dengan jelas.
“Kau menginginkanku sekarang chagi?”
Heechul memejamkan matanya. Pasrah.
======================è Love is Hurts ç======================
Heechul membuka matanya. Mendapati sekelilingnya putih. Tirai putih. Dinding putih. Semuanya serba putih.
“Engh..” erang Heechul. saat dia merasakan kepalanya sakit.
“Ajuchi jangan bangun duyu.”
Heechul mencoba memperjelas penglihatannya saat mendengar suara yang lucu itu. Heechul melihat seorang yeoja kecil berambut sebahu tengah menatapnya dengan mata bening yang mirip seseorang.
“Aku.. dimana?”
“Dilumah Heena.” jawabnya.
Heechul terdiam. Mencerna ucapan yeoja kecil itu.
Dirumah?
Apakah itu berarti dia masih hidup?
Kriek.
Pintu terbuka, menampilkan sosok seorang namja tampan.
“Omo, kau sudah bangun rupanya.”
“Ne.”
“Heena keluar sekarang aegya. Eomma sudah menunggumu.”
“Ani. Heena mau dicini caja. Appa Mimi, ajhuci milip sekali dengan appa Heena ne? yang ada di foto eomma.”
Heechul bisa melihat wajah namja di depannya sedikit salah tingkah.
“Ani Heena. sudah Heena keluar ne, kasihan eomma.”
“Ani. Ajhuci, apa ajhuci appa Heena?”
Heechul kaget mendengar ucapan polos Heena.
“Sudah, jangan dianggap ucapan putriku ini. Dia memang selalu begitu.” Tawa namja itu. Menutupi kegugupannya. “Oh ya, namaku Zhoumi. Kau?”
“Kim Heechul.”
Namja itu mengangguk.
“Kau makanlah bubur ini, aku akan membawa anakku keluar dulu.”
“Shillo appa. Heena mau dicini.” Rengek Heena.
“Aniya. Nanti eomma marah.”
“Appa, jebal…” heena terus saja merengek.
“heena-ya…”
Brak.
Ucapan zhoumi terhenti kala mendengar suara pintu terbuka.
“Heena-ya, jangan ganggu appa ne?”
Heechul mendongak mendengar suara lembut ini. Suara yang selama 5tahun belakangan ini selalu terngiang dibenaknya.
Wajah itu.
Prank.
Zhoumi dan yeoja itu menoleh menatap kea rah suara piring jatuh itu. Mata yeoja itu membulat horror.
Kedua tangannya membekap mulutnya yang hampir mengeluarkan pekikan.
“Rae-ya…” bisik Heechul.
Namun, yeoja itu segera berlari keluar. Mengabaikan panggilan Zhoumi dan Heena.
Heechul yang lemas, entah dapat kekuatan darimana hingga dia bisa bangkit dan berlari mengejar Raena dengan terhuyung – huyung.
Grebb
Akhirnya Heechul bisa menangkap pergelangan tangan Raena. Memutar paksa tubuh Raena. Dan mendapati yeoja itu menangis.
Sakit.
Sakit sekali hatinya melihat yeoja itu menangis.
“Uljima, uljima Rae-ya. Jebal. Jangan menangis lagi.” bisik Heechul lembut.
Raena mendongak. Mata basahnya menatap lekat Heechul.
“Wae? Kenapa kau disini?” bisik Raena parau.
“Aku…. Entahlah. Aku hanya ingin kesini saja. Syukurlah kau baik – baik saja. Kenapa kau tidak menghubungi kami?”
Heechul menangkup wajah Raena. Menatapnya dengan pandangan senang dan cemas.
“Aku sengaja.”
“Wae?”
“Aku hanya tidak ingin menyusahkanmu dan keluargamu.”
“Mianhae. Aku benar – benar jahat saat itu. Tapi aku sadar aku salah. Aku tahu aku tidak pantas mendapatkan maafmu. Tetapi aku akan tetap mengucapkan maaf maaf maaf. Maafkan aku.”
Raena menggeleng.
“Ani. Itu bukan salahmu. Apa kau baik – baik saja? Apa kau… menikah dengan Hyeri?” raena menggigit bibirnya saat mengucapan nama itu.
“Ani.”
Raena kembali menatap wajah Heechul. kaget.
“Wae?”
“Dia tidak sebaik yang aku bayangkan. Dan entah sejak kapan aku mulai menyayangi seseorang lainnya. Hanya saja aku terlalu egois hingga dia meninggalkanku.”
Raena menunduk kecewa.
“Saranghaeyo Rae-ya.” Bisik Heechul lembut.
Untuk kesekian kali, Raena terkaget dengan ucapan Heechul.
“Aku..”
“Eomma.” Pekikan kecil itu membuat Raena dan Heechul menoleh.
Heena berada dalam gendongan Zhoumi. Menuju kea rah Raena, yang segera menyambut Heena dengan senyum bahagia.
Heechul merasakan hatinya kembali sakit.
Dia lupa.
Raena telah memiliki seorang anak. Dia sudah menikah.
Terlambat untuknya.
Raena Nampak bahagia.
Kenapa mereka harus bertemu sekarang?
Kenapa disaat Raena telah menikah dan memiliki seorang putri?
Kenapa?
Heechul berbalik. Lalu melangkah pergi. Hatinya sangat sakit. Jauh lebih sakit dibandingkan saat Hyeri kepergok berselingkuh di belakangnya.
Cinta itu menyakitkan
Namun, dibalik rasa sakit itu
Ada satu kebahagiaan tersembunyi
“Appa.”
Langkah Heechul terhenti saat dia merasakan kakinya dipegang seseorang. Dan suara lucu itu memanggilnya Appa.
Heechul menoleh dan menatap yeoja kecil itu.
“Appa?”
Angguk Heena semangat.
Heechul menatap bingung kea rah Raena. Mata Heechul terbelalak kaget. Ketika dia melihat Zhoumi menggenggam tangan seorang yeoja. Dan Raena yang menatapnya sambil tersenyum.
“Heechul-ah, kau belum berkenalan dengan putriku khan? Namanya Kim Heena.”
“Mwo?”
Raena mendekat. Lalu mengambil Heena dalam gendongannya.
“Kau ingat saat kau mabuk Heechul-ah? Malam itu, kita menjadi suami istri yang sesungguhnya. Meski kau tak ingat. Meski saat itu kau membayangkan orang lain saat melakukannya, tetapi kita memang melakukannya. Dan…. Inilah hasilnya.” Jelas Raena sambil tersenyum.
“Heena anak kita?”
Raena mengangguk.
“Kau tidak menikah dengan Zhoumi?”
“Ani. Zhoumi itu suami Miyoung. Shim Miyoung, dia yang menyelamatkanku saat aku menenggelamkan diri di Sungai Han dulu.”
Sungguh, Heechul ingin berteriak saking senangnya. Dia segera merengkuh Heena dalam pelukannya. Menciumi wajah gadis mungilnya bertubi – tubi. Membuat Heena menjerit senang. Dan tertawa.
“Gomawo. Jeongmal gomawoyo.” Ucap Heechul sambil mengecup kening Raena lembut.
======================è Love is Hurts ç======================
“Ne, aku bersedia.” Suara lembut dan tegas terdengar di ruangan sunyi itu.
“Dengan ini kusahkan kalian sebagai suami istri. Silahkan cium pasangan anda.”
Namja tinggi itu segera merengkuh tubuh istrinya dan memberikan ciuman hangat.
Tepuk tangan para tamu undangan menyadarkan mereka.
“Chagi, kau bahagia?” bisik seorang namja.
“Sangat.”
Namja itu menoleh kea rah istrinya yang tengah duduk dengan perut membuncit. Ah, sungguh akhirnya dia bisa hidup bahagia.
Raena dan Heechul memutuskan untuk kembali menikah tak lama setelah Heechul menemukannya. Eomma Heechul bahkan selama seminggu penuh tidak membiarkan Raena pergi – pergi. Dia menahan Raena dan Heena dirumah saja.
Sementara orangtua Raena dan orangtua Geonil saking senangnya hingga kemudian datang ke Seoul.
Untuk sementara kediaman keluarga Kim itu menjadi ramai.
Dan kemudian mereka memutuskan untuk menikahkan kembali Heechul dan Raena secepatnya. Ditambah lagi ternyata Raena tengah hamil 2 minggu anak keduanya.
“Kenapa kau menatapku seperti itu?”
“Ani. Kau semakin cantik saat tengah hamil.”
Wajah Raena memerah. “Gombal.”
“Appa, ayo foto cama minyoung ajhuma dan ciwon ajhuci.” Suara melengking itu terdengar menghentikan debat bumonimnya.
Heechul membantu istrinya yang hamil tua itu mendekat kea rah kedua mempelai.
Benar. Hari ini pernikahan Minyoung dan Siwon.
Hana
Dul
Set
Ceprett
======================è Love is Hurts ç======================
Kebahagiaan tidak akan datang sendiri
Kau harus tetap mencarinya
Kau harus tetap melalui segala hal yang menyakitkan
Untuk mencapai kebahagiaanmu
Yang sebenarnya
End