My Beloved Teacher Part 5

Cast :

  1. Lee Donghae.
  2. Min Ri Byul
  3. Jung Bin Woo
  4. Cho Kyuhyun
  5. Park Min Rin

Other

Author : Shin Raena aka Frey

Genre : Romance, Sedikit Angst (?) mungkin

Summary : Min Ri Byul jatuh cinta kepada guru biologinya Lee Donghae. namun, ternyata Min Ri mengingatkan Donghae kepada kekasihnya, apakah Donghae akan tulus mencintai Min Ri ataukah dia mencintai Min ri yang mirip dengan kekasihnya? *summary macam apa ini?*

Happy Reading aja dech…^^

Min Ri berjalan menuju atap sekolah, setelah bel pulang sekolah berbunyi. Entah. Dia merasa agak berdebar. Di otaknya muncul berbagai pertanyaan. Untuk apa Jung Bin Woo memanggilnya ke atap? Apa untuk mengerjainya lagi? Tapi wajahnya sangat serius sekali tadi. Mana mungkin… tapi dia itu Jung Bin Woo. Orang yang sangat menyebalkan bagi Min Ri.

“Min Ri-ya.” Sapa seseorang. Min Ri menoleh. Donghae.

“Annyeong seosangnim.” Sapanya.

“Mau kemana?” tanya Donghae.

“Temanku mengundangku ke atas seosangnim.”

“Oh.”

Canggung. Min Ri merasa enggan untuk melangkah. Namun, dia juga tidak bias membuka mulutnya untuk berucap. Meski otaknya menyuruhnya untuk memulai percakapan, tapi bibirnya kelu.

“Min Ri-ya…”

“Apa.. nanti malam kau ke Bukin Bintang?” Donghae menggaruk kepalanya. Agak gugup.

Min ri membulatkan matanya. Kaget. “Mwo?” ucapnya tanpa sadar. Membuat Donghae menjadi jengah.

“Ah, Min Ri-ya lupakan saja.”

“Seosangnim bicara apa sich?” Min Ri mencekal lengan Donghae yang akan beranjak pergi.

“Ah, anu.. apa nanti malam kau ke Bukit bintang lagi?” ulang Donghae. Lagi – lagi Min Ri hanya bias terdiam. Namun pipinya merona merah.

“Ne. aku kesana nanti malam.” Ucap Min Ri. Agak semangat. Donghae menyunggingkan senyum manisnya.

“Baiklah. Aku tunggu, eng, bukankah kau akan bertemu temanmu?”

“Ne seosangnim. Aku ke atas dulu.”

“Ne. tapi pulangnya jangan sampai hari gelap ne?”

Min Ri mengangguk.

Dia segera melanjutkan langkahnya dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya.

Sementara itu di belakangnya, Donghae mengulum senyumnya. Entahlah. Semenjak kejadian malam itu, dia merasa ingin kenal dekat dengan Min Ri, muridnya.

“Min Byul-ah, boleh kan?” desisnya pelan. Dia menatap sekali lagi ke belakangnya. Punggung Min Ri menjauh sebelum akhirnya dia menghilang di belokan tangga yang membawanya kea tap sekolah.

@@@@@

Semilir angin menyambut Min Ri saat dia membuka pintu dan melangkah di atap gedung sekolah yang luas itu. Diedarkan pandangnnya ke segala arah. Tetapi Bin Woo tidak ada.

“Hah, tuh khan dikerjain.” Desis Min Ri.

Dia berbalik. Namun, langkahnya terhenti saat dia mendengar suara gitar. Perlahan Min Ri mulai melangkah ke asal suara. Dan dia melihat Bin Woo tengah bernyanyi sambil memainkan gitar. Lagu yang sangat merdu.

Min Ri terpesona pada suara Bin Woo yang … err merdu itu. Dia tidak menyangka suara Bin Woo selembut itu. Min Ri memejamkan matanya. Lagu ini. seperti menggambarkan perasaannya sekarang.

Min Ri membuka matanya saat telinganya tak lagi menangkap nada merdu tersebut. Namun, nafasnya jadi tercekat saat mendapati sosok Bin Woo ada didepannya. Tengah memperhatikannya.

“M-mwoya?” ucap Min Ri dengan susah payah.

“Min Ri-ya.. aku.. saranghaeyo.”

Mata Min Ri terbelalak. Mendengar ucapan Bin Woo. Dia tidak mampu bergerak. Ataupun berucap. Bahkan mengedipkan mata pun terasa susah.

Min Ra bisa melihat wajah Bin Woo yang mendekat. Namun, Min Ri masih juga tak mampu bergerak. Dia terlalu shock dengan ucapan Bin Woo. Mata Min Ri terpejam secara refleks, saat wajah Bin Woo semakin mendekat. Nafas hangatnya menerpa wajah Min Ri. Membuat otak Min Ri makin kacau balau.

@@@@@

Min Ri berlari keluar gedung sekolah dengan isak tangis. Dia tidak menyangka Bin Woo akan melakukan hal seperti itu. Dia bahkan semakin membenci Bin Woo. Sangat membencinya.

@@@@@

Bin Woo terduduk di tempat dimana tadi dia bersama Min Ri. Air matanya jatuh. Penolakan Min Ri terasa sangat menyakiti hatinya. Dia pikir. Min Ri menyukainya. Tapi ternyata…

Bin Woo ingat, bagaimana Min Ri memalingkan wajahnya saat bibir Bin Woo akan menyentuh bibir Min Ri. Dan akhirnya dia hanya bisa menyentuh angin. Dia melihat bagaimana tubuh Min Ri bergetar. Air matanya menetes di sudut matanya.

Bin Woo segera menjauhkan tubuhnya. dan Min Ri tanpa mengucapkan apapun langsung berlari meninggalkannya.

“Min Ri-ya. Wae.. waeyo….” desis Bin Woo.

@@@@@

Min Ri tengah mematut di depan cermin.

“Cantik.” ucapnya agak  narsis melihat bayangan wajahnya di cermin tersebut.

Min Ri keluar dari kamar dengan hati riang. Namun, langkahnya terhenti melihat siapa yang ada di ruang tamu. Jung Bin Woo bersama dengan oppanya. Min RI segera berbalik. Dia menuju ke pintu belakang.

“Min Ri-ya.” Panggil seseorang.

“Min Rin eonnie.” cengir Min Ri. Min rin menatapnya bingung. “Aku keluar dulu ya eonnie.” pamit Min Ri akhirnya.

“Eh, kemana? Kenapa tidak lewat pintu depan saja?”

“Sudahlah eonnie.” min Ri langsung melesat pergi. Mengabaikan panggilan Min Rin.

@@@@@

“Hosh… hosh.. hosh…”

Nafas Min Ri tersengal – sengal. Dia memutar jalan untuk ke bukit bintang. Dan akhirnya dia memutuskan untuk berlari.

“Kau seperti habis lari marathon saja.” Min Ri terlonjak mendengar suara itu. Dia melihat donghae tengah tersenyum. Senyum itu bisa membuat Min Ri melupakan rasa letihnya berlari.

“Seosangnim menyebalkan.” Desis Min Ri sambil mempoutkan bibirnya. Donghae terkekeh karenanya.

“ayo kita ngobrol disana saja.” ajak Dongahe. Min ri pun mengikutinya.

@@@@@

“Kemana Min Ri, chagi?” tanya Kyu kepada Min Rin.

“Molla. Katanya keluar. Tapi dia lewat pintu belakang.”

“Kemana anak nakal itu?”

Bin Woo yang mendengar pembicaraan Kyu dan Min Rin hanya bisa diam. Otaknya mulai berpikir. Sial. Min Ri pasti menemui lelaki itu, bisik Bin Woo dalam hati.

Dia berniat untuk meminta maaf dan menyatakan perasaannya dengan benar. Namun, dia menjadi marah, saat mengira Min Ri sedang bersama seorang namja. Yang dia tahu pasti itu siapa.

“Hyung, mendadak aku ingat, ada urusan. Aku pergi dulu.” tanpa menunggu jawaban Bin Woo segera bergegas meninggalkan Kyu dan Min Rin.

“Dia kenapa?” tanya Min Rin bingung.

“Molla.” Kyu mengangkat bahunya. Lalu dia menyunggingkan senyum evil ke arah Min Rin. Membuat Min Rin merasa bergidik.

“Waeyo?”

“Chagiya…” suara Kyu mendadak manja. Min Rin melempar bantal sofa ke arah Kyu saat mengetahui maksud Kyu. Dengan wajah memerah dia meninggalkan Kyuhyun yang cemberut keinginannya tak terpenuhi.

@@@@@

Bin Woo menatap lurus ke depan. Matanya tak berkedip. Hatinya terasa di tusuk – tusuk. Sakit sekali.

Untuk kedua kalinya dia melihat yeoja yang disukainya tengah bersama dengan seorang namja. Mereka terlihat cukup akrab dan dekat. yang membuatnya sakit adalah siapa namja tersebut.

“Min Ri Byul, tak akan kulepaskan dirimu. Sampai kapanpun. Kau harus menjadi milikku.”

Bin Woo mengambil ponselnya. Dengan cepat dia mengetikkan sebuah kombinasi angka.

“Yobuseyo.. appa…”

TBC

Hya.. kyknya makin aneh. Dan makin gaje. Ini FF terinspirasi ma komik Jepang berjudul POLARIS. Hahaha.. tapi semakin ke sini.. semakin berbeda kok. Tapi dari awal emang beda. Hanya ada beberapa hal saja yang sama. Buat yang baca… minta komennya ya…

My Beloved Teacher Part 4

 

Cast:

  1. 1.       Lee Donghae
  2. 2.       Min Ri Byul
  3. 3.       Jung Bin Woo
  4. 4.       Cho Kyuhyun
  5. 5.       Park Min Rin

Other

Author: Shin Rae Na aka Frey

 

Genre : Romance (?) mungkin 

 

Summary : Min Ri Byul jatuh cinta kepada guru biologinya Lee Donghae. namun, ternyata Min Ri mengingatkan Donghae kepada kekasihnya, apakah Donghae akan tulus mencintai Min Ri ataukah dia mencintai Min ri yang mirip dengan kekasihnya? *summary macam apa ini?*

 

Mohon Maaf lama nich Ngepostnya.. aku post yg ini dulu. untuk Second Chance, 2hari lagi ne? jika makin gaje+aneh+ga karu-karuan aku juga minta maaf. minta di koment ya… mkasih

Happy Reading Yach ^^ 

 

Jangan terpaku pada masa lalu. Jika kau ingin bahagia. Lepaskan belenggu masa lalumu.

 

Donghae dan Min Rin sekarang berada di sebuah cafe. Mereka diam dalam kecanggungan. Tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir keduanya. Diam. Larut dalam pikiran masing – masing. Masih tidak percaya akan kehadiran masing – masing setelah lama tak bersua.

“Apa kabarmu Sunbae?” Akhirnya Min Rin memecah kebisuan diantara mereka. Donghae mendongak. Menatap wajah Min Rin yang agak lebih tirus.

“Baik.” singkat jawaban Donghae.

“Apa kau masih marah kepadaku?”

“Ani.”

Min Rin menghela nafas panjang. Donghae masih marah kepadanya. Meski kejadian itu sudah lama berlalu.

“Sunbae, mianhaeyo. Aku….”

“Min Rin-ah, sudah lupakan saja. Eng.. lalu, Selama ini kau tinggal dimana?” Donghae mengalihkan pembicaraan.

“Aku tinggal di Jepang.” Jawab Min Rin.

“Kau hidup dengan baik khan?” Tanya Donghae lembut.

“Ne. Sunbae tidak perlu khawatir.”

“Bagaimana kau bisa bertemu dengan Kyuhyun?”

“Oh, dia teman SMA ku dulunya. Kami bertemu lagi saat dia liburan ke Jepang. Dan yah.. aku menyukainya.”

“Oh begitu.”

Diam. Hening kembali.

“Kau menjadi guru, Sunbae?”

“Ne. aku mengajar Biologi.”

Min Rin tersenyum. Setidaknya namja ini pun bisa melanjutkan hidupnya. Meski pun dia yakin hatinya masih sakit atas kepergian adiknya.

“Sunbae, aku harus pergi. Kyu sudah menungguku.”

“Ne.”

“Dan Sunbae, sepertinya, adik Kyu, Min Ri menyukaimu.” Donghae menatap kosong kea rah Min Rin. Dia tidak menjawab apapun. “Sunbae, sepertinya harus membuka pintu hati Sunbae. Aku yakin, Min Byul pun tidak akan suka melihat Sunbae terus terpuruk”

“Kau juga tidak perlu khawatir Min Rin-ah.” Jawab Donghae. Min Rin mengangguk. Lalu keluar café. Meninggalkan Donghae kembali terlarut dalam diamnya.

@@@@@

Min Ri Nampak gelisah. Dia mondar mandir di sekitar oppanya. Membuat Kyu yang tengah asyik bermain game menjadi terganggu.

“Ya~Min Ri-ah, bisa tidak berhenti. Kau seperti setrika saja. Kau tahu?” bentak Kyu. Min Ri terdiam sebentar. Lalu dia melanjutkan kegiatannya itu. Membuat Kyu kesal saja. Dia membanting PSPnya ke sofa. Lalu mendengus.

Sejujurnya Kyu juga kesal kepada Min Rin. Karena sampai sekarang dia belum pulang.

“Oppa. Sebenarnya apa hubungan Min Rin Eonnie dan Donghae Seosangnim?” Tanya Min Ri akhirnya.

“Molla.”

“Aish. Masa kau tak tahu Oppa.”

“Aku tidak tahu. Kau ini.” Kesal Kyuhyun. Min Ri mengerucutkan bibirnya. Dia gelisah. Dia cemburu. Dia penasaran.

Apa hubungan antara Min Rin eonnie dan Donghae Seosangnim. Mereka Nampak dekat. Apa mungkin mereka pernah berpacaran. Soalnya pandangan mata Donghae kepada Min Rin terasa berbeda.

Suara deru mobil memasuki halaman rumah mereka membuat Min Ri terlonjak. Dia segera berlari keluar. Dan langsung membuka pintu. Membuat Min Rin yang akan menekan bel menjadi kaget.

“Omo Min Ri-ah. Kau mengagetkanku saja.” Tapi Min Ri tidak mempedulikannya.

“Seosangnim mana Eonnie?” tanyanya.

“Seosangnim? Dia tidak ikut kesini. Untuk apa?” Min Ri cemberut mendengar jawaban Min Rin. Dengan menghentakkan kakinya dia melangkah masuk dan duduk di sebelah Kyu.

“Waeyo?” Tanya Kyu. Min Ri hanya diam membisu. Kyu menoleh dan mendapati kekasihnya berdiri menatapnya. Agak ragu.

“Min Rin-ah waeyo?”

“Aniya.” Jawabnya pelan. Kyu memandangnya tajam. Membuat Min Rin agak gugup.

“Donghae hyung itu siapamu?” Tanya Kyu langsung. Mata Min Rin membulat. Dan Min Ri menoleh. Menatapnya ingin tahu.

“Donghae.. dia.. sunbaeku di kampus.”

“Jeongmalyo?” kyu memastikan.

“Ne.” jawab Min Rin. Kyu Nampak puas. Berbeda dengan Min Ri.

@@@@@

Min Ri merapatkan jaketnya. Udara memang lebih dingin dari biasanya. Tapi diabaikannya rasa dingin itu. Dia ingin segera menemui seseorang. Siapa lagi kalau bukan Lee Donghae.

Dia berharap malam ini Donghae akan ada di bukit Bintang.

Pengaharapannya terkabul.

Dia melihat Donghae tengah duduk melamun. Sama seperti malam – malam sebelumnya.

Min Ri tidak langsung menghampiri seosangnimnya tersebut. Dia malah menatap lekat kearah namja yang sudah mencuri hatinya itu. Ya. Dia memang benar – benar menyukai Lee Donghae.

“Min Ri-ah, hwaiting. Saatnya menyatakan perasaanmu.” Ucap pelan Min Ri. Dia kembali melangkah pelan. Untuk menenangkan debaran jantungnya yang menggila.

“Annyeong Seosangnim.” Sapa Min Ri.

Donghae menoleh. Dan tersenyum melihat haksaengnya itu.

“Annyeong Min Ri-ah.” Min Ri duduk di samping Donghae.

Lama mereka terdiam dalam keheningan. Hingga akhirnya Donghae memecah kebisuan.

“Kau tahu kenapa aku sering kesini?” Min Ri menggeleng. “Di sini sangat tenang. Aku bisa melihat bintang sepuas hatiku. Melepaskan kerinduanku di sini.”

“Eh?”

“Benar. Saat aku merindukan bintangku. Aku akan di sini. Karena dari sini terlihat jelas bintangku itu. Kau tahu bintang itu?” tunjuk Donghae. Min Ri mendongak. Dia menatap kea rah bintang kecil yang sinarnya terang sekali diantara bintang – bintang lainnya.

“Bintang itu bernama Byul.”

“Eh?” min Ri kaget. Byul namanya bukan?

“Seperti namamu.” Kekeh Donghae. Min Ri menatap kea rah Donghae. Mata namja itu terlihat sangat kesepian. Entah apa yang ada di otak Min Ri hingga dia nekat memeluk Donghae. Membuat Dongahe tersentak kaget.

“Min Ri-ah.. apa yang…”

“Seosangnim, jika ingin menangis. Menangis saja. Jangan ditahan.” Ucap Min Ri pelan.

Donghae masih kaku. Dia tidak menyangka gadis kecil ini mengerti apa yang berkecamuk di dadanya. Namun, dia tidak mau menangis dihadapan muridnya. Jadi dia biarkan saja Min Ri memeluknya. Memberikan kenyamanan yang memang ingin dirasakannya lagi.

Mereka tidak melihat ada seseorang yang menatap kejadian itu dengan hati terluka.

@@@@@

Min Ri mendapati kedua sahabatnya Mi Sun dan Dong Ho tengah bercakap – cakap dengan Jung Bin Woo. Dengan malas, dia menghampiri mereka.

“Annyeong,” sapanya.

“Annyeong.” Jawab semuanya. Bin Woo menatap Min Ri lekat sambil cengengesan . membuat Min Ri ingin melempar Bin Woo dengan sepatu yang dipakainya.

“Mwo?” Tanya Min Ri.

“Aniya. Aku hanya mengagumi kecantikanmu hari ini Tuan Putri.”

“Gombal.” Ketus Min Ri.

Bin Woo tersenyum. Dia senang sekali menggoda Min Ri. Dan menjailinya. Dia suka melihat wajah marah Min Ri. Yang baginya terlihat sangat cantik.

Dia menyukai Min Ri sejak dulu. Dia berharap Min Ri merasakan hal yang sama kepadanya. Dia bisa melihat bagaimana Min Ri mengalihkan pandangannya saat mata mereka bertemu.jadi dia juga yakin Min Ri merasakan hal yang sama.

Bin Woo menghampiri Min Ri.

“Min Ri-ya.” Panggil Bin Woo manja.

“Mwo?” ketus Min Ri.

“Aku.. ada yang ingin aku bicarakan. Bisakah kau.. menemuiku di atap sekolah nanti?” tanya Bin Woo. Wajahnya nampak serius. Membuat Min Ri terdiam.

“Memangnya tidak bisa diucapkan sekarang?”

“Aniya.”

“Araseo. Aku akan menemuimu nanti pulang sekolah.”

Bin Woo tersenyum. Senyum licik lebih tepatnya.

Dia lalu meninggalkan Min Ri dan kembali ke bangkunya. Dia berharap semuanya berjalan lancar. Dan Min Ri akan menjadi miliknya.

TBC

Apa yang akan dilakukan Bin Woo untuk mendapatkan Min Ri.

Bagaimana hubungan Min Ri dan Donghae?

Nantikan di Part selanjutnya #plakkk

My Beloved Teacher Part 3

 

 

Cast:

1. Lee Donghae

2. Min Ri Byul

3. Jung Bin Woo

4. Cho Kyuhyun

5. Park Min Rin

 

Author: Shin Rae Na aka Frey

 

Genre : Romance (?) mungkin

Summary : Min Ri Byul jatuh cinta kepada guru biologinya Lee Donghae. namun, ternyata Min Ri mengingatkan Donghae kepada kekasihnya, apakah Donghae akan tulus mencintai Min Ri ataukah dia mencintai Min ri yang mirip dengan kekasihnya? *summary macam apa ini?*

 

 

saia post FF saia yang ini dulu, yang nunggu Second Chance mohon sabar ya, saia mau tapa dulu #plakkk… lagi stuck ma ntu FF. jadi yang ini dulu ya,,, mianhae juga lo makin gaje.. tapi saia tetep butuh koment n kritik.

FF ini saia post lebih cepet karena sebagai hadiah yang jadi cast disini nilainya bagus. jadi kamu mesti koment ne?

okeh ga perlu banyak bicara…

Happy Reading yah ^^…

 

 

Bel istirahat berdentang nyaring. Tanpa membuang waktu Min Ri segera keluar meninggalkan Mi Sun dan Dongho yang menatapnya heran. Tidak biasanya dia meninggalkan mereka tanpa berpamitan.

“Kemana Min Ri?” Tanya Bin Woo yang menghampiri keduanya. Mi Sun mengangkat bahunya tanda tak tahu. Sedangkan Dongho, dia malah larut dalam buku tebalnya. Bin Woo segera meninggalkan kedua sahabat Min Ri dengan hati dongkol.

Sementara itu Min Ri meninggalkan ruang guru yang Nampak ramai. Tidak Nampak guru biologinya. Sepertinya para pengagum Donghae pun tidak tahu. Dengan lemas dia berjalan kembali ke kelas dengan menenteng bungkusan bekal yang dia buat tadi pagi.

Tapi langkahnya terhenti saat dia melihat bayangan orang yang dicarinya menuju gedung lama. Tanpa membuang waktu dia melangkahkan kakinya kea rah sana.

“Annyeong seosangnim.” Sapa Min Ri.

“annyeong. Min ri-ya.” Donghae Nampak kaget.

“Ne seosangnim.”

“ada apa kesini.”

“Mencari seosangnim.”

“Mencariku? Untuk apa?”

“Aku hanya ingin memberikan ini.” Donghae mengangkat sebelah alisnya. Tandaa tak mengerti. “Makan siang seosangnim. Sebagai tanda terima kasihku semalam.”

“Seharusnya kau tidak perlu repot.”

“Aniya. Aku tidak repot.”

Melihat wajah sungguh – sungguh Min Ri akhirnya Donghae segera menerima bekal tersebut. Dia segera membukanya.

“Gimbap?” Tanya Donghae tak percaya.

“Aku hanya bias membuat Gimbap saja. Mianhaeyo Seosangnim.”

Donghae tertegun. Dia teringat ucapan itu.

“aku hanya bias membuat gimbab saja. Mainhae oppa.”

“Seosangnim, tidak suka gimbab ya?”

“Aniya. Aku suka kok. Aku makan ya.” Ucap Donghae. Min Ri mengangguk. Donghae segera memasukkan potongan gimbap ke dalam mulutnya.

Sedangkan Min Ri mengedarkan  pandangannya. Ah, ternyata ada banyak sekali tanaman. Matanya berbinar saat melihat sebuah tanaman yang dia suka.

“Woaa kaktus.” Bersamaan dengan dia mengucapkan hal itu, Donghae tersedak.

 

 

Donghae POV

“Woaa kaktus.” Mendengar suara girangnya itu membuatku tersedak. Aku menatapnya tak percaya. Dia Nampak senang sekali melihat kaktus itu. Ekspresinya membuatku teringat kepadanya. Membuat rasa sakit ini kembali hadir.

Ya Tuhan, kenapa sulit sekali melupakannya. Dia sudah lama pergi. Tapi kenapa hatiku belum rela. Apalagi melihat muridku yang bernama Min Ri Byul,benar – benar mengingatkanku kepadanya.

Min Ri Byul.

Park Min Byul.

Mirip bukan?

Sifat Min Ri, tingkah lakunya, caranya berbicara, caranya menatapku, entah kenapa seperti Min Byul hidup kembali. Bahkan wajah mereka hamper mirip. Mata hitam bulatnya. Mata itu pun sangat mirip.

“Seosangnim?” suara lembutnya pun terdengar sama. Sebegitu cintakah aku kepada Min Byul?

Guncangan dibahuku menyadarkanku. Dia menatapku dengan mata bulatnya. Membuat hatiku terasa berdetak tak karuan.

“Ne?”

“Aku harus kembali seosangnim. Bel masuk sudah berbunyi.”

“Ne. gomawo sudah membuatkanku bekal.”

“Cheonmaneyo. Aku senang seosangnim mau memakan masakanku. Sejujurnya aku belum pernah memasak.”

“Ini enak kok.” Wajahnya memerah malu.

@@@@@

Kutatap sebuah foto. Seorang gadis berambut panjang tersenyum lembut. Dialah Min Byul-ku. Min Byul yang sudah meninggal 3tahun lalu. Min Byul yang juga adalah muridku. Min Byul, yeoja yang sangat kucintai.

Flashback

2005…..

Namaku Lee Donghae. Seorang mahasiswa di Seoul University. Sebenarnya aku asli Mokpo. Tapi untuk mengejar mimpiku, aku akhirnya kuliah di Seoul. Hidup sendiri di kota besar membuatku harus mandiri. Itulah sebabnya aku bekerja paruh waktu.

Dan secara kebetulan, juniorku di kampus menawariku sebuah pekerjaan. Menjadi guru les privat untuk adiknya yang baru masuk SMA.

Park Min Rin hoobaeku itu memang sangat dekat denganku. Tapi kami tidak berpacaran. Meski banyak yang menyangka demikian. Dia seperti adikku sendiri.

Akhirnya aku menyetujui tawarannya untuk bekerja sebagai guru les privat. Toh, bayarannya lumayan.

Awal musim dingin itulah aku bertemu dengannya.

Min Byul.

Saat pulang kuliah aku ke rumah keluarga Park bersama Min Rin.

“Aku pulang.” Salam Min Rin.

“Eonnie sudah dating?” suara lembut itu merasuki gendang telingaku. “Ah, ada tamu.”

Aku melihat seorang gadis tengah tersenyum. Senyumnya hangat sekali. Mata bulatnya menatapku penasaran. Dan aku langsung jatuh cinta pada mata bulatnya tersebut.

“Byul-ah, dia Lee Donghae guru privatmu. Sunbei, dia adikku, Park Min Byul.”

“Annyeong haseyo, lee donghae imnida.” Sapaku.

“Annyeong haseyo, Park Min Byul imnida. Manaseo bangapseumnida Seosangnim.” Jawabnya. Dan lagi dia menyunggingkan senyum hangatnya. Setelah jatuh cinta pada mata bulat hitamnya aku meyadari aku juga mulai jatuh cinta pada Park Min Byul. Jatuh cinta pada pandangan pertama.

@@@@@

“Oppa, aku tadi habis memasak. Kau mau?” aku menoleh. Kulihat Min Byul membawa sebuah bungkusan. Oh ya, kami sudah sebulan berpacaran. Tidak butuh waktu lama untuk kami berpacaran. Karena ternyata dia juga menyukaiku sejak awal berjumpa.

“Boleh. Apa yang kau masak untukku?”

“Gimbap. Aku hanya bisa memasak gimbap. Mianhae Oppa.”

“Gwenchana.”

Aku menggigit nasi gulung itu. Mengunyahnya pelan.

“Enak tidak oppa? Soalnya ini pertama kalinya aku memasak.” Wajahnya nampak cemas. Aku menelannya susah payah.

“Enak sekali.” ucapku dengan mimik riang.

“Jinchayo?” tanyanya. Aku mengangguk.

Dia langsung mengambil sepotong gimbap dan memakannya. Tak lama dia muntah.

“Oppa, ini asin sekali. kenapa kau bilang enak?” dia mengomeliku.

“Mianhae Chagiya. Bagiku ini sangat enak. Karena kau yang memasakkannya untukku.” Kukecup jemarinya yang diplester karena aku yakin dia terluka hanya untuk memasakkanku. Kulihat wajahnya memerah.

Dan aku semakin suka.

@@@@@

“Mianhae sunbei, mianhae. Min Byul melarangku untuk memberitahukannya padamu.”  Ucapan Min Ri tak mampu meredam amarahku. Meski dia menangis, aku tidak bias begitu saja memaafkannya.

Bagaimana bias dia menyembunyikan semua itu padaku. Dia tahu bagaimana aku mencintai Min Byul. Dan dia setega itu?

“Sunbei. Min Byul sangat mencintaimu. Dia tidak ingin kau terluka. Itu sebabnya dia menyembunyikan penyakitnya.” Isak Min Rin.

Aku diam saja. Hatiku masih bergolak.

Orang yang sangat aku cintai sekarang sedang terbaring disana. Berjuang melawan maut. Kenapa harus dia? Kenapa harus penyakit mengerikan itu? Kenapa dia harus memiliki kanker otak? Dan kenapa aku tidak pernah menyadari keadaanya yang tidak sehat itu? Pacar macam apa aku ini.

“Siapa keluarga Pasien? Dia sudah sadar.”

Ucapan dokter menyeretku ke alam sadar.

“Gomawo dokter.” Ucap Min Rin. Aku hanya membungkuk, lalu mengikuti Min Rin memasuki ruangan tersebut. Hanya ada aku dan Min Rin. Karena orang tua Min Rind an Min Byul sudah meninggal sejak lama.

Kulihat yeojachinguku yang lemas. Wajahnya pucat. Tapi dia mencoba untuk tersenyum. Rambutnya. Ya ampun rambut indahnya itu sudah menipis. Aku baru menyadarinya. Aku benar – benar namjachingu yang payah.

“Eonnie..” sapa Min Byul sambil tersenyum lembut.

“Ne.”

“Eonnie jangan menangis. Aku tidak suka eonnie menangis ne?”

“Ne.”

“Berjanjilah jangan menangis lagi eonnie.”

“Ne. aku berjanji.”

“Oppa.” Panggilnya lirih.

“Wae?” tanyaku.

“Mianhae. Tidak mengatakannya. Aku tidak ingin oppa khawatir.” Ucapnya.

“APa kau piker sekarang aku tidak khawatir?”

“Mianhae..” aku jadi tidak tega melihatnya begitu.

“Aku yang seharusnya minta maaf. Aku terlalu emosi.”

“Gwenchana oppa.” Aku mendekatinya. Kemudian menggenggam jemarinya yang terasa agak dingin.

“Chagi, kau harus sembuh ne?” dia menyunggingkan senyum pedihnya.

“Tapi aku lelah oppa.”

“Apa maksudmu?”

“Oppa, jangan bersedih ne? kau tidak perlu khawatir. Aku akan selalu disampingmu. Tapi aku merasa lelah. Jadi biarkan aku beristirahat ya. Titip eonnie untukku ya.”

“A. apa maksudmu?” tanyaku tak mengerti.

“Oppa. Saranghae. Yeongwonhi..”

“Nado Byul-ah..” ucapku pelan. Dia tersenyum, lalu memejamkan matanya. Tangan yang kugenggam terasa semakin lemas, dan suara itu membuat otakku membeku. Suara lengkingan yang mengisyaratkan detak jantung Min Byul yang berhenti. Kemudian suara isakan Min Rin. Dan suara dokter yang mencoba menyelamatkan Min Byul. Mengembalikannya ke sisiku. Tapi semuanya terlambat.

Min Byul sudah pergi ke tempat yang lebih damai. Meninggalkanku.

Flash back end

“Byul-ah. Bogoshippoyo….” ucapku lirih. Kuusap foto itu. “Byul-ah apa kau bahagia sekarang? Mianhae aku tidak bias menjaga eonniemu. Aku bahkan tidak tahu dimana Min Rin berada. Aku benar – benar payah ne?” aku tertawa miris.

Aku benar – benar payah.

@@@@@

Author POV

Min Ri berjalan riang keluar dari gedung sekolahnya. Entahlah, hatinya terasa sangat senang. Sudah seminggu ini dia dan Donghae dekat. Sewaktu di sekolah, saat istirahat mereka bertemu di gedung lama yang penuh tanaman itu. Jika malam mereka akan bertemu di bukit bintang. Berbicara banyak hal.

“Kau akan pulang dengan siapa?” Tanya Mi Sun. dia dan Dong Ho memang menemani Min Ri keluar dari gedung sekolah.

“Kyu Oppa akan menjemputku.”

“Kalau begitu kami pulang ne?”

“Ne.”

Min Ri melambaikan tangannya kea rah kedua sahabatnya.

“Menunggu jemputan?”

“Ne.”

“Aku temani.”

“Gomawo seosangnim.”

Hati Min Ri terasa berbunga – bunga karena ada Donghae disampingnya. Tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama saat si pengganggu Bin Woo menghampiri mereka.

“Annyeong Min Ri-ya. Annyeong Donghae seosangnim.”

“Annyeong Jung Bin Woo-ssi.” Balas Donghae ramah.

“Menunggu Kyu hyung?”

“Ne.” jawab singkat Min Ri.

“Bagaimana jika kita pulang bersama.”

“Aniyo. Oppa sudah akan sampai.” Tolak Min Ri.

“Baiklah aku akan menemanimu.” Putus Bin Woo. Min Ri hanya mendengus.

“BAiklah karena sudah ada yang menemanimu, aku pulang dulu saja.”

“Seosangnim.”

“Ne?”

“Aniyo.. ah itu oppa sudah datang.”

Sebuah mobil audi hitam berhenti di depan ketiga orang tersebut. Donghae tidak jadi melanjutkan langkahnya. dia hanya ingin memastikan kedatangan kakak muridnya tersebut.

Kyu keluar dari mobil.

“Oppa…”

“Mian lama.”

“Gwenchana. Oh ya oppa, kenalin ini seosangnimku. Lee Donghae. Seosangnim ini oppaku, Kyuhyun oppa.”

“Annyeonghaseyo.. Cho Kyuhyun imnida.”

“Annyeong, Lee Donghae imnida. Kau boleh panggil aku hyung, karena aku merasa umur kita tidak berbeda jauh.”

“Pasti adikku ini merepotkanmu Hyung.”

“Aniyo. Dia tidak merepotkan kok.” Wajah Min Ri yang murung karena ucapan Kyu berubah menjadi cerah. Dan Bin Woo yang melihatnya jadi mengerutkan keningnya.

“Chagiya, kau lama sekali.”

Ucap seseorang di belakang Donghae.”

“Mianhae Chagi.” Ucap Kyu.

Donghae segera menoleh. Dan mendapati wajah yang taka sing baginya.

“Min Rin-ah.” Desisnya.

“Sunbei?” Min Rin pun tak kalah terkejutnya.

Dan ketiga orang lainnya saling menatap bingung. Melihat kedua orang tersebut saling mengenal.

TBC

My Beloved Teacher Part 2

    Cast: 1. Lee Donghae 2. Min Ri Byul 3. Jung Bin Woo 4. Cho Kyuhyun 5. Park Min Rin   Author: Shin Rae Na aka Frey   Genre : Romance (?) mungkin Summary : Min Ri Byul jatuh cinta kepada guru biologinya Lee Donghae. namun, ternyata Min Ri mengingatkan Donghae kepada kekasihnya, apakah Donghae akan tulus mencintai Min Ri ataukah dia mencintai Min ri yang mirip dengan kekasihnya? *summary macam apa ini?*     saia post FF saia yang ini dulu, yang nunggu Second Chance mohon sabar ya, akan saia usahakan minggu ini saia post.. okeh? Happy Reading yah ^^…     Min Ri menggenggam bungkusan yang dibawanya dengan erat. Bungkusan yang adalah bekal makanan untuk guru Biologinya, Lee Donghae. Yang dia masakan dengan penuh perasaan itu, belum juga dia serahkan. Karena dilihatnya sang Guru telah dikelilingi teman – temannya yang lain. dengan lesu, dia berbalik arah dan menuju taman sekolah yang sepi. Ditatapnya bekal makanan yang dia buat. Mukanya dia tekuk. “Waaa, akhirnya aku bertemu dengan tuan putriku.” Sapa seseorang. Min Ri mendongak, dan menemukan wajah yang sebenarnya tampan itu tapi baginya sangat menyebalkan. Jung Bin Woo. “Ngapain kamu di sini?” ketus Min Ri. “mencarimu.” Jawabnya ringan. Min Ri mendengus sebal. Dia langsung beranjak dari duduknya. Tapi lengan Bin Woo menahannya. Membuat Min Ri menunduk menatapnya dengan pandangan sebal. Bin Woo berdiri tepat dihadapan Min Ri. Tangannya menggenggam erat tangan Min Ri. Mata mereka saling bertemu. Tidak dipungkiri oleh Min Ri, jantungnya berdegup kencang juga. “Aku lapar Min Ri-ya,” ucap Bin Woo. “Mwo?” Min Ri nampak blank. “Itu buat aku saja ya.” Tunjuk Bin Woo ke arah bungkusan yang dibawa Min Ri. “Ini?”Min Ri menimbang – nimbangnya sebelum akhirnya menyerahkan bungkusan itu kepada Bin Woo. “Ini.” “Gomawo Min Ri-ya.” Min Ri tidak menjawab, dia akhirnya kembali ke kelas. Dilihatnya dua sahabatnya Mi Sun dan Dong Ho tengah asyik bercakap. “Sudah kau serahkan?” tanya Mi Sun. Min Ri menggeleng. “Belum?” Mi Sun menatap Min Ri heran. “Tidak aku serahkan. Karena Seosangnim sudah mendapatkan banyak bekal dari para pengagumnya.” Desis Min Ri. “Hah?” seru keduanya kaget. Kedua sahabatnya itu memang tahu kalau Min Ri tengah mengejar guru Biologi mereka yang baru. “Dia sangat terkenal. Tiap saat banyak sekali yeoja yang mengikutinya.  Menyebalkan sekali.” Kedua sahabat Min Ri terkikik geli. Dan Min Ri hanya manyun saja. “Lalu masakanmu siapa yang memakannya.” Tanya Mi Sun penasaran. “Bin Woo.” Jawab Min Ri malas. “Mwo? Jung Bin Woo?” “Aish. Ya~ bisakah kalian tidak berteriak?” “Kau rela menyerahkan masakan yang baru pertama kali kau buat itu ke Jung Bin Woo. Ya ampun, kau bilang kau butuh waktu 2.5jam untuk memasak khan?” Min Ri mengibaskan tangannya, sok tak peduli. “Itu masakan pertamaku khan? Aku tidak yakin dengan rasanya. Sudahlah. Tidak usah dibahas lagi.” Min Ri membuka novel tebalnya. Menandakan dia tidak ingin meneruskan obrolan itu. Tapi sesungguhnya dia meratap dalam hati. Ya, ini masakan pertama yang di buat selama 16 tahun hidupnya. Dia bahkan rela bangun jam 4pagi. Hanya untuk memasak. Dia rela diomeli eomma karena membuat dapurnya berantakan seperti habis terkena gempa. Dia rela hampir terlambat, dan terpaksa merengek kepada oppanya yang seumur – umur belum pernah dia lakukan. Semua itu demi seorang namja bernama Lee Donghae. Tapi lihatlah siapa yang beruntung (?) memakan masakan pertamanya itu. Jung Bin Woo. Namja menyebalkan itu. Oh ayolah, siapa yang tidak kecewa. Tapi mau bagaimana lagi. #####   Malam ini Min Ri berjalan ke bukit bintang lagi. di rumah sangat sepi. Appa dan eomma sedang berada di luar negeri untuk beberapa waktu. Dan Oppanya… Katanya yeojachingunya baru datang dari Jepang. Jadi dia menjemputnya. Tapi sampai malam begini dia belum pulang juga. Karena itulah Min Ri memutuskan untuk ke bukit bintang, yang memang tidak jauh dari rumahnya. Dia ingin mencari ketenangan di sana. Sambil menggosok kedua telapak tangannya dia mulai mendaki bukit tersebut. Namun, langkahnya terhenti. Dalam jarak tidak lebih dari 10langkah, dia melihat seorang namja duduk menyender pada sebuah batu besar. Matanya menatap lurus ke arah langit. Wajahnya terlihat sendu. Dada Min Ri terasa berdebar kencang. Dengan ragu dia berjalan ke arah namja yang tidak lain adalah Lee Donghae itu. “An. Annyeong haseyo….” sapa Min Ri agak gugup. Namja itu menoleh. Dan mata kelam Donghae bersirobok dengan mata bening Min Ri. Sesaat Min Ri merasakan waktu seperti berhenti. Namun, kerutan di dahi Donghae membuat waktu kembali berjalan bagi Min Ri. “Annyeong haseyo, choneun Min Ri Byul imnida, seosangnim.” “Seosangnim?” “Ne, saya murid seosangnim.” “Ah, mianhaeyo.. aku tidak ingat.” “Gwenchanayo Seosangnim. Aku memang bukan murid yang menonjol kok.” Min Ri tersenyum ke arah Donghae. Donghae balas tersenyum. Senyumnya itu membuat getaran dalam jantung Min Ri makin kencang dan tak teratur. Mata kelamnya juga menjadi terlihat seperti bercahaya. “Boleh aku duduk?” “Silahkan. Tidak ada yang melarang aghassi.” “Seosangnim bisa memanggilku Min Ri.” “Nde.” Jawab singkat Donghae. “Seosangnim sangat suka di sini ya?” “Mwo?” “Aku sudah dua kali melihat seosangnim disini. Pertama seminggu sebelum kau mengajar di sekolahku, sewaktu hujan meteor. Dan yang kedua sekarang ini.” Ucap Min Ri. “Kau benar. Aku suka disini. Lalu kau Min Ri-ya?” “Rumahku dekat dari sini. jika sedang kesepian di rumah aku kesini.” Alis mata Donghae terangkat sebelah. “Appa dan eomma selalu sibuk. Sedangkan oppaku satu – satunya juga sering lembur.” Jelas Min Ri. Donghae mengangguk – angguk. “Apa yang seosangnim suka di sini?” tanya Min Ri lagi setelah mereka cukup lama terdiam. “Tidak juga. Hanya kadang kala. Jika aku merasa rindu pada sesuatu.” Min Ri nampak tertarik. Namun, dia tidak berani bertanya. “Seo…” Drtt.. drtt.. drrt.. Dering ponsel Min Ri menginterupsi ucapan yang akan terlontar dari bibir Min Ri. Kyu Oppa calling…. “Yobuseyo…” jawab Min Ri setelah meminta izin kepada Donghae. Donghae memperhatikan gadis mungil itu. Entah kenapa dia merasa tidak asing dengan gadis itu. Senyum gadis itu. Cara bicaranya. Mata beningnya. Semua itu mengingatkan Donghae kepada seseorang. Min Ri Byul. Bahkan nama pun hamper sama. Ini kebetulan ataukah…. “Seosangnim, aku harus kembali. Oppaku sudah pulang dan dia menyuruhku untuk segera pulang.” Suara lembut yang nyaris sama ini menyadarkan Donghae dari lamunannya. “Nde?” “Seosangnim sedang melamun?” bahkan cara menatapnya pun sama persis. Donghae menggelengkan kepalanya mencoba mengenyahkan wajah mungil yang selalu menghantuinya itu. “Seosangnim.” Min Ri Nampak putus asa memanggil Donghae yang asyik dalam dunianya sendiri. “Mianhae,” desis Donghae. “Gwenchana. Seosangnim, aku pulang dulu ya.” “Ayo aku antar.” “Eh?” “Ini sudah larut. Tidak baik anak gadis berjalan sendirian.” “Tidak merepotkan?” “Aniya.” Min Ri mengangguk dengan suka cita. Kapan lagi bias dianterian pulang sama guru yang ditaksirnya . “Kajja.” Ajak Donghae. Min Ri mengikuti langkah Donghae. “Ayo naik.” Naik? Min Ri mengangkat wajahnya dan terbengong. Dikiranya adalah mobil. Tapi ternyata sebuah motor gedhe. Min Ri mengernyit. Dia belum pernah naik motor sebelumnya. “Waeyo?” “Aniyo.” Min Ri menyunggingkan senyumnya. Dan dengan ragu, dia naik ke atas boncengan motor yang… yah cukup tinggi. “Siap?” “N-Ne..” jawab Min Ri. Donghae segera menstarter motornya. Min Ri langsung memeluk pinggang gurunya tersebut saat merasa dia akan terjatuh ke belakang. Dag dig dug.. Jantung Min Ri rasanya berdetak kencang, saat dia bias mencium aroma tubuh Donghae. Aroma kayu manis bercampur mint. Aroma yang menenangkan. “Kita sudah sampai.” Suara itu menyentakkan Min Ri. Dia menegakkan tubuhnya. Dan menemukan rumahnya terbentang angkuh dihadapannya. Min Ri turun dengan tidak rela. “Khamsahamnida Seosangnim.” Ucapnya pelan. “Ne, cheonmaneyo. Ya sudah, aku langsung pulang ya. Jangan sampai besok terlambat ke sekolah.” “Ne.” Min Ri melambaikan tangannya mengiringi kepergian Donghae. “Nugu?” Min Ri terlonjak kaget saat mendengar bisikan di telinganya. Dan mendapati Bin Woo disampingnya. Mata hitam Bin Woo menatapnya penasaran. “Aniyo.” “Ya~,, kenapa tidak mau cerita sich? Dia namjachingumu? Anak sekolah kita?” Min Ri mengabaikan ocehan Bin Woo yang mengikutinya ke dalam rumah. Oh ya, Jung Bin Woo memang tinggal di sebelah rumah Min Ri. Dan hamper setiap hari Bin Woo akan mampir ke rumah Min Ri. “Aku pulang…” sapa Min Ri. “Sudah pulang eoh?” sapa suara berat Kyuhyun. “Ne Oppa.” “Annyeong hyung.” “Annyeong Bin Woo-ah, lho, kalian tadi keluar bersama?” Tanya Kyu heran. “aniyo. Kita tadi bertemu di depan rumah.” Jawab Min Ri datar. Dan Bin Woo cemberut mendengarnya. “Min Ri-ya, sini aku kenalkan dengan chingu oppa.” Ajak Kyu. Min Ri menurut. Dia mengikuti langkah Kyu ke ruang tengah. Dan di hadapannya kini berdiri sosok yeoja yang sangat cantik. Tinggi langsing. Rambut panjangnya berwarna agak pirang. Membuat dia semakin mempesona. Kyu menyenggol adiknya. “An.. annyeong haseyo. Naneun Min Ri imnida.” “Annyeong Min Ri-ssi. Naneun Park Min Rin imnida. Manaseo bangapseumnida.” Sapa yeoja itu ramah. “Noona, neomu yeoppo.” Ucap Bin Woo yang langsung mendapatkan jitakan di kepalanya oleh Kyuhyun. “Jangan menggoda yeojachinguku Bin Woo-ah.” “Mianhae hyung.” Yeoja bernama Park Min Rin itu kembali tersenyum. Min Ri hanya terkekeh kecil melihat kelakuan oppa dan Bin Woo tersebut. “Oppa, aku masuk ke kamar dulu ya.” “Ne.” “Eonnie, aku masuk dulu ya.” “Ne Min Ri-ssi.” Min Ri naik ke lantai dua, dimana kamarnya berada. “Min Ri-ya.” “Hm?” Bin Woo berdiri di hadapan Min Ri. “Min Rin Noona, kalau diperhatikan mirip dirimu ya?” Mata Min Ri melotot mendengarnya. Dia paling tidak suka disama – samakan. “Nama kalian juga hamper mirip.” “Ya~ jangan menyamakan orang seenaknya.” “Waeyo? Tidak terima? Kau tenang saja, aku tetap lebih menyukaimu kok.” Brakkkk Min Ri menutup pintu di depan wajah Bin Woo. Dia kesal sekali dengan ucapan Bin Woo yang merayunya tersebut. Diabaikannya suara gedoran di pintu dan teriakan Bin Woo. Dia merebahkan tubuhnya di kasur, dan membayangkan wajah Donghae. Hingga tanpa sadar dia terlarut dalam tidurnya. TBC   Okeh, saya minta koment n kritiknya ya buat yang baca ni FF gaje saia. buat Aulia dan Adinda, kalian wajib memberi koment ke FF ini.. buat yang saia tag n ga suka boleh di remove..

My Beloved Teacher Part 1

 

 

Cast :

1. Lee Donghae

2. Cho Kyuhyun

3. Min Ri Byul

 

 

 

Jika kau jatuh cinta di saat ada hujan meteor, maka cintamu akan abadi.

 

Namaku Min Ri Byul. Tapi sering dipanggil Min Ri. Aku siswa kelas 2 di Paran High School. Aku tidak begitu terkenal di SMA sini. bahkan aku termasuk siswa pendiam, dan hanya memiliki sedikit teman saja.

Sebut saja Hwang Mi Sun dan Han Dong Ho. Mereka lah sahabatku yang paling dekat. tapi aku bersyukur mereka tulus berteman denganku.

Paran High School itu sekolah anak – anak orang kaya. dan sedikit sekali yang berasal dari kalangan bawah. Hanya ada beberapa. Itupun karena mereka mendapat beasiswa.

Aku bukan berasal dari kalangan bawah. Yah aku termasuk dalam kalangan kaya raya juga. Appaku adalah seorang pemilik perusahaan mainan anak – anak yang sangat terkenal. Eommaku adalah seorang desainer yang juga sudah mendunia.

Aku anak tunggal bagi kedua orang tuaku, tapi aku anak kedua dari eommaku. Ya, eomma pernah menikah dan memiliki seorang putra. Namanya Cho Kyuhyun. Kenapa marganya Cho? Karena dia ikut marga appanya. Dia tidak mau merubah marganya.

Jarak umur kami sangat jauh. Mungkin itu yang membuat kami tidak terlalu dekat. apalagi dia orang yang sangat sangat menyebalkan. Dia acuh, seenaknya sendiri. Dan maniak games.

Ya ampun, dia pikir dia itu umur berapa sich? Dia sudah 23tahun. Dia sudah bekerja. Tapi bagaimana mungkin dia masih begitu tergila – gila dengan games.

Aku kesepian di rumah. Sedangkan di sekolah, semuanya hanya suka memamerkan kekayaan orang tuanya. Itulah kenapa aku suka bersahabat dengan Mi Sun dan Dong Ho. Meski keduanya dari keluarga sederhana tapi dia orang yang baik.

Aku bersyukur memiliki sahabat sebaik mereka.

Banyak yang tidak tahu aku anak dari keluarga kaya. karena aku memang selalu berpenampilan sederhana. Aku selalu naik bis jika berangkat sekolah. Mungkin karena itulah banyak yang tidak mau bersahabat denganku.

 

#####

Hari ini entah kenapa appa menyuruhku untuk berangkat bersama Kyu Oppa. Aish, aku bisa berangkat sendiri. Tapi appa tidak mau ditolak. Akhirnya aku menuruti juga.

“Min Ri-ya, seharusnya kau pergi ke salon bersama eomma kemarin.” Ceplos kyu oppa. Aku menaikkan alisku bingung.

Tidak biasanya dia mengomentari penampilanku.

“Waeyo?”

“Kau tidak tahu? Hari ini khan putra pemilik yayasan, Jung Bin Woo akan sekolah di tempatmu sekolah.”

Aku menghela nafas. Jung Bin Woo itu teman masa kecilku. Yang sangat menyebalkan dan selalu saja mengikutiku kemanapun aku pergi.

“Kenapa nampak tidak senang begitu?” tanya oppa.

“Aku berharap tidak bertemu lagi dengan bocah menyebalkan itu.” Desisku. Kyu Oppa tertawa. Ah, menyebalkan.

“Gomawo oppa sudah mengantarku.”

“Nanti pulangnya aku jemput?”

“Boleh saja.” Hah, sekali – kali manja kepada oppa nggak ada salahnya khan?

Aku masuk ke dalam kelas yang mulai ramai oleh para yeoja yang tengah bergosip. Dan aku menuju ke bangkuku. Mi Sun tengah membaca buku, sedangkan Dong Ho mendengarkan music. Begitu aku dating keduanya segera menatapku.

“Waeyo?” tanyaku.

“Kau sudah dengar belum? Ada murid pindahan dari Australia? Namanya Jung Bin Woo, kata anak – anak, dia sangat tampan dan kaya.” Kata Dong Ho. Aku hanya menghela nafas kesal.

“Dong Ho-ya, bisa kita bertukar tempat? Biarkan aku duduk dibangkumu yang dipojok itu.” Kataku membuat kedua sahabatku saling menatap heran.

“Memangnya kenapa?”

“Sudahlah. Ya?”

“Baiklah.”

Aku tersenyum, dengan begini tubuh mungilku tidak akan terlihat dari depan.

Begitu bel berdentang, kelasku menjadi hening. Tumben sekali. Ada apa?

Minhwan seosangnim masuk. Dia adalah wali kelas kami. Dibelakangnya ada 2orang yang mengikutinya.

“Yeorobun, hari ini kelas kalian kedatangan murid baru, namanya Jung Bin Woo. Bin Woo-ya, silahkan kau perkenalkan dirimu.”

“Baik seosangnim. Annyeong haseyo, namaku Jung Bin Woo, putra dari pemilik Yayasab Jung Moo. Baru pindah dari Australia.” Ucapnya dengan sikap angkuhnya.

“Baiklah Bin Woo-ya, kau bisa duduk di sebelah…….. Go Eun So.”

Aku bersyukur tempat duduknya berada jauh dari tempat dudukku. Sial, kenapa mesti sekelas sich.

“Dan yang kedua, ini adalah guru baru kalian… namanya Lee Donghae. Donghae seosangnim akan mengajar biologi untuk kalian. Silahkan Donghae Seosangnim, perkenalkan dirimu.”

“Annyeong haseyo haksaeng *bener gasich* naneun Lee Donghae imnida. Aku akan mengajar mata pelajaran Biologi.” Hanya itu. Singkat saja. Dia membungkukkan badannya, kemudian, dia menegakkan tubuhnya.

Tunggu dulu sepertinya aku pernah melihatnya. Dimana ya? Ah aku ingat. Aku bertemu dengannya seminggu yang lalu di bukit bintang.

~ flashback~

Malam yang cerah, membuatku ingin ke bukit bintang. Kenapa aku menyebutnya bukit bintang? Karena dari bukit ini aku bisa melihat jutaan bahkan milyaran bintang.

Aku berjalan sambil mengeratkan jaketku. Tapi langkahku terhenti saat ada seseorang tengah menatap langit. Dia sedang duduk di tanah. Matanya mencari sesuatu diangkasa. Aku ikut memperhatikan langit.

Omo..

Indah sekali. Bintang – bintang memenuhi langit malam tanpa bulan. Sepertinya aku tidak sadar telah bersuara, karena sepertinya orang itu terusik.

“Bagaimana? Indah bukan?” gumamnya.

Aku berbalik untuk menatapnya.

Dan aku melihat dua bintang di dalam mata hitamnya. Aku larut dalam matanya itu. Aku bisa merasakan aku telah jatuh cinta padanya. Jatuh cinta pada pandangan pertama.

“Hey, lihat ada hujan meteor,” katanya. Aku kembali menoleh kea rah langit. Benar. Jutaan meteor terlihat jatuh ke bumi. Tapi aku kembali mengalihkan pandangaku kearah namja itu. Mengagumi wajahnya yang terpesona dengan kejadian langka itu.

Bagiku kau lebih menakjubkan…. Ucapku dalam hati.

~ flashback end~

Aku tidak menyangka akan bertemu dengannya. Dia menjadi guruku? Aku merasa sangat senang sekali. Ingin rasanya menyapanya. Tapi…

Itu tidak mungkin. Aku bisa melihat teman – temanku yang cantik dan seksi selalu mengerubunginya. Tapi aku ingin berusaha. karena aku Min Ri Byul, sedang merasakan jatuh cinta.

 

 

TBC

 

Mianhae,,, saya kembali dengan ini FF gaje banget.. tapi aku berharap yang baca mau kasih kritik…

Aulia Meidiana.. maaf jika kamu nggak suka ma ni FF,,,maaf juga jika judulnya aneh tapi semoga part selanjutnya bisa lebih baik. kamu wajib koment….

yang saia tag, tapi merasa keberatan boleh di remove kok…

Khamsa

Way Back Into Love

 

Cast:

  1. 1.   Cho Kyuhyun
  2. 2.   Park Eunsill
  3. 3.   Choi Siwon

Author : Shin Raena aka Frey

Genre : Romance

Rated : PG-15 (atau berapa ya? Ga tau dech)

Summary : Eunsill dan Kyuhyun adalah mantan kekasih. Mereka bertemu lagi saat Eunsill telah bertunangan dengan Siwon yang tidak lain adalah kakak Kyuhyun. Apakah mereka akan mengulang kisah cinta mereka atau sudah tidak ada cinta diantara mereka (GA NYAMBUNG SAMA SEKALI)

Disclaimer : Cast Punya Tuhan dan dirinya masing2. Ide dan ceritanya punyaku. Jadi jangan dibashing ya. Kritik boleh aja.

Warning : aneh dan gaje (itu pasti jika punyaku)banyak typo. jika judulnya mungkin ga nyambung ma ni FF tolong dimaklumi karena berbeda orangnya (Nana makasih udah ngasih saran judul buat aku)

 

Ini FF req. Dari Eunsill saeng. Maaf jika ceritanya pasaran, aneh, dan hancur. Maaf juga tidak memuaskan. Yang baca tolong di kritik dan dikoment ya.

Happy Reading ^^

 

 

“Sudah aku bilang, mencintaiku itu melelahkan, menyakitkan dan membuatmu menderita. Tapi kenapa kau terus saja bertahan?”

“Karena aku tidak pernah merasa lelah, sakit bahkan menderita jika aku mencintaimu.”

“Tolong berhentilah mencintaiku.”

“Aku tidak mau.”

“Aku lelah. Lelah dicintai olehmu.”

“Apa?”

“Apa kau tidak mengerti? Berhentilah mencintaiku. Aku sudah merasa lelah dan menderita karena cintamu itu.”

“Maksudmu….”

“Benar. Kita berhenti saja sampai disini.”

“Baiklah. jika itu maumu. Maaf telah membuatmu menderita.”

@@@@@

Park Eunsill. Yeoja umur 22 tahun yang cantik. Putri tunggal dari keluarga Park yang terkenal itu. Seorang mahasiswi di Kyunghee University. Hidupnya sangat sempurna. Kaya. pintar. Memiliki banyak teman. Dan seorang tunangan yang tidak kalah sempurna dengannya.

Choi Siwon.

Putra tunggal pemilik Choi Corp.

Mereka dijodohkan karena orang tua mereka rekan bisnis. Kata banyak orang mereka sangat serasi. Pertunangan mereka baru beberapa bulan diresmikan. Setelah akhirnya Siwon menetap di Korea. Sebelumnya Siwon tinggal di Amerika.

“Eunsill-a.” Sapa Siwon.

“Ne oppa.”

“Hari ini ikut aku ne? Aku mau menjemput saudaraku.” Ucap Siwon. Eunsill hanya mengangguk.

Siwon mengacak rambut Eunsill lembut. Membuat yeoja itu mengerucutkan bibirnya agak sebal. Dan Siwon terkekeh karenanya.

@@@@@

Eunsill mengikuti langkah Siwon yang masuk ke dalam cafe favorit mereka. Siwon janjian dengan ‘adik’nya di cafe ini.

“Kyunnie.” Panggil Siwon sambil meninggalkan Eunsill. Dia nampak tengah memeluk seseorang. Membuat Eunsill tersenyum. Siwon sepertinya sangat merindukan orang tersebut.

“Kyunnie, kukenalkan kau pada tunanganku. Jagi. Sini.” ajak Siwon. Eunsill maju. Senyumnya mengembang di bibir tipisnya. Namun senyumnya membeku kala melihat orang di depan Siwon. Wajahnya terkejut sekali. sama seperti orang tersebut. Matanya membelalak. Tidak menyangka dan tidak percaya.

“Lalu Bagaimana jika kita bertemu lagi setelah kita putus?”

“Maka tersenyumlah.”

“Dan apakah kau sanggup?”

“Kenapa tidak?”

“Bukankah itu berarti kau sudah melupakanku. Menganggapku tidak pernah ada dalam hidupmu?”

“Aniya. Aku tersenyum, karena masih bisa melihatmu. Berarti kita masih berjodoh khan? Jagiya. Aku mencintaimu saat ini. tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Jadi kita jalani saja apa adanya ne?”

Eunsill melihat bibir orang itu tertarik membentuk senyuman. Mau tak mau eunsill pun tersenyum.

“Kyunnie, dia tunanganku. Park Eunsill. Jagi, Dia ini adikku, Cho Kyuhyun.”

“Annyeong haseyo Eunsill-ssi. lama tak berjumpa.” Ucap Kyuhyun pelan.

Siwon nampak terkejut.

“Kalian saling kenal?”

“Ne. Kami dulu teman SMA oppa.” jawab Eunsill.

“Ah, suatu kebetulan bukan? Aku senang sekali. Baiklah. mari kita bernostalgia. Dan ceritakan masa SMA kalian. Aku tidak pernah tahu masa SMA kalian.”

@@@@@

Dan jika segalanya serasa kembali ke masa lalu, apakah semuanya akan lebih baik?

Tidak akan ada yang bisa memutar waktu.

Biarkan waktu yang berlalu tertinggal di belakang,

Dan sekarang laluilah jalanmu untuk menatap masa depan

@@@@@

“Tidak menyangka Kita bisa bertemu lagi.” ucap Kyuhyun. Datar.

“Ne.” Jawab Eunsill.

Mereka tengah berada di taman yang tidak jauh dari rumah Eunsill. Entahlah. Eunsill tidak mengerti kenapa dia mau saja diajak Kyuhyun bertemu.

Kyu, adalah cinta pertamanya semasa SMA. Dan. Mungkin Itu adalah alasan eunsill untuk menyetujui pertunangannya dengan Siwon.

Mereka berpacaran hanya setahun saja. selepas  SMA, mereka putus. Kyu yang meminta mereka putus.

Flashback

Eunsill berjalan tergesa – gesa. Dia hampir terlambat di mata pelajaran Min Songsaenim. Padahal dia tergolong guru killer.

Brugh.

Eunsill menabrak seseorang.

“Aww…”ringisnya.

Eunsill terdiam saat angsuran tangan pucat itu. Dia menyambutnya. Lalu berdiri. Ditatapnya pemilik tangan pucat itu. Seorang namja yang tampan. Tinggi. Kurus. Dan pucat. Tidak ada senyum. Datar. Dingin. Ekspresi yang tidak disukai Eunsill.

Namja itu melepas tangan Eunsill, menyadarkan yeoja itu betapa lamanya dia menggenggam tangan namja itu yang entah kenapa terasa hangat.

“Gomawo.” Ucap Eunsill

“Hm.” Hanya itu jawaban namja itu.

“Chakkaman.” Ucap Eunsill, begitu namja itu ngeloyor pergi meninggalkannya. Namja itu menoleh.”Siapa namamu?” eunsill menatapnya dengan mata bulat polosnya.

“Cho Kyuhyun.”

“Nan… Park Eunsill..” teriak Eunsill, karena si namja bernama Cho Kyuhyun itu sudah berlalu dari hadapannya. Eunsill tersenyum kecil.

@@@@@

“Kyuuuu….” kyuhyun mengalihkan perhatiannya dari buku yang dia baca itu. Dan didapatinya yeoja cantik itu berada di sampingnya. Menatapnya dengan pandangan polosnya. Yang selalu membuat Kyuhyun gemas.

Sejak pertemuan pertama mereka semakin dekat. meski berbeda kelas, namun sepertinya tidak menghalangi persahabatan mereka.

Sejujurnya mereka berbeda banyak hal. Kyuhyun itu namja yang pintar namun, dia penyendiri. Tidak punya banyak teman. Sedangkan Eunsill yeoja yang cantik dan ramah. Meski tidak pintar, namun dia cukup pandai memainkan beberapa alat music. Itu yang membuatnya memiliki nilai plus selain kekayaan orang tuanya.

Kesamaan mereka mungkin hanya di dunia seni. Eunsill yang berbakat di instrument music dan Kyuhyun yang memiliki suara indah itu. Eunsill selalu memaksa Kyuhyun menyanyi dengan iringan pianonya.

Kedekatan mereka sempat membuat ‘sahabat – sahabat’ Eunsill yang lain protes. Namun, Eunsill tak mempedulikannya. Dia nyaman bersama Kyuhyun yang penyendiri itu.

“Kyuuuu…” suara itu menyentakkan Kyuhyun dari lamunannya.

“Wae?” tanyanya dengan ketus.

“Temani aku latihan Ne?” pinta Eunsill.

“Shiro”

“Ahhh Kyuuuu..” rengek Eunsill. Dan Kyuhyun tidak tahan dengan rengekan Eunsill.

“Ara.. ara… kau puas?”

Eunsill mengangguk riang.

@@@@@

“Cho Kyuhyun.. saranghaeyo.” Ucap Eunsill.

Kyuhyun nampak terkejut. Ditatapnya wajah yeoja yang selama beberapa bulan ini menjadi teman terdekatnya.

“Gomawo.”

“Eh?”

“Terima kasih kau mencintaiku.” Ucap Kyuhyun.

“Jadi?” eunsill nampak bingung. Kyuhyun gemas sekali. diciumnya pipi Eunsill membuat eunsill shock dan diam mematung. Kyuhyun meninggalkannya, setelah sekian detik eunsill baru menyadarinya. Dia menjerit – jerit kegirangan. Dan Kyuhyun hanya tersenyum kecil.

@@@@@

“Kau pucat sekali Kyu.” Ucap Eunsill. Dia menemani Kyuhyun membaca di Perpustakaan. Ah dia juga jarang melihat Kyu berolahraga.

“Kau ini berisik sekali Eunsill-a.”

Eunsill mempoutkan bibirnya.

“Aku khan hanya memperhatikanmu.”

Kyuhyun memiringkan wajahnya.

“Kau begitu mencintaiku?”

“Mwo? Tentu saja.”

“Kau akan lelah Eunsill-a.”

Eunsill mengerjapkan kepalanya bingung. Tapi Kyuhyun kembali melanjutkan membacanya. Lalu, dia memeluk Kyuhyun.

“Aku tidak akan lelah mencintaimu Kyu.”

@@@@@

“Jantung?” eunsill kaget mendengar cerita dari uisa di sekolah mereka.

“Kau tidak tahu? Dia menderita gagal jantung. Makanya dia pucat. Dan dia tidak pernah berolahraga.”

“Ne gomawo uisa.”

Eunsill keluar dari klinik kesehatan. Dia masih sibuk memikirkan penjelasan uisa tadi.

“Eunsill-a..”

Eunsill mendongak. Mendapati wajah namjachingunya, air matanya langsung menetes tanpa bisa dicegah. Dia menghambur ke pelukan Kyuhyun yang terbengong karenanya.

“Eunsill-a wae?”

“Kyu, saranghaeyo..”

“Eh?”

Kyu kebingungan dengan sikap Eunsill.Dia akhirnya membawa Eunsill ke taman tempat biasa mereka bersama.

“Sekarang ceritakan padaku.”

Eunsil menceritakan semuanya. Membuat Kyuhyun mendesah. Akhirnya rahasianya ini terungkap juga.

“Kalau begitu, bagaimana jika kita berpisah saja?”

“Mwo?”

“Kau akan lelah Eunsill-a,kau akan menderita.”

“Tidak. Tolong jangan berkata seperti itu. Aku mohon. Aku tidak akan lelah mencintaimu.”

Kyuhyun memejamkan matanya. Sungguh. Dia bahagia mendapatkan kekasih seperti Eunsill.

@@@@@

“Apa kau pikir kami akan mengizinkan kau berpacaran dengan putri kami. Lihatlah siapa kau ini. kau hanya pemuda yatim piatu. Dan berpenyakitan. Berhentilah bermimpi. Jauhi putri kami. Kami ingin yang terbaik untuk putri kami.”

Kyuhyun berbaring diranjangnya. Ucapan Mr. & Mrs. Park tadi siang berulang – ulang dibenaknya. Tanpa sadar Kyu menangis. Hatinya sakit mengetahui kebenaran dalam ucapan mereka.

@@@@@

“Donor jantung ajhussi?”

“Ne. Ikutlah kami ke Amerika.”

“Hajiman…”

“Siwon pun sepertinya tidak sabar ingin segera kembali bersamamu. Otthe?”

“Baiklah. tapi ajhussi, bolehkah aku menghabiskan SMA-ku di Korea saja?”

“Ne.”

“Gomawo Ajhussi.”

Kyuhyun memutuskan hubungan telephone.

Choi Ajhussi adalah sahabat orangtuanya. Saat ini hanya mereka keluarga Kyuhyun. Choi Siwon, adalah putra tunggal keluarga Choi yang sudah seperti hyungnya sendiri.

“Mungkin ini lebih baik.”

@@@@@

Kyuhyun menemani Eunsill berkencan. Hari ini terasa menyenangkan, kyuhyun bersikap romantis. Itu baru pertama kali dilakukannya, semenjak mereka memutuskan berpacaran 11 bulan yang lalu.

“Kyu, bulan depan khan kita anniversary yang pertama, trus kita juga sudah selesai ujian. Kita jalan saja yuk.” Ajak Eunsill.

“Ne. Kau mau kemana?”

“Mmm.. ke taman saja.”

“Baiklah.”

“Kyu, saranghae..”

“Nado.”

Eunsill menatap lekat Kyuhyun. Baru sekali ini Kyuhyun menjawab Nado. Dia langsung memeluk Kyu.

“Hari ini aku bahagia sekali Kyu.”

“Eunsill-a, apa kau pernah berpikir.. mungkin suatu saat kita akan berpisah?” ucap Kyu pelan. Eunsill melepas pelukannya. Lalu menatap lekat Kyu.

“Apa kau ingin berpisah?” tanya Eunsill. Agak emosi.

“Tidak. Setidaknya untuk saat ini. aku tidak ingin berpisah. Tapi kita tidak tahu masa depan khan?”

“Aku berharap kita tidak berpisah Kyu.”

“Jika seandainya kita berpisah bagaimana?”

“Mungkin.. mungkin itu memang yang terbaik untuk kita.” Ucap Eunsill terbata. Kyuhyun tersenyum.

“Lalu Bagaimana jika kita bertemu lagi setelah kita putus?” tanya Eunsill setelah mereka diam cukup lama.

“Maka tersenyumlah.” Ucap Kyu tegas.

“Dan apakah kau sanggup?” eunsill menatap mata gelap Kyu.

“Kenapa tidak?” Kyu menyunggingkan senyumnya.

“Bukankah itu berarti kau sudah melupakanku. Menganggapku tidak pernah ada dalam hidupmu?” tuntut Eunsill.

“Aniya. Aku tersenyum, karena masih bisa melihatmu. Berarti kita masih berjodoh khan? Jagiya. Aku mencintaimu saat ini. tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Jadi kita jalani saja apa adanya ne?”

Kyu melingkarkan tangannya ke bahu Eunsill. Eunsill memejamkan matanya. Jagiya. Panggilan itu pun baru sekali ini diucapkan Kyuhyun.

@@@@@

“Aku akan melakukan apa yang kalian suruh. Aku akan menjauhi putri kalian. Tapi berikan aku waktu satu bulan ini. sampai ujian selesai. Aku berjanji mengajaknya pergi ke taman.”

“Apa kami bisa memegang janjimu?”

“Pasti. Aku akan menghilang dari kehidupan putrimu.”

“Baiklah.”

@@@@@

“Happy anniversary Kyu.” Ucap Eunsill.

“Happy anniversary Eunsill-a.” Jawab Kyu.

“Ini kado dariku. Kadoku mana?” eunsill mengangsurkan sebuah bungkusan.

“Ini.” Kyuhyun menyodorkan sebuah bungkusan kecil.

“Apa ini?” eunsill membuka bungkusan kecil tersebut. Sebuah kalung dengan bandul cincin. “Kyu ini?”

“Aku ingin, meski nantinya kita tak bertemu atau telah berpisah. Kau selalu ingat padaku. Bahwa aku pernah menjadi seseorang yang dekat denganmu.” Bisik Kyuhyun. Mengambil kalung itu, dan memakaikannya di leher Eunsill.

Mengecup leher Eunsill yang wangi. Memutar tubuh Eunsill. Hingga tubuh mereka berhadapan. Entah siapa yang memulai, bibir mereka menyatu. Saling berpagutan. Baru kali ini mereka berciuman. Dan itu membuat Eunsill merasa melayang.

Namun, Eunsill merasa aneh. Karena dia bisa merasakan rasa asin disela – sela ciuman mereka. eunsill membuka matanya. Dan melihat Kyuhyun menangis. Kenapa dia menangis?

@@@@@

“Eunsill-a, bagaimana jika kita akhiri saja?”

“Mwo?” eunsill menatap Kyuhyun tajam. Beberapa jam yang lalu mereka berciuman mesra dan sekarang Kyuhyun mengucapkan keinginan untuk berpisah? Yang benar saja.

“Sudah aku bilang, mencintaiku itu melelahkan, menyakitkan dan membuatmu menderita. Tapi kenapa kau terus saja bertahan?”

“Karena aku tidak pernah merasa lelah, sakit bahkan menderita jika aku mencintaimu.”

“Tolong berhentilah mencintaiku.”

“Aku tidak mau.”

“Aku lelah. Lelah dicintai olehmu.”

“Apa?”

“Apa kau tidak mengerti? Berhentilah mencintaiku. Aku sudah merasa lelah dan menderita karena cintamu itu.”

“Maksudmu…..”

“Benar. Kita berhenti saja sampai disini.”

“Baiklah. jika itu maumu. Maaf telah membuatmu menderita.”

Eunsill meninggalkan Kyuhyun yang terdiam di tempat.

“Mianhae Eunsill-a, ini yang terbaik untukmu. Nan… jeongmal saranghaeyo..”

@@@@@

“Ajhussi, aku siap berangkat ke Amerika.”

“Benarkah? Berangkatlah besok pagi. Kau tahu ajhumma dan Siwon sangat senang kau mau ke Amerika juga akhirnya.”

“Baiklah. ajhussi. Gomawo…”

“Ne, ne…”

@@@@@

“Pertunangan?”

“Benar Eunsill-a, dia sangat tampan. Dia akan datang ke Korea untuk liburan. Kalian bertemu saja dulu ne?” ucap Eomma Eunsill.

“Baiklah.”

“Kau tidak akan menyesal Eunsill-a.”

Apa benar aku tidak akan menyesal? Kyu, kau membuatku seperti ini.

End of Flashback.

“Kau nampak baik – baik saja Eunsill-a.”

“Benar. Kau sendiri terlihat sehat.”

“Aku… mendapatkan donor jantung di amerika. Keluarga Choi yang bersusah payah untukku.”

“Dan apakah kau tahu, aku tunangan Siwon Oppa?”

“Iya. Aku tahu. Tapi aku cukup terkejut bisa bertemu lagi denganmu. Dan secepat ini. aku pikir aku akan bertemu setelah kau menikah dengan Siwon Hyung.”

Eunsill terkekeh. Tawanya terdengar menyakitkan.

“Eunsill-a, mianhaeyo.”

Eunsill menatap Kyu mencari apa yang diinginkannya di mata Kyu. Dingin. Tidak ada apa pun dimata itu.

“Kau.. sudah tidak mencintaiku lagi?”

“Ani. Aku sudah memiliki seseorang yang spesial Eunsill-a.”

Nada suara tegas Kyu menyakiti hati Eunsill.

“Baiklah. aku mengerti.”

Eunsill meninggalkan Kyu. Tidak ingin bercakap – cakap lagi. mengutuk kebodohannya yang mau menemui Kyu untuk hal tak penting seperti tadi.

@@@@@

Eunsill duduk bersama dengan kedua orang tuanya. Siwon dan juga kedua orang tua Siwon.

“Bagaimana jika kita mulai saja makan malam nya?” ajak Mr. Park.

“Tunggulah sebentar lagi. putra keduaku belum datang. Anak nakal itu kenapa selalu terlambat.” Eunsill menggigit bibir bawahnya mendengar ucapan calon mertuanya. Mr. Choi nampak menyayangi Kyuhyun.

“Annyeong haseyo, mianhamnida saya terlambat.” Ucap seseorang yang suaranya begitu merdu ditelinga Eunsill. Dia hanya menatap lurus. Dan mendapati ekspresi kekagetan di wajah kedua orang tuanya. Apa mungkin mereka pernah bertemu dengan Kyuhyun?

“Kyu, kau ini tidak sopan sekali. Besan, ini anak keduaku. Kyuhyun.”

“Annyeong haseyo, ajhumma, ajhussi, eunsill-ssi,” sapa Kyuhyun.

“Aku dengar Kyu ini teman SMA Eunsill.” Ucap Mrs. Choi.

“Jincha? Aku tidak tahu.” Mrs. Park menatap lurus ke arah Kyu. Namun, Kyu tidak menunjukkan ekspresi apapun.

“Kyunnie, kau bilang akan menyanyikanku sebuah lagu. Ayolah. Eunsill-a, kau juga bisa piano khan? Ayolah, mainkan kepada kami sebuah lagu.” Ucap Siwon.

Kyu dan Eunsill saling berpandangan. Lalu kemudian, mengangguk canggung.

@@@@@

Eunsill menggunakan gaun pengantin yang sangat indah. Ya, hari ini dia akan menikah dengan Siwon. Seminggu setelah pertemuan mereka yang lalu, akhirnya hari ini  Siwon dan Eunsill-pun menikah. Dia menggenggam bandul cincin dalam kalung yang terpasang dilehernya dari Kyuhyun saat mereka merayakan anniversary mereka. juga saat Kyu memutuskannya.

Apakah ini benar? Jika benar. Mantapkan hatiku Tuhan.batin Eunsill.

“Eunsill-a, ayo keluar.” Ajak Mr. Choi.

Eunsill menghembuskan nafas panjangnya. Mungkin ini memang yang terbaik.

Eunsill mengalungkan lengannya di lengan Mr. Choi. Yang beberapa waktu lagi akan menjadi appanya. Mereka berjalan menuju altar. Di depan sana berdiri dengan gagah Choi Siwon. Eunsill melirik ke arah kirinya. Kyuhyun. Dia memandang ke arahnya. Senyumnya terasa tulus.

Siwon menyambut uluran tangan Eunsill. Dia menggenggam hangat tangan Eunsill. Senyum tak lepas dari wajah tampan Siwon.

“Pendeta, sebelum kau mengambil sumpah. Aku ingin menanyakan sesuatu dulu.” pinta Siwon.

“Silahkan Siwon-ssi.”

“Eunsill-a, aku tanya kepadamu. Apakah kau pernah memiliki hubungan dengan Kyu? Apakau kau pernah mencintainya?”

Eunsill memandang Siwon dengan kaget. Dia mengalihkan pandangannya kearah Kyu yang juga nampak terkejut.

“Kau harus menjawabnya dengan jujur di sini Eunsill-a. Aku tidak mau ada kebohongan.” Ucap Siwon lagi.

“Ne.”

“Dan masihkah?”

Eunsill memejamkan matanya. Lalu membukanya. “Ne.” Gumamnya pelan. Siwon menolehkan kepalanya ke arah Kyu.

“Kyu, kau masih mencintai Eunsill?”

“Hyung aku…”

“Jawab lah Kyunnie.” Ucap Mrs. Choi lembut.

“Ne. Mianhae hyung.”

Siwon melepas genggaman tangannya pada Eunsill. Lalu menuju ke arah Kyuhyun. Dia menampar Kyuhyun.

“Oppa.” pekik Eunsill kaget. Kyu hanya mengusap pipinya yang terasa sakit.

“Kau anggap aku apa Kyu? Aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri. Aku sangat menyayangimu. Tapi kau telah membohongiku.”

“Mianhae Hyung.”

“Aku tidak butuh maafmu.”

“Aku mengerti. Tidak seharusnya aku disini.”

“Benar. Kau tidak seharusnya ada di sini Kyu. Kau seharusnya ada di altar. Mengucapkan sumpah bersama Eunsill.”

Semua orang yang ada di sana nampak terkejut. Tapi tidak dengan kedua orang tua Siwon.

“Hyung..”

“Cepat nikahi Eunsill. Atau aku tidak akan pernah memaafkanmu.”

“Hyung.” Kyuhyun memeluk erat tubuh Siwon. Eunsill hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Menahan tangisnya.

“Kau anak nakal. Cepat. Jangan biarkan Eunsill menunggumu terlalu lama.” Mr. Choi menepuk bahu Kyuhyun. Kyuhyun melepas pelukannya pada Siwon. Lalu mendekati Eunsill. Dia menggenggam jemari Eunsill dengan erat.

@@@@@

“Cho Kyuhyun-ssi, bersediakah kau menerima Park Eunsill sebagai istrimu. Berjanji untuk tetap setia saat suka maupun duka, saat sedih maupun senang, saat sakit maupun sehat sehingga maut memisahkan kalian?”

“Ne. Saya bersedia.” Jawab Cho Kyuhyun sangat mantap.

“Park Eunsill-ssi, bersediakah kau menerima Cho Kyuhyun sebagai suamimu. Berjanji untuk tetap setia saat suka maupun duka, saat sedih maupun senang, saat sakit maupun sehat sehingga maut memisahkan kalian?”

“Ne.. saya bersedia.” Jawab Eunsill pelan dan lembut.

“Dengan ini kusahkan kalian sebagai suami istri. Silahkan kau mencium mempelaimu Cho Kyuhyun-ssi.”

Kyuhyun memegang bahu Eunsill. Membuka cadarnya, dan mengecup bibir lembut Eunsill. Yang dibalas dengan Eunsill.

@@@@@

“Kyuhyun, kau harus membahagiakan Eunsill. Dan saat kau pulang, kau harus memberi kami hadiah. Seorang baby. Ne?” Ucap Siwon. Saat dia mengantar Kyu dan Eunsill untuk berbulan madu.

“Ne Hyung. Gomawo.”

“Ne.”

“Oppa, gomawo.” Peluk Eunsill.

“Jaga Kyuhyun ya Eunsill-a. Karena hanya kau satu – satunya yeoja yang dia cintai.”

“Arraseo Oppa.”

“Anak nakal. Kau dengar ucapan hyungmu khan? Appa dan eomma, mau kau segera memberikan cucu kepada kami. Karena Hyungmu ini memilih untuk bekerja dulu.” ucap Mr. Choi.

“Appa, eomma.. gomawo. Aku tidak mungkin bisa membayar apa yang telah appa dan eomma berikan kepadaku.”

“Cukup dengan kebahagiaanmu.” Ucap Mrs. Choi.

Kyuhyun memeluk Mrs. Choi. Dia sungguh bahagia keluarga angkatnya benar – benar menyayanginya.

“Kyuhyun-a, kami minta maaf atas apa yang pernah kami lakukan kepadamu dulu.”

“Aku sudah melupakannya aboenim.” Ucap Kyuhyun.

Suara pengumuman menginterupsi mereka. eunsill memeluk kedua orang tuanya dan kedua orang tua siwon. Lalu mereka segera memasuki area keberangkatan *apa sich namanya. Author nggak tahu. Babo amat sich*. Dan kedua keluarga melambai ke arah keduanya.

@@@@@

“Ah, Kyunnie sudah menikah. Aku juga harus segera mencari kekasih ah..”

“Benar. Kau harus segera mencari kekasih. Jangan kalah dengan anak nakal seperti Kyu itu.” Ucap Mrs. Choi.

“Anak nakal, tetapi eomma menyayanginya khan?” goda Siwon.

Eommanya tersenyum.

Siwon menatap ke langit.

Dia melepas perasaan cintanya kepada Eunsill untuk adik kesayangannya. Adik yang hanya memiliki keluarga Choi sebagai keluarganya.

“Tolong jaga dan sayangi Kyunnie untuk  kami Siwonnie.” Pesan Appa kyuhyun sebelum beliau meninggal. Menyusul istrinya yang telah pergi terlebih dahulu.

“Ajhussi, aku sudah menjaga Kyunnie. Ajhussi tenang saja. selamanya aku akan menyayangi Kyunnie.” Gumam Siwon.

“Siwonnie, kajja..”

Suara eommanya membuat Siwon melangkah menuju mobil mereka.

@@@@@

“Kyu, aku.. masih tidak percaya. Aku menjadi istrimu.”

“Aku lebih tidak percaya Eunsill-a.” Kyuhyun mengelus lembut pipi Eunsill. “Maaf, membuatmu menderita.”

Eunsill memegang dada disebelah kiri Kyuhyun. Berdetak kencang.

“Kyu, siapa orang spesialmu itu?”

Kyuhyun mencium bibir Eunsill sekilas. “Kau. Kau selalu menjadi yang terspesial di hatiku.”

“Kyu, kau pasti bahagia. Memiliki seorang hyung seperti Siwon oppa dan orang tua seperti aboenim dan eommonim.”

“Sangat. Karena itu. Kita kasih saja keinginan mereka.”

“Apa?”

“Baby.”

Wajah Eunsill merona merah. Dan membuat Kyuhyun gemas. Dia segera merengkuh wajah Eunsill. Mencium bibir Eunsill lembut yang dibalas Kyu. Dan selanjutnya….*hanya eunsill dan Kyuhyun yang tahu #plakkk*

 

 

END.

Past, Present And Future Part 2

Cast :

  1. Kim Heechul
  2. Shin Raena aka me
  3. Choi Siwon
  4. Shin Minyoung aka Nana Chan
  5. Park Jungsoo

Other

Genre : Romance, Little Angst (?)

Rated : Ga tau ini apa… tapi ada sedikit menjurus..

Part : 2/2

Summary : Karena sebuah kejadian tak terduga, Kim Heechul dan Shin Raena menikah. Tanpa cinta. Namun kehadiran mantan pacar Heechul, Shin Minyoung yang adalah adik kesayangan Raena mengacaukan kehidupan pernikahan mereka. lalu apa yang akan mereka lakukan? Melanjutkan pernikahan mereka yang mereka yakini tanpa cinta. Ataukah mengakhirinya? (kayaknya ga cocok dech..)

 

Ini lanjutan  FF sebenarnya kubuat khusus buat Suamiku Chulpa yang tengah berulang tahun, tapi ini aneh sekali. yah meski aneh, gaje, hancur dan ga nyambung ma judul apalagi aku ga sempet ngedit… tetep minta Komennya ya….

oh ya, Makasih buat Nta yang ngasih banyak judul buat ni FF.

Okeh Happy Reading aja dech.. ^^

 

01 April 2011

Author POV

Heechul mengendarai mobilnya perlahan. Diliriknya wajah Raena yang nampak tersenyum. Dari semalam dia menceritakan tentang adiknya. Sepertinya Raena sangat menyayangi adiknya.

Namun, sebenarnya hati Heechul agak resah. Dia merasa sangat familiar dengan jalanan ini.

“Oppa, kita sudah sampai.”

Heechul terdiam.

Bangunan rumah ini tidak asing baginya. Ini rumah…

“Oppa, kajja…” ajak Raena. Heechul berjalan pelan. Mencoba mengatur detak jantungnya.

Raena menekan bel pintu.

Pintu terbuka.

“Eonnie…” suara lembut yang sangat familiar. Nampak senang sekali. dilihatnya 2orang yeoja itu berpelukan.

“Minyoung-ah, kau sudah sehat?”

“Tentu saja. eomma, appa, eonnie sudah datang. Oh ya Eonnie mana suamimu?”

Raena segera menoleh. “Oppa.” Panggilnya lembut. Heechul melangkah pelan. Hatinya sudah lebih tenang. Dia bisa melihat raut wajah Minyoung yang tadinya ceria menjadi pucat. Matanya membelalak kaget.

“Minyoung-ah, dia Kim Heechul suamiku.” Ucap Raena sambil tersenyum senang.

“Annyeong haseyo..” ucap Heechul.

Minyoung masih shock, hingga dia hanya diam. Untung ada Siwon yang langsung menjawab sapaan Heechul. Meski dia sendiri shock.

“Annyeong. Mari masuk. Ajhumma dan ajhussi sudah menunggu. Raena-ya.”

“Siwon-ah, kau makin cakep saja.” heechul bisa melihat Raena memeluk Siwon. Dan tersenyum pahit. Ternyata istrinya adalah keluarga dari mantan pacarnya. Sungguh rumit sekali jalinan takdir mereka.

Raena menggamit lengan Heechul mengajaknya masuk. Heechul melirik ke arah Minyoung yang nampak sedih. Dengan Siwon yang menenangkannya. Kedua orang tua raena menyambut mereka. keterkejutan juga terpancar di wajah keduanya. Karena mereka tahu hubungan Heechul dan Minyoung.

Namun, mereka tidak memperlihatkannya.

“Annyeong..” sapa suara lain. raena dan Heechul menoleh. Lalu dilihatnya wajah namja yang juga tidak asing bagi Heechul.

“Oppa…” Raena nampak senang sekali. dia memeluk erat namja tersebut. Heechul mengernyit. Bagaimana bisa….

“Oppa, kukenalkan kau pada suamiku.” Ucap Raena riang. Dia menarik namja itu.

“Yeobo, ini sahabat kecilku. Sekaligus tetanggaku. Park Jungsoo. Jungsoo oppa. ini suamiku, Kim Heechul.”

“Chul-ah,”

“Jungsoo-ya?”

“Mwo? Kalian saling kenal?”

“Tentu saja Raena, dia sahabatku sejak SMA hingga Kuliah.”

“Jinchayo? Aigo.. aku tidak menyangkanya.” Raena nampak senang sekali. tidak menyadari tatapan tajam Jungsoo untuk Heechul. Sepertinya hanya Raena yang tidak tahu apa – apa tentang hubungan Heechul dan Minyoung.

“Baiklah. bagaimana jika kita mulai makan malamnya. Namun sebelumnya, saengil chukkae aegya…” ucap eomma sambil memeluk Raena.

“Eomma… gomawo.” Raena nampak terharu.

Heechul terkejut. Raena ulang tahun? Dan dia tidak tahu. Namun, dia segera mengatur ekspresinya. Sepertinya hanya Jungsoo yang melihat ekspresi terkejutnya tadi.

“Eonnie-ya, saengil chukkae..”

“Gomawo..”

“Baiklah, baiklah. sekarang kita makan malam saja. sudah berkumpul semua bukan?” ucap appa raena. Raena mengangguk setuju.

@@@@@

@apartemen Heechul, 01 April 2011

“Tidak memberitahuku hari ini ulang tahunmu?” tanya Heechul. Raena tertawa pelan.

“Memang perlu ya? Yang penting sekarang oppa tahu khan?”

“Tapi aku tidak bisa menyiapkanmu hadiah.”

“Aku sudah mendapatkan hadiah yang sangat indah Oppa.” Heechul mengangkat alisnya. “Senyum oppa. itu saja yang aku mau. Ah sudahlah. Oppa pasti lelah. Cepat tidur ne?”

Heechul tertegun mendengar ucapan Raena. Meski Raena sudah tertidur, Heechul masih belum bisa memejamkan matanya. Istrinya begitu baik. bagaimana bisa dia sempat berpikir untuk menyingkirkannya. Dia bahkan tadi sempat mengira, Raena bersikap sok polos. Dan sewaktu di Jepang dia telah menjebaknya. Namun, pikiran itu terhapus saat dia melihat sikap jujur Raena.

Lalu apa yang harus dia lakukan?

@@@@@

03 April 2011

“Jadi, istrimu itu Raena?” Suara Jungsoo nampak tajam.

“Jadi Raena adalah yeoja yang kamu sukai itu?” tanya Heechul datar.

“Benar. Dan kau… bukankah kau berpacaran dengan Minyoung?”

“Benar. Tapi itu dulu. kami sudah putus. Dia yang memutuskanku.” Jawab Heechul.

“Dan kau menjadikan Raena sebagai pelarian hah?” Jungsoo nampak marah sekali. Heechul diam saja. dia tahu perasaan Jungsoo yang mencintai Raena sejak lama. Dan sekarang Raena malah menjadi istrinya. Jika waktu bisa kembali… dia ingin mengulangi kejadian malam itu.

“Kau tahu Raena itu baik. kenapa kau bersikap seperti itu?”

“Jungsoo-ya, seandainya aku tahu Raena adalah kakak Minyoung, aku tidak mungkin menikahinya. Seandainya aku, Raena adalah gadis yang bertahun – tahun kau cintai. Aku juga tidak akan menikahinya. Tapi aku harus bagaimana? Semua sudah terjadi. Saat ini Raena istriku. Dan dia tengah mengandung anakku.”

“Heechul-ah, meski kita bersahabat. Tapi jika kau sampai melukai hati Raena, aku tidak akan segan – segan untuk memutuskan hubungan persahabatan kita. Jadi kali ini kumohon, bahagiakan Raena.”

Heechul POV

“Heechul-ah, meski kita bersahabat. Tapi jika kau sampai melukai hati Raena, aku tidak akan segan – segan untuk memutuskan hubungan persahabatan kita. Jadi kali ini kumohon, bahagiakan Raena.”

Aku terdiam mendengar ucapan Jungsoo. Ya Tuhan… apa yang harus aku lakukan? Bagaimana mungkin aku telah tega menyakiti hati Jungsoo. Padahal aku sangat tahu bagaimana dia mencintai Raena. Bertahun – tahun dia menunggu kedatangan Raena.

Dan aku, telah merusaknya. Merusak impian sahabatku ini. aku tidak pantas menjadi sahabatnya. Dan apakah aku bisa membahagiakan Raena?

@@@@@

Still Heechul POV

Jungsoo sudah lama meninggalkanku. Namun aku masih tetap di sini. otakku rasanya ingin pecah. Bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?

“Oppa.” sapa seseorang. Aku mendongak.

Minyoung. Dan Siwon.

“Jadi Raena eonnie istrimu? Kenapa oppa?”

“Kenapa apanya?” tanyaku.

“Kenapa harus Raena eonnie? kenapa harus dia yang menjadi istrimu?”

“Mana kutahu dia kakakmu.”

Minyoung kembali meneteskan air matanya. Hah. Dia memang cengeng. Dan itu adalah kelemahanku. Tidak bisa melihatnya menangis.

“Aku tidak mau melepaskanmu Oppa. aku masih mencintaimu. Tapi aku juga tidak mau Raena eonnie mengetahui hubungan kita di masa lalu.”

“Apa maksudmu?”

“Aku tidak bisa menyingkirkan Raena eonnie. biarkan dia menjadi istrimu. Tapi aku juga tidak bisa merelakanmu. Bagaimana jika kita berhubungan dibelakang Raena eonnie. tidak mengapa aku menjadi yang kedua. Jika itu bersama Raena eonnie.”

“Neo.. micheyosso…” desisku.

“Minyoung-ah.” Kulihat Siwon menatap Minyoung tak percaya.

“Aku memang gila oppa. aku gila karenamu. Jebal. Kembalilah kepadaku.” Pintanya. Dia menatapku penuh pengharapan. Kulihat Siwon menggeleng. Melihatku diam saja, Minyoung melanjutkan ucapannya. “Raena eonnie sangat menyayangiku oppa. dia selalu memberikan apa yang kumau. Tahukah kau, Dia merelakan semua miliknya yang aku inginkan. Jika aku memintanya, dia pasti akan memberikanmu padaku. Tapi tidak. Aku tidak akan memintanya. Aku ingin dia juga memilikimu. Kau satu – satunya namja yang bisa membuat eonnieku tersenyum. Jadi aku rela menjadi yang kedua. Asalkan aku juga bisa memilikimu.”

“Jika aku tidak mau?”

“Lebih baik aku mati. Dan membiarkan eonnie tahu semuanya. Kau tahu seperti apa sifat eonnie bukan?” aku menatapnya tak percaya.

“Minyoung-ah, apa – apaan kau?” siwon membentaknya. Aku baru tahu Siwon bisa marah juga.

“Siwon oppa, kau mencintaiku khan? Kenapa kau tidak mendukungku?”

“Bagaimana bisa? Raena itu sahabatku. Dia sahabatku jauh sebelum aku mengenalmu. Minyoung-ah, jebal…”

“Aku tidak peduli. Aku mencintai Heechul oppa. oppa, pilih sekarang juga.”

Aku masih diam saja. aku tahu sifat Minyoung. Dia serius dengan ucapannya. Dan aku tahu sifat Raena. Dia pasti akan menyalahkan dirinya seumur hidup jika Minyoung melakukan niatnya.

“Baiklah. aku mau.” Jawabku akhirnya. Minyoung tersenyum senang. Dan Siwon menatapku tajam.

@@@@@

“Aku tidak menyangka kau bisa berbuat begitu.” Siwon berkata seperti itu. Setelah Minyoung berpamitan ke toilet.

“Lalu aku harus bagaimana? Kau khan yang memohon agar aku tidak membuat Minyoung sedih?”

“Tapi Raena… ya ampun. Bagaimana mungkin kau tega mengkhianati yeoja seperti Raena. Kukatakan kepadamu. Sebaiknya kau beritahu Raena secepatnya. Jangan biarkan dia terluka lebih lama. Sebaiknya kau lepaskan raena sekarang. dan biarkan namja lain mendapatkan Raena jika kau berniat menjalin hubungan dengan Minyoung. Kurasa Jungsoo hyung bisa menjaga Raena lebih baik.” ucapan Siwon membuat hatiku sakit.

“Jika aku tidak mau?”

“Jangan egois. Raena akan terluka mengetahui kenyataan ini. apa kau tidak mengerti, Raena belum pernah menyukai seseorang. Dan sekarang dia menyukai orang yang salah. Lebih baik lepaskan dia. aku memohon kepadamu. Demi kebahagiaan Raena juga.”

Aku memalingkan wajahku. Aku mencintai Minyoung. Tapi aku tidak mau kehilangan Raena. Egois memang. Tapi aku tidak bisa berbuat apa – apa.

@@@@@

Author POV

Raena tengah berbelanja di supermarket. Saat dia bertemu kakak iparnya. Heejin.

“Annyeong Raena.” Sapa Heejin. Raena menoleh.

“Eonnie..”

“Sendiri?”

“Ne.”

“Ayo kita ngobrol. Bagaimana jika kita ke cafe saja?”

Raena mengangguk.

“Bagaimana kabar adikku?”

“Heechul oppa baik – baik saja.”

“Hm.. sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu. Aku penasaran dengan awal kisah cinta kalian.”

Raena terdiam. Lalu dia menceritakan kisah pertemuannya dengan Heejin. Yang sebenarnya Heejin sudah tahu dari Heechul.

“Bagaimana bisa…”

“Eonnie boleh berpikir apa saja tentang aku. Tapi aku sendiri tidak tahu bagaimana aku bisa seperti itu. Mungkin karena aku tertarik dan percaya kepada Heechul oppa.”

“Percaya?”

“Ne. Mata Heechul oppa yang membuat aku percaya kepadanya.”

“Lalu, seandainya… bagaimana seandainya mantan pacar heechul kembali dan ingin kau menjauhinya. Bagaimana?”

“Apapun akan aku lakukan. Jika itu bisa membuat Heechul oppa bahagia.”

“Raena, apa kau menyukai Heechul?”

“Ne, eonnie. setelah tinggal bersamanya. Aku semakin menyukainya.”

Heejin menatap Raena. Dia berubah pikiran tentang yeoja ini. dia sangat baik dan tulus.

@@@@@

09 Mei 2011

Hubungan Heechul dan Raena masih baik. namun, sekarang terasa agak dingin. Heechul sedikit menjaga jarak dengan Raena. Dia sering menghabiskan waktu dengan Minyoung. Karena Minyoung selalu merengek kepadanya. dia tidak bisa menolak. Meski perasaan bersalah hadir dihatinya.

Raena POV

Aku tengah hunting foto. Perutku agak membuncit, membuatku agak hati – hati. Ah, seandainya Heechul oppa menemaniku.. tapi dia tengah sibuk. Akhir – akhir ini dia sibuk. Ah, aku rindu kepadanya.

“Raena-ya.” Sapa seseorang. Aku menoleh. Jungsoo oppa.

“Hai Oppa.” aku tersenyum.

“Lagi apa?”

“Hunting foto. Sudah lama aku tidak memotret.”

Dia tersenyum. “Tapi sudah waktunya makan siang. Ayo kita makan siang dulu. nanti aku temani.”

“Oh, baiklah.”

Aku mengikuti langkah Jungsoo Oppa menuju sebuah cafe. Sambil bercakap – cakap, kami melewati pintu cafe. Namun, langkahku terhenti. Pemandangan di depan sana membuatku membatu. Aku melihat adikku, Minyoung tengah bermanja – manja dengan seorang namja. Dan namja itu adalah suamiku sendiri.

aku cukup terguncang melihatnya.

“Raena…” suara Jungsoo oppa terasa kecil. Tanpa berpikir panjang aku berlari, mengabaikan panggilan Jungsoo oppa. aku mencoba menahan air mata. Tapi tidak bisa.

Brugh..

Aku menabrak seseorang.

“Raena.” Aku mendongak. Siwon.

“Siwonnie, bawa aku pergi kemana saja. sekarang.” kataku. Siwon nampak bingung. Tapi dia segera menurutinya. Aku masuk kedalam mobilnya. Dan dia membawaku entah kemana. Aku tidak peduli. Yang penting aku pergi dari sini.

@@@@@

Heechul POV

“Raena.” Aku mendengar suara Jungsoo. Aku menoleh. Dan mendapati Jungsoo berada diambang pintu cafe. Lalu aku melihat Raena berlari. Dia menabrak siwon dan memasuki mobil siwon. Aku segera bangkit, meninggalkan Minyoung yang nampak tercengang.

Entah kenapa, perasaanku menjadi tidak enak. Aku merasa harus mengejarnya. Namun, langkahku terhenti. Jungsoo menghadangku. Tanpa berkata apapun dia memukulku.

“Sudah kubilang, jangan menyakiti hati Raena. Kau benar – benar brengsek Kim Heechul.” Makinya. Dia akan memukulku lagi. tapi, Minyoung langsung menahannya.

“Oppa, berhenti.” Minyoung menghalangi gerakan Jungsoo. Dengan kesal dia meninggalkanku.

“Gwenchana Oppa?” aku diam saja. aku tidak merasakan sakit apapun. Yang aku mau. Aku ingin bertemu Raena. Aku ingin menjelaskan semuanya kepadanya.

“Oppa…”

“Minyoung-ah, ayo aku antar kau pulang.”

“Hajiman…”

“Aku harus bicara kepada Raena.”

“Aku ikut oppa. aku akan menjelaskan semuanya kepada Raena Eonnie.”

“Tidak perlu Minyoung-ah. Aku yang memulai. Jadi biarkan aku yang menyelesaikannya.”

“Oppa, saranghaeyo..”

Aku diam saja. hanya mengecup keningnya lembut. Lalu mengantarnya pulang.

Dalam perjalanan menuju apartemenku, kucoba hubungi ponsel Raena. Tidak aktiv. Telephone apartemen juga tidak diangkat. Kemana Raena?

@@@@@

Aku pulang ke apartemen saat malam gelap. Ketika membuka pintu kudapati Raena yang tengah tersenyum ke arahku.

“Oppa sudah pulang? Sudah kusiapkan air hangat. Oppa mau mandi dulu atau makan dulu?”

Tanpa menjawabnya, aku langsung memeluknya. Hangat. Ini benar Raena.

“Raena-ya..”

“Oppa mandi dulu saja. kau bau.” Ucapnya sambil mendorongku. Aku, mau tidak mau menurutinya. Untunglah dia tidak apa – apa. Untunglah dia baik – baik saja. untunglah dia tetap seperti biasa.

Selesai mandi, aku segera keluar kamar menuju ruang makan. Kudapati berbagai macam makanan kesukaanku.

“Ayo oppa, kita makan dulu.”

“Raena, aku ingin bicara.”

“Nanti saja. Oppa makan dulu.” Perintahnya. Dan makan. Malam ini dia Nampak bicara banyak hal. Ada yang aneh. Aku bias merasakannya. Dia jarang sekali bicara. Seringnya dia mendengarkanku bicara.

Setelah selesai makan, dia membereskan bekas – bekas makan malam kami. Aku menunggunya. Sudah kuputuskan, aku akan bicara kepadanya. Malam ini juga.

“Raena-ah, aku ingin bicara.”

“Oh ya.”Ucapnya pelan. Jantungku rasanya berdetak kencang. Apa dia akan marah kepadaku? Oh, itu memang pantas untukku. Tapi melihatnya tenang seperti ini ada perasaan lain dalam hatiku. Sesuatu seperti ketakutan. Tapi ketakutan akan apa?

“Mengenai hal yang tadi…”

“Ng, oppa.” Potongnya. “Bisakah kita bicarakan besok saja? Aku sedang tidak ingin membicarakan hal itu.”

“Hajiman..”

“Dan bolehkah aku meminta satu hal?”

“Ne?”

“Mala mini… sentuhlah aku oppa.”

“Mwo?” aku agak shock mendengar ucapannya. Dia menunduk. Tapi sekejap kemudian dia menatapku dengan mata beningnya. Perlahan dia mengecup bibirku. Memintaku untuk membalasnya.

Dan tidak mau berpikir panjang lagi, aku segera membalasnya. Ciumannya terasa menuntut. Namun, aku mencoba untuk membalasnya lembut.

“Oppa, kita ke kamar saja. Sofa ini tidak nyaman..” ucapnya disela – sela ciuman kami. Aku mengangguk, lalu menggendongnya ala bridal style. Menuju kamar kami. Dan…. *udah pada tau.. lanjutin aja ndiri bagi yg dah cukup umur*

@@@@@

Pagi harinya aku terbangun dengan senyuman. Sungguh. Tadi malam itu hal yang fantastis. Aku meraba kea rah kiriku. Kosong. Namun, aku berpikir Raena sedang berada di dapur, menyiapkan sarapan pagiku seperti biasanya.

Setelah aku mandi aku segera ke dapur. Aku menemukan sarapan pagiku. Namun, aku tidak menemukan Raena dimanapun. Kemana dia? Tumben sekali dia pergi tidak berpamitan padaku. Aku kembali ke kamar, mencari ponselku untuk menghubunginya, ketika aku melihat sebuah amplop di meja rias. Kuambil dan kubuka.

 

Annyeong Oppa,

Jika oppa membaca surat ini, mungkin aku sudah pergi. Mianhae oppa. Aku tidak mau mendengar penjelasan oppa. Aku sudah tahu semuanya oppa dari Siwon. Sejujurnya, aku sempat kecewa. Tapi kemudian aku berpikir lagi. Untuk apa aku kecewa? Aku tidak boleh kecewa. Memang, kehadiranku itu salah sejak awal.

Oppa, kenapa tidak bilang kalau kau dan Minyoung saling mencintai? Jika kau berbicara dari awal, aku tidak akan merasa sakit hati khan? Kenapa kau harus menyetujui rencana bodoh Minyoung. Minyoung adikku Oppa. adik kesayanganku. Seperti apapun dia, aku tetap menyayanginya. Tidak mungkin aku akan menghalangi hubungan kalian bukan?

Ah, oppa. untuk sekarang ini, aku ingin menenangkan diri dulu. Boleh khan? Nanti, jika aku sudah siap, aku pasti akan menemui oppa, tolong bersabar sebentar ya oppa. kau bisa menyiapkan surat perceraian kita. Aku pasti akan menyetujuinya.

Kita harus kembali ke yang seharusnya. Kau dan Minyoung saling mencintai. Dan aku hanyalah semacam halangan. Tapi halangan ini tahu diri untuk segera menyingkir. Kau harus berjanji untuk membahagiakan Minyoung.

Untuk masalah bayi kita. Kau masih boleh untuk menemuinya. Tapi jikalau kau tak mau juga tidak apa – apa. Aku pasti akan merawatnya.

Oppa, izinkan aku mengucapkan hal yang tidak pernah bias aku ucapkan kepadamu.

Oppa. saranghaeyo…..

 

Raena.

Aku terduduk lemas. Surat itu terlepas dari tanganku beserta air mata yang keluar dari mataku. Raena pergi. Aku melukai orang yang begitu baik kepadaku. Dan aku menyadari satu hal. Aku kehilangan dia. Aku sekarang kehilangan dia, karena keegoisanku.

Dan sampai akhirpun, dia tidak pernah marah kepadaku.

Tidak. Aku tidak mau kehilangan dia. Aku harus menemukannya.

@@@@@

Aku menuju rumah keluarga Raena. Tadi Minyoung menelphoneku untuk menemui keluarganya. Sepertinya kepergian Raena sudah diketahui mereka. Ada Mertuaku. Ada Minyoung. Ada Siwon dan Jungsoo. Bahkan kedua orangtuaku dan noonaku pun ada. Melihat kedatanganku, eomma Nampak marah sekali.

“Apa yang kau lakukan Heechul-ah. Kenapa kau bisa sekejam itu?” murka eomma. Aku hanya diam saja.

“Ajhumma, ini bukan salah Heechul oppa. ini salahku.” Minyoung angkat bicara.

“Minyoung-ah, aku juga tidak menyangka, kau bias setega itu kepada eonniemu. Eonnie yang sangat menyayangimu.”

“Mianhae eomma. Mianhae….. “ tangis Minyoung.

“Chul-ah, eonnie, mau kau menemukan adik ipar eonnie. Eonnie mau kau membawanya kembali.”

“Eooma tidak mau tahu Chul-ah. Eomma mau menantu eomma. Hanya dia yang akan menjadi menantu keluarga Kim. Eomma tidak mau yang lain. Meski kau tidak mau mencintainya.”

“Aku tahu eomma.” Ucapku pelan. Kulihat Minyoung menunduk. Kecewa dengan ucapan eomma. Tapi aku tidak bisa apa – apa. Aku sendiri memang menginginkan Raena saat ini. Kudekati Minyoung.

“Minyoung-ah, mianhae.. memang seharusnya hubungan kita berakhir. Aku yang sudah egois ini hanya bisa meminta maaf padamu.” Ucapku. Tangis Minyoung semakin keras.

“Andwe oppa.” rengeknya. Namun, aku tidak peduli. Ini lebih baik. Karena yang kuinginkan sekarang adalah Raena.

“Aku minta maaf turut campur. Tapi sepertinya, Raena ingin, berpisah dari Heechul.” Ucapan Jungsoo membuat semuanya kaget. Begitu juga aku.

“Apa maksudmu Jungsoo-ya.”

“Tadi pagi, dia menemuiku. Dia hanya berpesan, agar Heechul membahagiakan Minyoung.”

Aku berjalan mendekatinya. “Kau tahu dimana Raena Jungsoo-ya, cepat katakana kepadaku.”

“Mian heechul-ah. Tapi aku tidak bisa mengatakannya. Raena yang memintanya.”

“Tidak peduli seberapa ketatnya kau menyembunyikan Raena, aku akan menemukannya.”

“Untuk apa? Untuk menyakitinya? Berhentilah memberi harapan jika hatimu masih tidak yakin. Sebaiknya kau biarkan dia berpikir lebih dulu.” Aku terdiam mendengar ucapan Jungsoo. Ucapannya benar. Aku tidak boleh terus – terusan egois.

“Eommonim, abonim.. mianhae,,, aku tidak bisa menjaga Raena dengan baik.” Ucapku sambil membungkuk.

Mereka hanya diam. Aku tahu mereka kecewa padaku.

@@@@@

09 Juli 2011

Sudah 2bulan Raena menghilang. Aku merasakan duniaku semakin kosong dan dingin tanpanya. Bodohnya aku, betapa aku membutuhkannya. Betapa aku mencintainya. Aku sudah mencarinya kemana – mana. Aku tidak menemukannya.

Hubunganku dengan Minyoung pun aku akhiri. Rasanya, sedikit kelegaan. Minyoung, masih ada Siwon yang tulus mencintainya. Tidak apa jika aku akhiri. Karena sekarang ini hatiku dipenuhi oleh Raena.

Aku masih sering membayangkan saat – saat kami bersama. Betapa nyamannya saat aku bersamanya. Dia selalu mendengar keluh kesahku.

Raena, aku merindukanmu…

“Chul-ah, ayo pulang. Eomma sudah menunggumu. Eomma sudah memasakkan makanan yang lezat untukmu.”

Aku hanya menatap Heejin noona. Ya, semenjak raena menghilang. Aku tinggal di rumah orang tuaku. Aku tidak tahan dengan rasa kosong dan dingin yang kurasakan.

Drrt… drrrt…

Dengan malas, aku buka ponselku.

From : Minyoung

Oppa, bisakah kau pulang ke apartemenmu. Ada yang menunggumu.

Aku mengerutkan keningku. Siapa yang menungguku?

“Waeyo Heechul-ah?”

“Aniya Noona. Ng,,, tapi boleh tidak malam ini aku ke apartemen?”

“Kau yakin?”

“Aku.. aku merindukannya noona.” Ucapku sendu.

“Baiklah.”

Aku tersenyum. Benar. Aku sangat merindukannya. Meski nantinya aku akan merasakan dingin lagi, tidak apalah. Hari ini saja.

@@@@@

10 Juli 2011, 00.05

Author POV

Heechul memasuki apartemennya yang gelap. Dia meraba – raba dinding untuk mencari saklar. Begitu lampu menyala dia Nampak kaget.

Apartemennya Nampak bersih dan rapi. Seperti ada yang membersihkannya. Heechul berjalan menuju ke kamarnya. Begitu pintu terbuka dia mendapati puluhan lilin terhampar di lantai kamarnya. Seperti membentuk jalan. Kamarnya gelap. Hanya di terangi lilin itu. Yang mengarah kea rah balkon kamarnya.

Dia berjalan, dan mendapati meja dan dua kursi. Diatasnya tertata bermacam – macam makanan kesukaannya, dan sebuah kue tart dengan lilin diatasnya. Yang membuatnya terharu adalah yeoja yang berdiri di samping meja itu.

Dia Nampak cantik memakai gaun ibu hamil. Perutnya membuncit namun, itu membuat dia terlihat menawan saja. Dia, Raena. Tersenyum kea rah Heechul yang diam mematung.

Heechul bergegas mendekati Raena. Dan memeluknya. Hangat. Nyata. Ini bukan mimpi.

“Raena, ini kau khan?”

“Pajo oppa.” ucapnya. Heechul memeluk raena semakin erat. Tapi Raena hanya diam saja. Tidak membalas pelukan Heechul.

Setelah beberapa saat, Heechul melepas pelukannya.

“Saengil chukka Oppa.” ucap Raena. Heechul mengerjap.

“KAu tahu?”

“Aku tahu beberapa hal tentangmu Oppa.” jawab RAena pelan.

“Make a wish oppa. lalu tiup lilinnya.”

Heechul menurut. Dia memejamkan matanya. Tuhan, tolong. Jangan biarkan dia pergi lagi. Izinkan aku membahagiakannya di sepanjang hidupku. Doa Heechul.

Lalu dia membuka mata dan meniup lilinnya.

Sepanjang malam dia tidak melepas pandangannya dari Raena. Mereka makan dalam diam. Sungguh aneh sekali makan tepat tengah malam. Tapi mereka seperti tidak peduli.

@@@@@

“Oppa, tidurlah.” Suruh Raena.

“Aniya.”

“WAe?”

“Aku takut. Saat aku memejamkan mataku, kau akan pergil lagi. Jebal. Jangan tinggalkan aku lagi. Kajima.” RAena tersenyum perih.

“Tapi aku harus pergi oppa. tidak seharusnya aku ada di sini. Kau harus kembali bersama Minyoung.”

“Aniya. Aku ingin kau Raena. Saranghae…jeongmal saranghaeyo..” ucap Heechul.

Raena menahan airmata yang berkumpul dipelupuk matanya. Tidak. Dia tidak boleh menangis.

“Nado Oppa.” heechul merengkuh tubuh mungil Raena. Dan membawanya ke pelukannya.

@@@@@

10 Juli 2011

Paginya, Heechul terbangun dan langsung meraba sebelah kirinya. Kosong. Dengan panic Heechul keluar dan akhirnya bernafas lega saat melihat Raena sedang memasak. Dia langsung memeluk Raena dari belakang. Membuat Raena terlonjak.

“Sudah bangun Oppa?” desis Raena.

“Ne.”

“Mandilah dulu. Kau bau.”

“Kenapa kau selalu mengatakan aku bau Chagiya.” Manja Heechul.

“Itu kenyataan. Sudah oppa mandi. Aku harus memasak. Aku tidak mau nanti masakan belum matang, mereka sudah dating.”

“Mereka? Mereka siapa?”

“Eomma, appa, eommonim, abonim, heejin eonnie, Wookie, Jungsoo Oppa, Minyoung, Siwon… sudah cepat mandi sana.”

“Memang mereka akan dating jam berapa?”

Raena melirik jam dinding.

“Hm. Sekitar 15 menit lagi.”

“Mwo?” heechul buru – buru kembali ke kamar mandi setelah mengcup bibir Raena singkat. Raena tersenyum kecil.

Apa keputusannya benar? Batinnya.

@@@@@

“Jadi apa keputusanmu nak?” Tanya eommonim atau eomma Heechul lembut. Setelah mereka makan bersama.

“Semuanya. Aku minta maaf.” Ucap Raena pelan. Dia menunduk. Tubuh Heechul menegang mendengar permintaan maaf Raena. Hatinya kembali takut.

“Minyoung-ah, maaf aku tidak tahu kalau Heechul adalah namja yang sangat kau cintai. Seandainya tahu, aku tidak akan… tapi semua telah terjadi. Mian Minyoung-ah, kau tahu aku sangat menyayangimu. Tapi sekali ini saja. Bolehkah aku egois?”

Semua menatap kea rah Raena.

“Aku mencintai suamiku ini. Aku tidak bisa meninggalkannya. Aku sudah merenung. Aku memang menyuruhnya untuk menyiapkan segala hal untuk perceraian kami. Tapi aku tidak sanggup. Aku membutuhkannya. Aku tidak mau bercerai dengannya.” Ucap RAena tenang,

Heechul terdiam. Dia menatap lekat Raena. Hatinya sungguh bahagia. Sementara yang lain Nampak bernafas lega.

“Eonnie, aku yang harusnya minta maaf. Aku yang selama ini egois. Aku yang selama ini iri kepadamu. Aku yang selama ini ingin menjadi baying – bayangmu. Aku selalu memikirkan diriku sendiri. Tanpa pernah melihat perasaan eonnie. Mianhae eonnie. Aku mencintai Heechul oppa. tapi aku lebih mencintaimu.”

“Aku tahu. Aku tahu kau sangat mencintaiku.” Minyoung memeluk Raena erat. Air mata mereka tumpah. Namun, itu adalah air mata bahagia.

Heechul melihat kedua wanita yang dia cintai saling berpelukan.

“Oppa. mianhae,” ucap Minyoung. Heechul melangkah kea rah Minyoung dan memeluknya. Pelukan seorang kakak kepada adiknya.

“Gomawo.” Bisik Heechul. Minyoung mengangguk.

“Semuanya aku minta maaf. Karena keegoisanku, Raena dan Minyoung menderita. Tapi bagiku sekarang, Minyoung adalah masa laluku. Sekarang dan masa yang akan dating adalah Raena. “

Heechul melepas pelukannya. Kemudian dia berlutut kea rah Raena.

“Aku tidak melamarmu dengan baik. Kali ini izinkan aku melamarmu dengan benar. Shin Raena, aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Aku berjanji tidak akan menyakitimu lagi. Akan selalu membahagiakanmu. Jadi bersediakah kau tetap menjadi istriku. Mencintaiku. Memberiku rasa nyaman, dan membesarkan anak – anak kita bersama?”

“Ne, oppa. aku mau.” Raena memeluk Heechul erat.

Semua yang ada disana bertepuk tangan.

Minyoung menatap kedua orang itu sambil tersenyum. Namun, air matanya juga turun perlahan. Tidak dia pungkiri. Dia sedih. Orang yang dicintainya memilih yeoja lain. Tapi dia juga tidak bias berbuat apa – apa. Itu sudah pilihannya.

“Minyoung-ah, uljima. Ada aku.” Bisik seseorang.Minyoung menoleh. Siwon. Dia lupa. Masih ada Siwon yang tulus menyayanginya.

“Oppa, maukah kau membantuku?”

“Ne?”

“Bantu aku untuk melupakan Heechul Oppa. Dan mulai mencintaimu.” Siwon menatap Minyoung tak percaya. Lalu mengangguk yakin.

“Pasti. Gomawo. Mau memberiku kesempatan.”

“Aku yang harusnya berterima kasih. Karena Oppa mau menungguku.”

Siwon tersenyum. Akhirnya penantiannya tidak sia – sia.

Sementara itu di sudut lain. Jungsoo menatap kebahagiaan keluarga ini. Dia turut tersenyum. Melihat kebahagiaan bidadari kecilnya.

“Annyeong nae sarangi…” gumamnya.

Benar, dia harus melupakan masa lalu. Dan mulai menatap masa depannya.

“Baiklah. Sepertinya kebahagiaan ini harus kita rayakan. Bagaimana jika kita berlibur ke Jejudo? Dulu Raena menolak berbulan madu ke sana. Tapi sekarang tidak ada alas an lagi. Karena kita berangkat bersama.” Putus Eomma Heechul.

Dan disetujui oleh semuanya.

@@@@@’

Cinta itu tidak akan pernah bisa kita terka kapan datang dan pada siapa. Dengan cara apa dia hadir. Kita hanya bisa menjalaninya dan merasakannya….

 

FIN

Past, Present and Future

 

 

 

Cast :

  1. Kim Heechul
  2. Shin Raena aka me
  3. Choi Siwon
  4. Shin Minyoung aka Nana Chan
  5. Park Jungsoo

Other

Genre : Romance, Little Angst (?)

Rated : Ga tau ini apa… tapi ada sedikit menjurus..

Part : 1/2

Summary : Karena sebuah kejadian tak terduga, Kim Heechul dan Shin Raena menikah. Tanpa cinta. Namun kehadiran mantan pacar Heechul, Shin Minyoung yang adalah adik kesayangan Raena mengacaukan kehidupan pernikahan mereka. lalu apa yang akan mereka lakukan? Melanjutkan pernikahan mereka yang mereka yakini tanpa cinta. Ataukah mengakhirinya? (kayaknya ga cocok dech..)

 

Ini FF sebenarny kubuat khusus buat Suamiku Chulpa yang tengah berulang tahun 10 Juli 2011 yang lalu,, udah aku post di FB, tapi baru bsa aku post disini sekarang… terlambat sekali dan  ini aneh sekali. yah meski aneh, gaje, hancur dan ga nyambung ma judul tetep minta Komennya ya….

 

Okeh Happy Reading aja dech.. ^^

 

Tokyo, 25 Desember 2010

Kim Heechul. Seorang namja yang cukup sempurna. Kaya. Tampan. Sukses. Dan Terkenal. Rasanya tak kan mungkin ada yeoja yang akan menolaknya. Apalagi Heechul bukan namja yang sombong. Dia terkenal sebagai orang yang baik, ramah dan lembut. Banyak nilai plus dari diri seorang Kim Heechul.

Namun nyatanya dia masih merasa memiliki satu kekurangan.

Kekasih.

Ya, dia tidak memiliki kekasih semenjak…. errr…. 3 jam yang lalu. Benar. Seorang Kim Heechul dicampakkan oleh seorang kekasih yang dicintainya. Seorang kekasih yang telah 3tahun ini bersamanya. Dan alasannya sangat klise. Tidak ada kecocokan lagi. Dan lebih menyedihkan lagi adalah dia diputuskan tepat saat Natal.

Itulah yang membuatnya cukup terpuruk. Sepertinya seorang Shin Minyoung sungguh hebat, sanggup membuat Kim Heechul yang digilai banyak yeoja itu merasa patah hati. Dan baru kali ini Heechul patah hati. Meski Minyoung bukan kekasih pertamanya.

“Shin Minyoung.” Teriak Heechul.

Tidak dipedulikannya orang – orang yang berada di taman ini memandangnya aneh. Dia tidak peduli dengan salju yang mengguyur kota Tokyo. Dia tidak merasa kedinginan. Dia tidak merasakan apapun. Hatinya terasa kebas.

Padahal dia berniat untuk melamar Minyoung. Dia sudah mempersiapkan segalanya. Nyatanya semua itu sia – sia saja. Dia jauh – jauh datang dari Seoul hanya untuk kekasih yang sudah setahun ini tidak ditemuinya. Tapi ternyata…..

Sungguh, malang sekali Kim Heechul.

@@@@@

Salju semakin deras saja. Namun seorang gadis nampaknya tidak peduli. Dia menuju ke sebuah supermarket tak jauh dari tempat tinggalnya. Dia mengeratkan pegangannya pada payung hitamnya.

“Ah dasar menyebalkan mereka itu. Seenaknya saja menyuruhku membeli bahan makanan. Bilang saja ingin bermesraan. Hah tahu begitu aku pulang ke Seoul saja.” Gerutu gadis yang bernama Shin Raena.

Shin Raena seorang fotografer. Meski tidak terkenal, dia seorang yang pantang menyerah. Lebih tepatnya ngotot dan keras kepala.. Tapi dia juga seorang yang baik dan ramah.

Dia mungil. Tingginya hanya 155cm saja. Tidak feminim. Tapi juga tidak tomboy. Dan dia belum pernah berpacaran sekalipun selama 23tahun kehidupannya. Dia sudah lama tinggal di Jepang, karena dia kuliah dan bekerja di Jepang.

Tak lama Raena keluar dari supermarket. Dia sudah mendapatkan barang yang dibutuhkan dan dicarinya. Dengan menenteng dua plastic di tangan kirinya dia mulai berjalan menembus hujan salju lagi.

Namun, langkahnya terhenti saat dia mendengar ucapan – ucapan orang yang kebetulan berpapasan dengannya. Mereka sepertinya membicarakan seorang lelaki yang nekat. Karena duduk di bangku taman di tengah hujan salju. Raena menoleh dan mendapati seorang lelaki yang cukup tampan Nampak duduk melamun di taman. Wajahnya Nampak frustasi. Sungguh kasihan.

Tanpa sadar, Raena berjalan mendekat kea rah lelaki itu. Wajah lelaki itu terlihat pucat. Pasti karena kedinginan. Raena segera memayungi lelaki itu. Membuat sang lelaki yang tak lain adalah Heechul mendongak. Dia bingung melihat ada seorang gadis yang tak dia kenal tengah memayunginya. Dia semakin bingung melihat gadis itu tersenyum kepadanya. Tapi dia bias merasakan hatinya yang beku selama 3 jam tadi perlahan menghangat melihat senyum gadis itu. Membuatnya tanpa sadar tersenyum juga.

@@@@@

Raena dan Heechul tengah berada di sebuah kedai. Mereka memesan sake. Heechul dan Raena meminum sake tanpa banyak bicara. Namun, setelah menghabiskan 2 gelas sake dan mulai  merasa mabuk, Heechul memecahkan keheningan diantara mereka.

“Kau tahu, aku merasa sangat kecewa. Aku sudah menyiapkan segalanya tapi semuanya sia – sia. Dasar yeoja tidak tahu diri.” maki Heechul.

“Memang kamu menyiapkan apa?” Tanya Raena ingin tahu. Padahal dia juga sudah mulai mabuk.

“Aku akan melamar dia. Di bawah pohon natal. Itu keinginannya. Tapi ternyata di bawah pohon natal raksasa itu dia memutuskan aku. Padahal selama 3 tahun berpacaran hubungan kami baik – baik saja. Tapi kenapa dia memutuskan hubungan kami dengan alasan tidak cocok? Sungguh lucu sekali.” Heechul mengeluarkan uneg – unegnya.

Raena hanya mendengarkan saja. dia bisa melihat kesedihan di mata coklat lelaki itu. Pasti lelaki itu sangat mencintainya bukan? Raena iri dengan gadis beruntung yang tidak tau diri itu. Meski tidak mengenal lelaki di depannya, tapi dia bisa menangkap besarnya cinta lelaki itu.

“Sudahlah tuan, lupakan saja wanita itu. Kau tampan. Kau pasti bisa mendapatkan wanita mana saja yang kau mau.” Ucap Raena.

Heechul menatap wajah gadis di depannya.

Saat ini dia baru menyadari bahwa wajah gadis didepannya sangat cantik tanpa riasan apapun yang menempel diwajahnya. Terlihat apa adanya. Rambutnya dibiarkan tergerai. Mungkin untuk mengurangi rasa dingin. Meski dia sudah memakai baju tebal. Dan dia terlihat begitu menawan di mata Heechul yang mabuk dan tengah patah hati.

“Apa kau tidak akan menolakku jika aku melamarmu?”

Raena terdiam mendengar ucapan laki – laki di depannya. Kesadarannya sedikit memulih.

“Would you marry me?” ucap Heechul. Dan dia mengangsurkan sebuah cincin sederhana bermata satu, namun terlihat sangat indah.

Mata Raena membelalak. Ada seseorang melamarnya. Di sebuah kedai sake. Saat mereka setengah mabuk. Sungguh sesuatu yang aneh. Namun, lebih aneh lagi saat Raena mengangguk. Dan menjawab yakin.

“I Do.” Bibir Heechul tertarik ke atas membentuk sebuah senyum yang sempurna saat mendengar jawaban Raena. Dia langsung menarik jemari lentik Raena dan memakaikan cincin itu ke jari manis kiri Raena. Sejujurnya mereka berdua tidak tahu bagaimana mereka bisa bertindak begitu nekat dan aneh. Mungkin karena mereka mabuk. Mungkin juga karena ada rasa tertarik diantara keduanya.

Entahlah. Mereka sendiri tidak tahu kenapa.

“Dengarkan semuanya. Aku baru saja melamar seorang wanita. Dan diterima jadi kalian bisa minum sepuasnya. Aku akan mentraktir kalian.” Ucapnya dengan bahasa Jepangnya yang fasih, membuat semua yang ada di kedai tersebut bersorak riang.

Semburat warna merah memenuhi pipi Raena. Heechul kembali mengalihkan pandangannya ke arah Raena.

“Gomawo.”

“Cheonmaneyo… ehm, tapi kita bahkan belum saling mengenal.” Ucap Raena pelan.

Heechul terkekeh. “Naneun Kim Heechul imnida. Neo?”

“Naneun.. Shin Raena.”

Lalu keduanya kembali menyunggingkan senyum.

@@@@@

27 Desember 2010

Raena POV

“Mwo? Eonnie serius? Kapan kalian berpacaran? Kenapa tidak pernah bercerita?” ucapan adik semata wayangku membuatku diam saja. masa aku harus bercerita, kalau aku tidak pernah berpacaran. Bahkan aku tahu namanya saja setelah dia melamarku. Dia melamarku pun dalam keadaan mabuk.

Aku sendiri masih merasa seperti mimpi. Setelah dia memperkenalkan dirinya, dia langsung mengajakku ke hotel tempat dia menginap. Dan entah apa yang merasukiku. Aku mengikutinya begitu saja. Sepertinya aku memang tertarik kepadanya. Tapi entah apa yang ada dipikirannya. Aku tidak tahu. Dan sepertinya aku juga tidak peduli. Dan akhirnya aku bermalam di kamar hotelnya.

Kalau diingat – ingat, saat itu seperti bukan aku saja. Aku tidak pernah menyangka memiliki sifat liar seperti itu. Setiap mengingat malam itu membuat wajahku memanas. Aku malu sekali.

Kenapa aku tidak berpikir panjang sebelum memutuskan hal tersebut. Sedangkan itu yang pertama bagiku. Bagaimana jika lelaki itu tidak bertanggung jawab. Tamatlah riwayatku.

Memang, dipagi harinya saat aku terbangun, aku tiba – tiba merasakan ketakutan. Dan risau. Tentang lamarannya itu. Bukankah dia melakukannya saat mabuk. Jika dia sadar dan menyangkalnya bagaimana? Tapi ketakutanku sirna.

Flashback

Saat itu kami sarapan di restauran hotel. Aku masih malu dan gugup. Apalagi pagi itu dia terlihat mempesona.

“Ng.. Heechul-ssi, tentang semalam…”

“Raena-ya, kau tidak usah khawatir. Aku serius ingin menikahimu.”

“Tapi.. tapi kita tidak saling mengenal.” Ucapku terduduk malu.

“Tidak apa, kita bisa saling mengenal setelah kita menikah. Usiaku sudah cukup. Dan…”

“Dan?”

“Keluargaku ingin aku segera menikah, mereka tahu aku ke Tokyo untuk melamar yeoja yang sudah 3tahun ini menjadi kekasihku. Aku tidak mungkin mengatakan sudah diputuskan kepada orang tuaku yang sudah berharap.”

“Ne.”

“Mianhae jika aku bersikap seenaknya sendiri. Apa kau sudah punya kekasih?”

“Aniya. Aku belum punya kekasih.”

“Jadi, tidak apa kan jika kau menikah denganku? Apalagi semalam kita….”

“Arraseo.”  Potongku. Aku malu.

“Kalau begitu mulai sekarang panggil aku oppa atau Chagi.”

“Oppa saja.” Putusku.

“Dan satu hal lagi Raena-ya, orangtuaku sudah mempersiapkan pernikahanku. Mereka ingin mengadakan pernikahan sebelum tahun baru. Jadi, apa kau siap jika menikah denganku tanggal 29 nanti?”

“Secepat itu?”

“Ne.”

“Tapi…”

“Kau cukup memberitahu keluargamu dan beberapa orang yang ingin kau undang. Semua persiapan sudah selesai. Otthe?”

“Aku.. tidak bisa menolaknya.” Senyum Heechul melebar.

Flashback end

“Eonnie, kenapa diam saja?” suara Minyoung, adikku membuyarkan lamunanku. Aku tergagap.

“Ah, sebenarnya kami belum lama berpacaran.”

“Dia orang mana?”

“Orang Korea.”

“Dan dia melamarmu di Jepang. Wah, dia pasti sangat mencintaimu sampai dia rela jauh – jauh ke Jepang hanya untuk melamarmu.” Aku tersenyum saja miris. Seandainya Minyoung tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Lalu bagaimana hubunganmu dengan namjachingumu itu?”

Kulihat wajah adikku murung. “Aku putus dengannya.”

“Mwo? Hajiman…”

“Eonnie, akan lebih baik kami putus saja, daripada dia berpacaran dengan orang penyakitan seperti aku.”

“Tapi sebentar lagi, kau akan dioperasi khan? Kau pasti sembuh.”

“Iya kalau sembuh, kalau nggak? Eonnie tenang saja. Jika aku sembuh, aku pasti akan berjuang untuk mendapatkannya kembali.”

“Ne. kau harus bahagia nae dongsaeng.” Minyoung tersenyum.  Lalu dia memelukku.

“Eonnie, juga jangan khawatir. Ngomong – ngiomong kapan eonnie akan menikah?”

“Tanggal 29 ini.” Ucapku tenang.

“Mwo? Eonnie. Itu khan lusa? Kau gila?”

“Mungkin. Tapi, entah kenapa aku tidak bisa melepasnya.” Ucapku jujur. Dia terlalu sempurna untuk aku tolak. Biarlah, aku dikata egois atau apa. Tapi aku tidak mau melepas kesempatan yang mungkin tidak akan datang 2 kali.

“Tapi eonnie, aku hari ini sudah harus terbang ke Amerika. Aku tidak mungkin bisa menghadiri pernikahanmu.”

“Minyoung-ah, kau tenang saja, yang penting operasi kamu berhasil dulu. Mianhaeyo, tidak bisa menemanimu operasi.”

“Gwenchanayo eonnie. Ada Siwon oppa juga. Pokoknya aku akan berusaha untuk sembuh, agar aku bisa bertemu dengan eonnie dan suami eonnie nantinya. Dan jika bisa, calon keponakanku.” Aku bisa merasakan wajahku memanas.

Ting tong…

Suara bel pintu menyelamatkanku sepertinya. Aku segera membuka pintu. Dan kulihat seorang namja jangkung. Dia tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya yang dalam.

“Annyeong Rae-ya.”

“Annyeong Siwon-ah. Mau menjemput Minyoung?”

“Ne. Kami harus ke bandara sekarang agar tidak terlambat. Apa dia sudah siap?”

“Aku sudah siap oppa.” Jawab Minyoung sebelum aku sempat menjawab.

Siwon tersenyum, lalu mengambil koper yang diangsurkan Minyoung. “Rae-ya, kami berangkat ya.” Ucapnya.

“Eonnie, kami berangkat ya.”

“Ne. hati – hati. Nanti kalau sudah sampai sana hubungi aku ne?”

“Arraseo.”

Aku memberikan pelukanku kepada adik dan sahabatku. Siwon adalah sahabatku. Dia juga asli Korea, tapi sudah lama dia tinggal di Jepang. Kami bersahabat sejak aku pertama kali menginjakkan kakiku di Jepang. Kami satu sekolah.

Dan dia juga sudah menjadi fotografer terkenal.

Aku tahu, Siwon menyukai adikku. Tapi adikku sudah memiliki namja yang dia cintai. Aku juga tidak bisa memaksa perasaan adikku. Meski keduanya akrab dan mesra, tapi itu karena Minyoung menyayangi Siwon seperti kepada oppanya sendiri.

Ah, aku harus segera membereskan barang – barangku. Heechul Oppa akan menjemputku sebentar lagi.

@@@@@

Heechul POV

Taksi yang aku naiki berhenti di depan apartemen tunangan dadakanku. Yah, meski egois tapi aku tidak begitu menyesal. Dia cantik. Dia baik. Dan sepertinya berasal dari keluarga baik – baik saja. Aku hanya merasa heran, kenapa dia mau menerima lamaranku yang tidak masuk akal itu. Dan lebih tidak mengerti diriku adalah aku membawanya menginap dikamar hotelku, menghabiskan malam bersamanya. Padahal aku masih mencintai Minyoung.

Sepertinya otakku menjadi tidak beres setelah aku putus dari Minyoung. Tapi karena kejadian semalam aku tidak mungkin lepas tanggung jawab. Ya ampun, aku baru menyadari, akuyang pertama bagi Raena. Yah, sedikit bangga juga sich menjadi yang pertama bagi Raena. Tapi aku juga merasa kasihan kepadanya. Aku…. Tidak mencintainya.

Tapi sepertinya mengikat diri bersamanya lebih baik, daripada mengharapkan Minyoung yang telah mencampakkanku. Aku bukan namja yang akan terus bersabar jika telah dicampakkan.

Langkahku terhenti saat melihat pemandangan di depan sana. Aku melihat yeoja yang telah mencampakkanku. Minyoung. Dia tengah berjalan bersama seorang namja yang kuakui.. err… sangat tampan. Mereka nampak dekat sekali. aku tidak pernah tahu Minyoung memiliki teman namja yang dekat selain aku.

Kutatap lekat – lekat mereka berdua yang kuyakin tidak melihatku. Buktinya mereka masuk ke dalam mobil mewah itu begitu saja. jadi inilah alasan Minyoung mencampakkanku. Bukan karena kami tidak cocok lagi. tapi lebih karena dia telah memiliki namja lain.

Begitu mobil itu berjalan meninggalkan halaman apartemen tersebut, aku segera masuk ke bagunan apartemen tersebut. Hei, apa ini suatu kebetulan? Minyoung dan Raena tinggal di apartemen yang sama. Apa mereka saling mengenal?

Aku menghapus pikiran itu saat aku sudah sampai di depan pintu sebuah kamar. Pelan, kutekan bel pintu. Tak lama kemudian, muncul yeoja yang kemarin pagi aku antarkan pulang. Dia nampak santai sekali, dengan hotpants hitam dan kaos kebesaran warna putih. Dia nampak terkejut melihat kedatanganku.

“Oppa sudah datang? Aku pikir masih nanti sore.”

“Kita berangkat nanti sore, tapi aku langsung check out saja. itu sebabnya aku membawa barang – barangku ke sini. Apa kau belum siap – siap?” tanyaku.

“Sudah kok. Ah, masuk dulu Oppa. Aku akan mandi dulu. maaf, aku belum sempat mandi. soalnya tadi aku membantu adikku beres – beres.” Aku mendengar dia berbicara panjang lebar. Sepertinya dia merasa agak gugup.

“Mmm.. Raena-ah,” gumamku.

“Ne?” dia berbalik.

“Aku lapar. Bisakah kau memasakkanku sesuatu?” tanyaku tanpa malu. Dia nampak bengong. Lalu segera mengangguk.

“Oppa duduklah dulu. aku akan buatkanmu sarapan.” Dia menghilang dibalik tembok yang kuyakin adalah dapur. Segera kubuka mantel tebal yang kupakai. Lalu melangkah menuju sofa. Apartemen ini tidak sebesar apartemenku, tapi terlihat menarik. Dan rapi. Sayangnya, beberapa barang sudah tidak ada. Sepertinya sudah dibereskan semua.

Tak lama kemudian Raena keluar membawa piring berisi setangkup roti isi yang cukup besar. Dan segelas cappucino.

“Mian oppa, aku tidak memiliki bahan makanan apa – apa, jadi aku hanya bisa membuatkanmu roti isi.”

“Ini sudah lebih dari cukup. Gomawo.”

Dia tersenyum. Lalu duduk, menemaniku sarapan. Hm, rasanya lumayan enak.

“Kau tidak sarapan juga?”

“Aku tadi sudah oppa, bersama adikku.”

“Oh ya, dimana adikmu?”

“Dia baru saja pergi. Dia harus menjalani operasi. Jantungnya bermasalah. Dan sekarang ada donor jantung, jadi dia ke Amerika untuk menjalani operasi tersebut.” Jelasnya. Aku hanya mengangguk sambil meneruskan makanku.

Dia tidak melakukan apapun. Hanya duduk diam menungguiku menyelesaikan makanku. Entah kenapa aku merasa pilihanku tak salah. Dia bisa menjadi istri yang baik.

Selesai aku makan, dia langsung membawa piring dan gelas bekasku makan. Mencucinya.

“Oppa aku mandi dulu ya, tidak apa khan aku tinggalkan oppa?”

“Ne.” Ucapku. Sepeninggalnya, aku menyalakan TV. Tidak ada acara yang bagus tapi daripada aku diam saja. jadi lebih baik aku menonton acara TV.

@@@@@

Author POV

Raena baru saja selesai mandi. rambutnya masih basah. Dan dia juga masih menggunakan kimono handuknya. Entah kenapa Raena tidak merasa risih meski dia tahu ada namja di rumahnya. Mungkin karena dia berpikir mereka akan segera menikah. Jadi itu tidak masalah bukan?

Heechul mencium aroma segar vanila. Dia mengalihkan pandanganya dari layar TV yang dia tonton. Dan menemukan Raena yang terlihat segar sehabis mandi di dalam kamarnya yang tidak tertutup. Tanpa dapat dicegah pikiran liarnya kembali mengingat kejadian semalam.

Heechul bangkit dari sofa dan menghampiri Raena yang masih asyik mengeringkan rambutnya. Gerakan Raena terhenti saat merasakan ada seseorang yang memeluk pinggangnya. Tubuhnya menegang saat dirasakannya ada orang mengendus tengkuknya.

“Raena-ah, kau wangi sekali..” desah Heechul. Raena diam saja. Tubuhnya terasa melemas. Itu sebabnya dia membiarkan Heechul melakukan apa saja terhadap tubuhnya.

Heechul membalik tubuh Raena dan mencium bibir Raena dengan sedikit kasar dan penuh nafsu. Raena membalas sebisanya. Dan kemudian… *skip… authornya ga bisa buat yg lebih silahkan membayangkan bagi yang cukup umur saja*

@@@@@

Seoul, 27 Desember 2010, 19.00

Raena dibawa Heechul ke apartemennya yang mewah dan luas. Malam ini Heechul memang berniat untuk menginap semalam di apartemennya. Baru kemudian esok harinya dia membawa Raena ke rumah keluarga besarnya.

“Istirahatlah. Kau pasti capek khan?”

“Oppa sendiri mau kemana?”

“Mian, aku akan menemui sahabatku. Kebetulan dia ada di restauran tidak jauh dari sini. tidak apa khan aku tinggal?”

“Ne.”

Heechul meninggalkan Raena yang sekarang ada di dalam kamar luas Heechul. Matanya menelusuri seisi ruangan. kamar yang indah sekali. menyadari bahwa tak lama lagi dia akan tidur di kamar indah ini, membuat hati Raena menghangat.

“Tuhan, tidak apa khan? Aku tidak akan salah mengambil keputusan khan? Aku juga tidak berlaku curang bukan? Dia bilang dia dicampakkan. Dan aku percaya padanya.”

Raena bangkit. Dan menuju ke jendela, membuka tirai dan mendapati Seoul tengah diguyur hujan salju.

@@@@@

Seoul, 28 Desember 2010

Raena menatap rumah megah ini, sedikit gugup. Bagaimana jika mereka tahu, bahwa wanita yang akan menikahi putra mereka bukanlah pacar asli dari Kim Heechul. Bagaimana reaksi mereka?

Genggaman hangat dari Heechul membuat Raena mendongak. Senyum hangat Heechul membuat kegugupan Raena berkurang. Tak lama pintu terbuka setelah Heechul menekan bel.

Seorang wanita yang kelihatan imut sekali.

“Heechul-ah.” Sapanya.

“Noona.” Raena Nampak kaget segala. Noona? Padahal yeoja ini imut sekali. “Noona, perkenalkan calon istriku. Shin Raena. Chagiya, ini noonaku, Kim Heejin.”

“Annyeong haseyo… naneun Shin Raena imnida.” Ucap Raena sambil membungkuk.

“Annyeong haseyo. Kim Heejin imnida.” Heejin tersenyum, tapi Raena bisa merasakan senyuman itu lain. Seperti yah, curiga.

“Heejin-ah siapa yang datang? Omo.. Heechul-ah…” raena melihat seorang wanita setengah baya keluar lalu memeluk Heechul erat. Inikah calon mertuanya?

Raena bisa merasakan tatapan Heejin yang tajam ke arahnya. Membuatnya agak risih.

“Ah ini ya calon mantu eomma Heechul-ah, cantik sekali.”

“Annyeong haseyo ajhumma. Naneun Shin RAena imnida.” Ucap Raena agak kikuk.

“Omo, jangan panggil aku ajhumma. Panggil aku eommonim, ne?”

“Ne, eommonim.” Angguk Raena.

“Ayo aku kenalkan kau dengan appa, dan adik Heechul. Kau pasti belum mengenalnya khan?” eomma Heechul langsung menarik tangan RAena dan membawanya masuk ke dalam. Sedangkan langkah Heechul terhenti oleh tatapan sadis kakaknya.

“Waeyo?” Tanya Heejin.

“Mwo?”

“Jangan pura – pura bodoh. Aku tahu pacarmu bukan dia. Tapi kenapa kau bawa dia?” Heechul menatap dalam kakaknya.

“Karena aku sudah melamarnya.” Jawab singkat Heechul. Alis heejin terangkat sebelah meminta penjelasan lebih. Dan mau tidak mau Heechul menceritakan semuanya kepada Heejin.

Pletak.

“Aw.” Heechul mengaduh saat tangan kakaknya mendarat indah di kepalanya.

“Dasar babo. Bagaimana bisa kau melakukannya bersama dengan orang yang tidak kau kenal. Dan Raena itu kelihatan polos sekali. Atau jangan – jangan itu hanya penampilan luarnya saja. Bagaimana jika dia menjebakmu?”

“Aniya noona. Dia baik kok. Dan.. ehm…” Heejin penasaran melihat wajah putih namdongsaengnya memerah. “Aku yang pertama kok Noona.” Lirihnya. Mata heejin membulat sempurna.

“YA…” dia tidak mampu berucap lagi. Sungguh. Dia harus merasa kasihan kepada Raena atau membencinya. Kini dia tahu alas an Heechul tetap berniat menikahi Raena. Dia pasti merasa bertanggung jawab karena telah errr… mengambil hal berharga yang dimiliki Raena. Tetapi kenapa Raena mau?

Sementara itu, di ruang tamu, terlihat eomma dan appa heechul dan namdongsaeng Heechul satu – satunya. Ternyata dia dan Raena seumuran. Hanya lebih muda beberapa bulan saja.

Terlihat sekali eomma, appa dan namdongsaeng Heechul menyukai Raena yang polos itu.

Begitu Heechul dan Heejin masuk, eomma Heechul langsung memberikan berbagai pertanyaan.

“Raena chagiya, berapa umurmu sekarang?”

“23 eommonim.”

“Selama ini kau tinggal dimana?”

“Hampir 6 tahun aku tinggal di Jepang. Aku kuliah dan kerja disana.” Jawabnya tenang.

“Kau bekerja dimana?”

“Aku hanya bekerja sebagai fotografer eommonim. Meski masih amatiran, tapi karena suka jadi aku masih tekuni juga.” Jawab Raena pelan.

Heechul menatap kaget kea rah Raena. Dia tidak tahu umur dan pekerjaan yeoja ini. Ternyata dia cukup unik.

“Lalu sejak kapan kalian berpacaran?”

Pertanyaan appa Heechul membuat Raena terdiam. Bingung harus menjawab apa.

“Appa, eomma, Heechul dan Raena pasti lelah. Biarkan mereka berstirahat.” Ucap Heejin. Heechul berterima kasih kepada kakaknya dalam hati yang telah menyelamatkan mereka.

“Ayo Raena, aku antar kekamarmu..” ajak Heejin.

“Ya Heejin-ah mau kau bawa kemana dia?” teriak eommanya.

“Kekamar tamu eomma.”

“Andwe!”

“Mwo?”

“Dia akan tidur di kamar Heechul, bersama Heechul.”

“Hajiman..” Heejin Nampak shock.

“Besok mereka akan menikah. Jadi tidak mengapa malam ini mereka tidur bersama.” Kata Eomma Heechul.

“Eomma!” teriak Heejin dan Heechul. Tapi eomma Heechul nampak cuek saja, akhirnya semua pasrah saja. Hanya Appa dan Ryeowook, adik Heechul yang senyum – senyum melihat sikap eommanya.

@@@@@

29 Desember 2010…

“Kim Heechul-ssi, bersediakah kau menerima Shin Raena sebagai istrimu. Berjanji untuk tetap setia saat suka maupun duka, saat sedih maupun senang, saat sakit maupun sehat sehingga maut memisahkan kalian?”

“Ne. Saya bersedia.” Jawab Kim Heechul sangat mantap.

“Shin Raena-ssi, bersediakah kau menerima Kim Heechul sebagai suamimu. Berjanji untuk tetap setia saat suka maupun duka, saat sedih maupun senang, saat sakit maupun sehat sehingga maut memisahkan kalian?”

“Ne.. saya bersedia.” Jawab Raena pelan dan lembut.

“Dengan ini kusahkan kalian sebagai suami istri. Silahkan kau mencium mempelaimu Kim Heechul-ssi.”

Heechul memegang bahu Raena. Membuka cadarnya, dan mengecup bibir lembut Raena.

“Gomawo.” Bisik Heechul pelan. Raena hanya mengerjapkan matanya. Jujur saja dia bahagia saat ini. dan dia berharap pernikahan mereka akan berjalan baik. meski mereka harus belajar saling memahami.

@@@@@

31 Maret 2011

Sudah 3 bulan mereka menjalani kehidupan sebagai suami istri. Mereka berusaha saling mengenal sifat masing – masing. Kehidupan Heechul pun semakin teratur. Berkat Raena. Kehidupan mereka baik – baik saja. sama seperti orang yang menikah karena cinta. Hanya mungkin perasaan cinta itu yang tidak ada.

Sehingga tidak ada pertengkaran atau apapun. Semuanya berjalan lancar. Tanpa ada guncangan yang berarti. Raena bisa memerankan peran seorang istri dengan baik. begitu juga dengan Heechul. Dan kemudian ada kabar yang membuat hubungan mereka dekat. Raena hamil 3bulan. Dan hal itu membuat Heechul memperlakukan Raena dengan baik.

Keluarga Heechul juga sangat menyayangi Raena. Mungkin agak berbeda dengan Heejin. Dia masih belum sepenuhnya menerima Raena. Meski dia mengakui sosok Raena yang begitu baik. sedangkan orang tua Raena saat ini berada di Amerika menemani Minyoung yang tengah sakit.

“Oppa, air hangatnya sudah aku siapkan. Kau ingin mandi dulu apa makan dulu?” tanya Raena saat dia menyambut kedatangan Heechul.

“Aku akan mandi dulu.”

“Baiklah. aku akan siapkan makan malamnya.” Raena segera meletakkan tas kerja suaminya di kamar kerja, kemudian menyiapkan makan malam untuk suami yang diam – diam mulai dia cintai itu.

Dering ponselnya berbunyi. Raena segera melihat id callernya.

Choi Siwon calling…

“Yobuseyo….. jincha?…. ne. Aku akan datang besok…. bersama suamiku? Ne… tentu saja…”

“Telephone dari siapa Raena?”

“Dari sahabatku. Yang menemani adikku di amerika. Rupanya mereka sudah pulang kemarin. Dan appa serta eomma ingin kita makan malam di rumah besok. Kau bisa oppa?”

“Tentu saja. apalagi mereka tidak hadir dipernikahan kita.” ucap Heechul.

Raena diam saja. hari ini Heechul terlihat berbeda. Seperti tengah kesal saja. dia bahkan makan dalam diam. Padahal dia selalu saja bercerita banyak hal kepada Raena.

@@@@@

Heechul POV

Aku merasa gelisah. 3bulan ini sangat tenang. Kehidupanku berjalan lancar. Aku senang Raena tidak banyak menuntutku. Maksudku menuntuk untuk mencintainya. Dia diam dan tenang. Bersikap sebagai seorang istri. Padahal saat aku dan dia pergi keluar aku bisa melihat sifat keras kepalanya. Apalagi jika dia sedang memotret.

Saat – saat saling mengenal terasa menyenangkan. Selalu banyak kejutan yang dia berikan. Aku menyukainya. Dia memberiku rasa nyaman. Dia memberiku kehangatan. Tanpa banyak tuntutan. Dan yah. Aku memang merasa kurang. Aku tidak mencintainya. Aku tidak merasakan debaran jantung yang menggila saat bersamanya. Tidak merasakan cemburu.

Tapi rasanya aku tidak mempermasalahkannya. Tidak apa seperti ini. tidak apa tidak ada debaran jantung ini. Asalkan aku merasa nyaman.

Tapi, kenapa ketenangan ini hanya berjalan 3bulan saja. kenapa dia hadir lagi? dan kenapa dia harus berbicara begitu? Jujur. Aku masih sangat mencintainya. Tapi sekarang semua sudah terlambat.

Flashback

Aku tengah berjalan menuju restauran dekat dengan kantorku. Saat aku melihat wajah yang ingin aku lupakan. Yang ingin aku musnahkan dari ingatanku. Dia sedang bersama namjachingu barunya. Aku akan berbalik, ketika suara yang sialnya masih sangat aku rindukan itu. Dengan memasang wajah datar aku kembali menatap ke arahnya. Dia memberikan senyum indahnya. Seperti tanpa dosa.

Dan.. sungguh bodoh karena aku masih berdebar melihat senyumannya tersebut.

“Oppa.” Ucapnya lagi.

“Hm.” Jawabku malas.

Dia langsung menghambur kepelukanku. Untuk sesaat aku merasa terhanyut ke kenangan lama saat bersamanya. Tapi kemudian, aku teringat dia mencampakkanku. Hingga aku menyingkirkan tubuhnya. dia menatapku. Heran, kecewa dan terluka.

Tapi peduli apa. Dia juga sudah membuat hatiku hancur.

“Wae oppa? Kau tidak merindukanku?” tanyanya. Dia benar – benar hebat. Masih bersikap seperti tidak apa – apa. Setelah dia bilang putus. Karena tidak cocok. Dan dia memelukku seakan – akan dia merindukanku, padahal ada namjachingunya. Aku bisa melihat sinar kecemburuan di mata namja itu. Membuatku muak saja.

“Untuk apa? Minyoung-ssi, bukankah kita sudah tidak ada hubungan apa – apa. Lagipula aku tidak mau membuat kesalah pahaman dengan orang lain.” ucapku datar. Minyoung terdiam. Dia melirik ke arah Siwon lalu tersenyum kecil.

“Oppa, dia bukan namjachinguku jika kau berpikir begitu. Dia sahabat kakakku yang sudah seperti oppaku sendiri. Kami memang sangat dekat. tapi kami ini hanya sebagai saudara saja.”

“Jincha?” aku tidak mau percaya ucapannya.

“Ne. Oppa. Duduklah. Ada yang ingin aku bicarakan. Jebal.” Ucapnya dengan memohon. Tuhan… aku benar – benar lemah kepadanya. dia membuatku tidak bisa menolak jika dia sudah memohon seperti itu.

Akhirnya aku duduk di hadapan Choi Siwon, namja yang diperkenalkannya kepadaku.

“Oppa, mianhae.. aku sudah membuatmu terluka. Sebenarnya.. itu aku punya alasan sendiri oppa. Aku, memiliki penyakit gagal jantung. Saat itu aku akan menjalani operasi di Amerika. Tapi kemungkinannya kecil untuk berhasil. Aku takut. Jika aku akan gagal. Tapi kakak, orangtuaku dan juga Siwon Oppa yang menyemangatiku membuatku mau dioperasi. Aku memutuskanmu karena, jika operasi tidak berhasil oppa tidak akan lagi sedih.”

Aku kaget saat dia bercerita. Kenapa aku tidak tahu penyakit yang dia derita.

“Tapi aku selalu berharap untuk sembuh, agar aku bisa kembali merebut hati oppa.”

“Tapi semuanya sudah terlambat.”

“Apa maksud oppa?”

“Aku sudah menikah. Dan sekarang dia sedang hamil 3bulan.”

Aku bisa melihat matanya membulat tak percaya.

“Andwe. Oppa berbohong khan?”

Kutunjukkan cincin yang melingkar di jemariku. Dia terlihat shock.

“Oppa.. bagaimana bisa…”

“Seandainya saja kau jujur kepadaku Minyoung-ssi…” ucapku dengan nada pedih. Baru kali ini aku menyesali keputusanku untuk menikahi Raena.

“Oppa, oppa.. aku tidak akan membiarkanmu dimiliki yeoja lain. aku mencintaimu oppa. Aku juga tahu kau mencintaiku.” Ucapnya. Dia menangis. Membuatku berpaling. Tidak tega melihatnya menangis. Siwon segera merengkuh bahu Minyoung. Menenangkannya. Aku cemburu. Aku masih cemburu melihatnya.

“Mianhae Minyoung-ssi. sebaiknya kau lupakan aku saja.”

“Andwe. Aku tidak bisa. Bagaimana caranya agar kau bisa kembali kepadaku.”

“Jika kau bisa menyingkirkan istriku. Mungkin aku bisa kembali kepadamu.” Entah darimana aku bisa mendapatkan pemikiran begitu dan mengucapkannya.

“Oppa. Aku pasti akan membuat yeoja itu menjauhimu.” Tekadnya.

Aku mengabaikannya dan berlalu. Aku masih sakit hati. Tapi aku juga mencintainya. Tidak bisa aku sangkal., aku juga ingin kembali bersamanya.

“Kim heechul-ssi.” suara itu membuatku menoleh. Choi siwon.

Dia berjalan mendekatiku.

“Kumohon, jangan buat Minyoung menderita lagi. Dia bisa bertahan hidup semata – mata karenamu. Jadi, tolong jangan sakiti Minyoung. Dia baru saja selesai dioperasi. Kata dokter dia bisa kambuh dan semakin parah jika dia sedih. Jadi aku mohon…”

“Siwon-ssi. lalu bagaimana istriku?”

“Istrimu orang yang sehat bukan, aku yakin dia pasti mengerti.”

“Kau egois sekali.”

“Benar. Aku egois karena aku tidak ingin Minyoung menderita.”

“Kau mencintainya bukan?”

“Aku mencintainya. Sangat mencintainya. Tapi sayangnya tidak ada aku dihatinya. Jadi akan kulakukan apapun agar Minyoung bahagia.”

“Dan apakah kau akan membantu Minyoung menyingkirkan yeoja yang sekarang menjadi istriku?”

Dia mengangguk mantap.

“Kau belum bertemu dengannya bukan? Tunggulah aku memperkenalkan kalian. Dan kau bisa berpikir bagaimana caranya ‘menyingkirkan’ istriku.” Ucapku menekan pada kata menyingkirkan.

Sepertinya aku memang sudah gila. Bagaimana aku bisa punya niat untuk menyingkirkan orang yang tidak tahu apa – apa itu.

Tapi cinta memang egois…

Flashback end

“Oppa,” suara lembut itu menyadarkanku. Kutatap lekat wajahnya. Apakah aku akan tega?

 

TBC

 

Oh ya aku mau ngucapin :

saengil chukkaehamnida

saengil chukkaehamnida saranghaneun heechul oppa

saengil chukkaehamnida

wish u all the best for you

 

Second Chance – Sequel One Day With You Part 11

 

 

 

Cast :

 

 

  1. Kim Heechul
  2. Kim Ryeowook
  3. Park Jung Soo
  4. Hangeng
  5. Lee Hyukjae
  6. Shin Rae Na
  7. Kang Yong Rae
  8. Kwon Sohee
  9. Shim Miyoung
  10. Park SeungWon
  11. Other

 

Author : Frey

Genre : Romance, sedikit angst (mungkin)

Part : 11 of ?

Rated : entahlah. Aku tidak bisa ngasih rated.a biar kalian saja yang ngasih rated.a apa

Summary : Jika ada kesempatan kedua, apa yang akan  dilakukan? Sedangkan pertemuan terjadi secara tak terduga dengan kondisi yang tak pernah dibayangkan. Apakah mereka akan mengambil kesempatan kedua itu, atau membiarkannya karena kejadian itu menghadirkan hal tak terduga? (summarynya nggak banget dech. Hancur. Dan aneh)

Disclaimer : Cast punya Tuhan (itu pasti) ide aku yang buat. Jadi jangan heran bila aneh.

Warning :  alurnya ngalor ngidul dan membingungkan. Banyak typo, gaje, aneh, hancur, membingungkan dll

 

Happy Reading ^^

 

 

“Haraboji.” Sapa Yong Rae setelah dia pulang dari kencannya bersama Heechul. Kwon Haraboji yang tengah membaca bersama Sohee segera menoleh.

Yong Rae segera memeluk erat lelaki tua itu. Haraboji hanya terkekeh saja. sohee dan heechul saling pandang. Lalu keduanya kembali menatap kedua orang yang tengah berpelukan.

“Cucu haraboji sudah pulang. Kencan kalian bagaimana?” Tanya haraboji. Sohee membelalakkan matanya. Kenapa? Dia tahu Haraboji menyayangi Rae Na. tapi tidak seperti ini. sikap gadis itu juga. Kenapa jadi manja?

Benar. Dia bukan Rae Na. tapi apa alasannya hingga dia menjadi seperti itu?

“Kencannya sangat menyenangkan sekali. Sohee-ya, bagaimana kebarmu hari ini?”

“Sibuk.” Singkat saja jawaban Sohee. Entah kenapa dia muak dengan orang yang ada didepannya. Perasaan itu muncul begitu saja. meski wajah itu wajah Rae Na. tapi sikapnya benar – benar bukan Rae Na.

“Kau tenang saja Sohee-ya, kau konsentrasilah pada pekerjaan. Aku akan merawat haraboji.”

“benar Sohee-ya. Ada Rae-ya. Kau tenang saja.” tambah haraboji.

“Ne. Haraboji, oppa, Rae-ya, aku lelah. Aku istirahat dulu.” ucap Sohee. Haraboji mengangguk. Dia nampak tertarik dengan ucapan Yong Rae kepadanya. ya, Yong Rae tengah berusaha menarik perhatian haraboji. Dan sepertinya berhasil.

Sedikit demi sedikit, perhatian Haraboji teralihkan. Sohee bisa merasakannya. Namun, dia tidak ingin memikirkannya. Otaknya tengah memikirkan sesuatu yang dihindarinya.

Jung Soo.

Ya. Namja itu kini tengah memenuhi otaknya. Mau tidak mau. Dia akhirnya mengakui. Separuh hatinya masih mencintai namja itu.

“Argh.. sohee-ya, berhenti. Jangan lagi memikirkannya.” Ucapnya pada dirinya sendiri.

Drrt… drrt… drrt…

Sohee melirik ponselnya. Lalu dia langsung menekan tombol hijau setelah tahu siapa yang menelphonennya.

“Yobuseyo… Kibum-ah…”

@@@@@

Han Sia membuka perlahan kelopak matanya. Mengerjap – kerjapkan matanya mencoba membiasakan matanya dengan cahaya yang terasa menusuk pupil matanya.

“Ugh..” lenguh Han Sia. Saat merasakan kepalanya pusing.

“Kau sudah sadar?” suara Lembut Ryeowook membuat Han Sia menoleh ke arahnya.

“Wookie-ah apa yang terjadi?” tanya Han Sia.

“Kau.. Rae-ya berhentilah memaksakan dirimu untuk mengingat.” Ucap Ryeowook.

“Wookie-ah, aku ingin mengingat semuanya.”

“Rae-ya, aku tahu. Aku akan membantumu. Tapi kau jangan memaksakan diri. Ne?”

Han Sia memeluk Ryeowook. Dan terisak.

“Aku tersiksa Wookie-ah. Sampai kapan aku bisa bertahan? Aku ingin sekali mengingat. Ingin tahu seperti apa masa laluku.”

Ryeowook mengusap lembut punggung Han Sia. Tidak tahu lagi harus berucap apa.

@@@@@

“Pesta?” pekik Seung Won.

“Ne.” Suara Mrs. Hwang terdengar ketus. “Kau harus membantu teman-temanmu sebaik mungkin.”

“Pesta apa ini Mrs. Hwang?”

“Oh pesta penyambutan Kwon  Sajangnim. Calon mertua Heechul Huijangnim.”

“Oh begitu.”

“Sudah sana cepat bantu teman – temanmu.”

“Ne.”

Seung Won segera menuju ruangan besar di lantai dasar. Dia segera berbaur dengan teman – temannya. Mereka tengah menghias ruangan ini dengan indah.

“Seung Won-ah.” Sapa seseorang.

Seung Won menoleh. Rae Eonnie. dia langsung berlari ke arahnya.

“Waeyo eonnie?”

“Kau sibuk?”

“Ne. Aku harus membantu mempersiapkan pesta nanti malam.”

“Pesta apa?”

“Penyambutan calon mertua pemilik hotel ini.”

“Oh.” Han Sia melihat sekeliling. Dan tertarik. “Aku bantu yuk.”

“Ne?”

Tanpa menjawab Han Sia segera menarik tangan Seung Won. Dan tanpa banyak bicara apa – apa Han Sia sibuk dengan ‘kegiatan’ yang dilakukannya.

@@@@@

“Mianhamnida Mrs. Hwang. Ini salah saya. Tolong jangan marahi Rae Eonnie.” seung Won membungkuk minta maaf. Dia merasa takut dimarahi oleh Mrs. Hwang. Karena ‘hasil’ kreasi mereka berbeda dengan konsep yang diberikan Mrs. Hwang.

“Untuk apa kau minta maaf Seung Won-ssi? ini sangat bagus. Menakjubkan.” Ucap Mrs. Hwang. Seung Won melongo. Selama beberapa waktu kerja di sini, dia baru sekali ini melihat Mrs. Hwang memuji sesuatu. Beberapa pekerja malah sudah berbisik – bisik.

Jujur saja Seung Won sangat terpesona dengan hasil kreasi Han Sia. Tangannya terampil sekali. bunga – bunga yang awalnya terlihat tidak serasi menjadi sangat indah. Dominasi warna putih dari bunga lily membuat ruangan ini terlihat menarik.

“Seung Won-ssi. tolong, bilang ke orang itu. Aku mengucapkan terima kasih. Aku yakin heechul huijangnim sangat menyukai ini.”

“Ne. Pasti akan aku sampaikan mrs. Hwang.” Seung Won tersenyum.

Lalu dia segera menuju kamar Han Sia berada.

@@@@@

“Apa aku tidak salah dengar Wookie-ah? Aku menemanimu ke pesta?” tanya Han Sia.

“Benar. Kau harus bertemu saudara sepupuku Rae-ya. Dia juga sangat ingin bertemu denganmu. Dan kau tahu, nama panggilanmu sama dengan nama panggilan kekasihnya. Rae.”

Han Sia hanya diam saja.

“Rae-ya.”

“Aku tidak tahu Wookie-ah, aku tidak memiliki gaun.”

“Ah ya. Ya ampun, aku lupa. Baiklah. bagaimana jika kau mencari gaun?”

“Hajiman…”

Ting tong..

Suara bel terdengar memotong pembicaraan mereka.

Ryeowook membuka pintu. Lalu muncullah sesosok wajah Seung Won.

“eonnie..” sapanya. “Aku mengganggu?”

“Aniya.” Ryeowook tersenyum ramah. “Masuklah.”

“Khamsahamnida.”

“Seung Won, ada apa?”

“Mrs. Hwang bilang terima kasih. Dia suka dengan hasil kreasi eonnie.”

“Oh syukurlah. Jadi kau tidak dimarahi khan?”

“Aniya.”

“Kalian bicara apa?” ryeowook menyela obrolan kedua gadis itu.

“Rae Eonnie, dia tadi membantuku menyiapkan ruangan pesta. Hasilnya sungguh menakjubkan.” Ryeowook memandang Han Sia tak percaya.

“Kau bisa? Bukannya kau paling tidak bisa mengatur ruangan? apalagi dekorasi pesta. Kamu khan paling suka memotret?”

Han Sia malah terlihat bingung.

“Molla. Aku sendiri tidak tahu kenapa. Tiba – tiba saja tubuhku sangat ingin melakukannya.” Jawab Han Sia.

Ryeowook ingin menanyai Rae Na. namun urung dilakukannya. Karena tiba – tiba dia ingat ada janji dengan Heechul.

“Seung Won-ssi. bisakah kau membantuku? Mencarikan Rae-ya sebuah gaun untuk pesta nanti malam?”

“Ne? Ah tentu saja.”

@@@@@

Yong Rae mematut dirinya di depan cermin. Bayangan tubuhnya terlihat sempurna. Gaun berwarna biru muda itu membungkus tubuhnya dengan sempurna terlihat seksi sekali. rambutnya dia sanggul ke atas. Memperlihatkan leher jenjangnya.

“Yong Rae, kau harus membuat Heechul semakin terpesona denganmu. Buatlah Heechul melupakan Shin Rae Na. buat juga Sohee tidak mendapatkan Heechul. Kau pasti bisa.” Ucap Yong Rae pelan.

Dia turun ke ruang tamu. Dimana haraboji dan Heechul menunggunya. Yong Rae bisa melihat bagaimana Heechul menatapnya. Dia nampak terpesona sekali.

“Wah cucu haraboji yang satu ini memang sangat cantik.” ucap haraboji. Yong Rae tersenyum. Lalu dia melihat ke arah Heechul.

“Yeoppo.” Ucap Heechul singkat. Yong Rae tersenyum lebar.

“Sohee-ya, kau juga sudah siap?”

Yong Rae berbalik ke belakang. Melihat Sohee berjalan anggun.  Dia memakai gaun pink lembut. Nampak cantik sekali. Yong Rae yakin siapapun yang melihatnya akan terpesona pada gadis ini.

“Ne oppa.”

“Kita berangkat sekarang?”

“Tunggu dulu oppa. aku sedang menanti seseorang.”

“Nugu?”

“Bummie…” panggil sohee kepada seseorang dibelakang Heechul. Heechul menoleh. Dia mendapati seorang namja tampan. Tampan sekali. senyumnya pasti bisa membuat semua gadis leleh.

“Heechul oppa, dia sahabatku. Kim Kibum. Bummie.. dia tunanganku itu. Kim Heechul.”

“Kim Heechul imnida.”

“Kim Kibum imnida.” Kibum beralih ke arah haraboji. “Annyeong haraboji.”

“Kibum-ah, kau semakin dewasa saja.” Kibum tersenyum.

“Bummie, kau tidak mungkin lupa pada Rae Na khan?”

Yong Rae menelan ludah susah payah. Entah kenapa tatapan namja itu terasa menusuk sekali ke arahnya. Dingin. Sinis. Dan menghina.

“A..aku..”

“Sohee-ya, aku tidak mungkin lupa pada sahabat tercintaku ini. mungkin dia yang lupa.”

“Rae-ya. Kau harus mengingatnya ne? Soalnya kita bertiga selalu bersama sejak kecil.” Yong Rae bisa merasakan nada suara yang berbeda di ucapan Sohee. Yong Rae mengangguk. Hanya itu yang bisa diucapkan sekarang.

“Baiklah. ayo mulai berangkat saja.” ajak Haraboji.

Jung Soo membukakan pintu untuk orang – orang tersebut. Kibum ingin membawa mobil sendiri. Tapi tidak diperbolehkan haraboji. Jadilah mereka naik ke mobil yang sama. Dengan Kibum berada di depan. Menemani Jung Soo.

Sedangkan Heechul dan Yong Rae mengikuti dibelakang mobil mereka.

Jung Soo melirik Sohee. Dia terpesona sekali pada yeoja tersebut. Namun, dia hanya bisa mengaguminya diam – diam. Sohee mengabaikannya. Itu membuatnya sedikit merasa kecewa.

@@@@@

Hangeng menunggu Miyoung. Sedangkan Shim Ajhussi telah berangkat bersama Changmin, Siwon dan Ririn. Tinggal mereka berdua yang belum berangkat.

“Oppa, ayo kita berangkat.” Hangeng menoleh, mendapati seorang bidadari dihadapannya. Miyoung cantik sekali dengan gaun warna ungu muda. “Oppa.”

Hangeng mengerjap – kerjapkan matanya. Lalu dengan gugup dia mengalihkan pandangannya.

“Kaja.”

Miyoung segera mensejajarkan langkahnya dengan langkah Hangeng. Miyoung meliriknya sekilas. Dan kemudian, membuka pintu mobil untuk Miyoung.

Dalam perjalanan mereka hanya saling diam membisu. Status berpacaran diantara mereka malah membuat kecanggungan diantara mereka.

@@@@@

Sohee melangkah masuk ke dalam ruang pesta. Matanya terbelalak melihat ruangan yang disulap begitu indah. Ada sesuatu yang menarik hatinya. Sesuatu yang sepertinya tidak asing baginya. Sesuatu yang menjadi sebuah ciri khas.

kenapa lily putih selalu menjadi dominan di setiap kau mengatur ruangan pesta?”

“Kenapa ya? Entahlah. Mungkin karena ini akan menjadi ciri khasku. Jadi, kau bisa langsung mengenalinya. Ini adalah hasil karyaku.”

Nafas Sohee memburu. Percakapan itu berputar di otaknya. Dia menatap sekeliling. Mencoba mencari sosok itu.

“Sohee-ya kau kenapa?”

“Dia disini Bummie.. dia ada di sini.”

“Nugu?”

“Rae Na. dia ada di sini. Rae Na masih hidup. Aku yakin itu.”

“Sohee-ya.”

“Bummie, bantu aku…”

“Pasti, aku pasti akan membantumu.”

Heechul yang melihat ada yang aneh di wajah Sohee segera menghampirinya.

“Sohee-ya, waeyo.”

“Oppa. Rae Na masih hidup.”

“Mwo? Tapi kau bilang dia bukan rae Na…”

“Benar. Bukan orang yang ada di rumahku. Tapi orang yang mengatur tempat pesta ini. dia. adalah Rae Na. kau cari siapa yang mengaturnya oppa. aku mohon.”

“Tapi itu tidak mungkin. Yang mengaturnya adalah pegawaiku sendiri.”

“Cari oppa. aku yakin. Rae Na yang mengaturnya.”

“Baiklah. baiklah. tapi kau harus tenang. Mengerti?”

“Ne.”

@@@@@

“Rae-ya keluarlah. Kau ingin sampai kapan berada di dalam?” Ryeowook menunggu dengan tak sabar. Han Sia keluar dari ruangan. ryeowook tidak berkedip melihatnya. Dia nampak cantik sekali dengan gaun warna biru muda itu. Rambutnya tergerai menambah kecantikannya.

“Wookie-ah, aneh ya?”

“Aniya. Kau cantik sekali.”

Han Sia tersenyum tipis. Lalu mereka keluar. Saat mereka baru keluar dari lift tiba – tiba Han Sia ingat sesuatu.

“Wookie-ah, kau ke sana dulu. aku akan menyusulmu. Aku ada yang kelupaan.”

“Baiklah. eh, Rae-ya. Sebentar.” Han Sia menoleh. “Pakai ini dulu.” Ryeowook memakaikan sebuah jepit rambut di rambut Han Sia.

@@@@@

Yong Rae merasa sedikit tidak enak dia permisi keluar. Namun, langkahnya terhenti. Saat dia melihat sepasang kekasih tengah berdiri di depan lift. Sang Namja membelakanginya. Tampaknya mereka berciuman.

Ada yang salah dengan dirinya. Melihat postur tubuh namja itu – walau dari belakang – membuat jantung Yong Rae bergetar. Dia merasa mengenalnya.

Namja itu berbalik, setelah si yeoja masuk ke dalam lift.

Deg.

Yong Rae merasa hampir pingsan. Wajah itu.

“Nathan.” Desisnya.

Dengan cepat dia berbalik agar namja itu tidak melihatnya. Dia menuju ke arah toilet.

“Nathan ada di sini? apa dia bersama Cathy? Apa yang harus aku lakukan? Kenapa jantungku masih juga berdebar?” gumam Yong Rae di dalam toilet.

@@@@@

Heechul tidak melihat Yong Rae, lalu memutuskan untuk mencarinya. Dia keluar dari ruangan pesta. Matanya menyusuri sekelilingnya. Sepi.

Sedangkan dari arah berlawanan, Han Sia berjalan terburu – buru. Dia tidak mau Ryeowook menunggunya dengan lama.

“Eonnie.” panggil seseorang.

Han Sia menoleh. Saat dia menoleh, Heechul lewat dibelakangnya. Sekejap, Han Sia merasa mengenali aroma yang tertangkap hidungnya. Jantungnya berdetak nyaring. Dia melihat seorang namja melewatinya. Tapi dia tidak bisa melihat wajahnya.

“Eonnie, bisa minta tolong?”

“Ne?”

“Tolong ikut aku menemui Mrs. Hwang. Dia ingin bertemu denganmu.”

“Boleh.”

Han Sia mengikuti langkah Seung Won.

Heechul. Entah kenapa merasa ingin berbalik. Dan dia mengikuti kata hatinya. Dia melihat seorang gadis bergaun biru muda. Tengah berjalan bersama seorang yeoja lainnya. Hatinya terasa kuat ingin mengejarnya. Namun, kakinya tak mampu bergerak.

“Ada apa denganku? Siapa dia? kenapa melihat punggungnya saja, aku merasa sangat merindukannya?”

Dia menatap yeoja itu sampai mereka menghilang di tikungan. Dan jantungnya kembali tenang. Tidak bergemuruh seperti tadi.

@@@@@

Jung Soo menatap keheningan malam dari balik mobil. Pikirannya tidak mau lepas dari sosok sohee.

“Sohee-ya? Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus menyerah? Tapi aku belum melakukan apapun juga untukmu.” Desis Jung Soo.

 

 

TBC

 

 

 

Hyaaaaaaaaaaa… hancur lebur dech.. maaf banget jika reader kecewa. Aku buat ini sehari aja… dari jam 10 mpe jam 3… *teparrrr*. Part ini tidak ada HyukWon (Hyukjae Seung Won) moment. Lebih banyak Han sia kyknya. Oh ya mulai part depan Han Sia aku ganti jadi Shin Rae Na. khan udah ketahuan Rae Na itu Han Sia.

Untuk couple2 seperti HyukWon dan HanYoung (Hangeng-Miyoung) mungkin akan aku buatkan FF lainnya seperti After Story dengan fokus ke pasangan ini saja..

Meski jelek, hancur, gaje, dan aneh tapi aku tetap saja butuh komentnya.

Second Chance – Sequel One Day With You Part 10

 

 

Cast :

  1. Kim Heechul
  2. Kim Ryeowook
  3. Park Jung Soo
  4. Hangeng
  5. Lee Hyukjae
  6. Shin Rae Na
  7. Kang Yong Rae
  8. Kwon Sohee
  9. Shim Miyoung
  10. Park Seung Won
  11. Other

Author : Frey

Genre : Romance

Part : 10 of ?

Mian, lama sekali aku baru bisa menyelesaikannya. Tidak ada ide, males ngetik, sampai badmood. Hehhhhehe.. dan jika di part ini makin hancur, makin aneh, makin gaje aku minta maaf. Terima kasih sudah menunggu second chance ini. aku post lebih cepet dari rencana. Karena ini selese lebih cepet. Dan aku tetap minta koment.a, mau lanjut atau stop. Karena sepertinya FF ini makin ngelantur. Kekekekeke

Okeh tanpa banyak bicara..

Happy Reading ^^

Jung Soo menatap lekat kedua orang yang sekarang duduk di hadapannya. Tidak ada kata yang terucap dari bibir ketiganya. Seung Won memain – mainkan jemarinya. Sedangkan Hyukjae malah mengutak – atik ponselnya.

“Jadi, tidak ada yang mau menjelaskan, bagaimana kalian bisa kenal dan seperti bermusuhan ini?” tanya Jung Soo.

Seung Won menarik nafas panjang.

“Kami bertemu di caffe oppa, dia menumpahkan susu stroberi di sweaterku. Meninggalkan nodanya. Dan dia tidak menggantinya.”

“Ya~ aku sudah minta maaf.” Bentak Hyukjae.

“Tapi kau tidak menggantinya.”

“Aish, kalian diamlah.” Bentak Jung Soo yang merasa terganggu dengan teriakan kedua orang itu. “Ini sudah malam, Seung Won-ah, aku antar kau pulang. Kyu dan Chi pasti akan mengkhawatirkanmu.”

“Ne Oppa.”

“Kau akan mengantarnya naik apa hyung? Ini sudah malam.” Tanya Hyukjae.

“Mau bagaimana lagi. aku tidak punya mobil Hyuk-ah.”

“Kau bisa naik motor hyung?”

“Aku tidak bisa.”

“Aish, ya sudah biar aku antarkan dia hyung.”

“Mwo? Aniya.” Tolak Seung Won.

“Seung Won-ah, apa yang dibilang Hyuk benar. Sebaiknya kau diantar Hyukjae.”

“Hajiman Oppa….”

“Kau tenang saja. aku tidak punya niat buruk padamu.” Ketus Hyuk, membuat Seung Won memajukan bibirnya, karena kesal.

#####

“Gomawo sudah mengantarku.”

“Ne.” Hyukjae hanya menjawab singkat lalu langsung bergegas meninggalkan Seung Won.

“Apa – apan namja itu. Menyebalkan sekali.” desis Seung Won. Lalu dia berbalik. Namun, langkahnya tertahan saat dia melihat mantel tebal yang dipakainya. “Omo.. ini mantelnya. Aku harus mengembalikannya besok.” Ucap Seung Won. Dia segera masuk ke dalam rumah.

@@@@@

Seung Won berada di depan café milik Donghae. Dia membawa bungkusan mantel. Sebenarnya dia ragu karena biasanya dia datang bersama Haejin. Tapi sekarang dia dating sendirian.

“Seung Won-ah.” Sapa seseorang. Seung Won menoleh.

“Sungmin oppa?” Sungmin, dosen Seung Won memberikan senyumnya. Di luar kampus, Sungmin memang meminta Seung won memanggilnya Oppa.

“Sedang apa kau disini?”

“Ah, aniyo… hanya ingin mampir saja. kebetulan aku lapar, dan makanan di sini enak, aku pernah diajak Haejin ke sini.” Sungmin memberikan senyum imutnya.

“Ayo kita masuk sama – sama. Aku harus menemui sahabatku.”

“Ne.”

Seung Won mengikuti langkah Sungmin masuk ke dalam cafe. Yang disambut dengan Nara. Begitu Sungmin duduk disebuah meja bersama Seung Won, Nara segera menuju ke belakang. Tak lama kemudian Donghae muncul.

“Hai Sungmin hyung.”

“Hai Hae,”

“Seung Won-ah…”

“Annyeong oppa.”

“Kalian sudah mengenal rupanya.”

“Ya Hyung. Dia sahabat Haejin. Haejin yang mengenalkan kami.” Ucap Donghae.

“ah Jincha? Jadi kau juga sudah mengenal Hyukkie?”

Seung Won mengangkat alisnya.

“Siapa yang sudah mengenalku?” seung Won mendengus mendengar suara cempreng ini.

“Hyukkie.” Sapa Sungmin.

Hyukjae tersenyum. Namun, senyumnya menghilang saat melihat wajah siapa yang ada dihadapan Sungmin.

“Kau lagi. huh.” Dengus Hyukjae. Membuat Sungmin heran. Dia memang tidak tahu apa permasalahan antara Seung Won dan Hyukjae.

“Apa kau senang aku bertemu denganmu lagi?” ketus Seung Won.

“Lalu, untuk apa kau kesini?”

Donghae hanya menikmati pertengkaran kedua orang itu. Dia sudah terbiasa melihatnya, saat Seung Won diajak Haejin kekasihnya mampir ke cafenya. Namun, Sungmin malah kelihatan bingung.

“Aku hanya mau mengantar mantelmu ini.  Gomapta sudah mengantarku semalam.” Seung won menyorongkan bungkusan berisi mantel yang dipinjamkan Hyukjae kepadanya semalam. “Oppa, aku pulang dulu ne. Donghae-ssi,” Donghae dan Sungmin hanya dapat mengangguk.

Lalu keduanya menatap Hyukjae yang masih menggerutu itu.

“Mwoya?” tanya Hyukjae menyadari tatapan kedua sahabatnya.

@@@@@

Han Sia mulai merasa bosan. Setelah tersadar dari lamunannya. Dia tidak mendapati Ryeowook. Entah kemana namja tersebut.

Han Sia segera turun dari ranjang. Menuju kamar mandi untuk berganti baju. Kemudian dia keluar dari kamarnya. Ditatapnya pintu kamar Ryeowook yang tepat di depannya. Namun, dia langsung melangkah menuju lift.

Saat sampai di lantai dasar dia berjalan dalam diam.

“Eonnie.” sapa seseorang. Han Sia mendongak. Dia mendapati wajah cantik teman barunya.

“Seung Won-ah. Apa yang kau lakukan disini?” tanya Han Sia.

“Aku kerja part time di sini eonnie. sepulang kuliah aku pasti akan disini.”

“Jinchayo?”

“Ne.” Seung Won mengangguk semangat.

“Ya sudah, kau kerja saja dulu.”

“Ne Eonnie. oh ya Eonnie mau kemana?”

“Aku bosan di kamar.”

“Tapi ini khan sudah malam. Memangnya tujuan eonnie kemana?”

“Molla. Eopseo.” Jawab Han Sia pelan.

“Eonnie mau menungguku? Sebentar lagi jam kerjaku berakhir. Aku akan menemani eonnie jalan – jalan di sekitar sini.”

“Ah, jeongmalyo?”

“Ne Eonnie.”

“Araseo. aku tunggu di restauran hotel saja otthe?”

“Ne.”

Han Sia menuju restauran hotel yang nampak lengang tersebut. Hanya ada beberapa tamu hotel yang makan malam. Han Sia menuju ke meja yang agak dipojokan. Memesan segelas coffelatte. Sambil menyesap kopinya yang masih agak panas, dia mengedarkan pandangannya.

Matanya tertarik kepada satu pemandangan. Seseorang yang baru masuk restauran hotel tersebut. Tubuhnya jangkung. Kulitnya putih halus. Rambutnya agak panjang. Dia melangkah menuju ke meja yang ada di tengah ruangan.

Entah kenapa mata Han sia tidak mau melepas pemandangan di depan sana. Matanya fokus kepada namja tersebut. Dan anehnya, jantungnya berdetak cepat. Dan ada sesuatu yang menggeliat bangun dari dalam hatinya. Seperti rasa rindu yang amat sangat.

“Apa yang terjadi dengan jantungku?” gumam Han Sia. Dia menunduk sambil menekap dada sebelah kirinya dimana organ bernama jantung berada. Dipejamkan matanya. Mencoba meredakan debaran jantungnya.

@@@@@

Heechul melangkah masuk ke restauran hotelnya. Dia ada janji dengan Ryeowook. Dengan mantap dia menuju ke meja tengah ruangan. sedangkan Hangeng melangkah di belakangnya. Rupanya Ryeowook belum datang. Jadi dia dengan santai mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya yang nampak lengang. Hanya ada beberapa tamu yang tengah makan malam.

Heechul agak memiringkan kepalanya saat dia melihat seseorang yang berada di pojok ruangan sendirian. Seperti ada yang menarik, matanya tidak lepas dari sosok itu. Sayangnya dia tidak bisa melihat, karena sosok itu tengah menundukkan wajahnya.

Ada yang aneh dengan dirinya. Karena dia seperti merasakan sebuah kerinduan yang ganjil.

“Heechul-ssi,” suara Hangeng membuyarkan lamunan Heechul. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Hangeng.

“Ne?”

“Setelah hari ini, tidak ada jadwal bukan? Bolehkah aku pulang lebih cepat?”

Heechul mengangguk. “Boleh. Kau ada kencan?”

“Aniya. Aku hanya ingin mencari adik perempuanku.”

“Mencari?”

“Ne. Sebenarnya dia adik angkatku. Kata Mamaku, dia ke Korea beberapa saat setelah aku pergi ke sini. dia diajak seseorang yang dibilang dari masa lalunya. Jadi aku harus mencarinya. Memastikan dia tidak dibawa orang jahat.” Cerita Hangeng.

“Nama adikmu siapa?”

“Kami tidak mengetahui nama aslinya. Dia mengalami amnesia pasca kecelakaan. Jadi kami memberinya nama Han Sia. Tan Han Sia.”

“Baiklah. kau boleh pulang cepat. Dan. Bawalah mobilku.”

“Aniya Heechul-ssi..”

“Jangan menolak. Kau boleh membawa mobil ini sampai kau menemukan adikmu. Araseo?”

“Ne, Heechul-ssi. khamsahamnida.”

Heechul tersenyum. Lalu sudut pandangnya melirik ke arah pojok ruangan tersebut. Dan mendapati ada seorang yeoja yang ada disana. Menutupi pandangan matanya ke arah wajah sosok tersebut.

“Hyung.” Sapa Ryeowook.

“Wookie-ah. Kau sudah datang.”

“Mian, lama menungguku?”

“Aniya.”

“Heechul-ssi, Ryeowook-ssi, saya permisi dulu.” pamit Hangeng.

“Ne. Semoga kau bisa segera menemukan adikmu.”

“Khamsahamnida.”

Ryeowook menatap Heechul agak heran.

“Ada apa dengannya hyung?”

“Oh dia mencari adiknya.” Jawab singkat Heechul.

Ryeowook mengangguk mengerti. “Hyung, kau tahu. Aku merasa ada yang salah denganku.”

“Salah?”

“Kau tahu khan aku mencintai Chloe. Aku memutuskan akan menyembunyikan perasaanku ini.  Tetapi aku merasa tidak sanggup lagi Hyung. Aku terlalu mencintainya.”

“Wookie-ah, bagaimana bisa kau…”

“Aku tahu. Aku salah. Aku sendiri tidak bisa mengatur perasaanku khan.”

Heechul tahu sekali bagaimana perasaan Ryeowook. Karena dia pernah mengalaminya juga. Hanya saja Ryeowook sekarang sudah terlalu terlambat. Kurang dari 3minggu dia akan menikah.

“Aku tidak bisa membantumu Wookie-ah. Namun, aku berharap kau bisa segera memutuskan apa yang akan kau lakukan. Kasihan Cathy. Kasihan Chloe juga.”

“Ne hyung.”

Drrt… drrt… drrt..

Ponsel Heechul bergetar.

Rae Kazuko.

“Yobuseyo.”

“……”

“Arra. Tunggulah aku.”

“Kau akan pergi hyung?”

“Ne. Yeojachinguku tengah menungguku.”

“Baiklah. aku juga harus segera menemui Chloe. Dari kemarin sejak dia siuman, aku tidak bertemu dengannya.”

“Siuman?”

“Dia pingsan waktu aku mendengarkan lagu yang hyung ajarin ke aku.”

“Mwo?”

Ryeowook mengangkat bahunya. Tapi kemudian dia keluar dari restauran tersebut.

Untuk terakhir kalinya, Heechul menoleh ke pojok ruangan. berharap dia bisa melihat wajah sosok itu. Nihil. Dia dan temannya telah pergi. Dan sialnya dia tidak melihatnya. Padahal mejanya berada di tengah ruangan.

~~~~~~~~~

Mencintai menggunakan hati. Dimanapun cintamu bersembunyi. Hati akan menemukannya.

~~~~~~~~~

Jung Soo menghentikan mobilnya di depan KJM Hotel. Sesuai permintaan Sohee. Karena dia mendapat telphone dari Heechul untuk menjemputnya.

Jung Soo merasa iri, betapa perhatiannya Sohee kepada tunangannya. Terkadang Jung Soo merasa lelah atas penolakan dan sikap ketus Sohee. Tapi dia belum mau menyerah. Dia pasti akan merebut perhatian Sohee.

Diliriknya yeoja yang tengah melamun,

“Sohee-ya.” Panggilnya agak ragu. Sohee tersentak, lalu menatap lekat Jung Soo.

“Kau panggil apa?”

“Sohee-ssi.” jung Soo memberikan senyum manisnya, membuat Sohee melengos. Dia langsung mengambil ponselnya.

“Oppa, aku sudah di depan…. Ne, aku tunggu.”

Jung Soo menatap ke pintu depan KJM Hotel. Matanya terbelalak kaget melihat seseorang yang sangat dikenalinya.

“Anak nakal.” Desis Jung Soo lalu membuka pintu mobil.

“Mwo?” Sohee bingung dengan tingkah Jung Soo. Dia menatap sosok Jung Soo yang nampak menghampiri seorang gadis. Mereka nampak berdebat. Sebelum akhirnya yeoja itu bergelayut manja dilengan Jung Soo.

“Apa – apaan itu.” Desis Sohee. Dia nampak kaget dan merasakan sakit dihatinya melihat Jung Soo dan yeoja itu bertingkah mesra.

“Dasar playboy. Menyebalkan. Tukang gombal.” Maki Sohee kesal.

Dia kesal mendapati pemandangan tersebut. Dia berusaha keras menahan air matanya yang mendesak ingin keluar.

Sohee keluar dari mobil saat melihat Heechul. Dia langsung menghampiri Heechul.

“Oppa…” panggilnya manja. tak menghiraukan tatapan tajam Jung Soo. Peduli apa.

“Sohee-ya,” hanya itu jawaban Heechul. Dan terdiam saat Sohee memeluk Heechul. Namun, dia menjadi tersenyum melihat apa yang membuat Sohee begitu. Dia juga bisa melihat pandangan mata cemburu di mata Jung Soo.

Aih, benar – benar aku harus bertindak. Batin Heechul.

“Sohee-ya, waeyo?” Tanya lembut Heechul.

Kali ini yeoja yang ada disebelah Jung Soo yang terkejut.

“Aniya Oppa. hanya merindukanmu saja.” heechul mengangguk.

Dia melepas pelukan Sohee, lalu menggandengnya. Menghampiri Jung Soo yang sudah memperlihatkan wajah tenangnya. Hebat. Namja ini hebat mampu menyembunyikan rasa cemburunya.

“Annyeong Jung Soo-ya. Yeojachingumu?” tanyanya. Sohee mengalihkan pandangannya. dia merasa tidak mau mendengar jawaban itu.

“annyeong Heechul-ssi. sayangnya bukan. Dia yeodongsaeng. Seung Won-ah, kenalkan dirimu.” Ucapnya kepada yeoja itu.

“Annyeong haseyo. Park Seung Won imnida.” Sapanya.

“Annyeong haseyo. Kim Heechul imnida. Dia. Kwon Sohee.” Ucap Heechul. Sohee hanya mengangguk kaku. Sedangkan Seung Won menatap lekat – lekat.

Akhirnya Seung Won bisa melihat secara jelas yeoja bernama Kwon Sohee. Cantik. namun, Seung Won masih tidak setuju kakaknya berpacaran dengan Sohee.

“Heechul-ssi, Sohee-ssi. mianhae. Aku harus mengantarkan adikku pulang. Aku tidak bisa menjalankan tugasku malam ini.”

“Kenapa tidak kita antar saja?” tanya Heechul.

“Aniya. Aku ingin bicara dengan adikku ini.” jungsoo tersenyum.

“Baiklah. kalau begitu kami pulang.”

Jung Soo mengangguk. Lalu sedikit membungkuk. Sohee segera masuk ke dalam mobil. Lalu Heechul segera mengemudikannya.

“Oppa, dia itu Sohee eonnie?” tanya Seung Won tak percaya.

“Ne.”

“Tapi Oppa, siapa namja itu?”

“Tunangannya.”

“Mwo? Tunangan? Oppa jangan bercanda kau.”

“Ani. Aku tidak bercanda.” Seung Won menatap kakaknya. Sedih. Itu yang dirasakannya melihat kakaknya yang nampak patah hati itu.

“Maka itu, berhentilah mencintainya.” Ucap Seung Won.

“Mworago? Seung Won-ah, aku tidak mungkin berhenti mencintainya.”

“Meski itu berarti akan menyakiti hatimu?”

“Benar. Meski itu menyakiti hatiku.”

Seung Won menunduk, mendengar jawaban mantap kakaknya.

@@@@@

“Kau cemburu?”

Pertanyaan Heechul membuat Sohee menoleh ke arahnya. Kaget. Dan gugup. Heechul terkekeh melihatnya.

“Oppa..”

“Sohee-ya, berhentilah menyangkal. Jika kau mencintainya. Jujurlah. Dia juga mencintaimu.”

“Andwe oppa.”

“Wae?”

“Aku takut.” Desis Sohee.

“Takut waeyo?”

“Dia akan meninggalkanku lagi. jadi seperti ini lebih baik oppa. aku tidak akan merasa sakit hati lagi.”

“Kau mencintainya ya, sampai kau takut sakit hati olehnya.”

Sohee tersenyum sendu.

Aku juga mencintaimu oppa. meski tidak sesakit apa yang kurasakan saat aku ditinggalkan Jung Soo. Tapi aku mencintaimu. Ucap Sohee dalam hati.

@@@@@

Yong Rae *ingat ya Yong Rae itu Kazuko* tengah menemani haraboji Sohee mengobrol. Dia nampak begitu perhatian. Membuat Haraboji Sohee senang. Tidak menyadari siapa sebenarnya gadis didepannya. Gadis yang dianggapnya Rae Na. putri tunggal dari sopir Shin.

“Rae-ya.”

“Ne haraboji?”

“Aku senang kau kembali. Kau memberikan kebahagiaan bagi cucu tunggalku Sohee.” Ucap Haraboji. Yong Rae yang mendengarnya jadi tersenyum pahit.

Cucu tunggal?

“Kau sangat mencintai Sohee haraboji?” tanya Yong Rae.

“Kau sangat tahu itu Rae-ya. Sohee adalah jiwaku. Kebahagiaannya adalah kebahagiannku juga. Apapun akan aku berikan untuknya.”

Yong Rae tersenyum. Senyum sinis. Sohee-ssi. kau beruntung sekali mendapatkan kasih sayang haraboji. Tapi itu tidak akan berlangsung lama. Akan aku buat haraboji lebih mencintaiku daripadamu.Akan aku ambil milikmu yang seharusnya juga menjadi milikku.

@@@@@

Hangeng tengah mengendarai mobil milik Heechul. Disampingnya Miyoung tengah duduk diam. Dia memaksa Hangeng agar mengajaknya. Memang, dia ikut Hangeng juga untuk melupakan sakit hatinya diputuskan Zhoumi. Hangeng sich mau – mau saja ditemani Miyoung. Karena dia memang menyukai gadis imut itu.

“Miyoung-ah, kita pulang saja ne? Sudah larut. Aku tidak yakin malam ini bisa menemukan Han Sia.” Ucap Hangeng.

“Oppa. aku malas pulang.” Ucap Miyoung. Hangeng kebingungan.

“Lalu?”

“Kita… ke sungai Han dulu bagaimana?” ajak Miyoung.

“Ne.” Ucap Hangeng.

Miyoung duduk melamun. Udara sangat dingin. Tapi dia memang sedang ingin mendinginkan hatinya yang sakit. Lamunannya terbuyarkan saat didepannya ada sekaleng kopi panas. Dia mendongak. Hangeng tengah menyodorkan minuman itu.

“Minumlah. Jangan sampai kau sakit.”

“Gomawo.”

“Masih merasa sedih?”

Miyoung mengangguk. “Aku sudah lama bersama Zhoumi Oppa. aku sangat mencintainya.”

“Lupakan dia Miyoung-ah.”

“Mwo? Apa maksudmu oppa?”

“Lupakan dia. carilah cinta yang baru.”

“Tapi…”

“Ada aku.”

Ucapan Hangeng membuat Miyoung menatap Hangeng dengan perasaan menentu.

“Joahaeyo. Aku menyukaimu. Sangat menyukaimu. Berpacaranlah denganku. Akan aku buat kau melupakan Zhoumi dan selalu bahagia.” Ucap Hangeng.

Miyoung merasa pikirannya menjadi blank. Dia tidak mampu berpikir. Mencerna setiap ucapan Hangeng yang membuatnya shock itu. Beberapa waktu berlalu, sebelum akhirnya Miyoung menjawab dengan susah payah.

“Baiklah. ayo kita pacaran.” Ucap Miyoung serak. Membuat Hangeng tak percaya dengan pendengarannya saat itu.

@@@@@

Ryeowook menemukan Han Sia yang duduk membaca buku. Dia agak ragu mendekati Han Sia.

“Rae-ya.” Panggilnya pelan. Han Sia mendongak.

“Ne, Wookie-ah?”

“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”

“Ne?”

“Aku tahu kau belum ingat sepenuhnya. Tapi aku ingin memberitahumu. Kau itu sahabatku. Sahabat terbaikku. Tapi selain itu, kita berdua memiliki sahabat juga. Namanya Cathy. Kita selalu bertiga. Dan, akhirnya kemudian aku memutuskan berpacaran dengan Cathy. Dan bertunangan dengannya. Sebentar lagi kami akan menikah.” Ucap Ryeowook pelan.

Sahabat. Tunangan.

Kata itu berputar dalam kepala Han Sia. Kilasan – kilasan singkat memenuhi otak Han Sia. Memaksanya untuk mengingat.

Seorang yeoja yang memelas kepadanya. Namja yang sangat tampan. Samar. Samar sekali bayangan itu. Tapi dia mampu merasakannya. Kesadarannya hampir hilang, namun dia masih mampu menangkap ucapan terakhir Ryeowook.

“………..tapi sesungguhnya aku mencintaimu. Saranghaeyo Kang Yong Rae.”

Brukkkk…

“Eh?”

Ryeowook kembali panik. Melihat Han Sia kembali pingsan. Dia langsung membopong Han Sia ke ranjangnya.

“Apa kau mencoba mengingat masa lalu Chloe? Mianhaeyo… seharusnya aku tidak mengucapkannya. Seharusnya aku….” racau Ryeowook. Kepanikannya menghilangkan akal sehatnya. Namun, sesaat kemudian dia langsung menelphone dokter yang menangani Han Sia beberapa waktu lalu.

@@@@@

Choi Siwon nampak serius. Dia membolak balik map yang berisi beberapa informasi. Beberapa waktu terakhir dia gunakan untuk mencari bukti – bukti dimana keberadaan Shin Rae Na berada. Dan Kang Yong Rae yang sebenarnya. Tapi sepertinya buntu.

Tidak ada bukti yang menunjukkan Shin Rae Na hidup. Oke. Dia menghilang. Itu lebih tepatnya. Bahkan jenazah pun tidak ditemukan.

Pesawat yang dinaiki Shin Rae Na 5tahun lalu, hancur. Tidak ada penumpang yang selamat. Memang ada beberapa jenasah yang tidak diketahui identitasnya. Namun, tidak ada yang berciri sama dengan Rae Na.

Siwon memukul kepalanya dengan kesal. Dia juga tidak banyak mengetahui tentang diri Kang Yong Rae atau Kazuko Saruwatari. Karena, sejak kecil dia tinggal di Paris. Dan kedua orang tuanya yang sudah meninggal itu adalah keluarga yang dia punyai.

“Jagiya,, apa yang kau pikirkan?” suara Ririn membuat Siwon melepaskan pandangannya dari map – map itu.

“Aku, masih belum menemukan titik terang keberadaan Shin Rae Na.” desah Siwon. Ririn menatapnya lembut. Dia tahu betapa kerasnya Siwon berusaha mencari bukti – bukti, sekecil apapun itu.

“Minumlah dulu. kau jangan terlalu memikirkan hal ini. aku yakin kau pasti akan berhasil.” Ririn mengangsurkan segelas cappucino kesukaan Siwon.

“Gomawo Jagi.” Hanya itu yang diucapkan Siwon. Lalu keduanya diam dalam pikiran masing – masing. Siwon menyesap cappucino buatan Ririn, namun pikirannya masih tertuju ke dokumen – dokumen dalam map tersebut.

Keheningan yang tercipta diantara keduanya terpecahkan oleh kegaduhan dari si kembar yang baru pulang sekolah.

“Ya~ bisa tidak kalian ini lebih kalem? Berisik sekali kalian ini.” bentak Ririn.

“Ah, mianhae eonnie. soalnya kami mau ke rumah Kibum Oppa.”

“Kibum?”

“Eonnie lupa ya? Ah Eonnie pasti lupa. Kibum Oppa yang teman kecil eonnie sebelum eonnie ikut eomma. Setelah kepergian eonnie, Kibum oppa pindah rumah ke dekat rumah keluarga Kwon. Mereka bertetangga. Ah Eonnie, aku khan sudah pernah bercerita, kalau Kibum Oppa pernah diperebutkan Sohee eonnie dan Rae Na eonnie.” ucap Miyoung.

Siwon tersedak.

“Jagi kau kenapa?”

“Aniyo. Miyoung-ah, bisakah kau mengajakku ke rumah Kibum?”

Meski bingung Miyoung akhirnya mengangguk juga.

“Tapi aku tidak ikut ya. Aku ada janji.” Ucap Changmin.

“Shim Changmin, kau harus ikut. Jika tidak kuadukan kau pada Appa.”

Changmin mendesah. Menyerah pada ancaman Miyoung. Changmin memang selalu kalah kepada noonanya dan juga kembarannya.

@@@@@

Siwon menelusuri ruangan rumah mewah ini. rumah keluarga Kim.

Keluarga Kim dan keluarga Kwon bertetangga. Sedangkan keluarga Shim bekerja di keluarga Kwon. Meski kemudian appa Ririn bekerja di KJM Hotel yang notabene adalah milik keluarga Kim yang tinggal di London.

Oh bukan, bukan keluarga yang sama. Hanya marga yang sama. Keluarga Kim Kibum, cukup dekat dengan keluarga Shim. karena kedua kepala keluarga adalah sahabat lama.

Meski keadaan ekonomi mereka jauh berbeda. Persahabatan tidak memandang hal tersebut bukan?

“Hyung.” Suara Changmin membuyarkan lamunan Siwon. Dia menatap namja yang dipanggil  hyung oleh Changmin. Lelaki yang banyak senyum.

“Annyeong haseyo. Choi Siwon imnida.” Sapa Siwon.

“Kim Kibum imnida. Kau kekasih Ririn?” tanyanya langsung. Membuat wajah Ririn memerah.

“Ne.”

“Kata Miyoung kau ingin bertemu dan berbicara denganku. Waeyo?”

“Bolehkah. Aku bertanya tentang Shin Rae Na?”

Wajah Kibum berubah murung.

“Apa yang ingin kau tanyakan.” Agak dingin. Itu yang dirasakan Siwon pada nada suara Kibum.

“Kau tahu.. dia mengalami kecelakaan dan..”

“Aku sudah tahu.” Potong Kibum. “Aku mengetahuinya dari Sohee. Dan aku yakin dia bukan Rae Na sahabatku.”

Yang ada di sana nampak terkejut.

“Bagaimana kau bisa berkata begitu? Kau belum bertemu dengannya bukan?”

“Karena aku tahu dia tidak ke Jepang.”

“Mwo?”

“Dia membatalkan kepergiannya ke Jepang. Sesaat sebelum pesawatnya take off. Dia menukar tiketnya dengan seseorang yang akan ke China.”

“Maksudmu.. dia ke China?”

“Ne.”

“Lalu.. kenapa kau tidak memberitahunya? Maksudku, memberitahu Sohee. Tolong berikan alamatnya di China kepadaku.”

Kibum menunduk.

“Aku sudah berjanji. Tidak memberitahukan kepada siapapun keberadaannya di China. Lagipula…”

“Lagipula?”

“Kau cari di seluruh pelosok negeri China pun tak akan bertemu.”

“Apa maksudmu. Kau bilang dia pergi ke China.”

“Pesawat ke China, yang dia naiki. Mengalami kecelakaan juga. Sebagian besar penumpangnya meninggal. Dan dia salah satunya. Jasadnya tidak bisa dikenali. Aku memang tidak sempat mengeceknya, karena sudah keburu dikubur. tapi dokter yang menangani jenasahnya menyerahkan gelang itu kepadaku. Gelang yang dipakai jenasah itu. Aku yakin karena gelang itu adalah gelang pemberianku. ”

@@@@@

Siwon tidak tahu apa yang harus dikatakannya kepada Heechul. Dia masih belum memberitahukan semuanya kepada Heechul. Meski Heechul sudah bilang meski Rae Na sudah meninggal, dia harus tahu. Tapi tetap saja dia merasa berat memberitahukannya.

Dia harus ke China. Membawa jenasah Rae Na ke Korea. itu yang harus dia lakukan. Barulah dia memberitahukannya kepada Heechul.

@@@@@

Heechul tengah makan malam bersama Yong Rae. Mereka menikmatinya. Dilihatnya Yong Rae yang nampak cantik sekali. sudah tidak canggung. Bahkan dia bisa melihat bagaimana Yeoja itu memilih gaun yang berkelas. Seleranya tidak kalah dengan Sohee.

“Sayang, kau melamun?” suara lembut Yong Rae, makin membuat Heechul merasa aneh. Seperti dibuat – buat.

“Aku, menggagumi kecantikanmu.” Jawab Heechul. Pipi Yong Rae bersemu merah.

“Gomawo.”

“Aku mau menyanyikanmu sebuah lagu.”

“Benarkah?”

Heechul mengangguk. Dia langsung menuju panggung kecil yang ada piano. Dia langsung menekan tuts – tuts piano.

Nege orsu obsur gorago ijen gurorsu obdago

jebal guman harago narur dalleji

jongmar ijoborigo shipho dashin borsu obdamyon

narur jabgo inun noui modungor

nega ugo shiphurte mada non narur uroborige mandunika

onugod hanado naui tudero non har su obge mandunungor

niga urgo shiphur te mada nan irohge munojyo borigo manika

amuri ijuryogo erursodo ijur su obge hanika

Jongmar ijoborigo shipho dashin borsu obdamyon

narur jabgo inun noui modungor

nega ugo shiphurte mada non narur uroborige mandunika

onugod hanado naui tudero non har su obge mandunungor

niga bogo shiphur te mada nan irohge munojyo borigo manika

amuri ijuryogo erursodo ijur su obge hanika

Dan hansaramur saranghanunge ithorog himdun irinjur nan jongmar mollasso

Nega ugo shiphurte mada non narur uroborige mandunika

onugod hanado naui tudero non har su obge mandunungor

niga bogo shiphur te mada nan irohge munojyo borigo manika

amuri ijuryogo erursodo ijur su obge hanika

^from beginning until Now – ryu -^

Yong Rae menatap penampilan Heechul dengan hati yang agak pilu. Dia merasa bersalah.

Heechul sangat mencintai Shin Rae Na. dan aku tega membohonginya. Tapi ini harus aku lakukan demi kedua orangtuaku di surga. Mianhae Heechul. Aku pasti akan menebus kesalahanku ini setelah dendamku, tercapai.

TBC