Dracula Part 7

 

 

Tittle : Dracula _KiEun Couple_

Author : Frey (dibantu NTa, Nana, Hyochan, Aulia n Nova)

Lenght : Chaptered (7 of ?)

Cast : Kim Kibum

Sung Eunhee

Other Cast

Genre : Fantasy, Romance, horor (?)

Rated : PG15 –NC17 *mungkin*

Warning : Gaje, aneh, typo.

Summary : Mereka makhluk kegelapan yang mengincarmu, para manusia *summary macam apa ini coba?*

Diclaimer : Cast Punya Tuhan, tetapi Fic ini asli punyaku. terinspirasi dari FFnya Nta…

Part ini sepetinya Garing, lebih manusiawi. tanpa ada NC.a tanpa ada sisi darknya. semuanya datar. entah apa yang ada diotak saya hingga jadinya aneh seperti ini.tapi tetap saja aku minta RCL ya….

Yang ari kemarin dah koment, jeongmal khamsahamnida. yg aku tag mulai sekarang adalah yang kasih koment, n yang bersangkutan ma ni FF… sekali lagi jeongmal gomawoyo..

Oke Happy Reading ^^V

Eunhee memandangi langit yang mulai menggelap. Sebentar lagi dia harus berangkat bekerja. Tetapi dia masih menunggu suaminya.

Benar, Eunhee akhirnya menikah dengan Kim Kibum hanya berselang 2minggu setelah Kibum menyapa mereka.

Gilakah dirinya?

Mungkin saja. tetapi entah kenapa Eunhee tidak bisa menolaknya. Dia setuju saja. padahal dia belum mengenal siapa Kim Kibum.

Eunhee kembali teringat ke saat mereka menikah. Pernikahan yang mungkin paling aneh bagi Eunhee.

Flashback

Sung Eunhee meremas gaun pengantinnya yang berwarna putih itu. Tetapi dia merasa takut. Dia merasa sendirian.

Bagaimana tidak?

Dia menikah di sebuah gereja tua. Pada tengah malam. Tanpa keluarga dan temannya. Hanya keluarga dari calon suaminya.

Tetapi, kenapa harus di gereja ini? kenapa harus malam hari?

Suara pintu terbuka.

Seorang yeoja berwajah pucat masuk. Dia memakai pakaian hitam. Matanya menyorot tajam. Meski ada senyum terukir di bibir pucatnya itu.

“Kau gugup eonnie?” tanyanya. Suaranya lembut, tetapi membuat bulu kuduk Eunhee merinding.

“Ne.” Jawab singkat Eunhee.

Yeoja itu yang diketahui Eunhee bernama Park Hyochan duduk dihadapannya. Menggenggam erat tangan gadis itu.

“Eonnie-ya, kau tenanglah. Semua akan baik – baik saja. kau hanya perlu percaya kepada kami.” Ucap Hyochan.

Eunhee mengabaikan rasa dingin dari genggaman Hyochan. Lalu tersenyum.

Tak lama, seseorang masuk. Kim Joongwon. Atau Yesung masuk. Dia yang akan mengantar Eunhee menuju altar. Dan yang memimpin pengambilan sumpah adalah Park Jungsoo kakak tertua Kibum.

Lagi – lagi Eunhee melihat orang berpakaian Hitam.

Bahkan saat dia memasuki tempat acara itu, semuanya berbaju hitam. Hanya dirinya yang memakai baju putih.

Kenapa mereka memakai baju hitam? Seperti menghadiri acara pemakaman saja. tetapi berbagai pertanyaan itu menghilang kala dia melihat Kibum yang terlihat sangat tampan.

@@@@@

Pengambilan sumpah telah dilakukan. Mereka tengah berpesta. Eunhee duduk di pojokan. Dia sudah berganti baju. Memakai gaun berwarna putih gading. Suaminya tengah bersenang – senang bersama saudara – saudaranya yang lain.

Eunhee heran, kenapa keluarga ini tinggal di gereja tua? Dan kenapa mereka semua berwajah pucat pasi?

“Selamat datang di keluarga kami Eunhee-ssi.” ucap seseorang. Eunhee menoleh. Park Jungsoo.

Kakak tertua yang sekaligus memiliki aura yang cukup menakutkan.

“Khamsahamnida.” Jawab Eunhee singkat.

“Kau memilih untuk menjadi istri Kibum, serta menjadi bagian keluarga kami. Kau siap dengan segala resikonya?”

Eunhee bingung mendengar ucapan Jungsoo. Tapi dia hanya mengangguk kecil.

“Ne,”

“Baguslah.”

Lalu namja itu melangkah pergi, mendekati Kibum. Tak lama Kibum menghampirinya.

“Mianhae Chagi, kau menunggu lama? Ayo kita ke kamarku.” Ajaknya.

Dada Eunhee bergemuruh. Dia gugup. Jantungnya berdegup kencang. Wajahnya memerah. Dia bahkan bisa merasakan keringat dingin di telapak tangannya. Tetapi, dia hanya pasrah mengikuti langkah Kibum. Suaminya sekarang.

Flashback end

“Melamunkan apa Chagi?” tanya Kibum.

Eunhee merasakan pelukan di pinggangnya. Membuat dia merasa nyaman.

“Aniya. Hanya tidak menyangka ternyata kita sudah 2 minggu menikah.”

“Hm, Kau sudah siap? Ayo berangkat kerja. Akan aku antar kau.” Ucap Kibum, sambil menciumi cuping telinga Eunhee. Membuat Eunhee menggeliat dalam dekapan Kibum.

“Kajja.” Ajaknya.

Kibum tersenyum. Yeoja ini masih tidak tahu siapa sebenarnya suaminya itu.

@@@@@

Mereka sampai di pelataran parkir kampus. eunhee turun dari mobil Kibum, diikuti Kibum.

“Aku akan menjemputmu nanti. Jangan pulang dulu sebelum aku sampai di sini.” pesan Kibum.

“Arraseo. Kau selalu mengulangi hal itu.” Ucap Eunhee sambil tersenyum.

Kibum menarik tubuh Eunhee, lalu mengecup bibir Eunhee lembut. Membuat eunhee mendesah.

Mata Kibum berkilat merah saat dia mencium aroma darah Eunhee yang terasa semakin wangi. Maklum saja sedang bulan purnama.

“Eungh…” lenguh Eunhee saat ciuman Kibum beralih ke lehernya.

“Ehem.” Suara deheman itu membuat Eunhee mendorong tubuh Kibum.

Mata Eunhee terbelalak saat melihat siapa orang yang mengganggu kegiatan mereka tadi. Sedangkan Kibum menatap malas kearah dua orang pendatang itu.

“Tidak menyangka, selama satu bulan menghilang kau menjadi wanita murahan seperti ini Sung Eunhee.” Ucap namja bernada dingin ini.

Eunhee merasa hatinya sakit. Apalagi saat dilihatnya yeoja yang bersama tunangannya itu tersenyum penuh kemenangan.

“Jaga mulutmu Tuan.” Ucap Kibum pelan.

“Siapa kau? Ini bukan urusanmu. Ini urusanku antara aku dan tunanganku yang murahan ini.”

“Siapa yang kau bilang murahan Tuan?”

Namja itu tersenyum sinis ke arah Kibum. “Apa tidak murahan jika berciuman dengan namja lain hah?”

“Apa salah berciuman dengan suami sendiri?”

“Mworago?”

“Perkenalkan, Kim Kibum imnida. Suami dari Sung Eunhee.”

Eunhee bisa melihat rasa terkejut di wajah tunangan dan juga sahabat, ani.. mereka adalah mantan tunangan dan mantan sahabat. Dan entah kenapa Eunhee menikmatinya.

“Itu tidak mungkin, kau dan aku masih bertunangan.” Desis namja itu.

Eunhee mengobrak – abrik tasnya lalu melempar sebuah cincin.

“Tidak lagi, semenjak kau berselingkuh dengannya.” Desis Eunhee lalu meninggalkan mantan tunangan dan mantan sahabatnya itu.

Kibum memberikan senyuman dinginnya. Lalu kemudian berlalu.

@@@@@

Bulan terlihat semakin tinggi. Dan semakin terang. Dan para drakula mengincar mangsanya. seperti juga Kim Kibum.

Dia haus sekarang.

Dia ingin merasakan darah istrinya.

Tetapi dia bersabar. Sebentar lagi istrinya akan selesai bekerja. Dan dia bisa menikmati darah istrinya yang terasa menggoda baginya.

Seseorang mengetuk kaca jendela mobilnya. Kibum menurunkannya. Dan mendapati wajah cantik seseorang yang tengah tersenyum. Kibum menyeringai licik, saat melihat siapa yang datang. Dia adalah sahabat istrinya yang telah merebut tunangan Eunhee.

“Ada yang bisa saya bantu agahssi?” tanya Kibum ramah. Tetapi matanya menatap lekat ke arah leher jenjang wanita itu.

“Bisa kita bicara?” tanya wanita itu.

“Baiklah.” kibum mengajak wanita itu ke balik pohon yang tak jauh dari mobilnya. Mata Kibum kembali berkilat merah sebelum akhirnya dia berbalik ke arah yeoja itu dan memberikan senyum manisnya.

“Ada apa?”

“Kim Kibum-ssi, aku ingin tahu bagaimana kau bisa menikah dengan Sung Eunhee. Sudah berapa lama?” tanya yeoja itu to the point.

“Kami menikah 2minggu yang lalu.”

“Sudah lama kau mengenal Eunhee?”

“Tepat satu bulan yang lalu.”

“Mwo? Kau baru mengenal 2 minggu saat menikah dengannya? Kau tidak mengenalnya. Kenapa harus menikah dengannya?”

“Memang kenapa? Aku merasa dia orang yang aku cari.”

“Hm, Kibum-ssi, aku tidak peduli dia orang yang kau cari atau bukan. Tetapi aku tertarik kepadamu.” Yeoja itu mengerling kea rah Kibum. Membuat Kibum mendengus.

Dasar wanita murahan.

“Apa maksudmu?”

“Jangan berpura – pura bodoh Kibum-ssi. Kau itu namja. Apa kau bisa puas dengan yeoja pasif seperti Eunhee?”

Yeoja itu mendekat kea rah Kibum. Dia mengalungkan tangannya ke leher Kibum, lalu mulai menyerang bibir Kibum. Dan yah, Kibum membalas ciuman itu membuat sang yeoja merasa senang usahanya berhasil.

Dia memang iri kepada Eunhee, itu sebabnya dia selalu berusaha merebut apa yang dimiliki Eunhee.

Ciuman Kibum beralih ke leher yeoja itu. Membuat si yeoja mendesah nikmat. Tidak menyadari maut tengah mengintainya.

“Aghassi, tahukah kau. Kau itu sangat murahan. Tak pantas kau menjelek – jelekkan istriku. Setidaknya dia masih suci saat aku menikahinya. Huh. Aku tidak suka dengan bekas orang lain.” Bisiknya lirih.

Belum sempat yeoja itu menanyakan apa maksud ucapan Kibum, dia merasakan panas, sakit dan pedih di lehernya. Saat Kibum mengoyak leher itu brutal. Taringnya menghujam tajam. Menghisap darah yeoja itu sampai habis.

Bahkan yeoja itu tidak sanggup untuk berteriak.

@@@@@

Eunhee menghampiri suaminya yang tengah berdiri di samping mobilnya. Dilihatnya suaminya itu tidak terlalu pucat seperti biasanya.

“Ayo kita langsung pulang.” Ajak Kibum.

“Ne.” jawab Eunhee.

Mereka menuju apartemen Eunhee.

Benar.

Selama ini mereka tinggal di sana. Karena Eunhee merasa tidak nyaman tinggal di gereja tua itu.

Sesampainya di apartemen, Eunhee langsung menuju ke dapur untuk mengambil air minum. Dia merasa sangat haus.

Dan tiba – tiba Eunhee merasakan dekapan lembut dari belakangnya. Dan merasakan hembusan nafas suaminya.

“Hm?” gumam Eunhee.

“Chagi…” bisik Kibum, dengan nada manja. Membuat Eunhee paham apa yang diinginkan Kibum. Dia berbalik lalu mencium bibir Kibum yang dingin.

Argh,

Kenapa tubuh Kibum begitu dingin?

Tetapi, pertanyaan Eunhee menghilang saat sambutan Kibum terasa menggelora. Mereka bermain lidah dengan asyiknya. Decapan, erangan dan lenguhan terdengar di malam itu.

Masih tak melepas ciuman panas mereka, Kibum mengangkat tubuh Eunhee menuju kamar mereka. mereka bercinta untuk kesekian kalinya dan berkali – kali, membuat tubuh Eunhee lemas. Tetapi masih berusaha melayani suaminya yang entah kenapa, mala mini seperti tak puas – puasnya mengerjai tubuh Eunhee.

“Chagi,,” bisik Kibum sambil menjilati leher Eunhee. Membuat Eunhee menggeliat lagi. dia tidak tahu bahwa taring Kibum keluar. Dengan sedikit kasar, Kibum menancapkan taringnya membuat Eunhee membeliak. Merasakan sakit. Dan perlahan dia kehilangan kesadaran.

@@@@@

Esok paginya, Eunhee terbangun dengan badan yang terasa pegal dan rasa pedih di leher. Dan juga sendirian.

Tetapi Eunhee sudah biasa.

Setiap dia terbangun esok harinya, suaminya sudah tak terlihat. Selalu begitu. Entah kemana. Kibum tak pernah memberitahunya.

Ting tong!

Suara bel pintu membuat Eunhee menghentikan langkahnya yang menuju ke dapur seusai membersihkan diri tadi. Dengan sedikit malas, Eunhee membuka pintu. Dan terhenyak mendapati mantan tunangannya.

“Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Eunhee tenang.

“Sue Yun tadi pagi ditemukan meninggal.” Ucap mantan tunangan Eunhee. Sue Yun adalah sahabat sekaligus kekasih gelap tunangannya ini.

Kabar itu menyentakkan hati Eunhee. Bagaimanapun juga Sue Yun pernah menjadi sahabatnya.

“Ba-bagaimana bisa?”

Namja itu menunduk. “Semalam kami berpisah waktu pulang. Karena dia mengatakan ada barangnya yang terjatuh. Dan dia kembali sendiri. Tapi tadi pagi dia sudah ditemukan dalam keadaan meninggal.” Namja itu meneteskan air matanya.

“Sue Yun meninggal karena apa?”

“Darahny habis. Dan ada luka gigitan di lehernya.” Eunhee terkesiap.

Apa benar drakula?

“Dan… dan ada yang melihat, kalau sebelum meninggal dia bercakap dengan suamimu.”

Eunhee hanya bisa terpaku mendengar ucapan mantannya tersebut.

Mana mungkin?

Dia mengenal Kibum orang yang baik. Meski pendiam. Tetapi dia tidak pernah berlaku kasar pada orang lain. Ataukah dia yang tidak mengetahuinya.

“Kotjimal.” Ucap Eunhee kasar, sambil menutup pintu.

Dia sungguh tak percaya ucapan namja itu. Tetapi, dia juga tidak mengenal siapa sebenarnya Kim Kibum itu. Apakah benar dia manusia biasa atau drakula?

Terlalu banyak hal yang tidak diketahui Eunhee.

@@@@@

Eunhee menatap gereja tua itu. Hari menjelang siang saat EUnhee sampai di sini. Perlahan dia masuk.

Gelap.

Sunyi.

Padahal hari masih siang.

“Ingin bertemu suamimu Eunhee-ya?” suara itu mengejutkan Eunhee.

“Ne.” rupanya Lee Donghae, hyung Kibum. Dia bersama seorang yeoja imut yang rasa – rasanya Eunhee kenal.

“Dia ada dikamar.” Jawab Donghae.

Eunhee mengangguk, lalu menuju kamar suaminya.

Kriet.

Pintu terbuka.

Menampakkan sosok tampan dari namja bernama Kibum itu. Dia duduk santai di ranjangnya. Mata kelamnya menatapi sosok istrinya yang Nampak kalut.

“Eunhee-ya, wae gurae?”

“KAtakan padaku bukankau yang membunuh Sue Yun khan?”

Alis tebal Kibum terangkat. “Sue Yun?”

“Dia…. Dia yang semalam bertemu kita.”

Kibum mengangguk mengerti.

“Bum-ah, itu tidak benar khan?”

“Jika itu benar bagaimana?” Kibum mendekati Eunhee.

“M-mwo?”

“Jika aku memang drakula bagamana?”

“Itu tidak mungkin.” Geleng Eunhee.

“Tapi aku memang benar drakula, Chagi. Tidak kah kau menyadarinya?”

Eunhee terdiam. Kilasan – kilasan tentang Kibum mulai berputar di otaknya. Membuat Eunhee mengerang.

“WAe? Kenapa kau lakukan ini padaku? Kau menjebakku? Kau memanfaatkanku.” Pekik Eunhee. Air matanya tumpah begitu saja.

“Benar. Aku menjebakmu. Aku meanfaatkanmu.” Ucap Kibum dingin.

Sesak.

Itu yang dirasakan Eunhee.

Orang yang dia percaya, ternyata telah menipunya. dan kali ini entah mengapa sakit yang dirasakan Eunhee melebihi sakit saat dia melihat tunangan dan sahabatnya ketahuan selingkuh.

“Kenapa kau lakukan itu?” bisik Eunhee.

“Karena darahmu.”

Eunhee tertawa miris. Ternyata karena darah.

“Kenapa kau tidak membunuhku saja? Kenapa kau harus membohongiku?”

Kibum menatapnya dengan pandangan dingin. Amat sangat dingin.

“Karena aku menginginkanmu menjadi budakku. Aku tidak ingin membunuhmu, karena kau harus melayaniku.”

Eunhee benar – benar merasa hatinya hancur. Tetapi dia mencoba tegar.

“Aku membencimu.” Bentak Eunhee.

Lalu berlari. Mengabaikan panggilan dari Donghae. Dia hanya ingin pergi. Pergi untuk meratapi nasibnya.

Sementara Donghae menghampiri Kibum yang diam mematung.

“Tak kau kejar istrimu?” Tanya Donghae.

“Ani hyung.”

“Wae?”

“Karena dia yang akan mendatangiku. Dia tidak akan bisa lari dariku lagi.” ucap Kibum, lalu kembali ke ranjangnya.

Donghae hanya mengangkat bahu tak peduli. Dan kembali ke tempat dimana kekasihnya berada.

Bagaimanakah hubungan KiEun selanjutnya???

======è next ç==========

Dracula Part 6

 

 

 

 

Tittle : Dracula _MinRim Couple_

Author : Frey (dibantu NTa, Nana, Hyochan, Aulia n Nova)

Lenght : Chaptered (6 of ?)

Cast : Lee Sungmin

Park Dongrim

Other Cast

Genre : Fantasy, Romance, horor (?)

Rated : PG15 –NC17 *mungkin*

Warning : Gaje, aneh, typo.

Summary : Mereka makhluk kegelapan yang mengincarmu, para manusia *summary macam apa ini coba?*

Diclaimer : Cast Punya Tuhan, tetapi Fic ini asli punyaku. terinspirasi dari FFnya Nta…

Oke ini sedikit mengandung NC. Yang belum cukup umur bisa lewatin yang aku tulis tebel ya. Mianhae jika ceritanya aneh dll. Dan di sini mengandung kekerasan juga. Terima Kasih buat Nta yang memberikanku sebuah ide ini. Meski hasilnya jauh dari bagus. Tapi tetep ya, aku butuh RCL bagi yang baca.

Oke Happy Reading ^^V

Park Jungsoo tengah menyalakan lilin – lilin. Itu dia lakukan setiap malam, sampai adik – adiknya berhasil melakukan tugasnya, menemukan manusia terpilih dan menandainya. Bagaimanapun caranya.

Mala mini dia kembali melakukan hal itu ditemani oleh salah satu dongsaengnya, Kim Heechul. meski mereka berdiam diri, karena Jungsoo tidak tahu apa yang tengah dipikirkan Heechul. Dracula paling ganas. Benar. Bukan dirinya yang ganas, tetapi Heechul.

Dia tidak pernah segan – segan membunuh siapa saja. Tidak peduli dia itu masih kecil. Karena sesungguhnya Heechul sangat membenci manusia, tapi dia memperdaya manusia dengan tingkahnya yang bersahabat. Benar – benar mengerikan.

Suara kepak sayap mendekat kea rah mereka. tanpa mengalihkan pandangan, Jungsoo dan Heechul tahu siapa yang datang.

Lee Sungmin.

Dia, jika berwujud manusia adalah drakula yang imut. Membuat dia banyak disukai manusia. Sayang sekali, dia tidak kalah liciknya dengan Heechul.

Sungmin tidak mengenal kata cinta.

Oh ayolah, semua drakula juga punya hati. Dia memiliki rasa cinta. Tentu saja untuk meneruskan keturunan mereka. Dracula memang memiliki umur panjang. Tetapi tidak semuanya abadi. Lihat saja, para Dracula berdarah murni tinggal mereka saja.

Padahal mereka telah hidup selama berabad – abad.

Dan rasa cinta mereka tentu saja bukan pada manusia. Karena mereka tidak ingin mengulangi kesalahan leluhur mereka.

Sebelum mereka terlahir, pernah terjadi sebuah legenda tentang kisah cinta Dracula dan manusia. Para manusia dan Dracula mengikat perjanjian, agar Dracula tidak meminum darah. Dan apa yang terjadi, manusia – manusia itu membantai para Dracula.

Beruntung sekali sekelompok Dracula darah murni berhasil meloloskan diri.

Manusia itu makhluk munafik yang ingkar janji. Dan kemunafikan dibalas dengan kemunafikan juga bukan?

Mereka bebas berjanji, tetapi tentu saja tidak akan begitu saja mereka menepatinya.

“Hyung.” Ucap Sungmin.

“Hm,” gumam Jungsoo.

“Mala mini, aku akan memilikinya sepenuhnya.” Ucap Sungmin.

“Pastikan dia mengingatnya. Kau menandainya saat dia tidur. Tentu sajaa dia tidak mengingatnya.”

“Tentu saja. Akan aku buat dia mengingat hal ini selamanya.”

Sungmin menyeringai. Lalu dia pergi.

“Kau tak pergi Chul-ah?”

“Hm yah, tentu saja. Dan kau, tidak pergi Jungsoo-ya?”

Jungsoo tersenyum. “Aku juga harus pergi. Dia sudah menungguku sepertinya.”

Kedua Dracula itu berubah dalam sekejap.

@@@@@

Dongrim memeriksa seorang mahasiswinya yang tengah beristirahat. Dia sakit. Dan sebagai uisa di sini, itu adalah tugas Dongrim.

“Uisa, sekarang malam bulan purnama lagi ne?” ucap sang mahasiswinya.

“Ne. waeyo?” Tanya Dongrim.

Mahasiswi itu menghela nafas. “Sejak dua bulan lalu, aku merasa sedikit takut saat malam bulan purnama. Takut jika besoknya aku tidak bisa melihat matahari terbit. Aku takut aku akan menjadi korban berikutnya dari drakula itu.”

“Kau ini bicara apa? Tidak ada drakula.” Dongrim menenangkan mahasiswinya tersebut. Dan membuat gadis muda itu tersenyum, meski tetap saja raut wajahnya cemas.

Dongrim tahu gadis ini sangat ketakutan. Kematian demi kematian yang terjadi belakangan ini tentu membuat siapa saja yang jiwanya rapuh akan merasa tertekan. Tetapi bukankah kematian itu sudah takdir?

Ponsel Dongrim berbunyi nyaring. Menginterupsi lamunan DOngrim. Senyum cerah tersungging dibibir yeoja cantik itu.

“Yobuseyo…. Ne…. gwenchanayo. Ne….” ucap DOngrim pelan.

“Dari kekasihmu uisa?’ Tanya gadis tersebut.

“Ne. sudah waktunya kau kembali ke kelas. Apalagi sebentar lagi kau juga akan pulang. Jadi kau istirahat lebih cepat.”

Gadis itu menghela nafas panjang. “Ne, baiklah.”

Dengan lemas gadis itu berjalan menuju keluar klinik. Tapi saat diambang pintu dia menoleh. “Uisa, jika besok aku tak lagi melihat matahari terbit, bisakah kau ke tempatku dan memberitahukannya kepada eommaku. Jebal.”

“Ya! Berhentilah berucap mengerikan. Kau ini tidak akan apa – apa. Semuanya akan baik – baik saja.” Dongrim menatap lekat kea rah gadis yang bernama Han Miya itu. Gadis itu cukup dekat dengannya, namun tak pernah mau memanggilnya eonnie.

“Eonnie-ya.” Pelan ucapan Miya memanggil Dongrim, membuat Dongrim tiba – tiba merasakan was – was. Tapi dia memberikan senyumnya kepada Miya. Mencoba memberikan sedikit keberanian untuk jiwa cemas Miya.

Pintu tertutup dan Dongrim duduk dikursinya sambil menghela nafas.

“Drakula? Benarkah ada?”

Tiba – tiba lehernya terasa panas. Dongrim menekannya dengan kuat untuk mengurangi rasa panas itu. Sudah sebulan ini lehernya terasa panas. Seingat Dongrim adalah saat dia tertidur di kampus. Dia tidak ingat kenapa dia bisa ketiduran di kampus dan tidak pulang saat jam tutup kampus berakhir.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.” Teriakan itu menyentakkan Dongrim.

Yeoja itu berlari keluar dan dia terpaku saat matanya bersirobok dengan mata Han Miya. Mata yang memancarkan kesakitan di punghujung kehidupannya sebelum meredup.

“Eonnie-ya.” Lirih Miya untuk terakhir kalinya.

Tubuh Dongrim bergetar. Otaknya membeku.

Tubuh Miya terhempas kelantai saat si pembunuh melepasnya. Matanya berkilat melihat sosok Dongrim. Bibir seksinya menyeringai.

Dengan angkuh, namja itu mendekat kea rah Dongrim.

Kesadaran DOngrim muncul saat melihat namja itu mendekat. Dia berlari menuju ke kliniknya menguncinya dari dalam. Dongrin panic. Dia takut. Sungguh takut. Dia juga terus mengingat Miya. Membuatnya ingin menangis. Oh, bukan ingin tapi sudah menangis. Dia terisak hebat.

“Miya, Miya…”lirihnya.

“Kenapa menangis agasshi?’ dongrim tersentak.

Matanya menatap horror kea rah tengah ruangan. Namja itu duduk di kursi dengan santainya. Wajahnya terlihat tampan dan imut. Jika saja Dongrim tidak melihat dialah yang membunuh Miya, dia pasti tidak akan menyangka namja imut ini adalah seorang pembunuh berdarah dingin.

Ketakutan mengaliri darah Dongrim. Dia berusaha keluar, tetapi sebuah tangan merengkuh pinggangnya saat pintu berhasil terbuka. Tangan yang dingin.

Tetapi tentu saja Dongrim memberontak begitu. Dia menendang namja itu yang kemudian melepasnya. Tak menyia – nyiakan kesempatan itu, Dongrim berlari keluar. Berlari sekencang – kencangnya tanpa dia tahu kemana arahnya.

Dia tidak mempedulikan telah berapa banyak orang yang tertabrak. Karena sekarang jam pulang. Sambil berlari Dongrim berharap ada yang menemukan Miya. Karena letak kliniknya cukup jauh dari kelas – kelas.

Tak lama Dongrim sampai di apartemennya. Dia menghembuskan nafasnya lega. Merasa aman. Dengan lunglai dia berjalan menuju kamarnya.

“Kau tidak bisa pergi begitu saja Park Dongrim-ssi.”

Mata Dongrim membulat. Namja ini tahu namanya, bahkan alamat rumahnya. Dia benar – benar mengerikan.

“Siapa kau? Mau apa kau?” bentak Dongrim. Tapi nada suaranya bergetar.

Namja itu tersenyum manis.

“Perkenalkan namaku Lee Sungmin. Mauku? Menjadikanmu milikku tentu saja.”

“Lee Sungmin?’ gumam Dongrim. Sepertinya dia pernah tahu nama itu sebelumnya. Tapi dia tidak bisa mengingat dimana dia pernah mendengarnya.

“Dongrim-ssi,” bisikan itu menyadarkan Dongrim. Reflex dia mendorong tubuh Sungmin yang dekat dengannya.

“Kau itu apa? Kenapa kau membunuh Han Miya?”

“Han Miya? Akh, yeoja itu. Aku haus dan membutuhkan darahnya. Kebetulan sekali ada dia, jadi…”

“Apa kau drakula?”

“Benar.”

Dongrim menggeleng. Sungguh, dia tidak percaya adanya drakula. Tetapi jika bukan drakula, siapa manusia di depannya ini? Dia membunuh Miya dengan cara menghisap darahnya.

Tersentak dengan kesadaran itu, membuat ketakutan Dongrim kembali. Tanpa berbicara apa – apa, dia berlari ke dalam kamarnya. Menguncinya.

“Dongrim-ssi, berhentilah berlari. Jangan membuatku marah. Ikuti keinginanku, kau tak akan menyesal.”

Mana mungkin Dongrim mengikuti ucapan Sungmin. Dia makin memeluk tubuhnya takut. Dan Sungmin mulai kehilangan kesabaran.

Sekali menghentakkan tangannya, pintu terbuka membuat Dongrim yang bersembunyi dibalik pintu sedikit terpental. Sungmin mendekat dengan ekpressi dingin. Dongrim hanya bisa mundur. Keringat dingin muncul di tubuhnya.

Sungmin merengkuh pinggang Dongrim. Lalu menempelkan bibir mereka. sungmin melumat bibir Dongrim yang terus meronta. Dia mengatupkan bibirnya. Bersikeras tak mau membukanya untuk Sungmin. Sungmin menggigit bibir bawah Dongrim dengan kasar, dan langsung menyelipkan lidahnya begitu mulut DOngrim terbuka.

Tetapi Dongrim memang keras kepala. Meski Sungmin terus merangsang lidahnya untuk membalas, dia tetap diam saja. Benar – benar membuat Sungmin murka. Dijambaknya rambut panjang Dongrim.

“Akh.” Pekik Dongrim kesakitan. Tidak mempedulikan kesakitan yang dirasakan Dongrim, Sungmin kembali melumat bibir Dongrim dengan kasar. Dongrim meneteskan air matanya. Sakit.

namja ini telah berlaku kasar terhadapnya.

Tak lama sungmin melepas ciuman mereka. dongrim terengah dan bibirnya terasa perih. Jelas saja Sungmin kasar menciumnya bahkan menggigitnya membuat bibir mungil Dongrim terluka.

Sungmin mendorong tubuh Dongrim ke ranjang. Dongrim beringsut mundur, karena merasa takut. Sungmin semakin mendekatinya.

“Mau apa kau?” pekik Dongrim.

“Memilikimu. Memang mau apa lagi?”

dongrim melempari Sungmin dengan barang – barang yang bisa dia jangkau. Dan Sungmin menangkisnya. Dalam sekejap kamar DOngrim yang rapi berubah menjadi seperti kapal pecah.

“Dongrim-ssi, kau harus menurut. Atau akan menerima akibatnya.”

“Andwe. Aku tidak akan menurutimu. Siluman.” Maki Dongrim.

“Begitu? Baiklah. Kau terima saja hukumannya. Aku tidak akan memperlakukanmu dengan lembut.”

Dongrim tidak mengerti apa maksud Sungmin.

Tetapi saat Sungmin membuka baju atasnya memperlihatkan abs-nya, kesadaran menghantam otak Dongrim. Namja ini ingin berbuat mesum kepadanya.

Sayang sekali Dongrim telah terpojok, dengan keadaan setengah berbaring dan Sungmin telah berada di atasnya. Seringaian muncul di wajah imutnya.

Tanpa menunda waktu, Sungmin kembali menikmati bibir mungil Dongrim yang sudah bengkak dan memerah. Tangannya tak tinggal diam, tangan kirinya menahan kedua tangan Dongrim yang terus memukuli tubuh Sungmin.

Dan Sungmin menduduki perut Dongrim, membiarkan kedua kaki Dongrim menendang sembarangan.

Tangan kanan Sungmin pun tak tinggal diam. Dia meremas kasar payudara Dongrim. Membuat yeoja itu kembali terpekik kesakitan. Sungmin benar – benar kasar. Dan brutal.

Dia dengan tenangnya merobek baju Dongrim. Lalu mengelus kulit halus Dongrim. Meski yeoja it uterus memeberontak tetapi tak dipungkiri Dongrim sedikit menikmati perlakuan kasar Sungmin.

Puas menikmati bibir Dongrim, Sungmin mulai menikmati leher jenjang DOngrim. Menjilatinya dan sedikit menggigitnya. Tidak. Dia tidak menghisap darah Dongrim. Belum saatnya. Meski wangi darah yeoja itu menggodanya.

Kecupan Sungmin semakin turun ke dada Dongrim. Tubuh Dongrim menegang saat lidah Sungmin bermain – main di nipple Dongrim. Ini pertama kalinya tubuhnya dijamah seorang namja. Bahkan kekasihnya yang telah bertahun – tahun pun tidak dia izinkan.

Mengingat kekasihnya, Dongrim kembali memberontak. Sekarang lebih keras lagi. dia harus bisa melepaskan diri. Jika tidak dia bisa kehilangan hal paling berharga dalam dirinya.

Sungmin yang kesal pun melepas kecupannya. Dan tangan kanannya bergerak cepat. Menampar Dongrim. Membuat Yeoja itu terkesiap kaget.

“Jangan pernah menolakku.”

“Sampai mati aku tidak akan menurutimu.”

Plakk

Sekali lagi Sungmin menampar pipi DOngrim. Membuat sudut bibir Dongrim pecah. Keluar darah sedikit dari sudut bibir Dongrim. Aroma amis itu membuat Sungmin tak tahan. Dijilatnya darah di sudut bibir DOngrim. Menelannya dengan perlahan. Manis. Itu yang ada diotaknya.

Dongrim menggeliat dan berhasil mendorong tubuh Sungmin saat namja itu lengah. Dongrim berusaha berlari. Tetapi, gerakannya terhenti saat rambutnya kembali di tarik Sungmin.

Membuat yeoja itu kembali mengerang. Kali ini sepertinya Sungmin benar – benar murka. Dengan ekspressi dingin Sungmin mencabik – cabik baju Dongrim, sambil sesekali memukul Dongrim jika yeoja itu menahan tangannya.

Butuh waktu lama sampai akhirnya tubuh Dongrim naked. Yeoja itu Nampak lemas dan kelelahan. air mata terus mengalir. Sungguh dia tidak berdaya. Tubuhnya sakit. Tapi hatinya lebih sakit.

Namja siluman ini, benar – benar iblis.

Itu yang ada diotak Dongrim.

Sungmin menyeringai puas. Karena yeoja ini tak lagi berontak. Dengan pelan dia membuka pakaiannya. Membuatnya sama nakednya dengan Dongrim.

Mata Dongrim terpejam. Kali ini dia hanya bisa berdoa ada yang menyelamatkannya. Tapi sepertinya doanya tak terkabul saat dia merasakan sesuatu mulai memasuki tubuhnya.

Sungmin dengan kasar merasuki Dongrim. Tanpa pemanasan sedikitpun. Dalam sekali hentakan juniornya pun masuk ke dalam mrs.v Dongrim.

“Akhhhhhhhhhhhh.” Jerit Dongrim merasakan sakit yang amat sangat. Tubuhnya melengkung menahan sakit. Tangannya mencengkeram sprei. Dan air mata kembali mengalir deras.

Sudah.

Dia sudah kehilangan hal yang paling berharga dalam dirinya. Dan itu dilakukan bukan dengan orang yang disukainya. Tetapi dengan namja iblis ini.

Sungmin tidak menunggu sampai tubuh DOngrim menerimanya. Dia bergerak dengan tempo cepat. Merobek vagina Dongrim. Dongrim hanya bisa menjerit kesakitan. Ini yang pertama baginya. Dan itu dilakukan dengan amat sangat kasar.

Sungmin tersenyum puas.

Dia benar – benar bisa menandai Dongrim. Yeoja ini benar – benar akan menjadi miliknya.

Sungmin memagut bibir Dongrim. Kali ini ciumannya lembut. Meski gerakan ditubuhnya tidak berkurang sedikitpun.

Tak lama Sungmin mendapatkan klimaksnya.

Begitu dia merasa seluruh cairannya tumpah dalam tubuh Dongrim, Sungmin mengeluarkan juniornya.

Dia kembali mengecup bibir Dongrim. Dengan lembut lagi.

Lalu lidahnya menyapu leher Dongrim. Taringnya keluar. Dia menancapkan taringnya dileher mulus Dongrim.

Membuat Dongrim kembali merasakan sakit di tubuhnya.

@@@@@

Pagi menjelang.

Kamar Dongrim masih berantakan sama seperti keadaan semalam. Dan yeoja cantik itu terlihat meringkuk di sudut kamarnya. Tubuhnya terbalutkan selimut. Dan dia terisak – isak. Tubuhnya terasa sakit.

Apalagi tubuh bagian bawahnya.

Dia bisa melihat bercak – bercak darah di sprei putih yang sekarang Nampak snagat berantakan. Dia sendirian, karena Sungmin sudah pergi, begitu dia merasa puas.

“Kenapa dia tidak membunuhku? Kenapa dia membiarkan aku hidup? Lebih baik aku mati saja. Dengan begitu aku tidak akan menanggung beban ini. Namja iblis.” Bisik Dongrim.

Sedari tadi ponselnya berbunyi. Dia tahu itu dari kekasihnya. Tetapi dia tidak mau mengangkatnya. Masih pantaskah dia menemui kekasihnya sementara dia merasa dirinya telah kotor?

@@@@@

“Kenapa kau senyum – senyum Sungmin-ah?” Tanya Hangeng kepada dongsaeng imutnya. Drakula tampan itu baru kali ini melihat ekspressi Sungmin.

“Aku berhasil memilikinya hyung.” Ucap Sungmin.

Hangeng mengangkat alisnya sebelah. Lalu tersenyum. Mengerti maksud Sungmin.

“Kau sudah melakukannya rupanya.”

“Tentu saja. Bagaimanapun dia milikku.”

Kedua drakula itu saling melempar senyum. “Lalu, bagaimana kau akan memperlakukannya/ ingat Sungmin-ah, jangan pernah kau jatuh cinta seperti Shindong. Cukup seorang saja yang jatuh cinta kepada manusia.”

“Tentu saja Hyung. Apa yang akan aku lakukan kepadanya. Hm.. sepertinya menikmatinya setiap malam. Jeritannya terdengar merdu ditelingaku Hyung.”

“Dasar pervert.” Ucap Jungsoo yang entah darimana sudah muncul dibelakang keduanya. Sungmin memperlihatkan senyum manisnya sekali lagi.

Benar.

Dibalik wajah imutnya, Sungmin memang sesosok drakula pervert. Terkadang dia memang bermain seks dengan korbannya sebelum menghisap darahnya sampai habis.

Benar – benar mengerikan.

@@@@@

Dongrim tertatih – tatih membuka pintu apartemennya. Oh, rasa sakit masih dirasakannya dengan sangat. Tetapi bunyi bel pintu apartemennya benar – benar mengganggu.

Seharian ini dia mengurung diri di kamar.

“Chagiya.” Sapa seseorang di depan pintu begitu pintu terbuka.

Dongrim menatap nanar ke arah kekasihnya yang tampak tersenyum ke arahnya. Tetapi senyum itu memudar, saat melihat wajah Dongrim yang penuh lebam.

“Chagiya kau kenapa? Kenapa dengan wajahmu?” Tanya kekasihnya dengan penuh perhatian. Rasanya Dongrim ingin menangis. Jemari kekasihnya terulur menyentuh wajahnya yang lebam.

“Jangan menyentuh milikku.” Suara yang dingin membuat dua orang itu menoleh ke asal suara. Dongrim memandang horror kea rah Sungmin yang berada tak jauh dari mereka. mata kekasih Dongrim membulat. Bingung dan kesal.

“Ya! Kau siapa? Apa kau bilang? Dia milikmu? Hey tuan, Dongrim ini kekasihku.” Ucap namja yang tidak kalah tampan itu dari Sungmin.

Sungmin menyeringai.

“Sayang sekali, sejak semalam dia milikku.” Ucap Sungmin, lalu meraih pinggang DOngrim. Mencium bibirnya dengan rakus dihadapan kekasih Dongrim yang hanya bisa menatap keduanya kaget.

Sungmin membawa masuk Dongrim ke dalam apartemennya tanpa melepas ciuman mereka. menutup pintu dengan keras.

Tubuh kekasih Dongrim melemas, saat dia mendengar teriakan dan erangan dari dalam apartemen Dongrim. Apalagi saat dia tidak bisa membuka pintu itu.

@@@@@

“Itu hukumanmu Chagiya. Ingat. Jangan pernah ada yang menyentuh tubuhmu dan memanggilmu Chagiya. Jika aku mengetahuinya. Aku akan langsung menghukummu. Arra?”

Dongrim mengangguk ketakutan.

Tubuhnya kembali terasa sakit. Dia meringkuk di sudut ranjang. Tubuh telanjangnya tertutupi selimutnya. Sungmin yang tengah mengenakan bajunya tersenyum senang.

“Baiklah Chagiya, aku harus segera kembali. Besok aku akan datang lagi.” ucapnya.

Lalu dia berubah dan terbang keluar kamar. Meninggalkan Dongrim yang hanya bisa terisak lagi.

Apa yang akan terjadi dengan Dongrim selanjutnya???/

=========================è next ç=============================

Dracula Part 5

 

 

Tittle : Dracula _ShinNae Couple_

Author : Frey (dibantu NTa, Nana, Hyochan, Aulia n Nova)

Lenght : Chaptered (5 of ?)

Cast : Shin Donghee aka Shindong

Kim Naewoon aka Nae

Other Cast

Genre : Fantasy, Romance, horor (?)

Rated : PG-15 *kayaknya*

Warning : Gaje, aneh, typo.

Summary : Mereka makhluk kegelapan yang mengincarmu, para manusia *summary macam apa ini coba?*

Diclaimer : Cast Punya Tuhan, tetapi Fic ini asli punyaku. terinspirasi dari FFnya Nta…

semoga part ini tidak mengecewakan. aku buat hanya 2 jam saja, begitu aku mimpi Shindong Oppa, aku langsung buat. yang baca lo ngerasa Dracula membosankan n tidak ingin dilanjut bilang saja, aku akan menghentikannya. tapi lo pingin dilanjut kasih RCL ya.. tinggalin jejak.. agar aku juga semangat bikinnya. mungkin selama ini aku nggak balas koment2.a tapi aku baca kok, mian ga bales komentnya itu karena aku lumayan sibuk #plakkk… makasih banget yang dah koment, aku senang ada yang menghargai hasil karyaku ini.

ya udah, ga perlu banyak bicara lagi yuuuuuuuk, cekidot!!!!

Oke Happy Reading ^^V

Naewoon tengah menunggu kedatangan Yoora. Selalu seperti itu setiap hari. Mereka memang dua sahabat sejak lama, agak sulit memisahkan dua gadis imut itu.

Namun, akhir – akhir ini Yoora memang selalu terlambat. Entah ada urusan apa. Tetapi, Naewoon akan selalu menungguinya. Lagipula dia senang menunggu Yoora. Karena setiap malam dia selalu ditemani namja lucu.

“Annyeong Nae-ya.” Sapa seseorang. Naewoon yang sudah sangat hafal suara itu segera menoleh. Dan tersenyum.

“Annyeong Oppa.”

“Menunggu Yoora lagi?” tanya Shindong, namja itu. Naewoon mengangguk.

“Sepertinya Yoora tidak bisa pulang bersamamu.”

“Eh? Wae?” wajah Naewoon mendadak sedih.

“Dia ada kencan dengan seseorang.” Shindong mengedipkan sebelah matanya. Naewoon menatap polos ke arah Shindong.

“Kencan? Nae tak tahu dia sudah punya pacar.”

Shindong hanya terkekeh. Melihat kepolosan Naewoon.

“Hm, bagaimana jika kuantar kau pulang Nae-ya?”

“Eh? Ani. Tidak usah.” Tolak Naewoon.

“Yoora tidak bisa pulang bersamamu. Kau pulang dengan siapa? Kau tahu ini sudah sangat malam.”

“Nae berani pulang sendiri?”

“Jinja?” naewoon mengangguk.

“Tapi, kita pacaran. Sudah seharusnya khan aku mengantarmu.” Wajah Naewoon bersemu memerah. Benar. Sudah sebulan mereka pacaran. Sejak pertama kali mereka bertemu, Shindong memintanya menjadi miliknya. Dan Naewoon langsung menyetujuinya.

Naewoon terlihat menyukai Shindong, yang yah, meski gendut tapi terlihat menggemaskan.

“Otthe?” tanya Shindong.

“Oh, ne oppa.” ucap Naewoon malu – malu.

Mereka berjalan bersama – sama. Dan Shindong menggandeng tangan Naewoon. Dingin. Naewoon selalu bertanya – tanya, kenapa Shindong berwajah pucat. Dan sepertinya tubuhnya itu dingin. Tak ada kehangatan sedikitpun.

“Oppa.”

“Ne?”

“Nae mau tanya.”

“Ne?”

“tangan oppa, kenapa dingin ini?”

Shindong terdiam sebentar. Matanya terlihat berkilat sebentar. Tapi Naewoon tak menyadarinya.

“Karena udara malam sangat dingin. Dan aku tidak pernah memakai baju hangat.” Naewoon mengangguk. Benar sekali. shindong tidak pernah memakai baju hangat.

“Tapi kenapa oppa tidak pernah memakai baju hangat?”

“Tidak suka. Itu berat Nae.”

Jawaban yang aneh. Tapi Naewoon tidak begitu memperhatikannya.

“Nae, mau tidak aku kenalkan dengan Hyung dan dongsaengku?” tanya Shindong.

“Ne? Sekarang?”

“Ne. Kebetulan sekali hyung tertuaku tidak ada kegiatan. Otthe? Kau mau?”

Naewoon menimbang – nimbang.

“Ehm, boleh dech.” Ucap Naewoon.

Seringaian muncul di bibir Shindong.

@@@@@

Naewoon menatap bangunan di hadapannya dengan bingung.

“Oppa, benar di sini kau tinggal?” tanya Naewoon.

“Benar. Wae?”

“Ani.”

Sekali lagi Naewoon menatap bangunan yang menjulang menyeramkan itu. Bagaimana tidak menyeramkan?

Bangunan itu hitam tinggi. Gereja tua yang sudah tak terpakai. Berada jauh dari pemukiman pernduduk. Di sekelilingnya pohon – pohon berdiri dengan gagahnya. Semilir angin malam pun hanya sayup – sayup saja. seperti enggan bertiup di sekitar gereja itu. Suara burung malam membahana. Mengisi kesunyian malam itu.

Naewoon agak merinding. Padahal dia sudah biasa pergi bermain larut malam. Tetapi ini suasananya sangat berbeda.

“Ayo masuk.” Ajak Shindong.

Naewoon hanya mengangguk, lalu mengikuti Shindong masuk ke dalam gereja tua.

Kriek.

Bunyi pintu kayu besar itu. Naewoon harus mempertajam penglihatannya, karena suasana sangat gelap. Hanya sedikit cahaya bulan purnama yang bisa masuk melalui celah – celah kecil gorden hitam penutup jendela gereja itu.

Langkah mereka bergema di ruangan itu. Membuat bulu kuduk Naewoon semakin berdiri.

Otaknya sibuk berpikir.

Kenapa namjachingunya ini mesti tinggal di gereja ini. apa dia tidak ada tempat lain. kenapa banyak hal yang tidak dia ketahui dari namjanya ini.

“Hyung.” Suara Shindong membuyarkan lamunan Naewoon. Dia menatap ke arah depan. Ada beberapa lilin kecil yang menerangi tempat itu. Dan seseorang berwajah pucat di depannya.

Apa keluarga namjachingunya ini berwajah pucat semua?

“Shindong-ah, siapa gadis cantik itu?” tanya sang Hyung dengan mata tajam menatap Naewoon. Membuat Nae harus menunduk.

“Yeojachinguku.” Jawab Shindong mantap.

Semburat rona merah menyebar ke pipi putih Naewoon. Tentu saja dia senang karena orang yang disukainya mengatakan dengan jelas bahwa dia adalah kekasihnya.

“Oh begitu. Siapa namanya?”

“Kim Naewoon.” Ucap Shindong lagi.

“Selamat datang Naewoon-ssi,” ucap namja yang dipanggil Hyung itu dengan senyum manisnya.

“Kamsahamnida.” Ucap Naewoon pelan.

“Nae-ya, dia hyung tertuaku. Namanya Park Jungsoo.” Bisik Shindong.

Naewoon menatap Shindong bingung. Kok marganya beda?

“Shindong-ah, apa kau sudah menandainya?”

“Belum.”

“Wae?”

Naewoon melihat wajah manis Jungsoo mendadak berubah sedikit mengerikan.

“Nanti hyung.” Ucap Shindong pelan.

Dia agak takut kepada hyungnya ini.

Seharusnya dia menandai Naewoon satu bulan lalu, di pertemuan pertama mereka. tetapi, melihat wajah polos Nae, membuat Shindong mengurungkan niatnya.

“Jangan menuruti perasaanmu, jika kau tak ingin celaka.” Ucap Jungsoo memperingatkan.

“Arraseo.” Ucap Shindong singkat.

Naewoon sedikit bingung dengan perbincangan mereka.

“Nae-ya, ayo ke kamarku.” Ajak Shindong, langsung menyeret Naewoon yang masih bingung itu.

Jungsoo menatapnya dengan tersenyum.

“Cinta. Perasaan itu harus kau kubur Shindong-ah, karena hal itu akan melemahkanmu.” Gumamnya. Lalu dia berubah menjadi kelelawar dan meninggalkan tempat itu. Lilin – lilin yang menyala kemudian padam.

@@@@@

Naewoon terkagum dengan kamar Shindong, yang luas. Nuansanya berwarna kelabu. Memang terlihat muram, tetapi entah kenapa sepertinya tempat itu menyenangkan bagi Naewoon.

Shindong memperhatikan Naewoon seksama.

Baru kali ini, dia merasakan hal ini. sebuah kenyamanan. Dan rasa senang saat memandangi wajah seseorang. Dia merasakan rindu saat tak melihatnya.

Tetapi, dia menyadarinya. Mereka sangat berbeda. Naewoon adalah manusia. Lebih tepat adalah mangsa baginya. Bagi makhluk kegelapan sepertinya.

Untuk pertama kalinya dalam masa dia hidup, dia sangat menyesali takdirnya menjadi seorang makhluk setan. Yang memburu darah manusia.

“Oppa, kau kenapa? Sakit?” naewoon bertanya penuh kekhawatiran.

“ani.” Ucap Shindong. Dipegangnya tangan Naewoon. Menggenggam tangan hangat itu. Shindong menunduk. Bahkan suhu tubuh mereka begitu berbeda. dia akan selamanya dingin. Dan Nae, akan hangat selama dia hidup.

Dia, akan abadi. Tetapi Nae, waktunya singkat. Terpikir olehnya untuk menjadikan Nae sama sepertinya. Tetapi urung dilakukan. Karena Nae pasti akan sangat menderita.

“Nae-ya, saranghaeyo.” Ucap Shindong pelan. Dan tulus.

“Nado Oppa.” jawab Naewoon.

Shindong tersenyum pahit.

Awalnya dia mendekati Naewoon, karena harum darahnya yang khas. Seperti saudaranya yang lain. dia menginginkan Naewoon karena darahnya.

Tetapi, begitu melihat wajah polos Nae, dia tidak menandai Naewoon. Setiap malam dia muncul untuk bertemu dengan Nae. Semakin lama, dia semakin menyukai Nae. Tetapi, apakah Nae akan menyukai dia setelah dia tahu semua ini.

Shindong tersentak, saat dia merasakan panas dalam tubuhnya. shindong lupa, ini malam bulan purnama. Insting hewaninya mulai terbangkit. Apalagi Naewoon begitu dekat dengannya. Harum darahnya sungguh membuat Shindong hampir lupa diri.

“Oppa.” naewoon melihat Shindong nampak kepayahan, segera menopang tubuh Shindong yang lebih besar darinya.

“Op.. ehmpppp..” suara Naewoon terputus, saat tubuhnya ditarik Shindong, dan bibirnya dibungkam bibir tebal Shindong. Naewoon membulatkan matanya. Kaget.

Ini pertama kalinya Shindong mencium bibirnya. Sensasi aneh muncul dalam diri Naewoon. Dan membuat Naewoon menutup matanya. Menikmati apa yang dilakukan Shindong kepadanya.

Shindong menekan bibirnya lebih dalam, mengelus lembut bibir bawah Naewoon, meminta akses masuk. Naewoon, mengandalkan instingnya. Dia membuka dan menyambut lidah Shindong. Lidah keduanya saling berbelit. Bertukar saliva. Menimbulkan bunyi kecapan dalam ruangan sunyi itu.

Naewoon merasa pasokan oksigennya menipis. Tetapi Shindong tak jua melepas ciumannya. Bahkan semakin bernafsu menyerang Naewoon yang mulai kewalahan.

Naewoon berpegangan pada pundak Shindong, takut jatuh karena merasa kakinya lemas. Tubuhnya lemas dan mati rasa. Hanya indra pengecapnya yang merasakan betapa manisnya ciuman itu.

“Hah.. hah.. hah…” naewoon akhirnya bisa bernafas kembali. Dia terengah – engah menghirup oksigen sebanya – banyaknya. Shindong menatap bibir Naewoon yang merah mengkilap. Akibat perbuatannya.

Tanpa aba – aba, Shindong kembali menyerang Naewoon. Tetapi, Naewoon kembali menyambutnya. Seperti saling kecanduan, mereka mengisi kebutuhan bibir mereka dengan ciuman – ciuman panas itu.

Shindong semakin merasa panas dalam tubuhnya meningkat. Keinginannya untuk menghirup darah semakin besar. Dia melepas ciuman itu, lalu menuju ke leher Naewoon. Menjilatnya. Taringnya sedikit demi sedikit muncul. Tetapi Naewoon yang tak menyadarinya. Dia masih memejamkan matanya. Menikmati apa yang diperbuat Shindong.

Melihat mata naewoon terpejam rapat dan pasrah, membuat Shindong menyeringai.

Namun, sedetik sebelum taringnya merobek kulit leher mulus Nae, sesuatu menghujam hati Shindong. Perasaan sukanya yang amat sangat menahan Shindong.

Dia melepaskan Naewoon dan menjauh.

Naewoon membuka matanya. Dan terlihat agak kecewa.

“Oppa.”

“Pulanglah Nae, kau pulang sekarang.” ucap Shindong.

“Tapi Oppa,”

“Jebal, pulang sekarang juga.” Shindong menutup matanya. Menyembunyikan matanya yang menyala merah. Sekuat tenaga dia menahan keinginananya menyedot darah Nae.

Naewoon tetap diam mematung. Tidak mengerti.

“Aku mencintaimu Nae, karena itu kau harus pergi sekarang. bawa ini. jangan pernah kau lepas. Arraseo?”

Shindong melepas sebuah kalung hitam di lehernya. Lalu menyerahkannya pada Naewoon. Yang menerimanya dengan bingung.

“Oppa?”

“Palli, pergi sekarang juga. Jangan berhenti. Jangan menoleh. Kau harus secepatnya pergi dari sini. meski kau mendengar dan melihat sesuatu, anggaplah kau tak melihat apapun. Aku mencintaimu.”

Shindong mengecup bibir Naewoon sekilas. Lalu mendorong tubuh Naewoon menjauh. Naewoon tidak tahu apa yang terjadi. Tetapi dia tidak berani membantah Shindong. Dia pergi dari tempat itu.

Sesaat setelah dia keluar dari gereja itu, Naewoon mendengar suara teriakan yang mengerikan. Tetapi dia ingat pesan Shindong. Dia terus berlari sambil menggenggam erat kalung hitam itu.

@@@@@

Shindong berteriak sekuat tenaga saat merasakan tubuhnya sakit. Kebutuhannya akan darah membuatnya merasakan sakit di tubuhnya. dia harus cepat – cepat meminum darah manusia, atau dia tidak akan berdaya selama satu bulan ini.

Memecah kaca jendelanya, Shindong terbang mencari mangsa.

@@@@@

“Darimana saja kau Nae?” tanya Yoora.

“Aku dari tempat namjachinguku.” Ucap Naewoon pelan.

Yoora mengernyit, saat dia mencium sesuatu yang dia hafal. Dia menatap Naewoon yang nampak agak berantakan. Matanya jatuh pada sebuah benda yang dipegang Naewoon. Kalung hitam.

“Darimana kau mendapatkan ini?” Tanya Yoora sambil mengambil kalung hitam itu.

“Dari namjachinguku.”

Yoora terbelalak. “Nae-ya, buang benda itu.”

“Apa maksudmu?” naewoon nampak marah. Direbutnya kalung itu.

“Nae, kau harus membuang benda itu, dan jauhilah namjachingumu. Dia berbahaya.”

“Apa yang kau katakan? Dia itu orang yang baik.” naewoon marah sekali kepada Yoora. Padahal selama ini mereka sangat akrab.

Naewoon masuk ke dalam kamar, meninggalkan Yoora yang nampak marah.

“Dracula.” Desisnya.

@@@@@

Malam itu Naewoon menunggu Shindong. Seminggu sejak kejadian itu, mereka tak bertemu lagi. itu membuat Nae sangat mengkhawatirkan Shindong.

“Nae-ya.” Naewoon nampak senang sekali mendengar suara itu.

“Oppa.”

“Ada yang ingin aku bicarakan padamu.” Ucap Shindong.

“Ne?”

“Aku ingin kita putus saja.” naewoon mengerjapkan matanya bingung. Ada apa? Kenapa?

“Tapi kenapa Oppa?”

“Aku tidak ingin mencelakakanmu. Apa kau tahu? Aku ini bukan manusia Nae-ya.” Ucap Shindong pelan.

Naewoon terkejut mendengar ucapan Shindong. Tapi kemudian dia terkekeh. “Jangan bercanda Oppa.”

“Aku serius Nae. Aku ini bukan manusia. Aku ini Dracula.”

Naewoon terkesiap. “Lelucon apa itu Oppa?”

Shindong menatap lekat mata Nae. “Tidak kah kau berpikir kenapa aku menemuimu hanya di malam hari? Kenapa aku begitu pucat dan dingin? Kenapa aku tinggal di gereja tua? Dan kenapa malam itu aku menyuruhmu pergi? Malam itu bulan purnama Nae-ya, dan setiap malam bulan purnama keinginanku untuk menghisap darah sangat kuat. Apalagi darahmu. Karena darahmu itu sangat berbeda dengan darah lain. apa kau tak berpikir, kenapa aku tiba – tiba memintamu menjadi milikku, sedangkan kita beru bertemu? Tidakkah kau heran kenapa Jungsoo hyung berbicara seperti itu? Menandai itu menunjukkan kepemilikan. Tetapi itu akan menyakitimu. Karena kau harus selalu di dekatku. Darahmu milikku. Dan selamanya kau harus melayaniku. Tetapi aku mencintaimu Nae-ya. Aku tidak ingin kau menderita di sampingku.”

Naewoon mencoba menyangkal semua perkataan Shindong yang panjang lebar. Tetapi semakin disangkal, ucapan itu terlihat kebenarannya.

“Aniya Oppa. itu tidak mungkin.”

Shindong tersenyum miris. “Kau mangsaku. Dari awal aku mendekatimu seperti itu. Tetapi aku terlanjur mencintaimu. Karena itu aku tidak bisa menandaimu. Mianhae.” Ucap Shindong pelan.

Naewoon menatap lekat ke arah Shindong. Dia mencintai Shindong. Tetapi dia takut. Sangat takut mengetahui Shindong adalah pemburu darah manusia. Dengan kebimbangan hatinya, Naewoon meninggalkan Shindong.

Shindong yang melihat reaksi Naewoon hanya bisa tersenyum.

Benar. Dia sudah bisa menduga Naewoon akan pergi. Meninggalkannya. Dan membencinya.

Sakit.

Entah kenapa dia bisa merasakan jantungnya berdetak sangat menyakitkan. Melihat reaksi Nae.

Benar apa yang dikatakan hyungnya. Tidak seharusanya dia jatuh cinta. Pada manusia. Karena pada kenyataannya manusia itu munafik. Mereka bilang mencintai setulus hati, tetapi jika tidak sesuai dengan yang diharapkan, dia akan pergi dan meninggalkannya.

Shindong menghilang dari tempat itu.

@@@@@

“Yoora, aku harus bagaimana?” tanya Nae setelah menceritakan semuanya pada Yoora.

“Kau tidak perlu berbuat apa – apa lagi. bukannya bagus, jadi kau bisa menjauhi monster itu.” Ucap Yoora.

“Tapi aku menyukainya.”

“Sadarlah Nae, kalian itu berbeda dunia. Dan drakula itu bukanlah makhluk yang memegang janjinya. Percaya padaku.”

Naewoon menggelengkan kepalanya pelan.

Dia sungguh menyukai Shindong. Tetapi kenapa namja itu harus seorang drakula? Kenapa tidak manusia biasa saja?

@@@@@

Naewoon berada di dalam gereja ini. siang hari. Tetapi suasana dalam gereja sangat gelap. Naewoon memperhatikan namja yang tengah menyalakan lilin – lilin tanpa menatapnya.

“Kau tahu kami ini drakula, dan kau sekarang berada di sini?” tanya namja itu.

“Ne.”

“Untuk apa?”

“Kenapa Drakula hanya muncul saat malam hari?” tidak menjawab, malah melontarkan pertanyaan balik.

Jungsoo menghentikan kegiatannya sejenak. Lalu dia tersenyum kecil.

“Kau tidak tahu drakula?”

“Aku hanya tahu, drakula itu menghisap darah manusia.” Ucap Naewoon polos.

Jungsoo berbalik. Menaruh lilin di tempatnya.

“Drakula muncul malam hari karena dia benci pada cahaya matahari. Lebih tepatnya kami tidak tahan pada cahaya matahari.”

“Apa tidak ada cara lain?”

“Cara? Tentu saja ada. Jika kita meminum darah manusia setiap malam, tentu kami bisa kuat. Atau, jika kami tidak meminum darah manusia sama sekali. sayangnya dua – duanya tidak bisa kami lakukan.”

“Kenapa?”

“Kami terikat perjanjian untuk tidak menghisap darah manusia setiap malam. Tetapi jika tidak meminum darah manusia, kami bisa lemas dan lama kelamaan mati. Karena itu diputuskan para drakula hanya boleh menghisap darah manusia saat malam hari saja.”

“Jadi, selamanya kalian akan lemah terhadap cahaya matahari.”

“Sebenarnya ada lagi satu cara. Dengan meminum darah manusia terpilih.”

“Ne? Manusia terpilih?”

“Benar. Setiap satu abad sekali, kami akan mendapatkan satu manusia terpilih. Tetapi, selama ini kami tidak terlalu mencarinya. Jadi para manusia terpilih itu tidak benar – benar kami dapatkan.”

“Apakah aku salah satu manusia terpilih?”

“Hm, dari aroma darahmu yang khas, kau memang manusia terpilih. Tetapi karena kau belum ditandai, jadi kau berhati – hatilah.”

“apakah jika Shindong Oppa menandaiku aku akan menjadi budak kalian?”

“secara kasarnya, kau akan menjadi budak Shindong. Bukan kami. Kau hanya melayaninya. Bukan melayani kami.”

Naewoon nampak termenung.

“Nae-ya, sebaiknya kau pergi. Adik – adikku yang lain sepertinya sudah terbangun. Aku tidak ingin kau menjadi korban mereka. shindong sudah melepasmu.”

“Bolehkah aku…..”

@@@@@

Shindong menggeliat. Tidur panjangnya telah berakhir. Saatnya dia mencari mangsa. Ini malam bulan purnama. Dia harus mencari mangsa dan melupakan Naewoon.

“Kau sudah bangun Oppa?” suara lembut itu menyadarkan Shindong. Dia kaget mendapati Naewoon duduk di sisi lain ranjangnya.

“Nae?”

Naewoon melangkah menuju arahnya.

“Oppa, malam ini bulan purnama ne? Bagaimana jika kau tidak perlu mencari mangsa manusia. Bisakah oppa berhenti menghisap darah manusia lainnya?”

“Aku tidak bisa. Aku tidak ingin mati Nae.”

“Jika darahku saja. apakah cukup?”

“NAE!”

“Oppa, aku mencintaimu. Aku tidak peduli kau ini apa. Yang aku tahu kau juga mencintaiku. Karena itu kau ingin kita putus. Maafkan aku oppa, saat itu aku terlalu kaget. Tapi aku berpikir. Aku terlalu mencintaimu. Tandai aku oppa. buat aku menjadi milik dan budakmu.”

“Nae.”

“Jebal. Aku tidak mau kau susah payah mencari darah manusia lainnya. Aku siap, meski kau hisap darahku sampai habis. Asalkan kau yang melakukannya aku rela.”

Shindong memeluk tubuh Naewoon.

“Nae, aku tidak ingin kau menderita.” Bisiknya.

“Aku akan menderita tanpamu. Jadi biarkan aku tetap bersamamu.”

“Apa kau siap menanggung segala resikonya? Kau tahu, aku bisa saja tidak sanggup mengontrol keinginanku untuk meminum darah.”

Naewoon mengecup bibir Shindong pelan. Menyatakan kesanggupannya. Tanpa kata.

Inikah pilihan dari seorang Kim Naewoon? Apakah karena cintanya hingga dia rela menyerahkan dirinya pada seorang Drakula? Lalu apa yang akan dialami Nae selanjutnya???? Apakah Shindong puas hanya meminum daarah dari Naewoon???

====è Next ç====

Love Is Hurts // Oneshoot

 

 

Tittle : Love Is Hurts

Author : Frey

Cast :

Kim Heechul

Shin Raena

Other Cast :

Choi Siwon

Shin Minyoung

Zhoumi

Shim Miyoung

Park Jungsoo

Lee Donghae

Park Geonil

Song Hyeri

Genre : Romance, Angst, Hurt (?)

Lenght : Oneshoot

Rated : General.

Warning : typo, gaje, aneh, hancur. dll

Summary : CInta itu menyakitkan (summary yang bagus bukan? #plakk)

Disclaimer : Cast milik saia semua *ditabok* maksudnya cast milik dirinya sendir, Tuhan n ortu. tapi Fic ini punya saia. ide saia sendiri. jadi tolong dikasih koment. RCL, kasih kritik n saran yang membangun oke?

FF ini terbuat (?) dari ketidak sengajaan waktu dengerin My Destiny-nya DBSK *kok bisa ya? kyknya ga nyambung dech* entah knapa saia ingin skali bikin ini FF. meski hasilnya hancur…. ini oneshoot saya yang paling panjang. 37 page MW. skali lagi ya 37 page MW *lebey*… inginnya bikin angst. tapi klo ga bisa nangis ya mohon maaf… hehehehehee

oke dech g usah banyak bicara..

llangsung baca aja

Aku hanya ingin menghilang

Agar rasa sakit ini tak lagi kurasakan

Aku hanya ingin menghilang

Agar aku tak lagi melihat kebencian dimatanya

Aku hanya ingin menghilang

Agar dia tak lagi menyiksaku

Aku hanya ingin menghilang

Agar dia bisa kembali tersenyum

Aku hanya ingin menghilang

Karena aku sangat mencintainya

@@@@@

Malam itu sangat sepi, hujan yang mengguyur sejak sore membuat sebagian besar orang malas berada diluar rumah. Karena udara yang dingin menggigit tulang itu.

Jalanan sangat lengang. Meski jarum jam baru menunjukkan pukul 20.00 KST. Benar – benar berbeda dari biasanya.

Namun, suasana lengang itu sepertinya yang dicari oleh seorang yeoja, yang kini berada di pinggir sungai Han.

Tak mempedulikan hujan yang mengguyur tubuhnya. Membuatnya menggigil.

Dia telah mati rasa.

Matanya menatap kosong kea rah air sungai. Seperti ada yang memanggilnya.

Air hujan bercampur air mata.

Rasa asin terasa di bibir pucatnya yang telah berwarna keunguan. Gaun putih gadingnya telah melekat ditubuh kurusnya. Sementara kaki telanjangnya menapak di tanah berumput itu.

Sungai Han yang biasanya ramai dan indah itu, terasa sangat mencekam mala mini.

“Menghilanglah. aku tidak membutuhkanmu. Kau membuat hidupku hancur.”

Yeoja itu memejamkan matanya saat suara berat itu berkelebat di kepalanya. Rasa sakit itu menikam hatinya.

“Seharusnya kau mati saja. Dengan begitu kau tidak menyusahkan keluargaku. Terlebih diriku. Aku sangat muak padamu.”

Sekali lagi rasa sakit itu membuat hatinya terasa semakin berdarah.

“Kebahagiaanku? Kebahagiaanku adalah aku tidak perlu lagi melihatmu. Seumur hidupku. Bisakah?”

Mata yeoja itu terbuka. Merah. Karena terlalu lama menangis. Dan juga karena air hujan ini.

Dengan perlahan yeoja kurus itu melangkah menuju tepi sungai. Langkah demi langkah dia menuruni undakan yang menuju ke sungai Han. Pergelangan kakinya telah merasakan belaian air sungai yang seperti menyambutnya. Namun, dia tak juga mengurungkan niatnya. Semakin mantap hingga dia merasakan sesak di dadanya. Air sungai telah sampai di lehernya.

“Aku akan menghilang sesuai keinginanmu. Selamat tinggal. Saranghae Kim Heechul.” bisik yeoja itu. Sedetik sebelum tubuhnya menghilang ditelan air Sungai Han yang seperti bersorak dan air hujan yang semakin deras seakan menangisi kepergian yeoja yang telah putus asa akan hidupnya itu.

======================è Love is Hurts ç======================

Prank.

Semua yang ada di dalam rumah itu Nampak kaget. Karena tiba – tiba saja sebuah frame foto jatuh. Seorang yeoja cantik segera beranjak dari duduknya. Dan menuju ke asal suara itu. Mata indahnya terbelalak kaget.

“Eonnie?” bisiknya lirih.

Yeoja paruh baya segera menghampiri yeoja cantik itu yang tak lain anaknya.

“Ada apa Minyoung-ah?” Tanya yeoja itu.

“Ani eomma. Hanya foto Rae eonnie jatuh dan pecah. Sepertinya terkena angin.” Ucap yeoja bernama Minyoung itu menenangkan hati eommanya.

Sayang sekali, eommanya malah terlihat cemas.

“Ada apa dengan eonniemu Min-ah, perasaanku sungguh tak enak.” Ucapnya.

‘’Eomma tenang saja. Aku akan menghubungi Heechul Oppa.” Ucap Minyoung pelan.

Eommanya mengangguk. Dia harus segera mendapatkan kabar dari putrid sulungnya itu.

======================è Love is Hurts ç======================

Drrrt… drrrt…

Getar dari sebuah ponsel yang tergeletak di atas meja itu tak jua terjawab. Meski sudah berulang kali ponsel itu bergetar. Pemiliknya mengabaikan begitu saja. Karena dia lebih asyik bercumbu dengan seorang yeoja.

Yeoja yang sangat dicintainya.

Yeoja yang membuatnya tega menyakiti hati yeoja lain yang berstatus sebagai istrinya semenjak satu tahun lalu.

Yeoja yang sekarang keberadaannya begitu dicemaskan oleh keluarganya.

Tapi apa pedulinya?

Dia sangat membenci yeoja itu.

Yeoja yang dianggapnya sebagai perusak kebahagiaannya. Penghancur hidupnya. Tapi tidak tahukah dia bagaimana perasaan yeoja itu?

Dia, mana mau peduli.

Karena tidak ada cinta dalam pernikahan mereka.

“Sssh… chagi, ponselmu…akh..” desah yeoja cantik itu.

“Biarkan saja.” Ucap namja itu masih asyik bermain dengan leher kekasih hatinya.

“Angkat dulu.” Yeoja itu agak mendorong tubuh namja tersebut. Membuatnya kesal.

“Arra. Aku akan angkat.” Ucapnya kesal. Membuat yeoja yang setengah telanjang itu terkikik melihat wajah kesal kekasihnya.

“Yobuseyo.” Panggilnya kesal. Tanpa melihat siapa yang tengah menelphonenya.

“…………”

“Bukannya dia pulang ke Gwangju? Dia pamit padaku 2hari yang lalu.”

“…………….”

“Ne, akan aku kabari. Ne.”

Namja itu melempar ponsel tersebut kasar. Rasa marah terlihat di wajah tampannya.

“Chagi, waeyo?”

“Perempuan sial itu, entah dimana sekarang ini. Merepotkan sekali.” Gerutunya.

“Istrimu?”

“Ne.”

“memangnya ada apa dengannya?”

“Molla. Dia pamit kepadaku akan ke Gwangju. Tapi ternyata dia tidak sampai disana. Aku harus mencarinya.”

“Chagi, ini sudah malam. Besok saja kau mencarinya.”

“Hajiman..”

“Sedang hujan. Ayolah. Sudah malam begini kau akan mencarinya kemana?” yeoja itu memainkan jemari lentiknya di dada telanjang namja itu.

“Baiklah. Lagipula dia pasti baik – baik saja.”

Yeoja itu tersenyum senang. Dan mengecup bibir namja tersebut sekilas.

“Hyeri Chagi, kita lanjutkan yang tadi ne.”

Yeoja itu mengangguk. Dan namja itu segera membopongnya menuju ke apartemen. Melanjutkan hal yang tertunda tadi. Dan mengabaikan permintaan orang yang tengah menelphonenya.

======================è Love is Hurts ç======================

“Kim Heechul, darimana saja kau? Sudah 3 hari ini kau tak pulang kerumah hm?” suara yeoja yang rendah itu mengagetkan namja tampan yang baru memasuki apartemennya tersebut.

“Eomma.” Ucapnya kaget.

“Kau tahu dimana istrimu?” Tanya yeoja yang tak lain adalah eommanya. Namja bernama Kim Heechul itu mengangkat bahunya. Tak peduli.

“Molla.”

“Ya! Aku baru saja mendapat telephone dari orangtua Raena, menanyakan keadaan anaknya itu.”

“3 hari yang lalu dia pamit kepadaku ke Gwangju.” Jawab Heechul santai sambil mengambil segelas air putih.

“Kau tidak mengantarnya?” Mrs. Kim Nampak kaget.

“Ani.”

“Ya! Kenapa kau setega itu hah?”

“Eomma, dia sudah dewasa.”

“Tapi kau suaminya.”

“Aku tidak pernah menginginkan dia dalam hidupku. Eomma yang memaksaku untuk menikahinya.”

Yeoja itu menunduk.

“Setidaknya kau bertanggung jawablah. Kau membuat calon suaminya meninggal disaat hari pernikahannya. Kenapa kau tidak mencoba mencintainya? Dia seorang yeoja yang baik.”

“Aku tidak bisa mencintainya. Ada yeoja yang sangat aku cintai. Dan itu bukan dia.”

“Song Hyeri maksudmu? Eomma sudah bilang, eomma tidak menyukainya.”

“Tapi aku mencintainya.”

Mrs. Kim menghela nafas panjang. Selalu saja mereka akan berdebat seperti ini.

“Lalu dimana sekarang Raena?” bisik yeoja itu lemah.

Melihat eommanya yang lesu seperti itu membuat Heechul sedikit melunak. Bagaimanapun dia sangat menyayangi eommanya. Orangtua satu – satunya.

“Dia pasti akan kembali eomma.”

“Jika tidak bagaimana? Dia juga punya perasaan Chul-ah. Selama satu tahun ini ka uterus mengabaikannya. Apa yang harus aku katakana kepada orangtuanya?” Mrs. Kim terisak.

Ucapan eommanya mau tak mau membuat Heechul berpikir. Itu memang benar.

“Aku akan mencarinya.”

“Dimana kau akan mencarinya?”

“Aku akan bertanya ke teman – temannya. Aku akan mencari kemana dia selalu pergi.”

“Apa kau tahu? Apakah kau tahu dimana istrimu selalu pergi? Apakah kau tahu siapa saja teman – temannya?”

Heechul kembali terdiam.

Mencoba mengingat.

Tidak.

Dia tidak tahu dimana istrinya selalu pergi.

Siapa saja teman – temannya?

Apa yang selalu dia kerjakan.

Dia tidak pernah mengetahuinya.

Bahkan dia tidak tahu apa – apa tentang istrinya itu.

Yang dia ingat adalah bagaimana tatapan yeoja itu terhadapnya. Senyum perih yang selalu dia berikan saat dia dengan kasar menyakitinya.

Benar – benar dia merasa dirinya bersalah. Sudah satu tahun mereka hidup bersama. Tetapi dia tidak tahu apa – apa.

“Chul-ah, kita ke kantor polisi saja.” Ucap Mrs. Kim memutuskan.

Tanpa berpikir panjang, Heechul menyetujui ucapan eommanya.

======================è Love is Hurts ç======================

Heechul menatap datar wajah polisi yang usianya mungkin sebaya dirinya. Polisi yang tengah serius mendengar penuturan eommanya. Karena bosan dia melihat sekeliling kantor polisi tersebut.

“Jadi sudah 3 hari menantu anda tidak ada kabarnya?”

“Benar.”

“Kenapa anda baru melaporkannya?”

“Kami baru mengetahui bahwa menantuku itu tidak sampai di Gwangju.”

“Apakah selama ini ada masalah dalam keluarga anda?”

Mrs. Kim melirik sekilas kea rah putranya. Lalu mengangguk perlahan. “Sedikit masalah dengan suaminya.”

Polisi muda itu mengangguk paham. Dia menatap sekilas kea rah Heechul yang terus berdiam diri sambil menatap ke samping. Entah apa yang dia perhatikan. Dan kembali mencorat – coret sebuah kertas.

“Jungsoo-ssi, tadi pagi ada seseorang menemukan ini di pinggir sungai Han.”

Seorang namja lain masuk dan menghampiri meja dimana Mrs. Kim dan Heechul berada. Dia meletakkan sepasang sepatu, sebuah tas.

“Oh?”

“Tapi tubuhnya belum diketemukan.”

“Kapan kejadiannya?”

“Perkiraannya sekitar tadi malam.”

“Donghae-ssi, terima kasih. Lanjutkan pencariannya. Kasus ini kuserahkan padamu.”

“Ne. algesumnida, Jungsoo-ssi.”

“Baiklah nyonya, tuan. Akan kami coba untuk mencari menantu anda.”

Mrs. Kim yang sedari tadi menunduk segera mendongak menatap wajah polisi muda tersebut.

“Kami akan tu..” ucapannya terhenti saat dia melihat sebuah tas yang dia hafal.

“Pak, ini…” suaranya bergetar saat dia menunjuk tas berwarna biru laut itu.

“Oh, tadi anak buah saya membawanya. Ada orang menemukannya di pinggir sungai Han.”

“Ini milik menantu saya.”

Ucapan Mrs. Kim mengalihkan perhatian pada Heechul dan kembali focus kepada hal yang ada di depannya.

“benarkah?”

Polisi muda bernama Jungsoo itu segera membuka isi tas. Mengeluarkan berbagai isinya.

Ponsel. Dompet. Kartu pengenal. Dan sebuah cincin.

Mata Heechul membulat. Cincin sederhana itu milik istrinya. Dia tahu itu. Karena dia yang menyematkan cincin itu ke jemari istrinya.

Dan Mrs. Kim semakin bergetar tubuhnya.

“Ini benar – benar milik menantuku.”

“Kalau begitu kemungkinan besar dia jatuh terpeleset ke dalam sungai. Atau mungkin….” Jungsoo menghentikan ucapannya sejenak. Melirik kea rah Heechul yang Nampak sedikit panic. “Dia bunuh diri.”

======================è Love is Hurts ç======================

Heechul hanya bisa berdiam diri. Ucapan polisi it uterus terngiang di benaknya.

Bunuh diri?

Apa mungkin istrinya senekat itu?

Tidak. Itu tidak mungkin.

“Apa yang harus kita katakana kepada orangtua Raena sekarang?” isakan Mrs. Kim tak berjawab.

Dia sungguh sedih. Karena dia menyayangi Raena. Sangat menyayanginya. Sejak awal mereka bertemu.

“Aku sudah berjanji akan menjaganya. Tetapi aku tidak bisa menjaganya.”

“Eomma, tenanglah. Tubuhnya masih belum ditemukan bukan? Dia pasti baik – baik saja.”

“Kalau saja kau mau bersikap baik kepadanya. Tentu ini tidak akan terjadi.”

Heechul menghela nafas panjang.

Dia merasa bersalah. Dan juga khawatir.

Namun, dia hanya diam saja. Menerima amarah eommanya.

======================è Love is Hurts ç======================

“Kau Nampak kusut chagi.” Suara seksi itu menyadarkan Heechul dari lamunannya. Senyum tersungging dibibirnya saat melihat kekasihnya datang ke kantornya.

“Raena belum ditemukan.” Ujarnya lirih.

“Hey, bukankah itu baik?”

Heechul menatap kekasihnya bingung.

“Kau sangat ingin dia pergi bukan?”

“Tetapi tidak dengan cara seperti ini. Dia membuat eommaku tak berhentinya cemas dan menangis.”

“Itu yang dia mau pastinya. Kau merasa bersalah dan tidak akan ada niat untuk menceraikannya.”

“Tetapi, aku tidak pernah memberitahunya aku akan menceraikannya.”

“Ssst.. sudahlah. Jangan bingung seperti ini. Sebaiknya kau lupakan dia hm?”

Heechul mengangguk lemah.

Sudah 1minggu dan tidak ada kabar apapun sama sekali. Tidak ada berita apapun. Entah kemana si Raena perginya.

======================è Love is Hurts ç======================

Plakkk

Heechul merasakan pipinya panas. Dia baru saja mendapatkan tamparan di pipinya oleh tangan kurus milik ibu mertuanya.

“Kembalikan putriku. Kembalikan dia. Kenapa kau tega seperti itu kepada anakku. Apa salah putriku kepadamu? Kenapa kau membuatnya nekat seperti itu?” histeris Mrs. Shin. Sementara Mr. Shin hanya bisa mencoba menenangkan istrinya yang tengah kalap itu.

Sedangkan Mrs. Kimpun hanya bisa menangis tersedu. Sambil terus menerus meminta maaf kepada besannya tersebut.

“Kau bilang akan menjaga putriku. Kau akan memberikannya kebahagiaan. Kenapa kau melakukan ini? Kau merampas kebahagiaannya. Jika kau tidak mau mengembalikan kebahagiannya, jangan meminta hidupnya. Seharusnya aku tidak menyerahkan anakku kepada pembunuh sepertimu.” Sekali lagi Mrs. Shin memaki Heechul.

Memuntahkan segala amarahnya.

Siang itu keluarga Shin sampai di Seoul dan tepat saat Jungsoo memberitahukan bahwa Shin Raena melakukan bunuh diri. Terbukti dari sebuah kertas yang ditemukan tersangkut di sebuah semak tak jauh dari barang – barangnya ditemukan sebelumnya. Bersama sebuah kalung yang ada foto dirinya dan Heechul.

Heechul hanya bisa berdiam diri.

Dia tahu dia salah.

Dia memang pantas disalahkan.

“Eomma, kita pergi saja. Aku tidak ingin melihat wajah orang yang telah merampas kebahagiaan eonnieku.” Suara dingin Minyoung menyela ucapan eommanya.

Dengan lembut dia memapah tubuh eommanya meninggalkan apartemen Heechul. Mr. Shin membungkuk sekilas kepada Mrs. Kim yang terus saja meminta maaf.

Hanya seorang namja tinggi yang mengucapkan salam sebelum berlalu meninggalkan kediaman keluarga Kim itu.

“Eomma,”

“Sudah puas khan sekarang? Aku tidak pernah menyangka akan memiliki seorang putra yang begitu jahat sepertimu.” Bentak Mrs. Kim.

“Eomma.” Lirih Heechul.

Mrs. Kim melempar sebuah map kea rah Heechul dan membuat isinya berhamburan saat membentur tubuh Heechul.

“Kau ingin menceraikannya? Tega sekali kau.”

“Eomma, mianhae. Aku hanya…”

“Hanya apa? Kau hanya bersikap egois. Menyakiti perasaan raena. Kau tahu dia sangat rapuh. Kenapa? Kenapa kau setega itu kepadanya?”

Heechul menunduk.

Perasaan bersalah ini menikam hatinya. Tetapi semua sudah terjadi bukan?

“Sekarang semua terserah padamu. Eomma tidak peduli lagi. kau mau menikahi wanita jalang itu silahkan saja. Semua terserah padamu. Tapi jangan harap eomma akan datang ke acara pernikahanmu itu.”

“Eomma,”

“Satu hal lagi. mulai hari ini, Eomma akan tinggal di Jepang. Eomma, masih tidak bisa menanggung rasa bersalah ini.”

“Eomma mianhae.”

Mrs. Kim memeluk tubuh putra semata wayangnya singkat. Lalu dia bergegas meninggalkan apartemen itu. Meninggalkan putranya dalam ketidakberdayaan akan rasa bersalah dan penyesalan itu.

Namun, apalah artinya menyesal jika semua sudah terjadi?

Semua tak akan pernah kembali bukan? Penyesalan memang selalu datang terlambat.

Suamiku, Kim Heechul

Mianhamnida aku telah hadir dalam hidupmu. Menyusahkan dirimu. Menghancurkan kebahagiaanmu. Sekarang akan aku kembalikan apa yang memang bukan milikku. Aku akan mengembalikan kebahagiaanmu.

Aku akan menghilang. Tak akan muncul lagi dihidupmu. Sampaikan ucapan maafku dan rasa sayangku kepada eommonim dan keluargaku.

Annyeonghigaseyo Kim Heechul-ssi.

Saranghaeyo.

Istrimu, Shin Raena.

======================è Love is Hurts ç======================

Hujan mengguyur Seoul mala mini. Terlihat seorang namja tengah berdiri di tepi sungai Han. Sebuket bunga lily putih berada dalam pelukannya. Dia membiarkan tubuh kurusnya basah kuyup oleh air hujan. Dia menatap nanar ke kejauhan.

“Rae-ya, mianhae. Aku tahu, meski aku berucap kata maaf sebanyak apapun, aku tidak akan pernah bisa menghapus dosaku padamu.”

Diam sejenak.

“Rae-ya, bolehkah aku berharap kau masih hidup? Kau baik – baik saja di suatu tempat?”

Selangkah.

Namja itu melangkah semakin dekat.

“Tahun kelima kepergianmu. Apa benar kau sudah meninggal? Kenapa tak ada yang bisa menemukan tubuhmu? Rae-ya, kau masih hidup khan?”

Selangkah lagi.

“Apa hatimu sesakit ini? Ah, pasti lebih sakit lagi bukan? Mianhae.” Namja itu meremas dada kirinya.

“Aku ini benar – benar jahat.” Isaknya lirih.

Namja itu memejamkan matanya. Kelebatan masa lalu kembali terbayang dibenaknya.

Flashback

Brakkk

Suara tabrakan itu terdengar sangat nyaring. Membuat jalanan di Gwangju yang tidak terlalu ramai itu berubah menjadi hiruk pikuk.

Sebuah kecelakaan terjadi tak jauh dari sebuah gereja yang penuh orang.

“Chul-ah,” bisik yeoja paruh baya itu.

“Eomma, gwenchana?”

“Ne, gwenchana. Kau baru saja menabrak seseorang. Cepat keluar. Kita harus tolong dia ne?”

“Ne.”

Bergegas, Heechul dan Mrs. Kim keluar dari mobil dan berlari menuju kerumunan. Nampak seorang namja tampan yang memakai tuxedo hitam tergeletak bersimbah darah. Heechul segera menghampiri namja itu. Memeriksa denyut nadinya.

Masih ada meski lemah.

“Eomma, kita bawa ke rumah sakit. Dia masih hidup. Tolong, bantu aku bawa dia kemobilku. Aku harus membawanya ke rumah sakit.” Pinta Heechul.

Beberapa orang segera membawanya ke mobil Heechul.

Secepat yang dia bisa, Heechul membawanya ke rumah sakit.

Mrs. Kim duduk di ruang tunggu dengan cemas. Sementara Heechul berdiri disampingnya. Menunduk juga.

Suara langkah kaki yang tergesa membuat ibu dan anak itu mendongak. Melihat seorang yeoja bergaun putih yang Nampak cantik tapi terlihat sekali wajahnya pucat dan cemas. Yeoja itu mengabaikan keberadaan Heechul dan eommanya. Dia berdiri di balik pintu ruang ICU. Heechul bisa melihat tetesan air mata dipipinya.

Tak lama beberapa orang Nampak berlari juga kea rah dimana yeoja itu berada. Dua pasang namja yeoja berusia paruh baya. Seorang yeoja yang sepertinya lebih muda dari yeoja pertama. Dan dua orang namja muda. Yang satu tinggi, yang satu sedikit gendut.

“Eonnie,”

“Nil-ah, otthe?” bisik yeoja pertama itu. Terlihat sekali kecemasan di mata basahnya.

Mrs. Kim segera berdiri. Dan menghampiri kumpulan orang – orang itu.

“Annyeong.” Sapanya pelan.

“Annyeong. Nuguya?” seorang namja paruh baya menyahut.

“Choneun Kim Hyeosin imnida. Mianhamnida apakah yang didalam ini keluarga kalian?”

“Benar. Lalu anda sendiri?”

“Mianhamnida, saya yang membawa dia ke sini. Dan ini semua salah saya dan anak saya. Kami yang menyebabkan kecelakaan itu.”

Terdengar seruan dari orang – orang itu.

“Gwenchana. Setidaknya anda mau bertanggung jawab.” Jawab namja tua lainnya.

Mrs. Kim Nampak menghela nafas lega.

Tak lama dokter keluar. Dan langsung diberondong berbagai pertanyaan. Wajah dokter itu menyiratkan kesedihan.

“Mianhamnida, kami sudah berusaha. Tetapi lukanya cukup serius. Saya tidak yakin. Sekarang Park Geonil-ssi sedang kritis.”ucap dokter tersebut.

“Bolehkah kami menemuiya?”

“Silahkan.”

“Nyonya Kim, mari ikut masuk.” Ajak Mrs. Park.

Mrs. Kim mengikutinya. Begitu juga dengan Heechul yang mengikuti eommanya.

Rupanya, namja bernama Park Geonil itu rupanya sudah sadar.

“Nil-ah.” Yeoja bergaun putih itu segera menghampiri namja itu. Namja itu tersenyum.

“Mianhae. Kita tidak bisa menikah hari ini. Tetapi kau bisa menikah hari ini Rae-ya.”

“Apa maksudmu? Kita bisa menikah kapan – kapan saja. Yang penting kau sehat.”

“Aku tidak yakin. Rae-ya, kau harus menikah hari ini juga ne?”

Yeoja itu menggeleng. Dia merasa tidak senang dengan ucapan calon suaminya itu. Mata namja itu melihat kea rah Heechul.

“Tuan, bisakah aku memohon padamu. Bisakah kau nikahi Raena hari ini juga? Sebelum matahari terbenam?”

“Nil-ah.” Semua yang ada berseru. Namun, namja itu tetap menatap lekat kea rah Heechul.

Memohon.

“Tentu saja, kami akan melakukan apapun yang kau minta nak.” Jawaban itu membuat namja bernama Geonil tersenyum lega.

Sementara Heechul menatap eommanya yang mengabaikannya.

“Appa, eomma, aboeji, eommonie, mohon nikahkan Raena dengan…”

“Kim Heechul.” sekali lagi Mrs. Kim yang menyahut.

“Dengan Kim Heechul-ssi. Ajhumma. Khamsahamnida.” Ucapnya pelan. Sebelum nafasnya berhembus satu persatu. “Aku mohon.” Lirihnya. Sebelum akhirnya, dia menghembuskan nafas panjangnya.

“Nil-ah, andwe.. andwe.. jebal.. ireona. Ireona chagi. Kajima… chagi..”

Heechul menunduk melihat namja itu akhirnya meninggal juga.

======================è Love is Hurts ç======================

“Ne, saya bersedia.”

Ucapan itu terdengar parau. Karena pemilik suara yang tak berhenti menangis.

“Kusahkan kalian sebagai suami istri. Sekarang cium pasangan anda.” Suara pendeta itu membuat Heechul agak terlonjak kaget.

Tak menyangka, mereka akan melakukan apa yang diminta oleh namja yang sekarang terbujur kaku di peti yang ada di samping mereka sekarang.

Heechul tidak mengira dia akan menikah dengan yeoja yang dia tidak kenal. Apalagi dia cintai. Tidak mungkin.

Tetapi itu kenyataan.

Dengan berat hati, Heechul memutar tubuh yeoja itu. Mengecup singkat bibirnya. Singkat. Namun, membuat semua yang ada sedikit puas.

“Kumohon bahagiakan Raena, ne? dia sudah aku anggap sebagai anakku sendiri. Dan geonil sangat mencintai Raena. Jadi tolong bahagikan dia.”

Entah ini yang keberapa kalinya orang – orang itu memohon kepada Heechul. yang hanya di jawab ‘ne’. sedangkan eommanya Nampak sangat semangat.

Heechul melirik jemari Raena.

Miris sekali.

Cincin itu sebenarnya untuk melamar Hyeri. Tetapi sekarang dipakai oleh yeoja tak dikenalnya ini.

Dan entah kenapa Heechul merasa sangat membenci Raena.

Menyebutnya sebagai penghancur kebahagiaannya. Melukainya dengan kata – kata bahkan dia juga memukul Raena. Namun, yeoja itu hanya menerima saja.

Selama satu tahun Raena diabaikan. Tidak cukup menderitakah dia?

Bukan salahnya khan memilih menghampiri kematian itu daripada menunggu kematian yang entah kapan datangnya?

Flashback end

======================è Love is Hurts ç======================

Heechul membuka matanya. Lalu kembali melangkah semakin dekat ke pinggiran sungai. Di undakan teratas dari sungai Han itu. Dia melempar buket bunga itu.

Hal yang dia lakukan selama 5tahun semenjak Raena menghilang. Atau yang dianggap orang telah meninggal itu.

“Rae-ya, kumohon kali ini, biarkan aku mendampingimu disana.”

Heechul seperti orang gila. Terkadang dia yakin Raena masih hidup. Tapi dilain waktu dia selalu melakukan hal yang berbahaya bagi dirinya.

Seperti sekarang.

Dia kembali seperti tahun – tahun sebelumnya. Setelah melemparkan buket bunga ke sungai Han dia akan segera turun. Untuk menenggelamkan dirinya sendiri.

Dan seperti yang sudah – sudah akan selalu ada yang menarik tubuhnya keluar. Tapi sepertinya kali ini tidak. Sampai air sungai sampai di dada Heechul, tidak ada orang yang menarik tubuhnya.

Hal itu membuat Heechul tersenyum.

“Rae-ya, aku datang. Tunggu aku chagi.” Bisiknya sambil memejamkan mata.

Rasa dingin dan air yang bergelombang cukup deras membuat tubuh Heechul terasa kaku. Kesadarannya makin lama makin hilang. Dan sebelum kegelapan merengkuhnya dia bisa merasakan tubuhnya tertarik. Tapi dia hanya terus tersenyum dan menyambut kegelapan itu.

======================è Love is Hurts ç======================

“Oppa, apa yang terjadi?”

“Tidak apa – apa. Untunglah belum terlambat. Min-ah, sepertinya Heechul mengalami depresi. Dia tertekan oleh rasa bersalah dan juga rasa penyesalannya.”

Yeoja itu, Minyoung menatap namjachingunya, Choi Siwon.

“Untuk apa dia menyesalinya? Rae eonnie sudah meninggal. Dan itu semua karena dia.”

“Chagi, Raena memilih mengakhiri hidupnya itu karena dia menyayangi namja itu. Kenapa kau tidak mencoba berdamai dengannya? Kasihan dia. Bahkan eommanya sendiri pun sekarang lebih memilih tinggal di Jepang.”

“Aku tidak peduli.”

“Kalau begitu demi Raena. Ingat. Dia suami Raena. Dia orang yang dicintai Raena. Apa kau akan membuat Heechul-ssi menderita? Kau tahu jika itu akan menyakiti Raena hm?”

Minyoung menghela nafas panjang.

“Demi eonnie ne?”

Siwon mengangguk sambil tersenyum lembut.

Perlahan Minyoung membuka pintu ruang rawat itu. Dan mendapati seorang namja menatap kosong keluar jendela.

“Annyeong Heechul-ssi.” Sapa Minyoung.

Heechul menoleh sekilas kea rah Minyoung.

“Waeyo?” tanyanya parau.

“Eh?”

“Kenapa aku harus diselamatkan? Kenapa tidak membiarkanku mati saja?”

“Heechul-ssi, berhentilah membuat eonnieku menderita.”

“Mworago? Seharusnya kau biarkan aku mati. Dengan begitu aku bisa meminta maaf kepada Raena.”

“Tidak sadarkah kau? Rae eonnie memilih mengakhiri hidupnya agar kau bisa melanjutkan hidup yang bisa membuat dirimu bahagia. Tidak kah kau ingin membalas apa yang diberikan eonnie kepadamu? Hiduplah bahagia. Agar pengorbanan eonnie tidak sia – sia.”

Heechul terdiam.

“Heechul-ssi. Mulailah dari awal. Hiduplah dengan baik. Biarkan rasa bersalah dan penyesalanmu menghilang. Kau boleh menikahi yeoja yang kau cintai itu, Song Hyeri. Jebal. Jangan biarkan apa yang dilakukan eonni menjadi sia – sia.”

Lagi – lagi Heechul terdiam.

“Takdirmu.. kau harus menjalani takdirmu. Percayalah, kau akan bahagia dengan takdir yang telah tertulis itu. Kau hanya perlu menjalaninya saja.”

“kau percaya takdir? Aku percaya. Buktinya adalah hubungan kita. Aku kehilangan kekasihku, calon suamiku. Tetapi aku mendapatkanmu. Meski kau tak mencintaiku, aku mencintaimu. Mudah sekali untuk jatuh cinta kepadamu Heechul-ah. Dan aku yakin, takdirku adalah mencintaimu sampai akhir hayatku. Heechul-ah, kau harus percaya takdir. Takdir yang akan menuntunmu menuju kebahagiaan meski harus ada rasa sakit. Aku memang sakit, tapi aku mencintaimu. Itu yang aku rasakan. Aku bahagia mencintaimu dalam kesakitanku.”

heechul teringat ucapan Raena yang tidak sengaja dia dengar saat Raena berucap lembut menyangkanya tengah tertidur.

“Minyoung-ah, bisakah aku bahagia tanpa Raena?”

“Rae eonnie, ada dalam hatimu. Dia akan selalu mencintaimu. Meski dia tidak ada lagi di sini.”

“Minyoung-ah, aku ingin bertemu eomma.”

Minyoung mengangguk. Dia segera keluar. Dan menuju ke taman. Menumpahkan apa yang sedari tadi ditahannya.

“Eonnie-ya, lihatlah suamimu. Tidakkah kau bahagia sekarang mendapatkan cintanya. Kenapa kau harus pergi secepat itu eonnie?”

Isakan Minyoung terhenti sejenak. Kala dia merasakan rengkuhan hangat dari kekasihnya.

======================è Love is Hurts ç======================

“Kau yakin Chul-ah?”

“Eomma, aku hanya ingin menenangkan diri sejenak. Setelah itu aku akan memulai kehidupanku dari awal.”

“Katakan pada eomma, kenapa kau tidak menikah dengan Song Hyeri.”

“Eomma. Aku memang mencintainya. Awalnya aku merasa ingin segera menikahinya. Tetapi, wajah Raena selalu membayang. Aku.. aku entah sejak kapan tidak lagi bisa nyaman bersama Hyeri. Di otakku selalu saja hanya Raena. Dia membuatku gila. Hingga sekarang.”

“Mianhae Chul-ah, eomma meninggalkanmu. Eomma tidak bisa berhenti menyalahkan diri eomma. Seandainya dari awal eomma menyetujui hubunganmu dengan Hyeri. Kita tidak akan bertengkar. Kau tidak akan menabrak calon suami Raena. Kita tidak akan bertemu Raena. Tidak akan membuat hidup gadis itu berakhir dengan tragis seperti ini.”

“Aniya eomma. Ini sudah takdir. Raena tidak menyesalinya. Aku baru menyadari saat dia tidak ada. Betapa berharganya dia. Eomma benar. Hyeri bukanlah wanita baik – baik. Mianhae eomma.”

“Gwenchana. Eomma akan menunggu kau kembali di rumahmu ne?”

“Ne eomma.”

Heechul memeluk eommanya lembut. Lalu melangkah ke sebuah terminal bis.

Dia akan menuju ke Mokpo.

Mencoba menenangkan diri sejenak.

Begitu Heechul menaiki bis, dia langsung memilih tempat duduk dekat jendela. Dia mengeluarkan sebuah kotak kecil. Berisi cincin dan kalung yang dia berikan untuk Raena. Yang telah Raena kembalikan 5tahun yang lalu.

“Rae, kau suka pantai ne? aku akan memberikannya kepadamu lagi. di pantai. Aku harap kau mau menerima ini jika kau tak membiarkanku mendampingimu disana.” Bisik Heechul.

Dikecupnya cincin itu lembut.

======================è Love is Hurts ç======================

Kebahagiaan akan terasa saat kau baru saja terluka

Hal yang berharga akan terasa berharga jika kau baru saja kehilangannya

======================è Love is Hurts ç======================

Semilir angin menyambut Heechul sore itu. Laut yang tenang. Dan sunyi.

Seandainya ada Raena..

Entah bagaimana Heechul bisa membayangkan sosok Raena yang tersenyum ceria sambil bermain air.

“Rae-ya.” Ucapnya pelan.

Dia melihat sosok Raena memanggilnya di antara ombak – ombak itu. Heechul kehilangan akal. Tanpa berpikir panjang lagi dia menuju ke tengah laut.

Saat tersadar dia sudah berada ditengah – tengah laut. Dan entah kenapa tubuhnya terasa mati rasa. Kaku. Dan dia bisa melihat wajah Raena dengan jelas.

“Kau menginginkanku sekarang chagi?”

Heechul memejamkan matanya. Pasrah.

======================è Love is Hurts ç======================

Heechul membuka matanya. Mendapati sekelilingnya putih. Tirai putih. Dinding putih. Semuanya serba putih.

“Engh..” erang Heechul. saat dia merasakan kepalanya sakit.

“Ajuchi jangan bangun duyu.”

Heechul mencoba memperjelas penglihatannya saat mendengar suara yang lucu itu. Heechul melihat seorang yeoja kecil berambut sebahu tengah menatapnya dengan mata bening yang mirip seseorang.

“Aku.. dimana?”

“Dilumah Heena.” jawabnya.

Heechul terdiam. Mencerna ucapan yeoja kecil itu.

Dirumah?

Apakah itu berarti dia masih hidup?

Kriek.

Pintu terbuka, menampilkan sosok seorang namja tampan.

“Omo, kau sudah bangun rupanya.”

“Ne.”

“Heena keluar sekarang aegya. Eomma sudah menunggumu.”

“Ani. Heena mau dicini caja. Appa Mimi, ajhuci milip sekali dengan appa Heena ne? yang ada di foto eomma.”

Heechul bisa melihat wajah namja di depannya sedikit salah tingkah.

“Ani Heena. sudah Heena keluar ne, kasihan eomma.”

“Ani. Ajhuci, apa ajhuci appa Heena?”

Heechul kaget mendengar ucapan polos Heena.

“Sudah, jangan dianggap ucapan putriku ini. Dia memang selalu begitu.” Tawa namja itu. Menutupi kegugupannya. “Oh ya, namaku Zhoumi. Kau?”

“Kim Heechul.”

Namja itu mengangguk.

“Kau makanlah bubur ini, aku akan membawa anakku keluar dulu.”

“Shillo appa. Heena mau dicini.” Rengek Heena.

“Aniya. Nanti eomma marah.”

“Appa, jebal…” heena terus saja merengek.

“heena-ya…”

Brak.

Ucapan zhoumi terhenti kala mendengar suara pintu terbuka.

“Heena-ya, jangan ganggu appa ne?”

Heechul mendongak mendengar suara lembut ini. Suara yang selama 5tahun belakangan ini selalu terngiang dibenaknya.

Wajah itu.

Prank.

Zhoumi dan yeoja itu menoleh menatap kea rah suara piring jatuh itu. Mata yeoja itu membulat horror.

Kedua tangannya membekap mulutnya yang hampir mengeluarkan pekikan.

“Rae-ya…” bisik Heechul.

Namun, yeoja itu segera berlari keluar. Mengabaikan panggilan Zhoumi dan Heena.

Heechul yang lemas, entah dapat kekuatan darimana hingga dia bisa bangkit dan berlari mengejar Raena dengan terhuyung – huyung.

Grebb

Akhirnya Heechul bisa menangkap pergelangan tangan Raena. Memutar paksa tubuh Raena. Dan mendapati yeoja itu menangis.

Sakit.

Sakit sekali hatinya melihat yeoja itu menangis.

“Uljima, uljima Rae-ya. Jebal. Jangan menangis lagi.” bisik Heechul lembut.

Raena mendongak. Mata basahnya menatap lekat Heechul.

“Wae? Kenapa kau disini?” bisik Raena parau.

“Aku…. Entahlah. Aku hanya ingin kesini saja. Syukurlah kau baik – baik saja. Kenapa kau tidak menghubungi kami?”

Heechul menangkup wajah Raena. Menatapnya dengan pandangan senang dan cemas.

“Aku sengaja.”

“Wae?”

“Aku hanya tidak ingin menyusahkanmu dan keluargamu.”

“Mianhae. Aku benar – benar jahat saat itu. Tapi aku sadar aku salah. Aku tahu aku tidak pantas mendapatkan maafmu. Tetapi aku akan tetap mengucapkan maaf maaf maaf. Maafkan aku.”

Raena menggeleng.

“Ani. Itu bukan salahmu. Apa kau baik – baik saja? Apa kau… menikah dengan Hyeri?” raena menggigit bibirnya saat mengucapan nama itu.

“Ani.”

Raena kembali menatap wajah Heechul. kaget.

“Wae?”

“Dia tidak sebaik yang aku bayangkan. Dan entah sejak kapan aku mulai menyayangi seseorang lainnya. Hanya saja aku terlalu egois hingga dia meninggalkanku.”

Raena menunduk kecewa.

“Saranghaeyo Rae-ya.” Bisik Heechul lembut.

Untuk kesekian kali, Raena terkaget dengan ucapan Heechul.

“Aku..”

“Eomma.” Pekikan kecil itu membuat Raena dan Heechul menoleh.

Heena berada dalam gendongan Zhoumi. Menuju kea rah Raena, yang segera menyambut Heena dengan senyum bahagia.

Heechul merasakan hatinya kembali sakit.

Dia lupa.

Raena telah memiliki seorang anak. Dia sudah menikah.

Terlambat untuknya.

Raena Nampak bahagia.

Kenapa mereka harus bertemu sekarang?

Kenapa disaat Raena telah menikah dan memiliki seorang putri?

Kenapa?

Heechul berbalik. Lalu melangkah pergi. Hatinya sangat sakit. Jauh lebih sakit dibandingkan saat Hyeri kepergok berselingkuh di belakangnya.

Cinta itu menyakitkan

Namun, dibalik rasa sakit itu

Ada satu kebahagiaan tersembunyi

“Appa.”

Langkah Heechul terhenti saat dia merasakan kakinya dipegang seseorang. Dan suara lucu itu memanggilnya Appa.

Heechul menoleh dan menatap yeoja kecil itu.

“Appa?”

Angguk Heena semangat.

Heechul menatap bingung kea rah Raena. Mata Heechul terbelalak kaget. Ketika dia melihat Zhoumi menggenggam tangan seorang yeoja. Dan Raena yang menatapnya sambil tersenyum.

“Heechul-ah, kau belum berkenalan dengan putriku khan? Namanya Kim Heena.”

“Mwo?”

Raena mendekat. Lalu mengambil Heena dalam gendongannya.

“Kau ingat saat kau mabuk Heechul-ah? Malam itu, kita menjadi suami istri yang sesungguhnya. Meski kau tak ingat. Meski saat itu kau membayangkan orang lain saat melakukannya, tetapi kita memang melakukannya. Dan…. Inilah hasilnya.” Jelas Raena sambil tersenyum.

“Heena anak kita?”

Raena mengangguk.

“Kau tidak menikah dengan Zhoumi?”

“Ani. Zhoumi itu suami Miyoung. Shim Miyoung, dia yang menyelamatkanku saat aku menenggelamkan diri di Sungai Han dulu.”

Sungguh, Heechul ingin berteriak saking senangnya. Dia segera merengkuh Heena dalam pelukannya. Menciumi wajah gadis mungilnya bertubi – tubi. Membuat Heena menjerit senang. Dan tertawa.

“Gomawo. Jeongmal gomawoyo.” Ucap Heechul sambil mengecup kening Raena lembut.

======================è Love is Hurts ç======================

“Ne, aku bersedia.” Suara lembut dan tegas terdengar di ruangan sunyi itu.

“Dengan ini kusahkan kalian sebagai suami istri. Silahkan cium pasangan anda.”

Namja tinggi itu segera merengkuh tubuh istrinya dan memberikan ciuman hangat.

Tepuk tangan para tamu undangan menyadarkan mereka.

“Chagi, kau bahagia?” bisik seorang namja.

“Sangat.”

Namja itu menoleh kea rah istrinya yang tengah duduk dengan perut membuncit. Ah, sungguh akhirnya dia bisa hidup bahagia.

Raena dan Heechul memutuskan untuk kembali menikah tak lama setelah Heechul menemukannya. Eomma Heechul bahkan selama seminggu penuh tidak membiarkan Raena pergi – pergi. Dia menahan Raena dan Heena dirumah saja.

Sementara orangtua Raena dan orangtua Geonil saking senangnya hingga kemudian datang ke Seoul.

Untuk sementara kediaman keluarga Kim itu menjadi ramai.

Dan kemudian mereka memutuskan untuk menikahkan kembali Heechul dan Raena secepatnya. Ditambah lagi ternyata Raena tengah hamil 2 minggu anak keduanya.

“Kenapa kau menatapku seperti itu?”

“Ani. Kau semakin cantik saat tengah hamil.”

Wajah Raena memerah. “Gombal.”

“Appa, ayo foto cama minyoung ajhuma dan ciwon ajhuci.” Suara melengking itu terdengar menghentikan debat bumonimnya.

Heechul membantu istrinya yang hamil tua itu mendekat kea rah kedua mempelai.

Benar. Hari ini pernikahan Minyoung dan Siwon.

Hana

Dul

Set

Ceprett

======================è Love is Hurts ç======================

Kebahagiaan tidak akan datang sendiri

Kau harus tetap mencarinya

Kau harus tetap melalui segala hal yang menyakitkan

Untuk mencapai kebahagiaanmu

Yang sebenarnya

End

Still In Love // Oneshoot //

 

 

Tittle : Still In Love (judulnya ngarang)

Author : Frey

Cast :
Choi Minho
Kim Jonghyun
Kim Kibum
Lee Jinki
Lee Taemin
Shim Miyoung
Shin Minyoung
Shin Raena

Genre : Romance, angst (?)

Rated : General

Length : Oneshoot

Warning : Gaje, Typo, aneh,

Disclaimer : Cast milik Tuhan, ortu n diri mereka sendiri… tapi FF original milikku, hasil ide gilaku. Jadi mohon jangan di bash ya, jangan pula dihina. Kalau mau kasih kritik gunakan dengan kalimat yang enak di dengar n ga bikin orang sakit hati ne?

Summary : Aku masih mencintainya. (summary apa coba?)

Saran : Sambil dengerin lagunya Kotak – Masih Cinta.

Aloha ada yang merindukan saya??? mianhae karena lama ga post FF… karena bisa dibilang si pacar saya My Lepy sedang sakit dan mesti di rawat hehehehe jadinya saya ga bisa ol… ini aja saya nyabotase punya temen. FF gaje saya ini Oneshoot liat responnya sich kayak apa. jadi minta RCL ne?

Dracula akan saya post begitu My Lepy sudah sembuh. mungkin 2-3 hari ne… so

Cekidotttttttttttttt

Happy Reading ^^

==============STILL IN LOVE ==================

Suasana gedung itu Nampak ramai. Maklum saja karena di gedung itu tengah diselenggarakan acara resepsi.

Nampak seorang yeoja bergaun soft purple memasuki ruangan yang ramai itu. Mata indahnya tertuju pada dua orang yang Nampak berbahagia.

Shim Miyoung dan Kim Jonghyun.

Tawa terlihat di wajah kedua orang itu.

“Eonnie.” Pengantin wanita melihatnya. Yeoja cantik itu segera memanggil yeoja cantik itu.

“Chukkae.” Ucap yeoja tersebut sambil memeluk tubuh ramping sang pengantin.

“Akhirnya eonnie datang juga. Kukira kau tak datang.”

“Mana mungkin aku tak datang di acara pernikahan sepupuku sendiri.” Miyoung terkekeh senang.

“Jjong, chukkaeyo. Kau harus membuat Youngi bahagia. Awas jika tidak.”

Pengantin pria itu terkekeh. “Tentu saja Noona.” Ucapnya yakin.

Yeoja itu tersenyum. Ikut bahagia.

“Eonnie tidak ingin bertemu Min-ah? Dia bersama kekasihnya di sana.” tunjuk Miyoung.

“Aniya. Aku hanya ingin bertemu denganmu.” Miyoung tersenyum makin lebar.

“oh ya Noona apa kau datang sendirian?”

“Memang kau melihat aku datang dengan siapa?”

“Kalau begitu mau kukenalkan sahabat baikku?” jonghyun menaikkan sebelah alisnya. Menggoda. Membuat yeoja itu tersenyum kecil.

“Kenalkan padaku ne? siapa tahu bisa cocok denganku.”

Sejujurnya yeoja itu hanya bercanda.

Saat ini dia sedang tidak ingin berhubungan dengan siapapun.

Siapapun.

“Baiklah. Kebetulan dia ke sini.”

Yeoja itu mengangguk.

“Key, kukenalkan kau pada sepupu istriku. Shin Raena. Noona, dia sahabat baikku, Kim Kibum.”

“Annyeong, Shin Raena imnida.” Yeoja itu mengangsurkan tangannya.

“Kim Kibum imnida. Tapi kau bisa memanggilku Key. Lalu aku harus memanggilmu apa? Jonghyun memanggilmu Noona.” Namja bermata kucing itu bertanya jujur.

“Kau bisa memanggilku noona juga. Karena aku memang lebih tua dari Jjong.”

“Arraseo. Aku akan memanggilmu Noona.”

Raena kembali tertawa.

Untuk sejenak dia merasa lepas dari suatu perasaan sepi itu.

“Eonnie-ya, nappeun.” Pekik seorang yeoja sambil memeluk Raena dari belakang.

Meski yeoja itu mengatainya ‘nappeun’ Raena malah tertawa saja. Dia mengelus lengan yang melingkari pundaknya. Lengan milik adiknya.

“Min-ah, Bogoshippoyo.” Desis Raena.

“Nado… Nado bogoshippo eonnie.” Shin Minyoung melepas pelukan itu.

“Oh, jadi kau kakak Min-ah noona?” Tanya Key. Raena mengangguk.

“Min-ah sering bercerita tentangmu. Tidak menyangka akhirnya aku bisa bertemu denganmu.”

“Jeongmal? Apa yang diceritakan adikku ini?” Tanya Raena.

Namun Key hanya tersenyum.

“Noona…”

Suara ini….

“Taemin-ah.” Raena menoleh dan mendapati namja tampan berwajah putih.

“Kapan kau kembali dari Jepang noona? Sudah lama sekali kita tidak bertemu.”

“Aku baru sampai dan langsung ke sini. Hm, kita sudah 3tahun tak bertemu ne? Kalian masih betah eum?” Tanya Raena membuat kedua orang di depannya memerah.

Minyoung dan Taemin. Mereka sudah lama berpacaran. Lagipula mereka teman sejak kecil. Sementara Jonghyun adalah sahabat baik Minyoung dan Taemin. Dan juga……

“Apa aku terlambat?” suara berat itu membuyarkan lamunan Raena.

Detak jantungnya terasa hampir berhenti.

“Minho-ya kau sangat terlambat. Kau tahu?”

“Mianhae Jjongie, aku masih ada urusan.”

“Ah sudahlah yang penting Minho Oppa sudah datang khan?” kata Miyoung.

“Minho-ah, kau tidak lupa pada Rae noona khan?” ucap Jjong pelan.

Raena menoleh dan memberikan senyum terbaiknya.

Untuk sesaat Minho terdiam. Tetapi kemudian senyumnya muncul di bibir indahnya.

“Annyeong noona. Lama tak bertemu. bagaimana kabarmu?”

“Aku baik saja.” Jawabnya perlahan.

Minho mengangguk. Lalu dia menyapa Key. Sementara Raena mengulum senyumnya.

Seperti ini saja?

Apa dia tidak tahu bagaimana jantungnya berdetak?

Bergemuruh dengan hebat?

Begini saja?

Seperti kepada seseorang yang tidak pernah memiliki arti apapun.

Apa karena memang dia sudah tidak berarti?

Atau mungkin dia memang tidak pernah berarti?

Raena menunduk. Mencoba menahan rasa hatinya sekarang. Dia tidak ingin mendapatkan pandangan kasihan.

Tidak.

Raena mendongak dan mendapati adiknya menatapnya lekat. Lalu dia menggeleng. Memberikan sebuah senyuman.

Jangan.

Jangan tampilkan pandangan seperti itu.

Hanya akan membuatnya Nampak rapuh.

Drrrt drrrt

Ponselnya berbunyi.

Lee Jinki

“Mian, aku permisi dulu ne.” ucapnya pada semua orang. Lalu dia beranjak keluar. Tanpa menyadari ada yang memperhatikannya.

==============STILL IN LOVE ==================

“Arraseo. Aku akan baik – baik saja. Ne. aku bukan yeoja rapuh Jinki-ya, setidaknya saat ini aku sudah lebih baik. Ne. ne. ne. arraseo Lee Jinki-ssi.”

Raena menutup ponselnya. Lalu berbalik.

“Omo.” Pekiknya terkaget membuatnya hampir terjatuh. Untunglah namja di depannya secara spontan merangkul tubuhnya hingga tak terjatuh.

“Gwenchana?” tanyanya.

“Ne, Gwenchana. Gomawoyo.” Raena memberikan senyum manisnya. Namja di depannya membalas.

“Apa dari namjachingumu noona?” namja itu melirik kea rah ponsel dalam genggaman Raena.

“Ne? aniyo.” Raena menjawab cepat. Membuat namja itu yang adalah Key menjadi terkekeh.

Jujur, dia tertarik pada yeoja di depannya. Meski dia lebih tua.

Tetapi dia mana peduli dengan umur.

“Mau menemaniku mengobrol?” tawar Key.

“Boleh.” Key mengajak Raena ke sebuah bangku yang ada di luar gedung itu. Untunglah gedung tersebut memiliki sebuah taman yang cukup indah.

Mereka berdua mengobrol santai dan akrab. Ternyata Key lebih dewasa disbanding usianya. Membuat Raena merasa nyaman.

Entah sudah berapa lama dia tidak merasakan perasaan seperti ini lagi?

Semenjak……

“Noona, kau melamun.”

“Ne? mianhae.”

Key mendesah. “Gwenchana noona. Kau ingin minum? Akan aku ambilkan.”

Tanpa menunggu ucapan Raena, Key segera bangkit.

Raena sendirian sekarang dan asyik menatap ke langit. Gelap. Hanya ada satu dua bintang saja.

Dan rasa sepi itu kembali menjalari hatinya.

“Syukurlah Noona baik – baik saja.” Raena tersentak dan spontan menoleh.

Jantungnya kembali bergemuruh. Melihat namja ini.

Namun Raena hanya diam saja. Karena berbagai perasaan berkecamuk dalam hatinya.

“Aku merasa khawatir dan juga bersalah kepada Noona.” Lanjut namja ini.

Raena menarik nafas panjang.

Kau hanya perlu menghadapinya. Kau pasti bisa Raena-ya

Ucapan Jinki bergema di telinganya.

Yah, kau pasti bisa.

Raena member semangat dirinya sendiri.

“Aku… baik – baik saja. Kau tidak perlu merasa bersalah.” Suara Raena masih juga bergetar. Dan dia mengutuknya.

Namja itu menoleh dan menatapnya. Membuat Raena seakan berhenti bernafas.

Jebal, jangan tatap aku seperti itu. Itu hanya akan membuat hatiku kembali runtuh.

“Noona, mianhae… jeongmal mianhaeyo.” Namja itu menunduk dalam.

“Minho-ya, aku sudah memaafkanmu. Tolong, jangan meminta maaf seperti ini ne.” Raena menahan tangannya dengan kuat agar tidak menyentuh rambut namja itu.

Minho megangkat wajahnya. Menatap wajah di depannya. Namun Raena menunduk saja. Tidak membalas tatapannya. Ada keresahan terbayang di wajah itu.

Masih cantik.

Namun terlihat kurus.

“Minho-ya.” Kedua orang itu menoleh dan melihat Taemin.

“Kau dipanggil Taemin.” Ucap Raena lembut.

“Noona…”

“Pergilah.” Minho menatap intens Raena.

Entahlah. Apa yang dipikirkan namja ini.

Kumohon pergilah Minho-ya, semakin lama kau di sini, semakin sesak hatiku.

Minho mengangguk kecil lalu dia bangkit. Meninggalkan Raena yang masih terpaku menatapnya.

“Jika ingin menangis. Menangis sajalah. Jangan ditahan.” Raena menoleh.

Key berdiri di belakangnya. Membawa dua gelas minuman.

“Apa maksudmu?”

“Matamu… matamu seolah berkata ingin menangis.”

Raena tersenyum pedih.

Apa itu terlihat jelas?

Apa dia tidak berhasil?

Kenapa?

“Mau bercerita?”

Apa aku harus menceritakannya?

Key, dia baru mengenalnya belum ada sejam yang lalu.

Tetapi dia butuh seseorang.

Jinki tidak ada.

Dan tidak mungkin Minyoung. itu akan membuat adiknya emosi. Apalagi Miyoung? Dia tidak ingin merusak moment bahagia sepupunya.

“Jika tidak ingin bercerita ju….”

“Dia mantan kekasihku.” Ucap Raena pelan memotong ucapan Key.

Key terdiam. Dia memang sudah menduga ada satu hubungan diantara Raena dan Minho, sahabatnya yang dingin itu. Ketika Minho tadi datang dia merasakan suasana yang sedikit berbeda.

“Kau pasti berpikir lucu, bagaimana bisa aku berpacaran dengan namja yang usianya lebih muda dariku. Aku sendiri tidak tahu bagaimana aku bisa jatuh cinta padanya.”

Mata Raena menewarang. Mengingat masa itu.

Flashback

Raena baru saja pulang kuliah. Dia merasa sangat lelah. Dan ingin segera tidur. Tetapi dia jadi heran begitu sampai di apartemen yang ditempatinya bersama Minyoung adiknya terdapat banyak sepatu.

“Aku pulang………” ucapnya.

“Eonnie, kau sudah pulang?” minyoung muncul menyambutnya.

“Ne. ada siapa di dalam?”

“Chingu.”

Raena mengangguk.

“Noona…” raena mendongak.

“Taemin-ah?” namja imut itu tersenyum. “Kau juga di sini?”

“Ne. kami ada tugas kelompok Noona.”

“Arraseo. Belajarlah yang rajin ne?”

Raena langsung berjalan menuju kamarnya. Tidak menyapa teman – teman adiknya. Dia sudah terlampau lelah. Begitu masuk ke dalam kamar dia langsung merebahkan diri dan mulai terlelap.

Raena menggeliat kecil dan terbangun. Melihat jam kecil di meja nakasnya. Sudah gelap rupanya. Dengan keadaan yang masih berantakan dia keluar kamar dan menuju ke kulkas. Diambilnya sebotol air minum lalu menuangkannya ke dalam gelas.

Saat dia akan kembali ke kamar dia melihat seseorang sedang duduk menonton tv sendirian. Raena segera menghampirinya.

“Hey.” Sapa Raena.

Namja itu menoleh. Seseorang yang belum pernah dilihat Raena.

“Nuguya?”

“Minho. Choi Minho.”

“Kau teman Min-ah?”

Namja itu mengangguk.

“Lalu Min-ah kemana? Kok sepi sekali?”

“Molla.”

Raena mengangkat bahunya. Tidak berniat melanjutkan pembicaraan ini. Karena si namja tidak ramah.

Saat Raena akan bangkit dia terpeleset jatuh ke tubuh namja ini. Dan gelas yang dibawanya jatuh, membuat air di dalam gelas tumpah dan mengenai Minho.

“Ah, mianhae……” raena merasa bersalah sekali.

Minho hanya menggeleng saja.

“Chakkaman. Akan aku ambilkan baju temanku yang ditinggal di sini. Kau tunggu ne.”

Raena bergegas menuju kamarnya. Dia mengambil kaos milik Jinki, sahabatnya. Semoga muat.

“Ini pakai.” Suruh Raena.

“Aniyo. Tidak usah repot – repot.”

“Ayolah.” paksa Raena.

Akhirnya Minho menurutinya juga. tak lama dia keluar dengan wajah memerah.

Oh, ayolah bajunya ternyata kekecilan. Raena hampir saja tertawa. Tapi demi dilihatnya namja itu menahan malu akhirnya Raena hanya tersenyum kecil lalu menarik tangan Minho agar duduk disampingnya. Dan mereka akhirnya mengobrol.

==============STILL IN LOVE ==================

“Saranghae… Noona aku mencintaimu. Jadilah kekasihku.”

Raena menatap tak percaya pada namja jangkung di depannya.

Apa ini?

Dia tidak sedang bermimpi?

Choi Minho menyatakan cinta di depan kampusnya?

Di saat masih ramai seperti ini?

Dan dia masih memakai seragam sekolah?

Yang benar saja……

Raena ingin sekali menggeleng. Tidak. Dia tidak ingin berpacaran dengan namja yang masih SMA. Dia tidak ingin menjadi bahan tertawaan teman – temannya.

“Ne.”

Apa ini, kenapa dia bilang ne?

“Jinja?” mata Minho berbinar.

Ayolah Raena bilang tidak.

“Ne.”

Dasar Babo. Kenapa bilang ne lagi?

Raena mengutuk dalam hati. Tapi kutukannya terhenti saat dia merasakan tubuhnya dipeluk. Hangat. Kenapa begini hangat?

Tanpa sadar Raena balas memeluk erat Minho.

Suara tepukan dan teriakan itu membuat Raena dan Minho tersenyum. Karena mereka mengucapkan selamat dan turut berbahagia pada pasangan ini.

==============STILL IN LOVE ==================

“Kita putus saja Noona.”

Kata – kata itu bagai petir yang tiba – tiba menyambar. Kenapa kata – kata itu terucap setelah dua tahun mereka menjalani semuanya.

Raena ingin berteriak.

Kenapa?

Apa salahku?

Tapi bibirnya kelu. Dia hanya diam saja.

“Rasanya berat menjalani hubungan ini. Terkadang aku juga ingin jalan – jalan bersama kekasihku. Bermain ke taman bermain. Bercanda. Atau apapun itu. Tetapi noona selalu sibuk dengan tugas kuliah. Dan aku bosan.”

Raena ingin menangis. Tetapi dia coba tahan.

Dia tidak boleh egois. Namja ini masih muda. Masih sangat muda.

“Baiklah.” Ucapnya pelan.

Minho menatapnya. “Gomawo.” Lalu dia pergi.

Meninggalkan Raena yang merasa hatinya hancur berkeping – keeping.

Flashback end

“Aku terlalu mencintainya hingga membuatku menghancurkan hidupku. Aku depresi. Dan akhirnya aku ke Jepang. Menemui sahabatku sekaligus psikiaterku.”

Raena mengakhiri ceritanya. Dia tersenyum kecil.

“Choi Minho bodoh.”

“Ani. Dia tidak bodoh Key. Dia masih sangat muda. Mungkin sejak awal dia hanya sekedar suka padaku. Dan dia salah mengartikan suka itu menjadi cinta. Aku yang bodoh. Aku sudah dewasa. Seharusnya aku tidak mengiyakan ajakannya. Seharusnya aku tidak menyerahkan hatiku padanya.”

“Dan sampai sekarang kau masih menyukainya?”

Raena terdiam.

“Ne. aku masih cinta kepadanya. Masih sangat mencintainya.” Bisik Raena.

Key merengkuh Raena ke dalam pelukannya. Dan entah bagaimana tangis Raena tumpah juga.

Key membelai kepala Raena. Mencoba memberi ketenangan pada Raena. Tidak mengetahui ada seseorang yang memperhatikan dengan tangan terkepal.

“Mianhae… Mianhae noona. Jeongmal mianhaeyo.” Racaunya.

Matanya berkaca – kaca.

“Saranghae…… aku masih mencintaimu Noona. Maafkan kesalahanku. Maafkan keegoisanku.” Lirihnya sambil terus menatap kedua orang yang masih dalam posisi ‘berpelukan’ itu.

End

Waiting // FF Request //

Tittle : Waiting (Judul Ga Nyambung)

Author : Frey

Cast : Cho Kyuhyun

Lee Hyunra

Other Cast : Shin Minyoung

Shin Raena

Genre : Romance

Rated : General

Length : Oneshoot

Warning : Gaje, Typo, DLL

Summary : Takdirku adalah untuk terus menunggumu (ganyambung ma ceritanya)

Disclaimer : Cast punya Tuhan, Ortu n diri mereka masing – masing, tetapi FF ini murni punyaku. Muncul dari otakku sendiri jadi jika gaje n garing mianhae.

FF ini requestan dari Nova yang minta dibuatin FF karena Kyuhyun ulang tahun. Itu sebabnya cast cewenya malah Bininya Hyukjae, kenapa aku nggak pake bini Kyuhyun. Karena bini – bini Kyuhyun banyak, aku bingung harus milih yang mana #plakkk… well, tanyakan ma yang request kenapa dia ingin ma Kyuhyun ne?

Nova, mianhae, karena mungkin ceritanya jelek. Ini aku buat mala mini karena ga bisa tidur. Insomnia kumat. Iseng-iseng aku buat ni FF. karena dadakan, mungkin ga sesuai dengan keinginanmu. Tetapi ide yang kemarin itu mentok, ga bisa ngembangin. Makanya aku belum post juga.

Meski terlambat karena ultah Kyuhyun dah 2 hari lalu, tetapi gpp lah ya..

Oke daripada aku banyakk bicara

Silahkan dibaca ^^

“Kumohon jangan pergi.”

“Maaf.”

Hyunra menghentikan ayuhan pada sepedanya. Menoleh ke seberang jalan. Sebuah rumah besar yang pintu pagarnya tertutup rapat.

Menghela nafas panjang.

Lalu kembali menaiki sepedanya.

Tanpa menyadari sepasang mata berwarna coklat tegas menatap dirinya dari balik jendela bertirai putih itu.

“Tuan muda, sudah waktunya minum obat.” Seru seorang pelayan.

Namja berkulit pucat itu menoleh kea rah sang pelayan dan segera menuju ke kursi di dalam ruangan itu.

Pelayan tersebut mengangsurkan sebotol obat dan segelas air putih. Yang langsung diterima oleh namja pucat itu.

“Hari ini jadwal anda check up Tuan muda.”

“Ne.” jawabnya singkat.

==========

“Aku akan kembali menemuimu.”

“Benarkah?”

“Aku janji.”

=========

Hyunra merapikan baju seragamnya yang sedikit kusut, karena sedari tadi dia duduk bersandar di bawah pohon maple di halaman belakang café tempat dia bekerja.

Hyunra mengambil sebuah gelang perak dari saku seragamnya.

“Kenapa kau pergi?” bisiknya lirih. Yeoja cantik berambut coklat itu hanya menatap gelang tersebut dalam – dalam.

“Masih mengingatnya?” hyunra buru – buru menghapus air mata yang tidak sengaja turun dipipi tirusnya.

“Min-ah,” panggilnya pelan.

“Hyunra, bisakah kau melupakannya. Ini Sudah bertahun – tahun.”

“Aku tidak bisa.”

“Kenapa?”

“Kau tahu alasannya.”

“Karena janji itu? Apa kau bodoh? Bahkan dia tidak pernah mencoba mencarimu.”

Hyunra tersenyum kecil.

“Karena aku percaya pada janjinya.”

========

“Tidak peduli seberapa singkat kebersamaan antara kita, kau adalah orang yang paling penting bagiku. Dan selamanya aku akan mengingatmu.”

=======

“Aku akan mengatakan hal yang sebenarnya padamu. Kau tidak akan bisa bertahan jika kau tidak segera melakukan operasi pencangkokan jantung itu.” Dokter bername tag Shin Raena itu menatap pada pasien di depannya. Wajahnya menyiratkan permohonan.

“Kau tahu keberhasilannya pun kecil khan?”

“Benar. Tingkat keberhasilannya memang kecil. Tetapi setidaknya masih ada harapan, bukan putus asa seperti ini.”

“Noona, aku tidak mau. Jika memang aku harus mati, biarlah aku mati di sini. Akan aku pergunakan waktuku yang tidak banyak ini dengan sebaik – baiknya.”

“Kau keras kepala sekali Kyuhyunnie.”

========

“Namaku Lee Hyunra. Kau siapa?”

“Kyu. Cho Kyuhyun.”

“Apa kau baru saja kehilangan orang tuamu?”

“Ne.”

“Oh kita sama Kyu, aku juga sudah kehilangan orang tuaku.”

“Benarkah? Aku tidak punya keluarga. Kau mau berteman denganku Hyunra-ya?”

“Ne.”

========

Hyunra terbangun dari tidurnya yang gelisah. Dia bermimpi tentang pertemuannya dengan Kyuhyun untuk pertama kali.

Saat itu Hyunra 7tahun dan Kyuhyun 10tahun. Sejak kecil Hyunra tinggal dip anti asuhan. Sementara Kyuhyun baru masuk ke panti asuhan itu. Hyunra satu – satunya teman yang dekat dengan Kyuhyun dip anti itu. Karena sifat Kyu yang dingin.

Kyuhyun mengaku kehilangan orangtuanya membuat Hyunra merasa senasib dengannya.

Mereka dekat. Dan membuat Hyunra menyayangi Kyuhyun. Ani. Lebih tepatnya mencintai. Cinta monyet memang. Karena Hyunra baru berumur 7tahun.

Sayangnya, kebersamaan antara Hyunra dan Kyuhyun hanya terjalin 6bulan saja, setelah itu Kyuhyun dijemput oleh keluarganya.

Ternyata Kyuhyun masih memiliki keluarga. Dia diculik dan ditinggalkan di depan pintu panti oleh para penculiknya.

===========

“Kumohon jangan pergi,”

“Maafkan aku.”

“Kau bilang kau tidak akan pergi.”

“Aku merindukan kedua orang tuaku, Hyunra-ya,”

“Dan kau akan meninggalkanku?”

“Aku akan kembali menemuimu.”

“Benarkah.”

“Aku janji.”

“Tetapi, kita baru saja bersama. Kenapa kau harus pergi meninggalkanku?”

“Tidak peduli seberapa singkat kebersamaan antara kita, kau adalah orang yang paling penting bagiku. Dan selamanya aku akan mengingatmu. Karena itu kau harus mengingatku dan menungguku. Karena aku pasti akan kembali. Bukankah aku sudah berjanji?”

“Ne. aku percaya pada janjimu.”

===========

“Pembohong. Kau ingkar janji. 14 tahun aku menunggumu.” Isak Hyunra. Jemarinya menggenggam erat pada gelang pemberian Kyuhyun 14tahun lalu.

“Baiklah. Aku harus membuat keputusan. Aku tidak bisa seperti ini selamanya khan? Kau yang mengingkari janjimu. Jadi aku juga boleh mengingkari janjiku khan? Aku boleh melupakanmu khan?”

=======

“Tidakkah kau ingin berjuang? Demi rasa cintamu?”

=======

“Ada kabar baik untukmu Kyu, kau bisa melakukan operasi pencangkokan jantung di Amerika lusa.” Raena berucap datar sambil menatap Kyuhyun yang masih asyik memainkan jari telunjuknya di bibir cangkir tehnya.

“Aku sudah bilang bukan? aku tidak mau dioperasi.”

“Kyu, tidak kah kau ingin berjuang?”

“Mwo?”

“Kau selalu menatapnya. Hanya menatapnya tanpa berani menghampirinya. Padahal sudah lama kau mencarinya bukan?” Raena tersenyum kecil kea rah Kyuhyun yang diam membatu.

“Memang melakukan operasi ini kemungkinannya kecil. Jika tidak berhasil kau mungkin tidak akan pernah bisa melihat dunia ini lagi. tetapi jika berhasil,, kau akan bisa menemuinya lagi khan?”

“……..”

“Kenapa kau tidak berpikir positif. Keajaiban selalu ada. Apa kau tidak ingin keajaiban itu menghampirimu. Tentu saja kau harus ikut berusaha.”

“Aku tidak tahu.”

“Kau hanya percaya pada keajaiban. Kau harus berusaha. Demi gadis yang kau cintai itu, Lee Hyunra.”

“Apakah akan berhasil.”

“Kau hanya berusaha. Berhasil tidaknya hanya Tuhan yang bisa memutuskan.”

“Jika aku tidak bisa selamat?”

“Bukankah takdir akhir manusia itu kematian. Tetapi jika kau tidak berani ambil resiko bagaimana kau bisa mengetahui takdir apa yang diberikan Tuhan untukmu. Mungkin saja kau akan selamat.”

“…………”

“Aku dengar kekuatan cinta bisa membuat seseorang menjadi kuat. Memikirkan orang yang kamu cintai bisa membuat semangat seseorang bangkit. Bukankah semangat juga bisa memacu keinginan untuk sembuh hm?”

=======

“Apa aku harus menunggunya lagi? aku lelah untuk terus menunggunya.”

========

03 Februari 2012

Udara masih terasa sangat dingin. Apalagi semalam salju turun.

Hyunra duduk di bangku taman sambil memandang jalanan yang ramai tersebut. Di sampingnya satu kotak kue ulang tahun dengan lilin yang menancap di atasnya.

Jemari Hyunra yang tersembunyi di sarung tangan hangatnya saling meremas.

Ini ulang tahun Kyuhyun ke sekian yang dia rayakan sendiri tanpa namja itu.

Sudah biasa. Tetapi tetap saja rasa sepi itu masih ada. Dia merindukannya. Sangat.

“Maaf, terlambat datang.”

Hyunra menoleh kea rah asal suara. Mendapati sosok namja memakai pakaian hangat berwarna hitam tengah tersenyum ke arahnya.

“Sudah lama menungguku?”

“Aku selalu sabar menunggumu Oppa.”

“Gomawo.”

“Oppa, ayo kita rayakan ulang tahunmu. Chakkaman, aku akan menyalakan lilin ini.”

Hyunra mengambil korek api. Lalu menyalakan lilin tersebut.

“Make a wish Oppa.”

Namja itu memejamkan mata coklat tegasnya. Tak lama dia membuka mata dan meniup lilin itu hingga padam.

“Apa yang kau minta Oppa?”

Namja itu mengerling kea rah Hyunra.

“Jika aku katakana, apa kau akan mengabulkannya?”

“Hm?”

Kyuhyun menyodorkan sebuah boneka monyet kecil. Membuat Hyunra mengernyitkan keningnya. Bingung.

“Terimalah. Boneka ini akan mengatakan apa permohonanku.”

Hyunra berdecih pelan.

Tetapi tak urung dia mengambilnya. Ditatapnya boneka kecil itu. Bingung mau diapakan.

“Man………”

“Lee Hyunra apakah kau mau menjadi milik Cho Kyuhyun untuk selamanya. Menunggu dan mempercayai segala janji yang diberikan Cho Kyuhyun kepadamu?”

Hyunra terbelalak kaget, saat tak sengaja tangannya menekan perut boneka kecil tersebut. Membuat boneka itu mengeluarkan suara itu.

“Othe?” Tanya namja yang tak lain adalah Kyuhyun.

“Ne, aku mau.” Jawab Hyunra.

Membuat Kyuhyun menariknya ke dalam pelukan hangatnya.

Epilog

“Aku akan melakukan operasi itu.”

“Jinja?”

“Ne, Noona. Tetapi bolehkah aku meminta tolong padamu?”

“Katakan.”

“Jika operasi ini gagal, berikan boneka ini pada Hyunra.” Kyuhyun menyodorkan sebuah boneka beruang besar.

“Baiklah. Tetapi aku punya syarat padamu.”

“Hm?”

“Kau harus berusaha untuk sembuh. Dan serahkan boneka ini kepada Hyunra.”

Kyuhyun menatap boneka monyet kecil tersebut bingung.

“Hyunra menyukai boneka monyet.”

“Kau tahu darimana?”

“Shin Minyoung, adikku adalah teman baik Hyunra.”

“Aish, pantas saja kau tahu semua hal tentangnya.”

“Tidak sedetail kau yang terus mengawasinya selama ini.”

==========

“Mworago?”

“Aku mengetahuinya dari kakakku. Kakakku adalah dokter pribadi Kyuhyun. Dia mengalami gagal jantung. Itu sebabnya dia tidak menemuimu selama ini. dia terus berusaha mencari keberadaanmu selama 10tahun terakhir. Sebelum akhirnya dia mengetahui jantungnya bermasalah.”

“Kenapa dia begitu bodoh?”

“apa kau akan menunggunya?”

“Apa aku harus menunggunya lagi? aku lelah untuk terus menunggunya.”

“Tetapi Cho Kyuhyun tengah berjuang melawan maut, demi dirimu. Dia ingin sembuh demi dirimu.”

Hyunra terdiam cukup lama.

“Sepertinya Takdirku memang harus terus menunggunya.”

END

Don’t Say Goodbye // Oneshoot //

Tittle : Don’t Say Goodbye (judulnya amat sangat ga nyambung)

Author : Frey

Lenght : Oneshoot

Cast :

Cho Kyuhyun

Shin Raena

Shim Changmin

Nickhun 2PM

Victoria

Genre : Romance, Hurt (?), fluff (?)

Rated : General

Warning : Gaje, aneh, typo, n gagal total kayaknya. datar sedatar2nya

Summary : –

Diclaimer : Cast Punya Tuhan, tetapi Fic ini asli punyaku. Terinspirasi saat dengerin lagunya So Goodbye _ Kim Jonghyun n Haru haru Big Bang

aku bawa oneshoot sebagai penutup dariku… maaf jika castnya lain dari biasanya. bukan ingin berselingkuh, saia masih setia ma kim heechul. hanya entah kenapa saia pingin bikin FF ma si magnae.. buat para bininya Kyu, mian yah aku pinjem bentar. di FF ni juga semuanya pada ga sesuai ma sifat mereka…

buat yang req FF ke aku.. mian belum bisa post… masih harus diperbaiki ini. insyaallah minggu depan ne? ^^

oke dech happy reading.. kalau ending mengecewakan.. maaf. dibuat pas waktu kerja tadi soalnya…^^

So goodbye don’t cry and smile……

Seorang yeoja berambut panjang menatap lekat namja dihadapannya. Tidak percaya. Dan tidak mau percaya oleh perkataan namja itu beberapa saat yang lalu.

“Noona.”

Yeoja itu tersenyum miris. Bahkan namja itu memanggilnya ‘noona’ bukan lagi ‘baby’. Jadi namja itu benar – benar serius rupanya.

“Baiklah. Aku harus pergi.” Yeoja itu akhirnya bisa mengeluarkan suara. Meski terdengar aneh. Di telinganya sendiri.

Tanpa menunggu jawab, yeoja itu segera bangkit dari kursinya. Tidak ingin lama – lama. Karena dia tidak yakin akan bisa menahan air matanya jika dia lebih lama di sana.

“Aku suka yeoja yang kuat dan tegar. Aku tidak suka yeoja yang menangis. Karena itu akan membuatku lemah dan tidak bisa mengabaikannya. Mungkin terkesan jahat, namun bisakah aku meminta satu hal padamu Baby? Jika kelak aku menyakitimu jangan perlihatkan air matamu. Tolong tersenyumlah. Yakhsokhae?”

Grebb

Yeoja itu berhenti saat merasakan genggaman hangat yang selama ini akrab dengan dirinya. Tapi kali ini genggaman itu terasa menyakitkan.

“Noona, Mianhae.”

Yeoja itu menepis tangan namja tersebut lembut.

“Sudahlah. Jangan meminta maaf padaku Kyu. Biarkan aku pergi. Aku tidak ingin menangis di depanmu.” Ucap yeoja itu pelan.

Namja yang dipanggil Kyu itu tidak lagi menahan tangan sang yeoja. Karena dia tahu seperti apa perasaan yeoja tersebut.

Dia hanya bisa menatap tubuh mungil yeoja tersebut dengan pandangan yang sulit diartikan.

“Mianhae baby, ini yang terbaik untukmu.”

“Kau harus secepatnya menjalani operasi, Kyuhyun~ssi. Karena kankernya sudah menyebar.”

“Berapa kemungkinannya uisa~nim?”

“50%. Selain itu kau harus mulai menjalani kemoterapi.”

“Arraseo.”

Namja itu membentuk jemarinya menjadi kepalan yang sangat erat. Mencoba meredam rasa sakit di hatinya.

“Seperti ini lebih baik.” gumamnya berulang – ulang. Seperti mantra untuk memantapkan hatinya.

.

.

.

Yeoja itu berada di tepi sungai Han. Aliran air mata mengalir deras di pipinya. Karena dia sudah tidak tahan untuk tidak menangis.

Patah hati itu menyakitkan. Sungguh.

Apalagi jika kau tidak tahu apa salahmu hingga orang yang kau cintai tega memutuskan hubungan yang telah terjalin selama bertahun – tahun.

“Baby, bisakah kita berhenti sampai di sini?”

“M-mwo? Mworago Kyunnie?”

“Aku merasa tidak bisa meneruskan hubungan kita. Jadi bisakah kita akhiri sampai di sini?”

“Geunde… Wae?”

“Ini yang terbaik untuk kita. Tolong jangan tanyakan alasannya.”

“Wae? Apa salahku Kyunnie? Kenapa kau tega menyakitiku seperti ini?” teriak yeoja itu setelah tidak bisa menahan sesak di hatinya.

Yeoja itu menunduk. Namun, tak berniat menghentikan air matanya. Biarlah dia menangis sepuasnya hari ini. karena dia bertekad untuk tidak lagi menangis besok. Dia ingin menjadi sosok yang tegar. Seperti yang diinginkan Kyuhyun.

“Bahkan setelah kau menyakitiku aku tetap saja ingin menjadi apa yang kau inginkan. Sangat menyedihkan bukan?” gumamnya.

Jelas saja dia susah membenci namja itu. Mereka sudah bersama sejak 7tahun yang lalu. Manis pahit hubungan mereka rasakan selama 7tahun tersebut. Rasa cinta yang dipupuk selama 7tahun itu tidak mungkin bisa langsung terhapus hanya dalam waktu kurang dari 1 jam bukan?

“Noona… nae yeojachingu ga… doeeojullaeyo?”

“Kyu…”

“Iya atau tidak?”

“Ne. Aku mau.”

Yeoja itu masih bisa mengingat bagaimana kagetnya dia, saat hoobaenya tersebut memintanya menjadi kekasih. Di depan teman – teman sekelasnya. Sejak saat itu mereka mulai merajut tali kasih.

Bukan hal yang mudah tentu saja. meski hanya satu tahun tetap saja Kyuhyun lebih muda darinya. Ditambah dia adalah anak bungsu. Membuatnya terkadang sangat manja dan kekanak – kanakan.

Kyuhyun juga termasuk namja posesif dan pencemburu. Namun, yeoja ini tidak mempermasalahkannya. Dia suka – suka saja. karena sikap Kyuhyun masih dalam batas wajar.

Pertengkaran – pertengkaran kecil menghiasi hubungan mereka. Namun, itu semua tidak membuat hubungan mereka menjadi retak. Malah semakin mengeratkan hubungan mereka.

Sampai satu tahun yang lalu, saat Kyuhyun berada di bangku kuliah terakhir terjadi pertengkaran yang cukup hebat diantara mereka berdua.

Bermula saat yeoja ini mulai bekerja di sebuah perusahaan. Membuat waktunya bersama Kyuhyun berkurang cukup banyak. Pertengkaran kecil mewarnai hubungan mereka saat itu. entah kenapa sifat cemburu Kyuhyun semakin menjadi.

“Aku tidak suka kau dekat dengannya.”

“Kyu, dia khan hanya rekan bisnis saja.”

“Pokoknya aku tidak suka, baby.”

“Baiklah – baiklah. aku akan menjaga jarak dengannya. Kau senang?”

“Ne. Saranghae baby. Jeongmal saranghae. Jangan pernah meninggalkanku. Arra?”

“Ne. Na do saranghae Kyunnie.”

“Aku sekalu mengalah Kyu, tapi kenapa kau tetap menyakitiku?”

“Baby, kau mau menikah denganku?”

“Kyunnie…”

“Otthe? Kau mau menikah dneganku atau tidak?”

“Tentu saja aku mau.”

“Nanti malam bumonimku akan datang ke rumahmu. Berdandanlah yang cantik baby.”

Yeoja itu mengangkat tangan kirinya. Melihat jari manisnya yang tersemat sebuah cincin cantik dengan nama Kyuhyun terukir indah di sana.

Satu minggu setelah pertengkaran tersebut, orangtua Kyuhyun melamarnya. Dan diadakan pertunangan tersebut. Karena Kyuhyun masih kuliah maka pernikahan pun tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. mereka menunggu sampai Kyuhyun lulus kuliah.

“Seharusnya tahun ini aku bisa menikah denganmu Kyu. Apa kau merasa bosan padaku? Hingga kau memutuskanku seperti ini?”

Lagi.

Air matanya menetes di pipinya.

“Cho Kyuhyun…. Saranghae….” sekali lagi yeoja ini berteriak.

Untunglah di sekitarnya cukup sepi. Sehingga dia tidak akan menemukan pandangan aneh atau iba yang ditujukan untuknya.

.

.

.

Siang itu udara cukup panas. Membuat yeoja yang tengah mendapat tugas luar dari perusahaannya memilih untuk masuk ke dalam sebuah cafe.

Cafe yang cukup nyaman.

Menunggu pesanan, yeoja itu menatap ke arah jalanan yang ramai tersebut. Sampai kemudian matanya menangkap satu mobil yang sangat familiar baginya.

Tubuhnya menegang.

Jendela yang tembus pandang memperlihatkan satu sosok namja yang dirinduinya meski telah menyakitinya.

Cho Kyuhyun.

Dan dia tidak sendirian. Dia bersama seorang yeoja. Dan mereka terlihat sangat dekat. yeoja ini tidak mengenal siapa yang bersama kekasih ani mantan kekasihnya tersebut.

Matanya mengikuti kemana arah mobil tersebut melaju.

“Jadi ini alasan kau tidak ingin melanjutkan hubungan kita Kyu?”

Yeoja itu mengalihkan pandangannya. menggigit bibir bawahnya menahan isakan yang ingin keluar. Tidak. Dia tidak boleh menangis. Dia harus tegar.

Meski rasa sakit ini menyerang hatinya. Dia harus bisa menahan tangisnya.

“Appo…” isakan kecil itu lolos juga.

Menunduk. Dan memejamkan matanya rapat – rapat. Berharap air mata tidak jatuh. Tapi sepertinya berusaha seperti apapun, dia tidak bisa mengontrol air mata tersebut.

Pipinya basah. Isakannya keluar secara lirih.

Beruntung dia duduk di bangku yang tidak akan menarik perhatian pengunjung lain.

“Noona, berhentilah menangis.”

Yeoja itu mendongak mendengar suara yang cukup familiar di telinganya. Pandangannya kabur karena air mata. Tapi dia cukup bisa mengenali siapa yang ada dihadapannya sekarang.

“Changmin~a.”

.

.

.

“Jadi begitu?” respon namja jangkung tersebut.

Mereka berdua sekarang berada di sungai Han. Dan namja bernama lengkap Shim Changmin tersebut memaksa yeoja yang merupakan sunbaenya dulu untuk bercerita. Changmin juga sahabat dekat Kyuhyun. Namun, semenjak lulus sekolah menengah dia meneruskan sekolah di luar negeri.

“Aku akan bertanya kepada setan itu. kenapa dia memperlakukan noona seperti itu.”

“Andwe. Aku sudah tidak apa – apa. Dia bilang ini yang terbaik. Biarkan saja seperti ini.”

“Mana mungkin. Aku tidak akan bisa membiarkannya. Noona, kalian sudah bersama 7tahun.”

“Changmin~a, aku pasti bisa. Jebal. Biarkan seperti ini saja.”

Changmin menghela nafas melihat yeoja yang sudah dianggap noonanya sendiri itu begitu keras kepala. Namun, dia tidak mungkin menolak permintaan noonanya khan?

.

.

.

“Jangan meninggalkanku.”

“Tidak akan. Aku terlalu mencintaimu Kyunnie.”

“Na Do. Aku bahkan lebih mencintaimu Baby.”

Kyuhyun terbangun dari tidurnya. Mengusap wajahnya dengan kasar. Menatap jam di dinding. Pukul 02.00 dinihari.

Sejak putus dari yeoja itu Kyuhyun tidak bisa lagi tidur nyenyak. Tubuhnya mengurus. Karena dia benar – benar memikirkan yeoja tersebut.

“Raena baby, bogoshippoyo. Mianhae… mianhae… saranghae.” Racaunya.

Meremas selimut tebal yang melindunginya dari hawa dingin. “Arggghhhh….” pekiknya putus asa.

Air matanya menetes saat wajah yeoja yang telah 7tahun mengisi hari – harinya kembali terlintas. Tidak mungkin dia bisa begitu saja melupakan yeoja bernama lengkan Shin Raena tersebut.

Karena selama 7 tahun ini di matanya yang terlihat hanya sosok yeoja tersebut. Tidak ada yang lain. sampai kapanpun.

Jika saja bukan karena penyakit yang bersarang di tubuhnya mungkin saat ini dia sedang mempersiapkan pernikahannya dengan yeoja yang dia cintai tersebut.

Mengusap cincin pertunangan yang melingkar dijemarinya.

Kenapa Tuhan begitu tidak adil? Dia sudah setia pada satu yeoja. Kenapa dia memberikan penyakit ini.

Tangan panjangnya meraih ponselnya. Membuka menu dalam ponselnya tersebut. Membuka satu folder berjudul ‘Baby’. Dan nampaklah berbagai foto cantik yeojanya. Dari masa – masa mereka sekolah, kuliah hingga beberapa hari sebelum dia memutuskan untuk berpisah tersebut.

Keputusan ini sungguh sulit. Karena bagaimanapun juga impiannya adalah menikah dengan yeoja tersebut. Tetapi dengan adanya penyakit ini dalam tubuhnya bagaimana mungkin dia bisa egois. Membiarkan kekasihnya bersedih karena penyakitnya tersebut. Tidak. Lebih baik mereka berpisah seperti ini.

Setidaknya Raena akan melupakannya. Dan kemudian mendapatkan cinta baru.

Kyuhyun ragu. Meski kemungkinan 50 % operasi berhasil ada 50% kemungkinan lainnya. Dan itu membuatnya ragu. Bisakah dia bertahan hidup?

Kyuhyun keluar dari folder tersebut. Menekan beberapa nomor yang cukup dia hafal. Karena akhir – akhir ini nomor tersebut selalu dia hubungi.

“Yobuseyo uisa~nim. Aku sudah siap untuk melakukan operasi tersebut. Aku akan ke rumah sakit besok.”

.

.

.

Shim Changmin baru saja menemui kakak sepupunya yang seorang dokter di rumah sakit Seoul. Kakak sepupunya memperkenalkannya dengan yeoja yang cantik. tunangan dari sepupunya tersebut.

Seorang dokter muda yang menangani pasien – pasien yang menderita penyakit mematikan bernama kanker.

Yeoja bernama Victoria Song itu sudah meninggalkan ruangan Nickhun, kakak sepupu Changmin beberapa menit lalu karena dia memiliki janji dengan pasiennya.

Langkah Changmin terhenti saat dia melihat sosok yang tak asing baginya. Matanya melebar sempurna. Ketika dia melihat sosok pucat itu memasuki satu ruangan. Mengikuti yeoja yang baru saja dia temui beberapa menit lalu.

Changmin tersadar dan kemudian melangkah menuju ke ruangan yang telah tertutup tersebut.

Victoria Song

Itu papan nama yang tertera di pintu tersebut.

Apa yang dilakukan Kyuhyun di sini?

Pertanyaan itu berkelebat dalam benaknya. Sebelum dia mengangkat bahu dan kembali melangkah meninggalkan ruagan tersebut.

.

.

.

“Kau harus opname dulu Kyuhyun~ssi. Karena donor masih berada di amerika, bisakah kau menunggu untuk waktu satu minggu ini?”

Kyuhyun mengangguk. Wajahnya datar menatap dokter muda yang merawatnya selama ini.

“Aku akan kembali besok, uisa~nim. Aku akan pulang dulu hari ini.”

“Baiklah. kau harus yakin kau bisa sembuh Kyuhyun~ssi.”

Kyuhyun tersenyum kecil.

Lalu namja tampan berwajah pucat itu keluar dari ruangan yang selama beberapa waktu terakhir selalu dia kunjungi tersebut.

Namja itu berjalan sambil setengah melamun.

Tidak ada yang mengetahui penyakit ini. meski bumonimnya sekalipun. Bumonim Kyu tengah berada di Jepang. Sementara kakak satu – satunya berada di Sydney. Mengikuti kakak iparnya yang tinggal di sana.

“Cho Kyuhyun.”

Kyuhyun menoleh mendengar ada yang memanggilnya.

Wajah pucatnya makin memucat saat melihat siapa yang memanggilnya.

“Shim Changmin?”

.

.

.

Kedua namja yang telah lama tak bersua itu duduk di taman yang tidak jauh dari rumah sakit Seoul. Mereka berdiam diri untuk beberapa saat.

“Kapan kau kembali Changmin~a?”

“Sekitar 1 minggu yang lalu.” Kyuhyun mengangguk. Entah kenapa ada kecanggungan di antara mereka padahal dulunya mereka berteman sangat akrab. changmin adalah sahabat yang membantunya mendapatkan Raena.

“Apa yang kau lakukan di rumah sakit Kyu? Kau sakit?”

Raut wajah Kyuhyun menegang. Tapi dia berusaha menyembunyikannya.

“Ani. Aku hanya meminta vitamin pada uisa.”

“Jeongmal?”

“Ne. Jeongmal.”

“Tetapi sejak kapan kau meminta vitamin pada dokter yang menangani penyakit kanker?”

Deg

Kyuhyun melirik wajah datar Changmin. Namja ini mengetahuinya kah?

“Ah, Song Uisa itu kenalanku. Jadi aku mampir ke tempatnya sekalian saat aku berada di rumah sakit.” Alasan Kyuhyun. Namja itu berdoa semoga Changmin tidak curiga.

“Sejak kapan kau mengenal Victoria noona?”

“Noona?”

Changmin mengedikkan bahu. Tidak peduli untuk menjawab pertanyaan Kyuhyun.

“Ah, aku baru mengenal beberapa waktu ini saja.”

“Dia bukan alasanmu untuk mengakhiri hubunganmu dengan Raena noona khan Kyu?”

Jantung Kyuhyun berdetak kencang saat mendengar nama yeoja itu disebut.

“Kau sudah bertemu dengannya?” lirih Kyuhyun.

“Sudah. Dia nampak …. kacau.”

Kyuhyun tersenyum miris. Sakit itu menikam hatinya.

“Dia akan baik – baik saja. aku harus pergi. Masih ada yang harus aku kerjakan. Sampai bertemu lagi Shim Changmin.”

Changmin menatap geram ke arah sahabat baiknya tersebut. Kenapa namja yang dulunya begitu mencintai Raena bisa bersikap seolah tak peduli pada yeoja tersebut.

“Aku akan mengetahui apa yang kau sembunyikan Kyu.” Desisnya yakin.

.

.

.

Raena memasuki supermarket. Berniat untuk membeli ramen. Karena persediannya telah habis. Berjalan menuju rak khusus ramen instan berada.

Jemarinya terangsur untuk mengambil ramen. Bersamaan dengan jemari kurus yang ternyata akan mengambil ramen yang sama.

Deg

Jantung Raena berdetak kencang saat jemari yang hangat itu menyentuh jemarinya. Secara spontan yeoja itu menoleh dan mendapati mata obsidian yang sangat dia rindukan tengan menatapnya.

“Kyu?” lirihnya.

“Annyeong Noona.” Sapa namja itu sambil tersenyum lebar.

Senyum yang sangat dirindukan yeoja ini. “Kau ingin membeli ramen?”

Raena hanya mengangguk saja. kyuhyun nampak berpikir. “Noona, mau makan ramen denganku?” raena membelalakkan matanya. Benarkah ini?

.

.

.

Mereka berdua duduk berhadapan di kedai ramen yang menjadi langganan mereka. di depan mereka dua mangkuk besar ramen tengah mengepulkan asap. Menggugah selera.

Kyuhyun segera melahap ramen tersebut. Sementara Raena menatapnya sejenak. Sungguh rindu saat – saat seperti ini. sampai detik ini dia tidak bisa membenci Kyuhyun. Meski hatinya sungguh ingin membencinya. Ingin membalasnya. Tetapi tidak bisa.

“Ramen ini tidak akan habis jika kau hanya melihatnya saja Noona.” Ucap Kyuhyun membuat Raena tersentak.

Tersenyum miris saat menyadari Kyuhyun lagi – lagi memanggilnya ‘noona’. Mengabaikan rasa sakit itu, Raena segera menyumpit ramennya. Menikmatinya.

Kyuhyun tersenyum kecil melihat Raena melahap ramen kesukaannya.

Rindu saat – saat seperti ini. sama seperti Raena. Namun, namja ini berusaha mengontrol rasa bahagianya saat tadi melihat sosok Raena.

Tidak dipungkiri keberadaan Raena membuat semangat dalam diri Kyuhyun bangkit.

Tuhan, bisakah aku berharap aku bisa sembuh hingga aku bisa kembali merasakan kebahagiaan ini bersamanya?

.

.

.

“Mworago? Itu tidak benar bukan? Noona jangan bercanda.” Pekik namja jangkung bernama Changmin tersebut.

Victoria Song, dokter muda itu menatap kesal ke arah Changmin.

“Kau ini bertanya. Dan aku sudah menjawab. Jika bukan karena kau ini bilang sahabat baik Cho Kyuhyun~ssi, aku tidak akan memberitahumu.”

“Kau bilang satu minggu lagi dia akan operasi?” Changmin mengabaikan gerutuan Victoria. Yeoja itu mengangguk.

“Leukemia stadium akhir?”

Lagi – lagi Victoria mengangguk.

“Aish.. bocah setan itu.” victoria sedikit bergidik mendengar ucapan kasar Changmin.

Namja itu tidak menyangka sahabatnya akan memiliki penyakit mengerikan tersebut. Dan apakah ini alasan Kyuhyun memutuskan Raena? Tidak ingin menyakiti dan membuat sedih Raena-kah? Dasar pabbo.

“Aku harus bertemu dengannya.”

Victoria hanya menatap setiap gerakan Changmin. Pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam. Dasar tidak sopan.

“Changmin mana?” tanya Nickhun yang baru keluar setelah tadi berada di ruang kerjanya.

Victoria mengedikkan bahunya.

.

.

.

Kyuhyun mengantar Raena ke rumahnya. Berjalan kaki. Rasanya dia ingin menggenggam jemari Raena. Tapi diurungkannya.

“Kyu~.” Jantung Kyuhyun berdegup kencang mendengar panggilan Raena yang sedikit manja itu.

“Ne?”

“Bolehkah aku… meme…lukmu?”

Kyuhyun berhenti melangkah saat mendengar suara Raena yang terbata.

“Kalau tidak boleh juga tidak apa – apa. Maaf aku…..” suara Raena menghilang saat merasakan dekapan hangat dari Kyuhyun.

Dekapan yang sanga ia rindukan.

Bolehkah dia sedikit berharap?

Raena balas memeluk erat tubuh Kyuhyun. Sedikit terisak. Menyesap aroma tubuh Kyuhyun yang tidak pernah hilang dari indra penciumannya.

Kyuhyun merasakan perasaannya membuncah. Sedikit hilang kendali, dia meraih kepala Raena. Membawanya agar menghadap wajahnya.

Tak menunggu lama, kedua bibir mereka saling bertautan. Tidak ada nafsu. Hanya kerinduan dan rasa cinta yang besar. Jemari Raena mencengkeram baju Kyuhyun.

Tapi kesadaran Kyuhyun hadir. Sedikit mendorong tubuh Raena. Membuat yeoja itu kaget.

“Kyuh….”

“Mianhae. Lupakan hal tadi. Annyeong hi gaseyo Shin Raena~ssi.” uca p Kyuhyun cepat. Dan berbalik meninggalkan Raena yang membatu.

Brukk

Tubuh Raena jatuh ke tanah tersebut. Lemas.

Kenapa rasanya begitu menyakitkan seperti ini? kenapa harus menciumnya membuat dirinya serasa memiliki harapan. Jika ternyata namja itu menghempaskannya. Sakit. Sangat sakit.

.

.

.

Kyuhyun merasakan tubuhnya melemah. Sebenarnya sudah sejak lama daya tahannya melemah, hanya saja namja itu memaksakan dirinya.

Apalagi dia sudah menjalani kemoterapi. Membuat tubuhnya memucat dan semakin mengurus. Lusa dia akan menjalani operasi. Namun entah kenapa kondisinya memburuk.

Bahkan saat ini dia terpaksa memakai masker oksigen. Sempat mengalami koma sejenak. Dan tidak ada keluarga yang menungguinya.

Sebenarnya faktor keluarga sangat penting. Karena tanpa keluarga pihak rumah sakit tidak akan berani melakukan operasi. Oleh karena itu saat keadaan Kyuhyun memburuk, pihak rumah sakit menghubungi orang tuanya.

Orang tua Kyuhyun jelas shock mengetahui keadaan putranya tersebut. Dan sesuai keinginan Kyuhyun, akhirnya orang tua Kyuhyun tidak memberitahukan keadaan Kyuhyun pada Raena.

Mata Kyuhyun membuka perlahan. Mengerjapkan kelopak matanya sebentar untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Menoleh kea rah kirinya saat merasakan seseorang di sebelahnya.

Menatapnya dengan pandangan datar.

“Apa yang kau lakukan selama ini hah?” ucap orang itu dingin.

Kyuhyun terkejut, namun dia segera tersenyum kecil.

“MIanhae.”

“Kau benar – benar menyebalkan. Kenapa kau tidak memberitahuku?”

“MIanhae.”

“Ya~ bisakah kau berhenti meminta maaf?”

“Changmin~a,” desis Kyuhyun.

Orang itu, Changmin segera mendekat kea rah Kyuhyun.

“Kenapa kau menyembunyikannya? Tidakkah itu menyakitkan.”

“Aku hanya tidak ingin melihat mereka terluka dan sedih.”

“Kau sudah melakukannya. Kau tidak bisa melihat bagaimana khawatirnya ajhumma dan ajhussi hm? Dan kau juga tidak memberitahu Raena noona? Sampai kapan?”

Kyuhyun menatap langit – langit rumah sakit. “Seperti ini lebih baik. Aku tidak ingin melihatnya menangis saat kelak aku meninggalkannya sendiri di dunia ini.”

“Dan membuat dia hidup dalam kesalahpahaman?”

“Biarlah.” Kyuhyun memejamkan matanya.

“Lusa, kau akan dioperasi? Kau harus berusaha ne?”

Kyuhyun tersenyum sambil mengangguk.

.

.

.

Raena mencoba untuk memejamkan matanya. Namun, entah kenapa perasaannya terasa tidak enak. Sosok Kyuhyun terus menerus menghantuinya.

Mengambil ponselnya. Menekan angka 1 sebagai panggilan cepat untuk nomor Kyuhyun. Namun, ponselnya tidak aktiv. Entah kenapa dengan namja itu. Beberapa hari yang lalu Raena mendatangi apartemen Kyuhyun. Dan yang ada hanya kesunyian.

Ddrrrt ddrrrrt

Raena meraih ponsel yang tadi dia letakkan di atas kasur.

Changmin calling

“Yobuseyo…. Ne…m-mwo? Mworago? Gotjimal…. Andwe!!!”

Ponsel Raena terjatuh menghantam lantai. Tubuhnya bergetar dan terasa sulit untuk bergerak. air mata menghujani kedua pipinya. Berita itu sungguh mengejutkan. Dan juga menyakitkan.

.

.

.

Jalanan kota Seoul Nampak lengang. Jelas saja ini sudah cukup malam. Nampak seorang yeoja yang memakai mantel panjang berlari di jalanan kota Seoul. Wajahnya Nampak kalut. Sungguh sangat kalut hingga dia melupakan kendaraan bernama taxi. Memilih berlari dari tempat ia tinggal menuju rumah sakit Seoul yang cukup jauh tersebut.

Namun, kekhawatiran yang ia rasakan membuat tubuhnya tidak merasa lelah. Larinya begitu cepat mengabaikan sesak yang menghimpit dadanya.

Raena menghambur masuk ke dalam rumah sakit Seoul.

“Pasien atas nama Cho Kyuhyun.” Tanya Raena pada resepsionis. Nafasnya terengah – engah.

Resepsionis itu segera menjawa. Tanpa membuang waktu Raena kembali berlari menuju ke ruang operasi. Di bangku tunggu depan ruang operasi Nampak kedua orang tua Kyuhyun, kakak dan kakak ipar Kyuhyun. Dan Changmin.

“Changmin~a.” raena menghampiri namja jangkung itu. “Eommonie, aboeji, eonnie apa yang terjadi dengan Kyuhyun?” tanyanya pada yang ada di sana.

Mrs. Cho, eomma Kyuhyun segera menghampiri calon menantunya tersebut.

“Kyunnie kita selama ini mengidap leukemia.”

“Mwo?” raena merasa lemas. Sangat lemas. Hingga tubuhnya merosot ke lantai. Air matanya jatuh begitu saja dalam pelukan mrs. Cho.

“Kenapa tidak ada yang memberitahuku? Wae?”

“Kami juga baru mengetahuinya. Kyunnie tidak ingin melihat kita sedih.”

“Eommonie… Kyunnie baik – baik saja khan?”

“Berdoalah chagi.”

.

.

.

Detak waktu berlalu terasa lambat bagi mereka yang menunggu setitik kabar. Entah sudah berapa lama Kyuhyun berada di dalam ruang operasi tanpa kabar berita.

Raena duduk di sebelah eomma Kyuhyun. Tidak lagi menangis. Namun pandangannya kosong. Pikirannya berkecamuk. Menyesali dirinya yang tidak bisa melihat perubahan kesehatan kekasihnya.

Lampu yang menyala di atas pintu operasi padam. Menandakan operasi telah berakhir. Pintu terbuka menampilkan sosok Victoria Uisa yang muncul dengan raut wajah yang sulit ditebak.

“Bagaimana operasinya uisa~nim?” Tanya Mr. Cho cepat.

Victoria menghela nafas panjang. “Mianhae. Keadaan Cho Kyuhyun~ssi terus menurun saat operasi. Saat ini dia dalam keadaan kritis. Hanya bisa menunggu keajaiban saja. Kami sudah berusaha semampu kami. Permisi.”

Tubuh lemas Raena semakin lunglai. Air matanya jatuh tanpa suara. Sementara isak tangis mrs. Cho dan Ahra, kakak Kyuhyun terdengar.

“Kyuhyun pabbo.” Desis Raena.

.

.

.

Sesosok yeoja berpakaian gelap menatap gundukan tanah yang masih merah tersebut. Matanya sembab. Namun, tak ada isakan yang terdengar.

“Masih di sin, Baby? Kajja kita kembali.” Yeoja itu menoleh. Mendapati wajah tampan namja bermata obsidian tengah menatapnya.

“Sebentar. Aku ingin mengucapkan terima kasih kepadanya. Berkat dia kau bisa selamat Kyunnie.” Namja tampan itu mendongak menatap nisan di depannya.

Han Minji.

Yeoja itu yang mendonorkan sumsum tulang belakangnya beberapa bulan lalu. Dan yeoja itu kini beristirahat dengan tenang, karena kecelakaan yang menimpanya.

“Aku juga sangat berterima kasih kepadanya. Sangat.” Kyuhyun meraih jemari yeoja yang tidak lain adalah Raena tersebut. “Aku juga berterima kasih padamu. Jika tidak karenamu aku tidak mungkin bisa bertahan dan akhirnya menjadi seperti ini.”

Raena menatap wajah Kyuhyun, namjanya. “Terima kasih mau bertahan Kyu. Saranghaeyo.”

“Na Do.. Na Do saranghaeyo.”

END

I Love You, You Love Me Not Part 2

Tittle : I Love You, You Love Me Not

Author : Frey & Cece (pemberi ide & pemberi judul)

Cast : Choi Siwon

Kim Heenie

Kim Heechul

Kim Kibum

Shin Raena

Genre : Romance, angst, straight, yaoi

Warning : Typo, gaje, aneh dll

Rated : PG – NC

Disclaimer : Semua cast punya Tuhan, diri mereka masing2, ortu dan istri2 mereka kelak #plakkk… tapi FF ini murni punyaku,,, eh ga dink… ini ide yang punya si adik ipar Rahma Cece. dia yang Request FF ini ke aku. dia ngasih 2 ide. n aku tertarik ma ide yang ini jadi aku kembangin. FF INI MILIK SAYA N CECE, KARENA ITU JANGAN DIPROTES MAU JADI APA. CUKUP BACA, KASIH KOMENT,SARAN N KRITIK. TAPI JANGAN DIHINA.

Summary : Kim Heenie menikah dengan Choi Siwon. dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan namja tampan ini. tetapi sayangnya, Siwon memiliki satu rahasia. dia sudah mencintai orang lain. siapa orang itu? dan bagaimana jika Heenie mengetahuinya?

oh ya, ini FF mengandung unsur Yaoi, meski ga sepenuhnya. jadi kalau yang ga suka yaoi, jangan dibaca. karena pasti si yaoinya (?) akan saling berkaitan dengan si straightnya. berhubung aku belum pernah bikin FF yaoi, tapi sering bacanya mohon maaf jika hasilnya aneh.

yang saya tag tapi ga suka boleh diremove. yang baca tolong tinggalin jejak ya… Cece ini FF buat kamu so kamu mesti koment yang panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang ne?

aku juga minta maaf karena lama ga muncul2. ada alasan2 kenapa saia ga bisa cepet post FF2 saia. sekali lagi minta maaf. semoga hasilnya tidak mengecewakan ne?

okeh sekian cuap2 saia. Happy Reading semuanya ^^

Cinta ini membuatku kuat

Cinta ini membuatku berani

Namun, kenapa cinta ini menyakitkan

Tidak bisakah kau memberiku satu kesempatan?

Agar aku yakin kau bisa berubah

Untuk mencintaiku

Heenie menatap wajah suaminya dengan pandangan penuh cinta. Sudah 2 minggu status mereka menjadi suami istri. Meski pada kenyataannya mereka belum menjadi suami istri sepenuhnya.

Entah kenapa Siwon belum menyentuhnya sama sekali. Selalu saja beralasan dia lelah. Siwon memang selalu pulang malam. Dan berangkat pagi, jadi Heenie memakluminya saja.

“Siwon Oppa, saranghae……” bisik Heenie.

“Eung…” lenguh Siwon. Dia menggeliat. Tetapi, tidak membuka matanya. “Baby, I miss you…” igau Siwon.

Deg

Jantung Heenie terasa berhenti berdetak. Igauan Siwon membuat hati Heenie merasa tak nyaman. Ini bukan sekali dua kali Siwon mengigau dalam tidurnya. Memanggil baby dalam tidurnya.

Tetapi, siapa baby itu?

“Oppa, siapakah baby itu? Kenapa kau memanggilnya terus?” Heenie berkata lirih. “Apakah dia kekasihmu Oppa? Kenapa kau mau menikah denganku jika kau sudah memiliki kekasih?” mata Heenie menjadi sayu.

Sebenarnya, saat ini mereka tengah honeymoon. Tetapi, meski telah 2 hari mereka berada di Jejudo tetap saja Siwon tidak menyentuhnya. Itu meyakinkan Heenie bahwa suaminya tidak mencintainya. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa dia menikahi Heenie jika tidak mencintainya?

“Eunghh…..” mata besar Siwon perlahan terbuka. Matanya mengerjap untuk menyesuaikan matanya. Dan pandangan pertama yang dia lihat adalah wajah Heenie yang menatapnya sendu. Siwon membuang mukanya, menatap ke samping. Tidak ingin merasa bersalah dengan pandangan Heenie.

“Kau sudah bangun?” gumamnya.

“Ne. oppa, mandilah. Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu.” Ucap Heenie lembut.

Siwon hanya mengangguk kemudian bergegas ke kamar mandi. membiarkan Heenie yang menatap punggungnya sendu.

“Tidak bisakah kau mencoba mencintaiku Oppa?” lirih Heenie pada dirinya sendiri.

Tidak ingin terlarut dalam kesedihan hatinya, yeoja itu memutuskan untuk menyiapkan baju yang akan dipakai Siwon.

Tak lama Siwon keluar. Dia segera mengenakan baju yang sudah dipersiapkan Heenie. Tanpa menoleh ke arah yeoja yang kali ini asyik membaca itu.

“Kau sudah sarapan?” tanya Siwon.

“Belum. Kita sarapan di restauran saja. lalu kita jalan – jalan ke pasar tradisional. Otthe?”

“Hm, yah.”

Heenie mengikuti Siwon yang berjalan keluar. Mereka menuju ke restauran yang tersedia di hotel tempat mereka menginap.

Siwon dan Heenie memesan beberapa menu untuk sarapan mereka. tidak ada percakapan diantara mereka. mereka seperti orang yang asing, sedangkan pada kenyataannya mereka adalah sepasang suami istri.

“Oppa?”

“Hm?”

“Apakah kau mencintaiku?” tanya Heenie tiba – tiba. Pertanyaan itu sontak membuat Siwon terkejut. Dia terdiam sejenak.

“Ne.” Jawabnya singkat. Lalu mengambil segelas air putih yang sudah disediakan oleh pelayan tersebut.

Heenie tidak puas. Karena dia tahu Siwon membohonginya. Ingin bertanya kembali namun pelayan yang membawa sarapan mereka membuat Heenie tidak jadi bertanya.

-I LOVE YOU, YOU LOVE ME NOT-

Incheon Airport

Hari ini bandara Incheon ramai sekali. entah karena apa hingga bandara internasional Korea Selatan itu penuh dengan lalu lalang orang.

Seorang namja tampan berkulit putih nampak keluar dari deport kedatangan. Tangan kanannya menyeret koper yang cukup besar dan juga tas besar yang bertengger di punggungnya. Namja itu memakai topi dan kaca mata hitam.

Dari balik kaca mata hitamnya, namja itu mengedarkan pandangannya. dan dia melihat seorang yeoja yang akrab dengannya dan juga kakak kandungnya. Mereka juga nampaknya melihat kedatangan namja tampan tadi.

Namja itu melambai. Lalu cepat – cepat menghampiri keduanya.

“Hyung.” Katanya sambil memeluk kakaknya. Namja yang lebih tua balas memeluk namja itu.

“Akhirnya kau pulang juga.”

Namja itu tersenyum kecil. Lalu dia mengalihkan pandangannya ke sosok yeoja di samping kakaknya.

“Kau menjemputku Rae?” katanya sambil merangkul tubuh sahabatnya tersebut.

“Ne.” Jawabnya sambil tersenyum kecil.

“Baiklah. kaja kita segera pulang. Eomma dan appa sudah merindukanmu Kibum~a.”

“Aku juga. Aku ingin segera bertemu dengan eomma, appa, Heenie dan suaminya.” Kata namja tampan bernama Kibum tersebut dengan senyum lebar.

Baik Heechul, kakaknya dan Raena, sahabatnya saling berpandangan. Kemudian tersenyum kecut.

“Heenie masih berbulan madu. Baru besok mereka kembali.”

“Ah, tidak apa. Oh ya Hyung ku dengar kau menjadi rekan bisnis Siwonnie? Bagaimana kabarnya? Sudah beberapa minggu ini dia tidak mengabariku.” Kata Kibum santai sambil berjalan di samping kakaknya.

“Siwon baik – baik saja.” jawab Heechul tenang. Sangat tenang malah. Namun, matanya berkilat dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

“Aku merindukannya.” Gumam Kibum.

Heechul dan Raena tidak mengatakan apapun hingga mereka sampai di mobil Heechul.

Kibum menatap Seoul yang sudah hampir 5 tahun dia tinggalkan. Rindu pada kota kelahirannya. Rindu pada keluarganya. Tidak dapat dipungkiri dia merindukan segala yang ada di Seoul.

Namun, ada alasan kenapa dia jarang sekali mengunjungi Seoul. Alasannya adalah karena namja yang dia cintai selama ini juga tinggal di London.

Namja?

Benar. jangan heran. Kibum namja dan orang yang dicintai juga namja. Mereka memang pasangan gay. Jijik kah? Mungkin bagi sebagian besar orang akan menganggap hubungan mereka itu menjijikkan. Tetapi bagi sebagian orang yang bisa memahami mereka, hal itu tidak memiliki pengaruh apapun. Karena cinta tidak memandang apapun. Meski gender mereka sama. kalau sudah cinta mau bagaimana lagi?

Jangan salahkan Kibum yang mencintai namja juga sama sepertinya. Salahkan saja cinta itu yang harus ia rasakan kepada namja.

Pertama kali dalam hidupnya Kibum merasakan cinta dan itu dia alami kepada sunbae nya dikampus. Hoobae dari hyungnya. Cinta pada pandangan pertama. Dan jika kenyataannya namja yang sangat tampan dan manly itu juga merasakan cinta kepadanya memang harus bagaimana lagi? mereka hanya bisa menjalaninya.

Memang Heechul sudah melarang keras hubungan mereka. tetapi, karena dia sayang sekali kepada adiknya mau tidak mau dia hanya bisa membiarkan kebahagiaan adik laki – laki satu – satunya itu.

Dan beruntung sekali mereka tinggal di London. Setidaknya mereka bersikap acuh dan terbiasa atas hubungan tak lazim itu.

Dan kini dia kembali ke Seoul karena namjanya juga ada di Seoul. Beberapa bulan kepulangannya dari London, namjanya masih sering menghubunginya. Tetapi, beberapa minggu ini tiba – tiba namjanya menghilang. Tidak menghubunginya. Dan itu membuatnya resah.

“Kibum~a.” suara Heechul menyadarkan keheningan di dalam mobil.

“Ne?”

“Kau sudah kembali ke Seoul. Bisakah kau memutuskan hubunganmu dengan Siwon? Lupakan dia.”

“Hyung. Kau tahu aku sangat mencintainya.”

“Di sini Korea Kibum~a. hubungan kalian tidak akan bisa diterima masyarakat.”

“aku akan terus berjuang.”

“Itu akan menyakiti dirimu sendiri. Dan juga uri bumonim. Bisakah kau memikirkan perasaan mereka jika tahu keadaanmu?” lirih Heechul.

“Aku… aku akan memikirkannya nanti. Untuk saat ini biarkan aku bersamanya hyung.”

“Baiklah. Oh ya, apa kau mau tinggal di apartemen saja?” tanya Heechul. Kibum mengerutkan keningnya.

“Kenapa? aku ingin tinggal bersama appa dan eomma. Dan kau juga hyung. Kenapa aku harus tinggal di apartemen?”

“Bagaimana jika kau tinggal bersamaku saja Kibum~a.” suara Raena menyela.

“Hah? Aniyo. Nanti tidak ada yang mau denganmu. Mereka mengira aku adalah namjachingumu. Shirreo.”

“Kalau tidak ada namja yang mau denganku, kau saja yang menikahiku nanti.”

“Shirreo. Aku akan hidup bersama Siwon selamanya.”

Heechul kembali tersenyum sedih. Jahatkah dia? tetapi semua yang dilakukan demi orangtuanya. Demi heenie. Dan demi Kibum sendiri. Agar dia bisa segera mencari yeoja. Dengan begitu tidak akan ada yang menghina Kibum dan Siwon nantinya.

Karena dia tahu bagaimana hubungan sejenis itu tidak bisa diterima di masyarakat Seoul.

“Oppa, antarkan aku ke rumah sakit saja ne?”

“Kau tidak ingin ikut ke rumah?” tanya Heechul.

“Ani. Nanti malam saja aku akan mampir ke rumah untuk makan malam ne?”

“Baiklah.”

Kibum hanya menatap kakak dan sahabatnya yang nampak akrab itu. well, setahunya Raena tidak akrab dengan kakaknya ini. kecuali eomma dan adiknya Heenie. Jadi rasanya aneh melihat mereka nampak akrab.

-I LOVE YOU, YOU LOVE ME NOT-

Malam itu kediaman Kim nampak lebih ramai dibanding hari biasanya. Karena putra kedua keluarga Kim telah kembali setelah 5tahun meninggalkan Seoul untuk melanjutkan pendidikan di London mengikuti jejak kakaknya.

Nampak juga yeoja yang memang akhir – akhir ini selalu mampir ke kediaman Kim. Mungkin jika putri satu – satunya keluarga Kim dan suaminya yang sekarang tengah berbulan madu itu ada akan semakin ramai.

“Kau harus makan banyak Kibum~a.” sang eomma menaruh sepotong daging di mangkuk Kibum.

“Eomma, jangan banyak – banyak. Aku tidak akan bisa menghabiskan semuanya.” Protes Kibum.

“Ish, kau ini berisik sekali. kau harus menghabiskannya.” Omel Mrs. Kim.

Kibum hanya bisa menghela nafas panjang. Tidak ingin protes lagi. biarlah. Karena memang dia pun merindukan eommanya.

Ting tong

Suara bel rumah menghentikan kegiatan makan malam mereka sejenak.

“Biar aku yang membuka pintunya ajhumma.” Kata Raena kepada Mrs. Kim yang akan beranjak bangun.

Meski keluarga kaya raya, keluarga Kim memang tidak memiliki pembantu yang tinggal di sana. Para pembantu itu hanya datang saat siang saja. sementara untuk makan malam akan dibuat oleh mrs. Kim sendiri.

Mrs. Kim mengangguk. Raena bergegas menuju pintu dan membukakannya untuk tamu tersebut.

Tak lama Raena muncul dengan raut wajah yang sukar ditebak.

“Siapa tamunya Rae?”

Raena tidak menjawab, dan sedikit menyingkir memberi jalan untuk sang tamu tersebut.

“Appa, Eomma, Oppa.” Pekik suara cempreng yang cukup dihafal oleh penghuni rumah keluarga Kim.

“Heenie?” suara Mrs. Kim yang terdengar pertama kali.

Heenie segera menghambur ke pelukan eommanya. Lalu ke pelukan appanya.

“Kau pulang lebih cepat?” Tanya Heechul.

“Kau tidak suka aku pulang cepat Oppa?” Tanya Heenie tak terima.

“Bukan begitu. Hanya saja, bukankah harusnya kau kembali besok hm?”

“Aku ingin cepat – cepat pulang.”

“Kau tidak merindukanku Heenie?” heenie yang berada di pelukan Heechul segera memutar tubuhnya.

“Kibum Oppa? Ah, I Miss You so much.” Pekik Heenie.

Dia merindukan kakak keduanya ini. gadis itu langsung menghambur ke pelukan namja kale mini.

“I Miss You too, Heenie.” Bisik Kibum.

Heenie melepaskan pelukannya dan menatap lekat kakaknya yang sudah 5tahun tidak dia lihat.

“Kau semakin tampan. Berapa banyak yeoja yang kau pacari?”

“Nope.”

“Gotjimal.”

Kibum tersenyum kecil. Namun tidak menjawab. Dia masih ingin merahasiakan hubungan tak lazimnya. Dia memang ingin mengatakan kepada keluarga keadaan sebenarnya. Tetapi tidak sekarang.

“Lalu dimana suamimu?” Tanya Kibum.

Pertanyaan Kibum sontak membuat tubuh Heechul dan Raena menegang.

Heenie berbalik. “Eh iya, ya Siwon Oppa belum masuk ya? Aku cari dulu ne.”

“Siwon?” bisik Kibum pada dirinya sendiri. Ditepisnya perasaan aneh yang menyusup di hatinya saat mendengar nama kekasihnya disebut Heenie. Nama Siwon banyak bukan hanya namjanya khan?

“Oppa,” panggil Heenie. Kibum mendongak dan melihat Heenie menarik tangan seorang namja tampan. Senyum Kibum menghilang. Tubuhnya juga terasa membeku. Otaknya tiba – tiba blank dan matanya hanya mampu menyorot tak percaya.

“Ini nae nampyeon. Choi Siwon. Siwon Oppa, ini kakak keduaku, Kim Kibum.” Heenie berceloteh riang. Tidak menyadari aura ketegangan diantara Kibum dan Siwon yang saling memandang itu.

Sementara Heechul dan Raena hanya sanggup melihat pertemuan dua orang tersebut.

Siwon menatap namja yang sudah lama tidak dia lihat itu. Dia bisa melihat pandangan terluka dan tidak terima di mata indah Kibum. Namun, dia tidak bisa melakukan apapun. Tidak saat di hadapan mereka ada banyak orang yang tidak tahu hubungan mereka.

Siwon bisa merasakan hatinya ikut sakit. Namun dia memilih untuk tetap diam dan tenang.

Perlahan Kibum menyunggingkan senyum. Senyum miris. Seperti tengah menertawakan dirinya sendiri.

“Kau beruntung sekali Heenie~a.” ucap Kibum pelan. Tanpa mengalihkan tatapannya pada Siwon.

“Jeongmal? Aku juga merasa begitu. Siwon Oppa yang mengusulkan agar kami segera menikah.”

Kibum merasakan hatinya hancur berkeping – keeping mendengar penjelasan Heenie.

Siwon menundukkan wajahnya. Tidak berani melihat ekspresi kehancuran kekasih hatinya.

“Baiklah. Kita lanjutkan makan malamnya saja. Bagaimana?” suara Mrs. Kim menyadarkan mereka.

Dan akhirnya makan malam itu berlanjut dengan celotehan si bungsu keluarga Kim. Tidak menyadari aura tegang dari 4 orang lainnya.

-I LOVE YOU, YOU LOVE ME NOT-

Malam sudah cukup larut. Dan semua penghuni keluarga Kim sudah terlelap dalam alam mimpinya. Tetapi tidak untuk namja satu ini.

Dia merasa sulit untuk tidur. Meski tubuhnya terasa lelah. Tetapi pikirannya berkecamuk hingga membuatnya sulit tidur.

Dia duduk ditaman yang berada disamping rumahnya. Dengan ditemani sebotol wiski. Sesekali meneguknya. Mencoba menghilangkan rasa sakit ini dengan minum – minum.

“Kibummie,” namja manis itu segera menoleh saat mendengar suara lirih memanggil namanya. Mata kelamnya menatap sesosok wajah tampan yang sangat dia cintai namun juga telah menghancurkan hatinya.

“Wae?” dia bukan namja cengeng. Tapi entah kenapa saat ini dia menjadi sensitive. Mungkin karena dia mabuk sehingga mudah sekali mengeluarkan air mata. Tetapi, dia bahkan baru meminum satu teguk wiski saja.

Siwon, namja tampan itu bergegas menghampiri Kibum dan bergegas mengusap aliran air mata di pipi namja itu.

Kibum tidak berniat menepis tangan kekar itu. Dia mendiamkannya. Meresapinya. Karena dia sangat merindukan sentuhan ini.

“Siwon~a kenapa kau melakukannya? Kau tahu aku sangat mencintaimu.” Racau Kibum.

Siwon menarik tubuh kekasihnya yang lebih mungil disbanding dirinya.

“Aku terpaksa Kibummie, aku pun sangat mencintaimu. Kau juga tahu itu. Tetapi aku harus melakukannya.”

“Tapi kenapa harus adikku? Kenapa harus Heenie?”

“Aku juga tidak tahu. Aboeji kami yang menjodohkannya. Aku tidak bisa menolak permintaan aboeji. Mianhaeyo.”

“Aku tidak bisa hidup tanpamu Siwonnie.”

“Begitu juga denganku. Kibummie, kumohon jangan tinggalkan aku. Tetaplah di sampingku. Aku egois. Tetapi kau harus percaya hanya kau yang aku cintai. Aku memang menikah dengan Heenie tetapi percayalah hatiku tetap untukmu. Aku mohon.”

Kibum mengangguk. Dan mengeratkan pelukannya.

Biarlah. Biarlah kelak dia akan dibenci semua orang. Asalkan dia tetap bersama orang yang dicintainya.

“I Love You Siwonnie.”

“I Love You More.” Bisik Siwon.

-I LOVE YOU, YOU LOVE ME NOT-

Heenie terbangun tengah malam karena merasa haus dan tidak mendapati suaminya di sisinya. Detak jantungnya bertalu – talu. Entah kenapa. Akhirnya yeoja cantik itu memutuskan untuk keluar mengambil minum dan mencari suaminya.

Ceklek

Pintu yang berada di samping rumah terbuka ketika Heenie baru saja mengambil segelas air putih. Kemudian masuklah dua orang namja. Mereka Nampak saling tersenyum senang.

“Oppa, darimana kalian?” Tanya Heenie mengagetkan keduanya. Heenie mengerutkan keningnya saat terlihat dua namja itu jadi pucat dan salah tingkah.

“Kenapa kau di sini Heenie?” Tanya Siwon pelan.

“Aku haus dan ingin minum.” Jawab Heenie sambil menunjukkan gelas air yang dipegangnya.

Siwon mengangguk.

“Kalian darimana? Kok berdua?” Tanya Heenie lagi yang heran dengan kehadiran mereka berdua secara bersamaan.

“Tadi aku mencari udara segar. Dan bertemu dengan Kibum~ah di taman. jadi kami mengobrol sebentar. Baiklah ayo kita kembali tidur. Ini sudah malam.” Ajak Siwon.

Heenie segera bergelayut manja di lengan kekar suaminya. Tidak memperhatikan raut wajah cemburu Kibum.

Kibum menatap lurus sampai pintu kamar Heenie dan Siwon tertutup menghalangi pandangannya dari tubuh orang yang dicintainya.

“Appo.” Bisiknya lirih.

Dengan menyeret langkah kakinya dia menuju ke kamarnya. Menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.

Berharap semua ini mimpi buruk baginya. Dan saat terbangun esok hari dia akan menemukan sosok kekasih yang sangat ia cintai di sisinya.

Kibum memejamkan matanya mencoba untuk tidur. Dengan lelehan air mata yang tidak bisa ia tahan. Karena rasa sakit ini begitu nyata.

END or TBC???

I Love You, You Love Me Not Part 1

Tittle : I Love You, You Love Me Not

Author : Frey & Cece (pemberi ide & pemberi judul)

Cast : Choi Siwon

Kim Heenie

Kim Heechul

Kim Kibum

Shin Raena

Genre : Romance, angst, straight, yaoi

Warning : Typo, gaje, aneh dll

Rated : PG – NC

Disclaimer : Semua cast punya Tuhan, diri mereka masing2, ortu dan istri2 mereka kelak #plakkk… tapi FF ini murni punyaku,,, eh ga dink… ini ide yang punya si adik ipar Rahma Cece. dia yang Request FF ini ke aku. dia ngasih 2 ide. n aku tertarik ma ide yang ini jadi aku kembangin. FF INI MILIK SAYA N CECE, KARENA ITU JANGAN DIPROTES MAU JADI APA. CUKUP BACA, KASIH KOMENT,SARAN N KRITIK. TAPI JANGAN DIHINA.

Summary : Kim Heenie menikah dengan Choi Siwon. dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan namja tampan ini. tetapi sayangnya, Siwon memiliki satu rahasia. dia sudah mencintai orang lain. siapa orang itu? dan bagaimana jika Heenie mengetahuinya?

oh ya, ini FF mengandung unsur Yaoi, meski ga sepenuhnya. jadi kalau yang ga suka yaoi, jangan dibaca. karena pasti si yaoinya (?) akan saling berkaitan dengan si straightnya. berhubung aku belum pernah bikin FF yaoi, tapi sering bacanya mohon maaf jika hasilnya aneh.

yang saya tag tapi ga suka boleh diremove. yang baca tolong tinggalin jejak ya… Cece ini FF buat kamu so kamu mesti koment yang panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang ne?

okeh sekian cuap2 saia. Happy Reading semuanya ^^

Jika tahu mencintaimu begitu menyakitkan

Aku tidak akan mencintaimu

Tetapi sayang aku terlanjur mencintaimu

Terlalu mencintaimu hingga aku hanya bisa

Membiarkanmu terus menyakitiku

Dan aku hanya bisa berharap

Suatu saat kau sadar

Ada aku yang sangat mencintaimu………

Seoul, 2010

Seorang yeoja cantik berambut panjang memasuki sebuah restaurant perancis. Gaun biru mudanya pas sekali di tubuhnya yang berwarna putih itu. Mata indahnya meneliti seisi ruangan sebelum seorang pelayan menghampirinya.

“Meja atas nama tuan Kim Myungsoo?” Tanya yeoja cantik itu.

“Mari saya antar nona.”

Yeoja itu mengikuti kemana sang pelayan. Rupanya sang pelayan namja itu membawanya ke lantai dua dan mengetuk sebuah pintu. Membukanya begitu mendapatkan sahutan dari dalam.

“Silahkan.”

“Khamsahamnida.” Ucap yeoja itu lalu melangkah masuk ke ruangan yang rupanya ruangan privat tersebut. Menemukan wajah – wajah yang cukup dikenalnya. Appa, eomma dan kakak sulungnya.

“Mianhae, saya terlambat.” Ucapnya sopan saat mendapati ada 3 orang yang tidak dia kenal berada bersama keluarganya.

“Gwenchana.” Ucap namja paruh baya seumuran appanya.

“Ini Kim Heenie, putriku. Heenie~a, beri salam kepada Tuan dan Nyonya Choi.”

“Annyeong haseyo, choneun Kim Heenie imnida.” Sapa yeoja cantik itu sambil membungkuk sopan.

“Cantik sekali putrimu.” Puji Mrs. Choi. Heenie hanya tersenyum canggung.

“Ini putraku semata wayang, Choi Siwon.” Mr. Choi memperkenalkan namja tampan yang duduk disamping istrinya.

Heenie melihat sosok namja sempurna. Matanya besar dan gelap. Hidungnya mancung. Tingginya ooh, sempurna. Namja itu menarik sebuah senyum yang membuat Heenie terpaku.

“Choi Siwon imnida.” Suaranya bahkan membius Heenie.

“Heenie~a.” bisik eommanya menyadarkan Heenie. Wajahnya merona merah. Apalagi dia melihat orang – orang di sana tersenyum – senyum. Heenie tersenyum kecil untuk menutupi kegugupannya.

Heenie segera duduk di samping Kim Heechul, kakak sulungnya. Pesanan datang dan mereka makan dalam suasana santai. Mr. Kim dan Mr. Choi berbicara tentang bisnis. Baiklah, mereka memang rekan bisnis.

Sementara Mrs. Kim dan Mrs. Choi sesekali menimpali. Dan ketiga anak muda mereka hanya menikmati makan malam itu.

Sesekali Heenie mencuri pandang kea rah namja tampan yang Nampak tenang tersebut.

Tertarikkah?

Benar, Heenie memang tertarik kepada namja sempurna tersebut. Dan sepertinya ketertarikannya itu diketahui oleh para orang tua yang kemudian saling melirik dan tersenyum penuh arti.

“Putraku ini baru pulang dari London. Dan dia kembali ke Seoul karena harus membantuku mengurus bisnis.” Tiba – tiba saja Mr. Choi menceritakan perihal putra semata wayangnya.

“Benarkah? Putra keduaku juga berada di London. Kuliah di sana. dan putra sulungku juga dulunya kuliah di London.” mr. Kim menimpali.

“Benarkah? pantas saja mereka sudah saling mengenal.”

“Benar, kami saling mengenal sewaktu di London. Aku seniornya. Tetapi aku bertemu dengannya di kampus hanya satu tahun saja. Benarkah Siwon~a.” kata Heechul yang mulai terlibat pembicaraan.

“Ne Hyung.” Jawab Siwon sambil tersenyum.

Heenie menelan makanannya susah payah, melihat senyuman Siwon yang manis itu.

“Lalu, putrimu ini. dia kuliah dimana?”

“Dia kuliah di Inha University.” Jawab Mrs. Kim. Dia tersenyum kea rah Heenie yang menunduk.

“Tidak disangka, putra putrid kita sudah besar ne. Bagaimana jika kita mewujudkan perjanjian kita dulu?” Tanya Mr. Choi.

Mr. kim tersenyum lalu mengangguk. “Tentu saja.”

“Perjanjian apa Appa?” Tanya Heechul ingin tahu. Membuat keempat orang tua itu tertawa kecil.

“Sewaktu muda kami berjanji akan menjodohkan putra putrid kami. Dan seperti yang kalian ketahui, aku hanya punya putri satu saja yaitu Kim Heenie.”

“Dan aku juga hanya punya satu saja anak.” Sambung Mr. Choi.

“Maka dari itu kami berniat menjodohkan Heenie dan Siwon.”

Heenie menoleh kea rah appanya secara spontan hingga membuat kepalanya terasa pusing. Untunglah dia tidak sedang memakan apapun sehingga dia tidak tersedak.

“M-Mwo?” heenie bertanya dengan wajah bodohnya.

Sementara Mr. Choi dan Mr. Kim hanya mengangguk sambil tersenyum lebar.

Dengan takut – takut, Heenie menoleh kea rah Siwon dan melihat raut ketegangan di wajah namja tampan itu.

Heenie menghela nafas panjang.

Dan sedikit kecewa saat melihat reaksi dari Choi Siwon.

I Love You, You Love Me Not

Heenie berguling – guling di ranjangnya. Ucapan appa dan mr. choi di saat makan malam itu masih terngiang di telinganya.

Dia resah.

Jujur saja dia cukup senang mengetahui dia dijodohkan dengan namja tampan bernama Choi Siwon. Hanya saja melihat raut tegang diwajah Siwon, Heenie bisa menyimpulkan kalau namja itu tidak senang dijodohkan.

Apakah Siwon sudah memiliki yeojachingu?

Heenie menepuk keningnya. “Pabbo Kim Heenie.” Desisnya.

Namja setampan dan sesempurna Choi Siwon tidak mungkin masih lajang khan? Dia pasti memiliki seseorang yang dia suka.

Memikirkannya membuat Heenie merasa terluka. Dia memang menyukai Choi Siwon sejak pertama kali bertemu. cepatkah? Mungkin. Tetapi Heenie yakin yang dialaminya adalah Love at First Sigh. Lalu apa salah?

“Hah…….” Desahnya.

“Apa yang kau pikirkan Heenie~a?” suara lembut kakaknya membuat Heenie bangun dan menatap Heechul yang berada di ambang pintu.

“Aniyo.”

“Gotjimal.”

Heenie memanyunkan bibirnya. Kakaknya ini benar – benar pintar membuat mood orang menjadi buruk.

“Aku tidak bohong.”

Heechul memberikan senyum meremehkannya yang membuat Heenie mendengus sebal.

“Kau tidak bisa membohongi kakakmu ini.” heechul berjalan menuju kea rah ranjang adiknya.

“Oppa.” Panggil Heenie sedikit ragu.

“Hm?”

“Oppa pernah mengalami Love at First Sigh ani?” heechul mengerutkan keningnya kemudian terkekeh kecil.

“Aniyo. Wae? Kau mengalaminya?” tebak Heechul membuat pipi Heenie merona kemerahan. Heechul tertawa sambil mengusap kepala adik perempuan satu – satunya. “Nae Dongsaeng sudah dewasa ne.”

“Oppa, aku memang sudah dewasa.” Cemberut Heenie.

“Lalu namja beruntung itu siapa?”

Heenie memilin jemarinya dengan gugup. “Ah…… Choi Siwon.” Gumam Heenie. Lalu dia menutup wajahnya. Malu.

Senyum Heechul menghilang. Matanya sedikit sendu. Namun, dia segera merubah ekspresinya.

“Jadi kau setuju dijodohkan dengannya?” gumam Heechul.

Heenie mengangguk. Dia mengangkat wajahnya yang memerah sempurna. “Tetapi Oppa, sepertinya dia tidak menyukaiku.” Sendu. Mata Heenie berubah redup.

Heechul mengusap lembut kepala Heenie.

“Kenapa kau tidak mencoba? Siapa tahu lama – lama dia bisa mencintaimu?”

“Oppa mengenal Siwon khan? Orangnya bagaimana?”

Heechul mengerutkan keningnya. Mencoba mengingatkah?

“Dia tampan. Baik. Dan ramah.”

Heenie cemberut. “Hanya seperti itu? Apakah dia punya yeojachingu?”

“Aku tidak terlalu akrab Heenie~a. hanya satu tahun kami di kampus yang sama.” Jawab Heechul. dia menatap kea rah lain.

Heenie Nampak berpikir sejenak. “Lalu, menurutmu apa dia akan menerima perjodohan ini?”

“Molla. Tetapi, kau bisa membuat dia menyetujui perjodohan ini. kau harus mencobanya jika kau mencintainya.”

Heenie tersenyum lebar. “Oppa mendukungku?”

“Asalkan kau bahagia. Aku akan mendukungmu. Tetapi, jika ternyata mencintai itu menyakitkan kau harus menghentikannya. Arra?”

Heechul meninggalkan Heenie yang menatapnya bingung. Setelah dia berkata seperti itu.

I Love You, You Love Me Not

Seorang namja tampan tengah menikmati segelas wiski dengan pandangan kosong. Ucapan ayahnya tadi terus terngiang. Membuatnya sedikit merasa frustasi.

“Kau harus menerima perjodohan ini. Aboeji tidak menerima penolakan.”

Namja itu menenggak wiskinya sekali teguk. Membiarkan rasa pahit dan panas memasuki kerongkongannya. Kenapa harus?

Tidak bisakah dia menolaknya?

Wajah yeoja cantik itu berputar di otaknya. Senyum malu – malunya mengingatkannya pada seseorang. Wajah yang merona merah. Mirip sekali dengannya. Dengan orang yang dia cintai.

Kenapa dia tidak bisa bilang dia mencintai orang lain?

Takut.

Dia takut jika harus kehilangan orang yang dia cintai. Karena ayahnya pasti akan berusaha memisahkan dia dari orang itu.

Tetapi jika dia menerimanya, maka yang ada dia akan menyakiti hati kekasihnya. Apa yang harus dia lakukan?

Siwon meremas rambutnya kesal.

“Arrrgh…” Siwon melempar gelas minumannya hingga pecah.

“Apa yang harus aku lakukan?” pekiknya kesal.

Untunglah saat ini dia berada di apartemennya sendiri. Jadi tidak ada yang tahu bagaimana keadaan namja tampan itu.

Drrrrt drrrt

Ponselnya berdering.

Heechul Kim

“Yobuseyo……”

“Siwonnie, bisakah kita bertemu? ada yang harus kita bicarakan.”

“Ne. kita bertemu di tempat biasa.”

Siwon memutuskan sambungan telephone lalu menyambar kunci mobilnya. Menuju ke sebuah night club yang cukup terkenal di Seoul.

I Love You, You Love Me Not

Siwon menghampiri Heechul yang telah berada di sebuah ruangan VIP yang ada di night club tersebut. Heechul menyunggingkan senyum tipisnya.

“Kau datang Siwonnie.” Sapa Heechul.

“Ne, hyung. Apa yang ingin kau bicarakan?” Tanya Siwon langsung.

“Masalah perjodohanmu dengan Heenie.”

Siwon menatap Heechul lekat – lekat. Tapi namja yang memiliki wajah tampan sekaligus cantik itu menatapnya datar.

“Waeyo?”

“Kau harus menyetujuinya.” Jawabnya datar. Dan berkesan dingin.

“HYUNG!”

“Heenie menyukaimu.”

“Tapi kau tahu siapa yang aku cintai.”

“Dan kau tahu sejak dulu aku tidak merestui hubunganmu dengannya.”

“Ini akan menyakitinya.”

“Lalu, kau akan menyakiti keluarga kami? Aku tidak akan membiarkannya.”

“Aku sangat menyayanginya hyung.”

“Aku bahkan sangat menyayanginya. Tetapi aku tidak bisa membiarkannya lebih lama. Jadi setujui perjodohan ini. kalau perlu kau harus secepatnya menikahi Heenie. Jika tidak kau tahu apa akibatnya khan?”

Siwon menatap lekat Heechul. “Kenapa kau sekejam ini Hyung?”

“Karena aku menyayangimu. Menyayanginya. Menyayangi Heenie dan juga menyayangi keluargaku. Aku tidak ingin menyakiti lebih banyak orang. Lebih baik aku menyakiti dia saat ini. tapi kelak dia bisa bahagia. Jika kau mencintainya, lakukan apa yang aku suruh. Nikahi Heenie. Dan aku akan membuat dia bahagia.”

Heechul meninggalkan Siwon yang membatu mendengarkan ucapan Heechul tersebut.

Apa yang harus dia lakukan?

I Love You, You Love Me Not

Suasana khidmat terjadi di sebuah gereja di kota Seoul. Karena pada hari ini dilakukan pernikahan antara Choi Siwon dan Kim Heenie. Setelah pertemuannya dengan Heechul, akhirnya Siwon mengiyakan perjodohan tersebut. Bahkan dia menyuruh appanya untuk melangsungkan pernikahan tanpa pertunangan.

Tentu saja hal tersebut di sambut baik oleh orang tuanya. Dan juga keluarga Kim. Terlebih Heenie. Gadis itu tak berhenti tersenyum saat mendapat kabar bahagia tersebut. Dan akhirnya, 3 minggu kemudian, pernikahan terjadi.

Gereja tersebut dipenuhi oleh banyak undangan. Maklumlah, keluarga Choi dan keluarga Kim termasuk orang terkenal. Sehingga undangan yang disebar pun banyak. Namun meski begitu, suasana gereja begitu tenang.

Siwon berdiri di depan pastur dengan wajah datar. Tidak ada kebahagiaan di dirinya. Namun, dia tidak punya pilihan.

Pintu gereja terbuka. Bersamaan dengan masuknya sang mempelai wanita bersama ayahnya, wedding mars pun berkumandang lembut.

Heenie menatap wajah tampan calon suaminya. Dari balik kerudungnya dia mengagumi Choi Siwon yang sempurna itu. Jantungnya berdegup kencang. karena sebentar lagi statusnya adalah istri dari namja tampan itu.

Siwon menerima tangan Heenie yang diangsurkan Mr. Kim.

“Aku menyerahkan putriku padamu. Bahagiakan dia.” Kata Mr. Kim.

“Ne.” jawab singkat Siwon.

Dia segera membawa Heenie, berdiri disampingnya, berhadapan dengan sang pastur. Pastur segera mengucapkan beberapa patah kata sebagai pembuka. Membuka alkitab dan membacakan beberapa ayat. Sebelum akhirnya mengambil sumpah mereka berdua.

“Choi Siwon-ssi, apakah kau bersedia menerima Kim Heenie-ssi sebagai pendampingmu dalam sehat maupun sakit. Dalam kaya maupun miskin hingga ajal menjemput?”

“Ne.”

“Kim Heenie-ssi, apakah kau bersedia menerima Choi Siwon-ssi sebagai pendampingmu dalam sehat maupun sakit. Dalam kaya maupun miskin hingga ajal menjemput?”

“Ne. saya bersedia.”

“Dengan ini kusahkan kalian sebagai suami istri. Pakaikan cincin di tangan pasangan kalian dan cium dia.”

Siwon memakaikan sebuah cincin emas putih di jari manis Heenie, begitu juga Heenie memakaikannya di jemari Siwon. Heenie memejamkan matanya saat wajah Siwon mendekat.

Chu~

Heenie merasakan pipinya tersentuh bibir tebal milik Siwon.

Sedikit kecewa karena dia berharap Siwon mencium di bibir. Tetapi bahagia karena akhirnya dia menjadi istri Choi Siwon.

I Love You, You Love Me Not

“Keputusanmu sangat tepat Siwonnie.” Kata Heechul saat mereka berdua. Mereka sedang di sebuah hotel untuk merayakan resepsi pernikahan Heenie dan Siwon. Sementara Heenie Nampak bercakap dengan teman – temannya, Siwon ditemani Heechul.

“Tetapi aku mencintainya.”

“Kau akan melupakannya. Karena mulai sekarang kau harus mencintai Heenie.”

“Aku tidak bisa.”

“Kau bisa. Dan kau harus bisa. Biarkan dia. Jangan beritahu. Kelak, dia akan mengetahuinya sendiri. Dan semoga disaat itu kau sudah bisa mencintai Heenie. Dengan begitu akan lebih mudah bagiku untuk membujuknya.”

Siwon mencengkeram gelas minumannya dengan erat.

Kenapa?

Kenapa takdirnya harus seperti ini?

Dan kenapa ucapan Heechul tidak bisa dia bantah?

Siwon sangat ingin lari dari situasi ini. tetapi, dia akan menjadi orang yang sangat egois bukan? biarlah. Biarlah semuanya berjalan seperti ini.

Siwon memejamkan matanya, menahan rasa sakit di hatinya.

“Mianhae, baby… mianhae aku tidak bisa menepati janjiku.”

I Love You, You Love Me Not

London, 2010

Sore itu udara sangat panas. Maklum saja London sedang berada di puncak musim panas. Seorang yeoja cantik mengenakan dress berwarna putih tanpa lengan Nampak duduk di sebuah taman kecil. Sesekali dia melirik pergelangan tangan kirinya.

“sorry, Raena, I’m late.” Ucap seseorang. Yeoja itu menoleh dan mendapati wajah manis seorang namja yang satu bangsa dengannya.

“No Problem.” Ucap yeoja yang dipanggil Raena. “Kibum~a. ayo temani aku jalan – jalan. Hari ini hari terakhirku di London. Besok aku kembali ke Seoul. Karena aku harus segera bekerja di sana.” yeoja itu menggunakan bahasa koreanya.

“Kajja.”

Namja manis bernama Kibum itu segera menemani sang sahabat berjalan menyusuri taman itu.

“Kau Nampak murung Kibum~a, kau kenapa?” Tanya Raena.

“Dia belum juga mengabariku. Ini sudah satu bulan Rae~a. dan aku sangat merindukannya.” Desah Kibum. Raena tersenyum pahit.

“Kibum~a bisakah kau…”

“raena enough!” Desis Kibum.

“Arra.” Bisik Raena. “Lalu apa yang akan kau lakukan?”

“Molla. Mungkin dia sibuk. Yah kau tahu sendiri khan dia sekarang harus membantu ayahnya.”

“Aku juga tahu itu. Hm, tidak ingin kembali ke Korea?” tawar Raena.

“Aku masih ada tugas yang harus aku selesaikan. Huft. Mana Heenie akan menikah lagi.” desah Kibum.

“Adikmu?”

Kibum mengangguk. “Apa kau tidak akan datang?”

“Ani. Aku harus menyelesaikan tugasku dulu. Baru aku akan kembali ke Korea. Rae~a, bisakah kau membantuku?”

“Mwo?”

“Setibanya di Korea, temui dia ne. katakana aku merindukannya dan menunggunya di sini.”

Raena mengangguk. Sambil tersenyum. Tersenyum pahit lebih tepatnya.

andai Kibum tahu.

TBC